Pages

Jumat, Juli 20, 2012

Sukhoi Mengakui Kehebatan Pesawat Buatan Indonesia

JAKARTA-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (PT DI) mengajukan desain pesawat untuk perusahaan penerbangan Sukhoi. Rencananya pengajuan desain tersebut telah diberikan kepada pihak Sukhoi pada awal tahun.

"Kita lagi mengajukan penawaran untuk mereka, gambara awal tahun ini, mereka melakuka test flight perkenalan karyawan kami juga ikut karena telat,"ujar Direktur Utama PT DI Budi Santoso, di Kementerian BUMN, Kamis (19/7/2012).

Menurut Budi Santoso, kalau pihak Sukhoi tertarik dengan model-model pesawat buatan Indonesia.  Sukhoi mengakui kehebatan pesawat buatan Indonesia dari contoh Airbus.

"Mereka percaya Indonesia berepa jenis pesawat kita punya keunggulan. Mereka tahunya dari Airbus. Jadi kalau kita tidak mengirim ke mereka ya pesawat mereka nggak jadi,"ungkap Budi Santoso.

Budi Santoso menjelaskan, untuk membangun satu komponen pesawat pihak Sukhoi memerlukan waktu satu sampai dua pesawat bikin toolingnya. Untuk peralatannya, Budi mengatakan, produksinya perlu satu sampai dua tahun karena beda dengan bikin kapal. 
 
"Biasanya kita buat perlu satu sampai dua tahun. Kalau sukhoi, perlu 40 sampai 60 pesawat dalam setahun, bagian belakangnya pesawat, ekornya pesawat, mudah-mudahan bisa jalan,"papar Budi Santoso.


Sumber : TribunNews

Kunjungan Pangab Kerajaan Thailand Di Mako Denjaka

JAKARTA-(IDB) : Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) M. Alfan Baharudin yang diwakili Kepala Staf Korps Marinir Brigadir Jenderal TNI (Mar) A. Faridz Washington menerima kunjungan Kehormatan Panglima Angkatan Bersenjata (Pangab) Kerajaan Thailand Jenderal Tanasak Patimapragorn di Mako Denjaka, Jakarta Selatan, Rabu (18/7)

Kunjungan Chief of Defence Forces Royal Thai Armed Forces (CDF RTAF) Jenderal Tanasak Patimapragorn di Mako Denjaka merupakan rangkaian kegiatan dari acara kunjungannya ke Markas Besar TNI Cilangkap yang diterima Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, sekaligus dalam rangka perkenalan sebagai Pangab Kerajaan Thailand yang baru menggantikan Jenderal Songkitti Jaggabatara.


Kegiatan diawali dengan penerimaan panglima RTAF dan rombongan oleh Kaskormar di Balai prajurit Detasemen Jalamangkara (Denjaka), kemudian dilanjutkan foto bersama. Setelah itu rombongan berkesempatan menyaksikan demonstrasi kemampuan dan ketrampilan para prajurit Denjaka antara lain demo menembak sniper, selam tempur, fast rope dari helikopter, Close quarters combat (CQC) di simulasi oil rigs, Pendaki serbu (Dakibu) dan serangan kilat.


Usai kunjungan di Mako Denjaka, rombongan melaksanakan tour facility serta menyaksikan demo menembak reaksi dan sniper di lapangan tembak Jusman Puger Kesatrian Marinir Cilandak. Rangkaian kegiatan di akhiri dengan ramah tamah.


Hadir dalam acara tersebut Komandan Denjaka dan para Asisten dijajaran Korps Marinir. 


Sumber : Kormar

TNI AU Kirim 4 Penerbang Training C-295 Ke Airbush Spanyol

SEVILLA-(IDB) : Empat penerbang TNI Angkatan Udara dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma, diantaranya Letkol Pnb Elistar Silaen Komandan Skadron Udara 2 Lanud Halim, Mayor Pnb Destianto, Mayor Pnb Trinanda dan Kapten Pnb  Reza Fahlifie saat ini berada di Air Bus Military,   Sevilla, Spanyol untuk menjalani Training dengan menggunakan pesawat C-295 selama kurang lebih tiga Bulan dari Bulan Juli sampai September 2012. 

Selain Penerbang TNI Angkatan Udara dua penerbang Test Pilot dari PT Dirgantara Indonesia (DI) Ester Gayatri saleh dan Novirsta Mafriando Rusli serta satu Flight Test Engineer Heru Riadhi Soenardi juga melakukan training dengan menggunakan pesawat C-295 di Air Bus Military, Sevilla, spanyol.

Pesawat C-295 buatan Air Bus Military yang bekerja sama dengan PT DI direncanakan akan memperkuat jajaran TNI Angkatan Udara di Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma menggantikan operasional pesawat F-27 yang belum lama dinyatakan tidak boleh terbang lagi oleh Pemerintah.


Sumber : Poskota

China Tuding AS Kacaukan Stabilitas Kawasan

BEIJING-(IDB) : Pejabat militer China melaporkan, negaranya siap memodernisasi senjata nuklirnya untuk merespons rencana Amerika Serikat (AS) yang ingin membangun sistem pertahanan misil Eropa. China juga memandang rencana AS sebagai tindakan yang mengacaukan stabilitas kawasan.

"Senjata itu mengacaukan stabilitas. Kami juga harus membangun kekuatan untuk menangkal setiap ancaman," ujar Mayor Jenderal Zhu Chenghu, Kamis (19/7). Zhu sempat melontarkan komentar yang cukup kontroversial pada 2005 silam tentang nuklir. Zhu mengatakan bahwa China harus menggunakan senjata nuklirnya bila AS mengintervensi konflik Taiwan.


Selama ini, Negeri Paman Sam menghabiskan dana 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp 94 triliun untuk membangun, menguji coba, dan mengerahkan perisai misil itu. AS juga membangun senjata penghancur misil di kapal tempur yang dikerahkan ke Timur Tengah dan Asia-Pasifik. Senjata yang serupa juga dapat ditemukan di wilayah Alaska dan California.


Menurut AS, perisai misil Eropa akan dikerahkan dalam 4 tahap hingga tahun 2020. Hal itu ditujukan untuk mewaspadai serangan misil dari Iran.


Senada dengan China, Rusia memandang keberadaan senjata pertahanan itu menjadi ancaman Rusia. Negeri Beruang Merah menilai, sistem pertahanan misil itu lambat laun akan berkembang menjadi sebuah senjata yang sanggup menghancurkan fasilitas nuklir Rusia.


Mei lalu, Rusia menguji coba misil balistik baru miliknya di pangkalan peluncuran antariksa Kosmodrom Plesetsk, yang terletak di bagian selatan Arkhangelsk. Uji coba senjata mematikan itu dilakukan oleh Rusia di tengah adanya kebuntuan dialog antara Rusia dan AS, terkait isu sistem pertahanan misil Eropa. Saat ini, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sudah mulai mengaktifkan beberapa bagian dalam sistem pertahanan misil itu.


Kepala Staf Militer Rusia Jendral Nikolay Makarov, menegaskan, negaranya siap melakukan serangan untuk menghancurkan sistem pertahanan misil Eropa, bila AS menolak untuk melanjutkan perundingan.


"Sistem pertahanan misil yang dibentuk oleh AS akan menciptakan instabilitas di kawasan. Tidak menutup kemungkinan, kami akan melakukan serangan ke instalasi misil itu bila masalah ini kian mengalami kebuntuan," ujarnya. 


Sumber : SuaraKarya

TNI AL Dan RAN Adakan Pertemuan Di Sydney Bahas Kerjasama Militer

SYDNEY-(IDB) : TNI Angkatan Laut dan AL Australia (Royal Australian Navy/RAN) berunding di Sydney, Australia membahas sejumlah agenda kerja sama.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama (TNI) Untung Surapati, di Jakarta, Kamis (19/7) menjelaskan, pertemuan tersebut merupakan Navy to Navy talk.

"Delegasi TNI AL dipimpin Asisten Operasi (Asops) KSAL, Laksamana Muda (Laksda) TNI Didit Herdiawan. Dari perundingan serupa telah disepakati berbagai kerja sama TNI AL dengan RAN, antara lain Patroli Terkoordinasi (Patkor) Ausindo, latihan bersama Ex New Horizon, serta kerja sama lainnya dibidang pendidikan personel Angkatan Laut kedua negara, seperti pertukaran siswa di pendidikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal)," kata Untung Surapati memaparkan.

Selain Navy to Navy Talk (NTNT), TNI AL telah melaksanakan berbagai kerja sama dengan RAN, antara lain Indonesia-Australia Defence Strategic Dialogue (IADSD) yang terakhir dilaksanakan pada Juli 2010 yang lalu, di Jakarta.

"Hubungan TNI AL dengan RAN sendiri selama ini mencerminkan, dan meningkatkan pengertian dan kepercayaan (mutual understanding and confidence) antara Angkatan Laut kedua negara," ujar Untung Surapati. Ia menambahkan, nantinya akan berguna dalam meningkatkan interaksi kedua Angkatan Laut di masa depan.

Dalam lawatan selama empat hari tersebut, delegasi TNI AL mengunjungi berbagai Instalasi RAN, di antaranya berkunjung ke The Australian Defence College di Weston Creek, Canberra, dan HMAS Watson yang merupakan Sekolah Pelatihan Radar Angkatan Laut Australia sejak 14 Maret 1945.

"Saat ini, HMAS Watson menjadi tempat pelatihan pembentukan prajurit laut RAN yang utama dengan slogan, to fight and win at sea," ucap Untung Surapati. 


Sumber : Kompas

PT. DI Dan Merpati Tandatangani MoU Pembelian 20 Pesawat CN 212

JAKARTA-(IDB) : PT Merpati Nusantara Airlines (MNA)memesan 20 unit pesawat jenis CN 212 kepada PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dengan harga per unit berkisar 6-7 juta dolar AS.

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) jual beli dilakukan antara Dirut PT DI Budi Santoso dan Dirut Merpati Rudi Setyoputro yang disaksikan Menteri BUMN Dahlan Iskan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (19/7/2012).

"Dari 20 unit yang dipesan Merpati itu, sebanyak 4-5 unit pesawat akan diserahkan pada tahun ini juga (2012), selebihnya diserahkan bertahap pada tahun-tahun berikutnya," kata Budi Santoso.

"Kerja sama ini merupakan langkah awal dan kembangkitan kembali kedua perusahaan, sebagai perwujudan dari sinergi di antara BUMN," ujar Budi Santoso.

Sementara itu, Dirut Merpati Rudi Setyoputro mengatakan, pengadaan pesawat dengan pola sewa beli leasing purchase) tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi pada kegiatan operasional Merpati secara berkesinambungan.

Ia menjelaskan, dengan penambahan pesawat tersebut maka jumlah pesawat Merpati akan menjadi sekitar 50 unit dari saat ini sebanyak 30 unit pesawat. "Kami proyeksikan penambahan 20 unit pesawat baru akan memberi kontribusi paling tidak 20 persen terhadap total pendapatan," ucapnya.


Sumber : Seruu

U.K. To Order First Production F-35 for Training

LONDON-(IDB) : Britain is to order a fourth F-35B short-takeoff and vertical-landing (STOVL) fighter next year from builder Lockheed Martin. The aircraft will be the first production-standard F-35 destined for the training fleet, rather than the test and evaluation role being undertaken by the first three aircraft ordered by the British.

Defence Secretary Philip Hammond made the order announcement during the handover of the first of the aircraft at a ceremony at the U.S. contractor’s Fort Worth plant in Texas on July 19. The initial three aircraft were purchased at a cost of nearly 300 million pounds ($469.2 million) for test and evaluation, but the fourth will be used to give front-line pilots their first taste of training on the F-35.

The second evaluation aircraft will be delivered next month and the third is scheduled for handover in early 2013. The latest order will see the fourth aircraft delivered in the 2015-2016 time frame.

The British, the only full-scale international partner in the development of the Joint Strike Fighter, become the first country outside the United States to take delivery of an aircraft.

The fighter will be jointly operated by the Royal Navy and the Royal Air Force.

Hammond recently said that although no final decision had been made, the RAF jets were likely to be based at Marham, Norfolk, starting in 2018. Flight trials from the Royal Navy’s new Queen Elizabeth-class carrier will commence at about the same time.

The handover and new order follows a period of near farce when the British government managed two U-turns in quick succession on the variant of the F-35 it intended to operate.

An initial, long-standing decision to go for the B STOVL variant was overturned in favor of the C conventional carrier version, only for the Conservative-led coalition government to change its mind again a few months later when it became apparent that the cost of modifying the aircraft carriers now being built would be prohibitive.

The British have declined to give any information on aircraft order numbers ahead of the next strategic defense and security review, scheduled for 2015.


Source : DN

Israel Completes $1B Jet Trainer Deal

TEL AVIV-(IDB) : Israel has finalized its $1 billion deal to purchase 30 Alenia Aermacchi M-346 jet trainers to replace its A-4 Skyhawks, with the first delivery expected in mid-2014, Alenia Aermacchi said in a statement July 19.

The deal, which covers aircraft, engines, maintenance, logistics, simulators and training, is worth $600 million to the Italian firm, which is a unit of Finmeccanica.

Israel’s selection of the M-346, which has already been purchased by Italy and Singapore, was announced in February, but was followed by complex negotiations over a compensation package involving Italian purchases of Israeli technology.

In its statement, Finmeccanica referred to the Italian purchase of two Conformal Airborne Early Warning aircraft for the Italian Air Force, suggesting Italy has committed to buying two Israeli Gulfstream AEW aircraft as part of the compensation for the M-346 buy.

Finmeccanica unit Selex Elsag has been awarded a $41 million contract through Israel’s Elta Systems for the supply of “NATO-standard subsystems for communications, tactical links and identification” for the two aircraft. The firm has also been contracted to supply the “identification, communications and computer systems for flight control” of the 30 M-346 aircraft, Finmeccanica said.

Announcing the M-346 deal, Finmeccanica also said that Italy would acquire a high-resolution optical military satellite for Earth observation called OPTSAT-3000, built by Israel Aerospace Industries/MBT Space Division.

Italian satellite services company Telespazio, which is controlled by Finmeccanica, will act as prime contractor in the deal, and has signed a $200 million euro ($245.4 million) contract with the Italian Ministry of Defense. Telespazio will provide the entire system, including ground segment, launch services, placement in orbit and operational and logistical activities. Delivery of the satellite is planned in 2015.


Source : DN

Kemhan Terima Siswa Nigerian Institute for Security Studies (NSIS)

JAKARTA-(IDB) : Direktorat Jenderal Strategi Pertahanan (Ditjen Strahan) Kemhan menerima kunjungan delegasi Nigeria yang merupakan siswa Nigerian Institute for Security Studies (NSIS), di kantor Kemhan Jakarta, Rabu (18/7). 

Empat belas anggota delegasi NSIS yang dipimpin Musa Baba diterima Direktur Kerjasama Internasional (Dirkersin) Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Jan Pieter Ate, M.Bus. Adapun maksud kunjungan siswa NSIS ke Kemhan, dalam rangka melakukan study tour sebagai salah satu syarat dalam memenuhi kurikulum pelajaran. 

Pada kesempatan tersebut ditampilkan paparan mengenai Indonesia Defence’s Policy yang dilanjutkan dengan diskusi dan diakhiri dengan tanya jawab. Dalam sambutannya saat membuka pertemuan, Dirkersin menjelaskan mengenai profil Indonesia secara umum, postur Kemhan dan TNI, industri pertahanan, Peace Keeping Operation (PKO) serta Minimum Essential Force (MEF). 


Sumber : DMC