Pages

Kamis, Juli 12, 2012

TNI AL & US Navy Akan Latihan Tempur Bersama Lagi

BENOA-(IDB) : Kedatangan kapal perang milik Angkatan Laut Amerika Serikat, US Navy USS BENFOLD, Kamis (12/7/2012) di Pelabuhan Benoa, Bali ternyata bukan kunjungan biasa.

Danlanal Denpasar I Wayan Suarjaya mengatakan selama berada di Bali, pasukan US Navy yang diangkut kapal perang USS Benfold akan melakukan latihan bersama dengan TNI AL.

"Materi latihan bersama tersebut mencakup manuver taktis, sistem komunikasi serta prosedur penyelamatan lainnya," jelasnya.

Dalam latihan bersama tersebut TNI AL akan menyertakan KRI Hasan Basri dan KRI Uling dengan harapan pengalaman dan profesionalisme para pajurit TNI AL semakin meningkat dan berkualitas.


Sumber : Inilah

Kapal Perang Amerika Sandar Di Benoa Bali

BENOA-(IDB) : Kapal Perang milik Angkatan Laut Amerika Serikat, US Navy USS BENFOLD, Kamis (12/7/2012) pagi tiba di Pelabuhan Benoa, Bali.

Menurut Kapten Kapal Adrian Jansen, kedatangan kapal perang milik AS yang berangkat langsung dari San Diego Amerika ke Bali ini merupakan rangkaian kunjungan ke kawasan Asia Tenggara. Jansen mengatakan kapal canggih ini hanya singgah di Hawaii untuk mengisi bahan bakar sebelum berangkat langsung menuju Bali.

"Keberadaan kami di Indonesia hanya di Bali saja. Kami tidak akan pergi ke wilayah lain di Indonesia. Kami berada di Bali selama 4 hari dan setelah itu akan pulang untuk operasi yang lain yang belum kami ketahui," ungkap Jansen.

Selama berada di Bali mereka akan melakukan kunjungan ke sejumlah obyek wisata, beraudiensi dengan walikota Denpasar atau pejabat terkait lainnya. Selain itu, para pesonil akan melakukan latihan bersama dengan pasukan TNI AL yang ada di Denpasar. Operasi tersebut akan dilakukan selama 6 bulan tetapi bukan hanya di perairan Indonesia. "Kami tidak akan beroperasi di wilayah perairan Indonesia lainnya karena hanya datang ke Bali," tegasnya.

Kapal perang AS dengan panjang 54 meter dengan bobot sekitar 8900 ton itu menurut Jansen membawa 280 personil angkatan laut Amerika dan 35 orang merupakan perwira dan sisanya adalah tentara pelaut atau prajurit. Kapal perang AS tersebut dilengkapi dengan peralatan canggih seperti rudal anti pesawat, rudal anti kapal selam, dan rudal anti kapal perang serta sejumlah alat pendeteksi lainnya.


Sumber : Inilah

Presiden : Ancaman Terhadap Negara Semakin Kompleks

MAGELANG-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, tantangan dan ancaman terhadap negara saat ini sangat kompleks, sehingga perlu diantisipasi oleh para perwira TNI dan Polri.

"Tantangan negara saat ini tidak ringan dan semakin kompleks," kata Yudhoyono saat menyampaikan amanat dalam pelantikan perwira di Akademi Militer, Magelang, Kamis.

Menurut Presiden, tantangan pertahanan dan keamanan bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain mulai munculnya aktor-aktor bukan negara yang berpotensi sebagai ancaman.

Selain itu, konflik antarnegara di kawasan tertentu juga berpotensi menggangu stabilitas nasional.

Kemudian, peningkatan kemampuan belanja militer negara-negara tetangga juga memiliki arti tersendiri.

"Hal itu telah mengubah konstelasi militer di kawasan," kata Yudhoyono.

Menurut dia, negara-negara Asia Tenggara mulai bergeliat untuk memperbaiki dan meningkatkan belanja militer. Hal itu berdampak pada peningkatan kualitas dan kuantitas alat utama sistem persenjataan mereka.

"Di Indonesia juga sedang terjadi hal yang sama," katanya.

Yudhoyono menegaskan, Indonesia akan terus meningkatkan kemampuan belanja militer sehingga bisa mempertahankan keutuhan NKRI.

Kepala Negara berpesan kepada para perwira untuk terus meningkatkan kemampuan, sehingga bisa berkompetisi dan berbuat yang terbaik untuk negara.

Sebanyak 836 Taruna Akademi TNI (Akmil, AAL dan AAU) serta Taruna Akpol telah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat IV dan dilantik menjadi perwira.

Setelah dilantik, mereka menjadi perwira TNI berpangkat Letnan Dua (Letda) dan perwira Polri berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda). Mereka kemudian akan disebar dan ditugaskan di seluruh Indonesia.

Perwira Jangan Jadi Generasi " Video Games "

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta para calon perwira remaja tidak menjadi generasi "video games" yang asik dengan diri sendiri tanpa kepekaan terhadap lingkungan sekitar.

"Jangan kalian menjadi generasi video games," kata Yudhoyono saat memberikan pembekalan kepada Calon Perwira Remaja (CAPAJA) Akademi TNI dan Polri Tahun 2012 di Akademi Militer, Magelang, Rabu malam.

Presiden menggunakan istilah generasi "video games" tidak hanya merujuk pada kecenderungan anak muda untuk bermain dengan dunia virtual, melainkan juga merujuk pada perilaku pemuda pada umumnya yang cenderung antisosial.

Menurut Yudhoyono, generasi "video games" pada umumnya tidak peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Hal itu berbahaya bila terjadi di kalangan perwira.

Seorang perwira dituntut untuk selalu waspada dengan kenyataan sosial. Hal itu diperlukan untuk membangun kesadaran dan kebersamaan.

Namun demikian, katanya, hal itu tidak berarti seorang perwira harus mengabaikan kemajuan teknologi.

Teknologi informasi dan komunikasi tetap harus dikuasai untuk menjawab tantangan masa depan.

"Teknologi penting, informasi penting, tapi yang memenangkan pertempuran adalah mentalitas," kata Yudhoyono.

Pada pembekalan tersebut, Yudhoyono juga meminta para calon perwira untuk menjaga idealisme, berbuat yg terbaik dalam tugas, membangun keunggulan dan daya saing, menjaga etika profesional.

Kemudian bermental tangguh, percaya diri, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Presiden berbicara di hadapan 836 Taruna Akademi TNI (Akmil, AAL dan AAU) serta Taruna Akpol Tingkat IV. Mereka telah menyelesaikan pendidikan dan menjadi calon perwira remaja.

Pada Kamis pagi, Yudhoyono akan melantik mereka menjadi perwira TNI berpangkat Letnan Dua (Letda) dan perwira Polri berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda). 


Sumber : Antara

Presiden Yudhoyono Lantik 836 Perwira

MAGELANG-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik 836 taruna Akademi Militer, Akademi Angkatan Udara, Akademi Angkatan Laut, dan Akademi Kepolisian menjadi perwira TNI dan perwira Polri.

Upacara pelantikan Prasetya Perwira yang dilaksanakan di komplek Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah, Kamis pagi, dihadiri sejumlah menteri dan perwira tinggi TNI/Polri.

Presiden menjadi Inspektur Upacara pada acara pelantikan taruna yang telah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat IV itu.

Setelah dilantik, mereka akan menjadi perwira TNI berpangkat Letnan Dua (Letda) dan perwira Polri berpangkat Inspektur Dua Polisi (Ipda). Mereka selanjutnya akan ditugaskan di berbagai wilayah Indonesia.


Sumber : Antara

Berita Foto : Variant Baru Panser Anoa 20mm Pindad...???

BANDUNG-(IDB) : Tanpa banyak gembar-gembor, PT.Pindad ternyata telah mengeluarkan Spesies Baru ANOA. 

Tidak lagi menyandang kanon besar, Anoa spesies baru ini mengusung Kanon kaliber 20mm. Menurut Production Manager Special Vehicle Division PT.Pindad, Yadi Kussuryadi, ranpur ini berjenis IFV (Infantry Fighting Vehicle). "Ranpur ini didesain untuk mengantisipasi kebutuhan Batalyon Infantri Mekanis", demikian jelas Yadi.

Dengan demikian, Panser Kanon 90mm nantinya dikonsentrasikan untuk Batalyon Kavaleri, sementara Panser Kanon 20mm untuk batalyon Infanteri Mekanis. 

Selain mengusung senjata utama kaliber 20mm, Ranpur ini juga mampu menyandang senapan mesin sedang kaliber 7,62mm. Seperti halnya IFV, Ranpur ini juga mampu mengusung 5 orang, yang terdiri dari 3 kru Ranpur dan 2 personel pasukan.


Source : Kaskus

Komitmen Revitalisasi Industri Alutsita Harus Diikat Dengan UU

JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I bidang Pertahanan DPR RI Susaningtyas Kertopati, mengatakan, untuk memajukan industri pertahanan dalam negeri, tidak bisa berjalan sendiri tanpa diikat Undang-Undang.

Karena itu RUU Industri Pertahanan yang tengah dibahas harus memasukkan klausul itu.


"Ke depan harus ada UU industri pertahanan, yang mengikat agar pelaksanaannya stabil dan tidak terpengaruh dengan perubahan sistem politik dan kepemimpinan negara," kata Susaningtyas, di Jakarta, Rabu.


Menurut dia,
political support bagi industri pertahanan merupakan hal penting, karena tanpa itu industri pertahanan hanya sebuah 'khayalan tekhnologi' saja.

Dukungan pemerintah, parlemen dan masyarakat harus terintegrasi dalam struktur kebijakan yang dapat dimplementasikan dengan baik, kata politisi Partai Hanura itu.


"Seperti di Spanyol, mereka serius melakukan riset untuk pengembangan teknologi dan negara mendukungnya," ujarnya yang sempat berkunjung untuk studi banding ke sana.


Spanyol juga menggodok metode jual belinya sedemikian, memberikan keuntungan bagi negara tanpa mengurangi kepercayaan pihak pembeli.


Saat ini pemerintah sedang gencar membeli produk alat utama sistem senjata (alutsista) dari sejumlah negara, seperti tank berat (Main Battle Tank/BMT) Leopard dari Jerman, pesawat tempur Sukhoi dari Rusia, dan pemerintah juga menerima hibah pesawat angkut Hercules dari Australia.


Nuning sapaan Susaningtyas berharap pembelian itu diikuti dengan transfer teknologi (ToT) yang jelas, dimana hanya bisa efektif jika diatur dalam UU, sehingga nantinya dipatuhi oleh pemerintah dan DPR.


Ia menambahkan, tanpa ada pengaturan yang jelas, pemerintah bisa dianggap memiliki dualisme pembangunan, dimana di satu sisi berjuang mewujudkan kemandirian alutsista dalam negeri dengan memberdayakan industri pertahanan, tetapi di sisi lain terus memesan produk alutsista luar negeri.


"Jangan sampai alutsista didominasi dengan barang impor. Perlu ada ketentuan yang mengikat dalam UU dan dijalankan oleh semua pihak, sehingga indutsri pertahanan tidak terintervensi oleh kepentingan politik," tutur Nuning.


Sumber : BeritaSatu

Presiden SBY Benjanji Modernisasi Alutsista Jalan Terus

MAGELANG-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan akan tetap melakukan pengembangan dan modernisasi alutsista. Ia berjanji pengembangannya akan dilakukan secara berkesinambungan.
 
"Apakah kebijakan kita untuk mengembangkan alutsista akan terus berlanjut? Ya, akan terus berlanjut," katanya, Rabu malam (11/7).

Hal tersebut disampaikannya saat memberikan pembekalan kepada para Calon Perwira Remaja di gedung A.H Nasution, Kompleks Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah.

Ia mengatakan Indonesia sudah lama tidak memodernisasi dan pembangunan kekuatan yang seharusnya dimiliki setiap negara. Menurutnya, hal tersebut bukan merupakan kesalahan masa lalu, tetapi lebih karena faktor ekonomi Indonesia yang belum mampu melakukan modernisasi.

"Bukan karena kesalahan masa lalu, tapi karena ekonomi kita belum mampu. Karena krisis membuat kita harus lebih mengutamakan kesejahteraan rakyat," katanya.

Sekarang dinilainya sebagai saat yang tepat untuk melakukan modernisasi alutsista tak lain untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI. Indonesia, lanjutnya, memerlukan minimum essensiaal force yang bisa menjalankan tugas operasional di masa damai dan perang.

Menurutnya, dalam lima tahun belakangan, sudah terjadi banyak perubahan untuk alutsista tanah air. Ia pun meminta agar jajaran pimpinan TNI-Polri dan menteri terkait tetap menjalankan program yang dirancang dengan tetap melihat batas kemampuan negara untuk itu. 

"Apa kita mau tentara kita kurang modern? Bahkan dari negara tetangga saja kita kalah. Tentara kita harus kuat, bukan untuk berperang tapi menjaga keutuhan dan kedaulatan," katanya.


Sumber : Republika

Rusia Siapkan Open Agreement Pertahanan Dengan Indonesia

MOSCOW-(IDB) : Rusia menyatakan siap melanjutkan kerja sama militer dengan Indonesia. Wakil Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergey G. Tolchenov mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan perjanjian (open agreement) untuk menjadi dasar hukum melanjutkan kerjasama militer.

"Tahun ini atau tahun depan kami merencanakan pertukaran prajurit, termasuk di tingkat Kementerian Pertahanan untuk mempelajari tentang roket dan sistem navigasi," kata Tolchenov saat bertandang ke kantor Tempo, Selasa, 10 Juli 2012.

Ia mengatakan kerja sama militer dengan Indonesia sudah berlangsung sejak tahun lalu. Beberapa kapal tempur Rusia mampir di Makassar dan Surabaya untuk menggelar latihan bersama dan latihan khusus untuk menghadapi teroris. Selain itu mereka juga mengadakan latihan navigasi laut dan transmisi radio. "Kami harap kerja sama ini akan terus berlanjut karena hubungan baik sudah kita bina bahkan sejak tahun 1950," kata Sergey.

Hal tersebut diakui oleh Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigadir Jenderal Hartind Asrin. Menurut Hartind pembicaraan tersebut baru dimulai, namun belum sampai tahap penandatangan perjanjian. "Sudah ada arah pembicaraan ke sana, namun baru di tahap political will," kata Hartind saat dihubungi Rabu, 11 Juli 2012.

Kementerian Pertahanan berharap kerja sama dengan Rusia bisa dilakukan dalam bidang penerbangan, terutama di bidang navigasi dan perawatan. "Karena kita kan menggunakan pesawat Rusia (Sukhoi), jadi kerjasamanya pun harus sesuai dengan kebutuhan alutsista kita," katanya.

Sementara itu latihan bersama angkatan perang negeri di utara benua Eropa itu dipandang belum mendesak. Indonesia lebih mengutamakan latihan bersama angkatan perang negara tetangga karena terkait penjagaan keamanan regional. "Kalau dengan negara yang (jaraknya) jauh hanya untuk menjaga hubungan baik saja," kata Hartind.

Menurut dia, Rusia bukanlah satu-satunya negara yang berminat menjalin kerja sama militer dengan Indonesia. Australia, Amerika, Serikat, China, dan Kanada pun berminat pada Indonesia. "Indonesia ini ibarat gadis cantik yang sedang diperebutkan," katanya.

Pasalnya perekonomian Indonesia yang tetap berkembang di tengah krisis membuat negara asing berminat bekerja sama dengan Indonesia. Pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3 persen pada semester pertama 2012 disinyalir membuat RI semakin menarik. "Ekonomi kita diperkirakan masuk peringkat sepuluh besar dunia pada 2015, jadi banyak yang mendekati," katanya. Kinerja ekonomi, kata Hartind, berdampak langsung pada hubungan militer dengan negara lain. 


Sumber : Tempo

KASAL Pakistan Berkunjung Ke Mako Marinir

JAKARTA-(IDB) : Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin yang diwakili Kepala Staf Korps Marinir Brigjen TNI (Mar) A. Farid Washington menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Pakistan Laksamana M. Asif Sandila, Ni (M) di Mako Korps Marinir, Jl. Prapatan 40 Jakarta Pusat, Selasa (10/7)

Pada Kunjungan kehormatan Kasal Pakistan Laksamana M. Asif Sandila, Ni (M), yang didampingi oleh Kepala Dinas Pengamanan Angkatan Laut Laksamana Pertama (Laksma) TNI Adam Suwardi P, dan Athan Indonesia untuk Pakistan Kolonel Zeni Gamal N. P, dalam rangka untuk menjalin serta mempererat hubungan kerja sama antara Korps Marinir TNI Angkatan Laut dengan Angkatan Laut Pakistan.


Turut hadir pada kegiatan tersebut Asintel Dankormar Kolonel Marinir Suaf Yanu Hardani, Aslog Dankormar Kolonel Marinir Yuliandar TD serta Dandenma Mako Kormar Letkol Marinir Andi Rahmat M.


Sumber : Kormar