JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan (Kemhan) memastikan membeli tank berat (main battle tank/MBT) Leopard dari Jerman sebanyak 100 unit untuk modernisasi alat utama sistem senjata Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD), padahal sempat berencana membelinya dari Belanda.
"Kita telah putuskan membeli tank Leopard dari Jerman dengan pertimbangan memperoleh kepastian waktu dan target dari volume peralatan militer yang kita perlukan," kata Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Rencana pembelian MBT Leopard dari Belanda, menurut dia, dihentikan dan difokuskan kepada proses pengadaan pembelian tank yang berasal dari Jerman, sehingga dapat berjalan lancar.
Ia menjelaskan, pertimbangan pembelian MBT Leopard dari Belanda tidak diteruskan karena pihak Belanda tidak berikan kepastian jawaban waktu pengadaan.
Sjafrie menjelaskan, alokasi anggaran untuk pembelian 100 unit MBT Leopard senilai 280 juta dolar AS dengan sistem pinjaman luar negeri, sesuai aturan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) maupun Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Saat ini, lanjut dia, proses dilakukan secara akselerasi dan pararel sehingga dalam waktu satu minggu akan segera memperoleh sejumlah kepastian dari aspek pengadaan dan pembiayaan.
Hal itu mengikuti aspek pengawasan yang dilaksanakan oleh tim pencegahan dan penyimpangan pengadaan barang dan jasa dengan melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan (LKTP) Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertahanan (Itjen Kemhan), serta Markas Besar (Mabes) TNI dan angkatan, katanya.
"Jumlah yang diinginkan dalam pengadaan tank ini sekitar 100 unit. Kita inginkan 15 unit sudah di berada Indonesia pada Oktober 2012," demikian Sjafrie Sjamsoeddin.
"Kita telah putuskan membeli tank Leopard dari Jerman dengan pertimbangan memperoleh kepastian waktu dan target dari volume peralatan militer yang kita perlukan," kata Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin kepada wartawan di Jakarta, Senin.
Rencana pembelian MBT Leopard dari Belanda, menurut dia, dihentikan dan difokuskan kepada proses pengadaan pembelian tank yang berasal dari Jerman, sehingga dapat berjalan lancar.
Ia menjelaskan, pertimbangan pembelian MBT Leopard dari Belanda tidak diteruskan karena pihak Belanda tidak berikan kepastian jawaban waktu pengadaan.
Sjafrie menjelaskan, alokasi anggaran untuk pembelian 100 unit MBT Leopard senilai 280 juta dolar AS dengan sistem pinjaman luar negeri, sesuai aturan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) maupun Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Saat ini, lanjut dia, proses dilakukan secara akselerasi dan pararel sehingga dalam waktu satu minggu akan segera memperoleh sejumlah kepastian dari aspek pengadaan dan pembiayaan.
Hal itu mengikuti aspek pengawasan yang dilaksanakan oleh tim pencegahan dan penyimpangan pengadaan barang dan jasa dengan melibatkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan (LKTP) Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertahanan (Itjen Kemhan), serta Markas Besar (Mabes) TNI dan angkatan, katanya.
"Jumlah yang diinginkan dalam pengadaan tank ini sekitar 100 unit. Kita inginkan 15 unit sudah di berada Indonesia pada Oktober 2012," demikian Sjafrie Sjamsoeddin.
Sumber : Antara