Pages

Jumat, Juni 29, 2012

China Berminat Bantu Amankan Selat Malaka

BEIJING-(IDB) : Pemerintah China berminat membantu pengamanan di Selat Malaka dengan peningkatan kemampuan angkatan laut tiga negara pantai wilayah jalur niaga tersebut.

Minat tersebut telah disampaikan kepada tiga negara pantai di Selat Malaka, termasuk Indonesia, demikian kata Atase Pertahanan Kedubes RI di China Kolonel (Lek) Surya Margono di Beijing hari ini.

Ketika dikonfirmasi ANTARA, dia mengatakan, bentuk bantuan pengamanan di Selat Malaka lebih kepada bantuan peningkatan daya mampu angkatan laut tiga negara pantai di Selat Malaka, yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Surya menambahkan, China dapat memberikan bantuan berupa kapal patroli dan radar.

"Bisa juga berupa bantuan satelit yang menginformasikan setiap perkembangan situasi dan kondisi di Selat Malaka kepada pihak pengamanan tiga negara pantai dan Thailand di Selat Malaka, khususnya Indonesia," kata dia.

Namun, hingga kini minat China untuk membantu pengamanan di Selat Malaka belum dibahas lebih lanjut.

"Yang jelas, tiga negara pantai yakni Indonesia, Malaysia, dan Singapura tidak akan mengizinkan kehadiran kekuatan militer lain di Selat Malaka. Jika ada negara yang ingin membantu pengamanan di Selat Malaka, hendaknya berupa bantuan peralatan seperti kapal dan radar," ujarnya.

Selat Malaka merupakan jalur niaga terpadat di dunia dengan negara pengguna intensif seperti Australia, China, Jerman, India, Jepang, Norwegia, Panama, Korea Selatan, Inggris, dan Amerika Serikat.

Untuk mengamankan Selat Malaka Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand sebagai penanggung jawab keamanan wilayah perairan itu telah membangun kerja sama dalam bentuk patroli terkoordinasi atau Mallaca Strait Security Patrol (MSSP).

"MSSP mempertegas posisi keempat negara pantai sebagai penanggungjawab keamanan Selat Malaka. Sedangkan negara pengguna seperti China dan pemangku kepentingan lain di Selat Malaka dapat berpartisipasi dalam memberikan bantuan peralatan dengan tetap menghormati prinsip kedaulatan tiga negara pantai dan Thailand," demikian Surya. 


Sumber : Antara

Indonesia Perlu Kembangkan Strategi Budaya Baru

BANDUNG-(IDB) : Melihat perkembangan geopolitik di Asia Pasifik, Indonesia perlu membangun strategi budaya baru (new strategic culture). Dengan cara itu, Indonesia akan selalu siap untuk menjadi bagian dari solusi damai di kawasan, bukan menjadi bagian dari masalah.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan hal ini dalam pembekalannya kepada siswa Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, Sesko Angkatan, dan Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri di Gedung Soedirman, Markas Komando Sekolah Calon Perwira (Mako Secapa) TNI Angkatan Darat, Hegarmanah, Bandung Jumat (29/6) pukul 09.00 WIB. Pembekalan Presiden ini berjudul
Perkembangan Geopolitik di Asia Pasifik Abad 21 dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia.

"Dengan
new strategic culture kita betul-betul bisa membangun perdamaian yang kokoh dan berkelanjutan di kawasan ini," kata Presiden SBY.

Untuk mendukung hal itu Indonesia perlu terus membangun apa yang disebut dengan
confidence building measures. Tindakan yang perlu dilakukan, antara lain, dengan meningkatkan postur pertahanan. "Kita membangun postur yang disebut dengan minimum essential force yang transparan kita lakukan dan kita juga menjaga terus melakukan confidence bulinding measures. Ini juga salah satu cara kita untuk mencegah ketidakpercayaan (mistrust) di antara kita semua," SBY menjelaskan.

Presiden SBY juga mengedepankan pentingnya diplomasi yang semakin konstruktif. Indonesia sendiri terus mengembangkan kemitraan yang komprehensif dengan negara-negara sahabat yang dalam 8 tahun terakhir mencapai lebih dari 10 negara.


Akhirnya, lanjut Presiden, semua tindakan ini untuk menuju dan membangun sebuah kerja sama geopolitik yang baru
(a new geopolitic of cooperation. "Mari kita perluas kerja sama yang bersifat win-win, kemudian mari kita kurangi rivalitas yang mengarah kepada zero-sum," SBY menambahkan.


Sumber : PresidenRI

Paskhas AU Latihan Bersama US Air Force

JAKARTA-(IDB) : Batalyon 461 Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara terjun dari ketinggian 15.000 feet dalam latihan bersama antara TNI AU dan US Air Force dengan nama Cope West 2012.
 
Latihan digelar di lapangan terbang Jakarta Aeromodelling Club, Dirgantara III, Lanud Halim Perdanakusuma, Jumat (29/6/2012).

Latihan terjun dengan teknik HAHO (High Altitude High Opening) ini didukung oleh pesawat Hercules A-1317 dengan kapten pilot Eko Sudjatmiko yang juga menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 31 Wing I Lanud Halim Perdanakusuma.

Wakil Komandan Batalyon 461 Paskhas AU Mayor Kutoyo sebagai Koordinator Paskhas dalam latihan ini, mengatakan, teknik penerjunan dengan HAHO ini sangat jarang dilakukan kecuali dalam misi khusus seperti infiltrasi ke wilayah musuh.

"Terbang tinggi agar tidak mudah terdeteksi musuh. Teknisnya, pada saat loncat dari badan pesawat , langsung menarik tali parasut, dan pada saat mendarat segera berlari ke area yang aman dengan jarak dua puluh kilometer," kata Mayor Pasukan Kutoyo.

Lebih lanjut dikatakan, infiltrasi ini dilakukan dengan tujuan utama menyiapkan daerah dropping zone. Penerjunan ini dilakukan oleh tiga belas personel Paskhas dari Batalyon 461 yang berkedudukan di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma.

Dari pihak USAF, Jump Master yang ikut menyiapkan pasukan adalah Master Sgt J. Gaona dan Master Sgt Sean Flynn.

Agenda kegiatan latihan hari ini salah satunya adalah terbang statik oleh pesawat Hercules dari USAF yang melaksanakan dropping personel di daerah Gorda Banten Serang.

Diakhiri dengan penerbangan USAF C-130s dengan misi CDS (Container Delivery System) Dropping.


Sumber : Tribunnews

Perdana, JAT Tampil Di Luar Negeri

BANGKOK-(IDB) : Tim Aerobatik Jupiter dari TNI AU untuk pertama kalinya akan tampil di arena kedirgantaraan di luar negeri. Mereka akan beraksi dalam perayaan 100 tahun penerbangan Thailand, di Bangkok, 2 Juli 2012.

Tim telah tiba di Bandara Dong Muang, Bangkok, Selasa (26/6/2012). Rombongan yang berjumlah 65 orang tersebut berada di bawah Mission Commander Komandan Wingdik Terbang Kolonel Pnb M Khairil Lubis.

Tim Jupiter terdiri dari 12 instruktur penerbang TNI AU dari Pangkalan Udara Adisutjipto di bawah pimpinan Flight Leader Letkol Pnb Dedy Susanto. Tim didampingi Team Supervisor Kolonel Pnb Anang Nurhadi.

Personel pendukung Tim Jupiter adalah para teknisi pesawat KT-1B dari Skadik 102 dan Skatek 043 Lanud Adisutjipto.

Dalam perayaan 100 tahun penerbangan Thailand di Bangkok, Angkatan Udara Thailand (Royal Thai Air Force/RTAF) mengadakan kegiatan kedirgantaraan berupa Aerospace Exhibition, dengan pameran kedirgantaraan berupa static show dan air show.

Tim Aerobatik Jupiter adalah tim aerobatik luar negeri pertama yang diundang hadir dalam perayaan tersebut. Di sisi lain, kesempatan itu menjadi penampilan pertama kali Jupiter di luar negeri. 


Sumber : Kompas

Jerman Pensiunkan Seluruh Armada F-4 Tahun Depan

WITTMUND-(IDB) : Angkatan Udara Jerman berencana memensiunkan seluruh armada pesawat tempur F-4 Phantom yang masih tersisa pada pertengahan tahun 2013. Secara bertahap, pesawat tempur tua tersebut terus diganti dengan pesawat Eurofighter Typhoon yang baru.

Demikian diungkapkan majalah pertahanan IHS Jane's Defence Weekly (JDW) edisi 20 Juni 2012.

Wing Tempur (Jagdgeschwader/JG) 71 "Richthofen" AU Jerman, yang berpangkalan di Wittmund, adalah kesatuan terakhir yang masih mengandalkan armada F-4. Hingga Mei lalu, JG-71 masih mengoperasikan 21 unit varian F-4F ICE (Improved Combat Efficiency) Phantom II untuk menjalankan peran reaksi cepat menangkal ancaman di kawasan utara Jerman.

Dalam beberapa bulan sampai akhir tahun ini, jumlah Phantom tersebut akan diturunkan menjadi hanya 14 atau 16 unit dengan 10 awak. Jumlah itu akan terus dipangkas sampai dijadwalkan pada 30 Juni 2013, empat Phantom terakhir akan diterbangkan ke tempat penyimpanan dan pembongkaran di Jever, dekat Wittmund.

Selanjutnya, peran Phantom di JG-71 akan langsung digantikan Typhoon pada 1 Juli 2013.

Phantom mulai dioperasikan AU Jerman sejak 1973 dan di puncak kejayaannya pernah melengkapi empat wing tempur dengan fungsi utama menjalankan misi serangan darat dan pertahanan udara. 


Sumber : Kompas

Boeing And Embraer Sign Agreement to Collaborate on KC-390 Program

DT-(IDB) : The Boeing Company and Embraer today announced an agreement to collaborate on the KC-390 aircraft program. Under this agreement, Boeing and Embraer will share some specific technical knowledge and evaluate markets where they may join their sales efforts for medium-lift military transport opportunities.

“Boeing has extensive experience in military transport and air refueling aircraft, as well as deep knowledge of potential markets for the KC-390, especially those which were not considered in our original marketing plan,” said Luiz Carlos Aguiar, president and CEO of Embraer Defesa e Segurança. “This agreement will strengthen the KC-390′s prominent position in the global military transport market.”

The KC-390 collaboration is part of a broader agreement that Boeing and Embraer signed in April. The companies previously announced that they are exploring ways to cooperate in commercial airplane efficiency and safety, research and technology, and sustainable aviation biofuels. Boeing and Embraer will conduct a joint market assessment for the medium-lift military transport market and analyze business collaboration models. The market assessment includes potential customers that had not been considered in the initial market prospects for the KC-390.

“Embraer is a leading global innovator and we both understand the value of working in partnership to provide high-quality, affordable customer solutions,” said Dennis Muilenburg, president and CEO of Boeing Defense, Space & Security. “This collaboration matches Boeing’s proven excellence in military transport with Embraer’s KC-390 accomplishments to further advance this highly capable and efficient medium-lift aircraft.”

The KC-390 is a Brazilian Air Force project for which Embraer signed the development contract in April 2009. It is the biggest aircraft to be manufactured by the Brazilian aerospace industry and will set new standards in the medium-lift market in terms of performance, cargo capacity, flexibility, and life cycle costs.

Boeing has had a strong and enduring partnership with Brazil for 80 years, delivering the first F4B-4 fighters to the Brazilian government in 1932 and providing commercial airplanes to Brazilian airlines since 1960. Boeing opened its office in São Paulo in October.

Embraer S.A. is the world’s largest manufacturer of commercial jets up to 120 seats, and one of Brazil’s leading exporters. Embraer’s headquarters are located in São José dos Campos, São Paulo, and it has offices, industrial operations and customer service facilities in Brazil, China, France, Portugal, Singapore, and the U.S. On March 31, 2012, Embraer had a workforce of 17,629 employees — not counting the employees of its partially owned subsidiaries — and its firm order backlog totaled USD$14.7 billion.

Headquartered in Chicago, Illinois, USA, Boeing is the world’s largest aerospace company and leading manufacturer of commercial jetliners and military aircraft combined. Additionally, Boeing designs and manufactures rotorcraft, electronic and defense systems, missiles, satellites, launch vehicles and advanced information and communication systems.


Source : Defencetalk

India Akan Pasang Perisai Anti-Rudal di Delhi dan Mumbai

NEW DELHI-(IDB) : India akan segera menyebarkan perisai pertahanan anti-peluru kendali di New Delhi dan Mumbai pada tahap pertama. Demikian disampaikan sumber-sumber pertahanan, Minggu.

"Perisai ini akan dapat mencegat dan menghancurkan setiap peluru kendali yang memasuki wilayah udara dari negara-negara musuh hingga jarak 2.000 kilometer. Ibu kota India dan Mumbai adalah dua kota yang akan mendapatkan perisai ini pada tahap pertama. Organisasi Riset Pertahanan dan Pembangunan menilai dua kota tersebut rentan terhadap serangan peluru kendali dari luar," kata mereka.

Menurut sumber tersebut, Komite Kabinet tentang Keamanan India akan segera memberikan persetujuan akhir, sebelum perisai ditempatkan di dua kota.

Tahap kedua, tambah sumber itu, adalah kota-kota lain seperti Kolkata di India timur dan Bangaluru di India selatan, serta Chennai untuk mendapatkan perisai pertahanan anti-rudal.

India sebelumnya berhasil menguji perisai pertahanan anti-peluru kendali dan berencana untuk meningkatkan jangkauan hingga 5.000 kilometer pada 2016. 


Sumber : Kompas