Pages

Jumat, Juni 22, 2012

Koarmatim Gelar Latihan SAR Kapal Selam

SURABAYA-(IDB) : Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) akan menggelar Latihan Search and Rescue (SAR) kapal selam tahun 2012, dalam waktu dekat. Acara dibuka oleh Kepala Staf Armatim (Kasarmatim) Laksamana Pertama TNI Darwanto, S.H, M.A.P., bertempat di Gedung Pusat Latihan Kapal Perang (Puslat Kaprang) Kolat Koarmatim Ujung Surabaya, Kamis (21/06).

Hadir dalam upacara pembukaan itu, Komandan Komando Pendidikan Operasi Laut (Dankodikopsla) Laksamana Pertama TNI Achmad Hadirat, Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmatim Kolonel Laut (P) Jeffry Staley Sanggel, S.H., Kepala Potensi SAR Surabaya Gatot Ibnu Wibisono, S.E serta para prajurit yang terlibat dalam latihan tersebut.

Pada kesempatan itu Kasarmatim membacakan amanat Asiten Operasi (Asops) Kasal Laksamana Muda TNI Hari Bowo, M.Sc, diantaranya mengatakan, sesuai dengan UU RI No. 34 tahun 2004 pasal 7 ayat 2 dikatakan bahwa salah satu tugas pokok TNI adalah melaksanakan operasi militer selain perang yaitu diantaranya membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan atau SAR.

Dengan adanya tugas tersebut, maka kesiapsiagaan unsur-unsur TNI AL dalam melaksanakan tugasnya memberikan pertolongan terhadap terjadinya kecelakaan di laut sangat diperlukan. Hal tersebut tidak dapat dilaksanakan sendiri, akan tetapi harus berkordinasi dengan Badan Sar Nasional yang bertanggung jawab dalam penyedian jasa SAR melalui penyelenggaraan operasi SAR.

“Dalam rangka upaya meningkatkan kemampuan unsur-unsur SAR TNI AL dalam menyelenggarakan pencarian dan penyelamatan, khususnya SAR kapal selam di lingkungan TNI AL, Kormatim sebagai Komando Utama Operasional mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan latihan SAR kapal selam,”kata Asops Kasal.

Sasaran yang diharapkan dari latihan SAR kapal selam tahun 2012 ini, adalah untuk meningkatkan kemampuan unsur Koarmatim dalam melaksanakan tugas pencarian dan penyelamatan kapal selam yang mengalami kedaruratan di laut, tersusunnya rencana operasi dan prosedur pencarian dan penyelamatan kapal selam dan terujinya kemampuan seluruh personel kapal selam dalam melaksanakan penyelamatan diri Free Escape.

Latihan ini dilaksanakan melalui beberapa tahap yaitu latihan taktis dan teknis dengan pasukan dan gladi posko dan gladi lapangan. Materi yang akan dikembangkan adalah kemampuan mengaplikasikan dan mengembangkan doktrin dan prosedur pencarian serta penyelamatan kapal selam sesuai buku petunjuk pelaksanaan SAR serta aplikasi SAR di Laut yang melibatkan unsur-unsur atas air, Dinas Penyelamatan Bawah Air, dan udara dalam kegiatan pencarian dan penyelamatan kapal selam.

Daerah tempat latihan meliputi Puslat Kaprang Kolat Koarmatim, Pangkalan Surabaya dan Pantai Pasir Putih, Situbondo Jawa Timur. Waktu latihan selama 20 hari mulai tanggal 21 Juni sampai  tanggal 10 Juli 2012. Melibatkan 4 kapal perang terdiri dari tiga kapal atas air yaitu KRI Diponegoro-365, KRI Pulau Rupat-712, KRI Pandrong-801 dan satu kapal selam yaitu KRI Cakra-401.

Latihan SAR kapal selam tahun2012 ini, melibatkan 377 personel dari Satuan Kapal Selam (Satsel), Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair), Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmatim, Diskes Koarmatim, pesawat udara, Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) Surabaya, Lembaga Kesehatan Kelautan (Lakesla) serta Kantor SAR Surabaya.

Sementara itu Kasarmatim menambahkan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan unsur operasional Koarmatim dalam melaksanakan tugas pencarian dan penyelamatan kapal selam yang mengalami kegawat daruratan di laut. “Latihan SAR kapal selam tahun 2012 merupakan kegiatan yang digelar petama kalinya di jajaran TNI Angkatan Laut”, kata Kasarmatim.


Sumber : Koarmatim

CN-295 Pengganti Skuadron Fokker TNI AU

JAKARTA-(IDB) : Meski usianya tergolong tua, pesawat Fokker 27 TNI Angkatan Udara (AU) yang jatuh di kawasan Halim Perdanakusumah Jakarta, kemarin, diklaim m`sih layak terbang. Bahkan, pesawat buatan Belanda ini tak pernah absen dari perawatan rutin.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi dalam jumpa pers di kediaman resmi Wakil Presiden (Wapres) Boediono Jalan Diponegoro Jakarta tadi malam. ”Pesawat yang jatuh telah menjalani perawatan sesuai dengan jadwal dan pemeriksaan terakhir pada 1–15 Juni,” kata Dede Rusamsi.


Sesi keterangan pers tadi malam dibuka oleh Wapres Boediono. Turut hadir Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Sekjen Kemenhan Marsma Eris Heryanto,dan Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul. Di tempat terpisah,Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin menambahkan, pesawat Fokker 27 ini diproduksi tahun 1975 dan dipakai oleh TNI AU sejak 1976.

Pesawat jenis transpor ini memang sudah termasuk tua, tetapi sebenarnya dalam kondisi yang masih terawat. ”Pesawat Fokker 27 yang saat ini ada enam unit sudah direncanakan diganti dan sedang dalam proses pengadaan dengan pesawat CN295. Kalau tidak ada hambatan sebagian penggantinya akan datang nanti pada bulan Oktober 2012,”tuturnya. Kasubdispenum Dispenau Kolonel Agung Sasongkojati menuturkan, pesawat yang jatuh ini baru menempuh 14.936 jam terbang.

”Segitu itu belum lama,” kata Kasubdispenum Dispenau Kolonel (Pnb) Agung Sasongkojati. Menurut Agung, pesawat ini akan segera digantikan CN295. ”Kalau Fokker itu pesawat keluaran 70-an,CN295 yang buatan PT DI (PT Dirgantara Indonesia) ini keluaran terbaru,” tuturnya. Kedua pesawat itu selain beda dari sisi usia,dari segi ukuran juga lain.Fokker yang lebih miripCN235lebihkecil. CN295sendiri merupakan pengembangan CN235 yang memiliki ukuran empat meter lebih panjang.

Setelah CN295 jadi dan mengisi Skuadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusumah, maka besar kemungkinan Fokker 27 akan dipensiunkan alias grounded. ”Mungkin ya karena mengoperasikan pesawat tua itu mahal. Pilih pesawat baru,”urainya. Pesawat CN295 tersebut diproduksi PT DI bekerja sama dengan Airbus Military Spanyol. Pada tahap awal PT DI akan memproduksi sembilan pesawat CN295 untuk memenuhi pesanan TNI AU dengan nilai kontrak USD325 juta.

Pesanan tersebut diharapkan rampung pada semester pertama 2014. Pesawat Fokker ini pernah terlibat dalam berbagai operasi militer TNI.”Masih ada satu lusin (Fokker di Skuadron Udara 2),” kata Kapentak Lanud Halim Perdanakusumah Mayor (Sus) Gerardus Maliti. Sementara itu,Wapres Boediono menyampaikan belasungkawa mendalam kepada seluruh korban yang wafat akibat kecelakaan pesawat Fokker 27 TNI AU.

”Saya atasnamapribadi dan pemerintah menyampaikan belasungkawa atas kejadian ini dan kepada keluarga yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan,” kataWapres. Menurut Wapres,Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang saat ini sedang berada di luar negeri sudah mengetahui peristiwa tersebut. Presiden SBY juga telah memberi sejumlah petunjuk kepada pejabat terkait. ”Pada saat ini tim dari Markas Besar TNI AU sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan,”kataWapres.

Di tempat terpisah, Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengaku prihatin dengan tragedi pesawat. Karena itu, kata dia,pihak TNI AU bekerja sama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) diharapkan bisa mengusut sebab-musabab kecelakaan tersebut. ‘’Yang juga penting pihak Mabes TNI harus memastikan ganti rugi rumahrumah penduduk dan warga yang menjadi korban kecelakaan tersebut,”paparnya. 


Sumber : Sindo

Sisa Skuadron Fokker TNI AU Kemungkinan Akan Di Grounded

JAKARTA-(IDB) : Indonesia memiliki delapan buah pesawat Fokker 27, tiga di antaranya telah jatuh, termasuk yang terjadi di Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis (21/6), dan kini tinggal menyisakan lima.

Pemerintah pun akan mengevaluasi keberadaan lima pesawat pabrikan Belanda tahun pembuatan 1977 itu apakah masih akan dioperasikan atau di-
grounded
(tidak boleh terbang).

"Apakah pesawat Fokker akan diperpanjang atau tidak itu akan dievaluasi," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Hartind Asrin saat dihubungi, Jumat (22/6).

"Yang pasti jenis pesawat ini (Fokker) tidak akan didatangkan lagi dan diganti dengan CN 295. CN dipilih karena memiliki teknologi modern dan kita ingin menuju kemandirian alutsista (alat utama sistem senjata) itu buatan dalam negeri. Sehingga dalam kerja sama, juga ada transfer teknologi antara Airbus Military Spanyol dan PT DI (Dirgantara Indonesia)."

Ia menambahkan evaluasi terhadap lima pesawat Fokker tersisa dibutuhkan agar tidak ada lagi korban jiwa dari pasukan TNI maupun sipil. Pasalnya, sumber daya manusia (SDM) merupakan aset berharga yang penting dilindungi dan menjadi prioritas utama.

Hartind juga berharap semua pihak mendukung rencana strategis (renstra) TNI untuk meningkatkan alutsista, baik itu mengganti, meremajakan, dan menambah yang baru. Karena minimnya alutsista memiliki dampak yang sangat besar, baik dalam skala nasional hingga pasukan TNI itu sendiri.

Peningkatan alutsista kadang terhambat di Dewan Perwakilan Rakyat. Semua yang telah disusun dalam renstra menjadi molor dan terhambat. Anggaran alutsista, lanjut Hartind, semestinya tidak menjadi alasan karena disesuaikan dengan ekonomi negara.

“Di parlemen kadang-kadang prosesnya lama. Padahal sudah ada blue print perencanaan 2010-2014, misalnya mau beli alutsista apa, pesawat, senjata, tank, dan lain-lain. Semua sudah disusun terstruktur dan terencana. DPR boleh kritis tapi jangan menghambat pembangunan renstra alutsista TNI," ujarnya.

Ia pun mencontohkan renstra 2005-2009 yang cuma tercapai 50 persen akibat kendala birokrasi, DPR, dan lainnya. Semua elemen, kata dia, seharusnya memiliki semangat dan tujuan yang sama untuk mendukung akselerasi pengadaan alutsista.

Sumber : MediaIndonesia

Menhan RI terima Dubes Turki

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (20/6) menerima kunjungan Duta Besar Turki untuk Indonesia H.E Zekeriya Akcam, di kantor Kemhan Jakarta.

Dalam pertemuan singkat tersebut Menhan didampingi Dirkersin Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Jan Pieter Ate, Kapusada Baranahan Kemhan Marsma TNI Asep Sumaruddin, M.Sc, Kapuskom Publik Brigjen TNI Hartind Asrin dan Karo TU Brigjen TNI Drs. Herry Noorwanto, M.A.

Maksud kunjungan Dubes Turki kepada Menhan kali ini selain untuk melanjutkan beberapa proyek kerjasama yang sedang berjalan diantara kedua negara, juga untuk menjajaki kemungkinan kerjasama di bidang industri pertahanan.


Sumber : Kemhan