Pages

Kamis, Juni 21, 2012

DPR Berkukuh Industri Pertahanan Masuk Dalam Komposisi KKIP

JAKARTA-(IDB) : DPR berkukuh agar industri pertahanan dapat dimasukkan dalam Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) secara aktif. Sehingga industri ini dapat berperan aktif memproduksi dan memodernisasi alutsista TNI. 

"Komisi I bersikeras agar PT Pindad, PT DI, PT PAL dan pdrusahaan industri pertahanan lainnya dapat diikutsertakan secara aktif dalam KKIP," kata anggota Komisi I DPR Hayono Isman usai rapat pembahasan RUU Industri Pertahanan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/6).

Komisi I berharap keberadaan para industri pertahanan tak sekadar jadi pelengkap dalam KKIP. Kalangan industri harus jadi peserta aktif yang terlibat dan masuk dalam keanggotaan KKIP. Setiap kali KKIP menentukan kebijakan strategis terkait alutsista, aspirasi industri harus ditampung. 

Pemerintah setuju dengan usulan ini. Dalam struktur KKIP akhirnya disepakati bahwa Presiden akan bertindak sebagai Ketua KKIP. Sedangkan ketua hariannya adalah Menteri Pertahanan. Kemudian, Meneg BUMN menjadi wakilnya. 

Dalam pembahasan RUU ini disepakati pula tentang jumlah permodalan bagi perusahaan industri pertahanan. Perdebatan yang sempat mengemuka adalah soal seberapa besar modal perusahaan untuk bisa masuk jajaran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang pertahanan. Meskipun bahasan ini masuk domain pertahanan, ketentuannya tak boleh bertentangan dengan UU tentang BUMN.

Kesepakatannya, kata Hayono, "Apabila modal pemerintah mencapai 51 persen, maka perusahaan itu dinyatakan sebagai BUMN."


Sumber : Jurnamen 

Kapal Patroli TNI AL Lanal Denpasar Masih Layak Pakai

DEN PASAR-(IDB) : Armada peralatan perang berupa kapal milik Pangkalan TNI AL Denpasar  yang digunakan untuk patroli di wilayah perairan Bali masih layak.

"Kapal yang digunakan untuk patroli rutin di perairan wilayah Pulau Dewata, kemampuannya masih memadai," kata  Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar, Kolonel Laut (P) I Wayan Suarjaya, Selasa.

Dia mengatakan, begitu juga dengan umur dari peralatan atau perlengkapan perang tersebut masih wajar. Namun, tambah Suarjaya, apabila ada kegiatan yang skala besar atau internasional, pihaknya meminta bantuan dari Armada Timur (Armatim) TNI AL untuk mengirimkan kapal.

"Kapal tersebut akan membantu melakukan patroli dan mengamankan wilayah perairan Bali," ujarnya.

Suarjaya menjelaskan, namun patroli yang dilakukan oleh kapal dari Armatim sifatnya terbatas, tidak seluruh wilayah Pulau Dewata.


Sumber : Antara

TNI Rutin Pantau Perairan Perbatasan Indonesia Malaysia

NUNUKAN-(IDB) : Petugas Pos TNI AL di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, rutin melakukan patroli untuk memantau wilayah perbatasan perairan Indonesia-Malaysia.

"Penjagaan pertahanan dan keamanan khususnya di perbatasan perairan Sebatik-Tawau, Malaysia, masih tetap eksis dan kontinyu dilakukan," ujar Komandan Pos TNI Angkatan Laut Sei Pancang Pulau Sebatik, Lettu Laut Nasution, di Sebatik, Rabu (20/6).

Masalah keamanan, lanjut dia, belum pernah terjadi hal-hal yang mengganggu secara serius, berkat kesigapan para personel TNI AL yang rutin menjaga perbatasan perairan.

Mengenai kesiapan menjaga hankam negara kesatuan Republik Indonesia, senantiasa tetap dipertahankan sesuai norma-norma pengamanan perbatasan sehingga selama ini belum menemukan kendala apapun.

Terkait dengan mobilitas warga Pulau Sebatik yang menyeberang ke Tawau Malaysia ataupun warga Malaysia yang masuk melalui Pulau Sebatik, Nasution mengatakan secara umum masih landai.

Meskipun diakuinya, biasa menemukan adanya warga Malaysia yang masuk ke Pulau Sebatik tanpa menggunakan dokumen keimigrasian (paspor). Tetapi menggunakan Id Card (IC) Malaysia semacam Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Indonesia.

Apabila menemukan semacam itu, TNI AL selaku penjaga perbatasan hanya mendata dan selanjutnya diserahkan kepada pihak imigrasi.

"Masalah dokumen lintas batas kan kewenangan imigrasi, sehingga setiap menemukan warga Malaysia masuk ke Sebatik tidak menggunakan dokumen berkoordinasi dan menyerahkannya ke imigrasi," kata Nasution.

Agar kondisi keamanan perbatasan tetap terjaga dengan baik, ujarnya, personel TNI AL yang berada di Pos Sei Pancang rutin melakukan patroli laut mengitari wilayah-wilayah perbatasan perairan.

Kemampuan jajaran TNI AL dalam menjaga perbatasan juga mendapat dukungan penuh dari jajaran Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) dan Satuan Marinir TNI AL. 

Perompak marak di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia

Perampokan terhadap nelayan di perairan perbatasan Indonesia-Malaysia, khususnya di sekitar perairan Kaltim, akhir-akhir ini marak terjadi.

"Perampokan memang marak," kata Komandan Pos TNI AL Sei Pancang, Lettu Laut Nasution, di Sebatik, Kaltim, Rabu.

Ia mengakui, peristiwa perampokan memang benar beberapa kali terjadi terhadap nelayan Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan, Kaltim yang sedang menangkap ikan di wilayah perairan Indonesia.

Tapi, ujarnya, terjadi di luar wilayah Pulau Sebatik yaitu di sekitar perairan Kota Tarakan, Kalimantan Timur.

"Namun tak pernah di wilayah Sebatik, dan karena di luar wilayah Sebatik untuk menanganinya secara langsung bukan kewenangan TNI AL Sei Pancang maupun Pangkalan TNI AL Nunukan," elaknya.

Terkait dengan peristiwa perampokan tersebut, dia kembali menegaskan lokasi kejadiannya berada di luar wilayah hukum TNI AL Pos Sei Pancang, hanya saja, yang menjadi korban memang adalah nelayan Pulau Sebatik.

"Sampai sekarang wilayah kami masih aman-aman saja dari perampokan. Kejadiannya di wilayah perairan lain. Kalau tidak salah kejadiannya di perairan Pulau Gusung dan Pulau Burung sana," ujar Nasution.

Diakui juga, pihaknya seringkali mendapatkan laporan dari nelayan Pulau Sebatik yang menjadi korban. Namun yang menjadi persoalan, karena yang bersangkutan satu hari setelah kejadian baru pulang dan melaporkan, maka hal itu menyulitkan pihaknya untuk melakukan tindakan mencari pelakunya.

"Kita tidak bisa berbuat apa-apa karena para nelayan yang mengaku menjadi korban melapor sehari setelah kejadian," kilahnya.

Tetapi walaupun demikian, Nasution menegaskan tetap menanggapi dan melaksanakan tugas dan kewenangannya dengan berkoordinasi dengan pihak aparat kepolisian di Kota Tarakan maupun dengan aparat kepolisian di Polsek Sebatik.

Sumber : Antara 

DPR : Peremajaan Alutsista TNI Diminta Dipercepat

JAKARTA-(IDB) : Pesawat Fokker 27 milik TNI Angkatan Udara jatuh di kompleks Pangkalan Halim Perdanakusumah, Jakarta, Kamis 21 Juni 2012. Sepuluh orang tewas dalam insiden tersebut.

Terkait kecelakaan itu, anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Mahfudz Siddiq, mendesak pemerintah untuk mempercepat peremajaan alat utama sistem pertahanan TNI untuk menjamin keamanan prajurit dalam menjalankan tugasnya.

"Pesawat Fokker yang jatuh di Halim memang berusia lanjut. Jika kecelakaan tersebut terbukti akibat kerusakan mesin karena berumur tua, modernisasi alutsista TNI harus dipercepat," kata Mahfudz.

Mahfudz mengatakan, DPR pada prinsipnya mendukung pemerintah untuk percepatan peremajaan alutsista TNI ini. Tak hanya peremajaan, DPR juga mendukung ditambahnya alutsista untuk tiga angkatan di tubuh TNI. "Radar di Halim juga sudah kuno, perlu modernisasi segera," kata dia.

Selain itu, Mahfudz meminta TNI AU dan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) segera mengusut sebab kecelakaan itu. Mabes TNI juga didesak segera memperbaiki perumahan perwira yang rusak akibat kecelakaan tersebut.

Sebelumnya, TNI AU menyatakan pesawat Fokker yang jatuh itu masih layak terbang. Pesawat yang digunakan TNI AU sejak 1977 itu juga menjalani perawatan secara rutin.


Sumber : Vivanews

Pesawat Fokker TNI TNI AU Jatuh Di Kompleks Halim

JAKARTA-(IDB) : Kecelakaan pesawat terjadi di Kompleks Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma, Kamis 21 Juni 2012.

Humas Lanud Halim Kolonel Azman Yunus yang dimintai informasi membenarkan kabar kecelakaan tersebut. "Betul ada pesawat kami yang jatuh di Halim," kata dia saat dihubungi VIVAnews, Kamis sore.

Pesawat, dia menambahkan, baru saja dikabarkan jatuh. Namun, ia tidak bisa memastikan kapan persisnya. "Saya baru ke luar dari Cilangkap, sedang menuju ke Halim. Untuk detail kecelakaan belum bisa saya paparkan," kata Azman.

Ia hanya menyebut jenis pesawat yang jatuh itu. "Fokker 27. Keterangan lebih lanjut nanti," kata dia.

Sebelumnya kecelakaan pesawat juga terjadi Rabu 9 Mei 2012. Pesawat Sukhoi Superjet-100 yang terbang dari Lanud Halim tiba-tiba hilang dari radar.

Belakangan diketahui, pesawat hancur menabrak Gunung Salak. Sebanyak 45 orang di dalamnya, kru juga penumpang tewas.

Fokker Jatuh di Halim Dipiloti Mayor Hery & Kopilot Lettu Paulus 

Pesawat Fokker-27 milik TNI AU yang jatuh di kawasan Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, dipiloti Mayor Pnb Hery.

"Sampai saat ini diketahui pilotnya bernama Mayor Pnb Hery dan kopilot Lettu Paulus," kata Kapuspen TNI Laksamana Muda Iskandar Sitompul saat dihubungi detikcom, Kamis (21/6/2012).

Iskandar mengatakan masih belum diketahui berapa penumpang yang berada di dalam pesawat. Pihaknya masih menyelidiki lebih lanjut.

"Masih pilot dan kopilotnya saja yang baru diketahui. Penyebab dan penumpang lainnya masih didalami lagi," jelasnya.

Pesawat itu menimpa beberapa rumah warga di Kompleks Rajawali di Jalan Branjangan, yang berdekatan dengan bandara. Rumah-rumah itu akhirnya terbakar. Pesawat jatuh sekitar pukul 14.45 WIB.

Saat ini, beberapa unit mobil pemadam kebakaran dan ambulans sudah tiba di Bandara Halim.

Sumber : Vivanews

TNI AD Kirim 650 Prajurit Ke Papua

BENGKULU-(IDB) : Sebanyak 650 prajurit TNI dari Yonif 144 Jaya Yudha dikirim ke Papua untuk melaksanakan operasi teritorial dan menarik simpati rakyat Papua.

Kapenrem 041 Garuda Emas Mayor Inf Onsonuni di Bengkulu, Kamis (21/6) menyebutkan sebelum diberangkatkan ke Papua, Wakil Asiten Operasi (Waasops) Panglima TNI Laksamana Pertama Widodo yang didampingi Kasdam II/Sriwijaya Brigjen M Nasir meninjau gelar kesiapan akhir di Mayonif 144 Jaya Yudha Curup, Kabupaten Rejang Lebong.

Dalam sambutannya, Waasops berpesan kepada prajurit agar melaksanakan tugas negara dengan baik. Ia mengatakan tugas para prajurit di Papua adalah mengutamakan operasi teritorial dan menarik simpati rakyat Papua sehingga dapat mencairkan situasi yang kembali bergejolak di wilayah tersebut. "Ikuti aturan yang telah ditetapkan tentang pelibatan TNI dalam menangani masalah dalam tugas operasi," tambahnya.

Waasops menekankan, kehadiran TNI tidak boleh menjadi masalah baru. Para prajurit diminta menghindari perbuatan-perbuatan yang bersifat ilegal serta menjaga nama baik satuan. "Kalian diberangkatkan 650 orang dan kembali 650 orang, kemudian setiap kegiatan direncanakan dengan baik, jangan lupa berdoa kepada Yang Maha Kuasa," katanya.

 
Sumber : Fajar

TNI AU Targetkan 2013 Sukhoi Lengkap Satu Skuadron

MAKASSAR-(IDB) : Mabes TNI Angkatan Udara menjadikan Makassar sebagai salah satu pusat pertahanan udara. Buktinya, sebagian besar kapal perang dan alat utama sistem senjata (Alutsista) ditempatkan di Markas Koordinasi Operasi Angkatan Udara (Koopsau) II Sultan Hasanuddin Makassar.

Panglima Koopsau II, Marsekal Pertama Agus Supriatna mengatakan dalam waktu dekat ini dua pesawat sukhoi dari Rusia akan memperkuat armada TNI AU. Sukhoi tambahan itu akan ditempatkan di Makassar.

"Sekarang ini sudah 10 sukhoi. Dalam waktu dekat ini akan datang dua pesawat tambahan. Ditargetkan jumlah sukhoi di Indonesia mencapai 16 unit pada 2013 mendatang," kata Agus saat bersilaturahmi ke Graha Pena Makassar Selasa, 19 Juni kemarin.

Selain pesawat tempur, Rusia juga akan menyertakan beberapa teknisi sukhoi untuk perawatan pesawat tempur itu di Makassar. Mabes TNI AU juga merencanakan pembelian pesawat tempur supertekano dari Brazil yang bakal ditempatkan di Madiun.

"Penambahan pesawat tempur dan alutsista ini semata-mata untuk menyeimbangkan kekuatan pertahanan dengan negara tetangga," katanya.

Di Graha Pena, Agus yang didampingi beberapa perwira Koopsau II diterima langsung Komisaris Utama PT Media Fajar, HM Alwi Hamu, Dirut PT Media Fajar, H Syamsu Nur dan Komisaris PT Media Fajar, Andi Syafiuddin Makka. Ikut hadir Wadirut PT Media Fajar, H Agus Salim Alwi dan Kepala Redaksi Harian Fajar, Faisal Syam.

Panglima Koopsau II juga mengajak Harian Fajar bekerja sama dan bersinergi dalam menjaga keamanan udara. Ia mengatakan sinergi dan hubungan baik Koopsau dengan jajaran Harian Fajar selama ini sudah terjalin sangat baik. 


Sumber : Fajar