Pages

Rabu, Mei 23, 2012

Kodam XII/Tanjungpura Akan Diperkuat Dengan Meriam 155mm Caesar

PONTIANAK-(IDB) : Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo beserta rombongan tiba di Makodam XII/Tanjungpura di sambut Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI E. Hudawi Lubis beserta staf, para Dansat/Kabalak wilayah Garnizun Pontianak pada Selasa (22/05).

Kedatangan Kepala Staf TNI Angkatan Darat beserta rombongan di Makodam XII/Tanjungpura dalam rangka memberikan pengarahan, meninjau langsung bangunan Kodam yang telah selesai pengerjaannya, meninjau pembangunan rusunawa sedang dalam proses pengerjaan serta meninjau lokasi rencana pembangunan Yonkav Tank di Tebang Kacang Kabupaten Kubu Raya.


Kegiatan pengarahan yang diikuti seluruh Perwira beserta Isteri berlangsung di aula Makodam XII/Tanjungpura.


Dalam pengarahan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menyampaikan,
akan memprioritaskan Kodam XII/Tanjungpura dibidang persenjataan seperti senjata laras panjang dan meriam 155mm Caesar buatan Prancis yang rencana akan dibeli oleh TNI AD untuk satuan Armed, pembangunan fasilitas prajurit seperti Batalyon Kavaleri beserta perumahan asramanya yang akan dibangun sampai tahun 2014 mendatang.

Dalam kesempatan tersebut Kasad juga memberikan atensi kepada prajurit Kodam XII/Tanjungpura, bahwa menjadi seorang prajurit itu jangan mudah mengeluh atas tugas dan perintah yang diberikan dari atasan, cepat beradaptasi dengan kondisi lingkungan dimanapun bertugas dan berada, sebagai prajurit kita harus memegang suatu prinsip bila kita diberi tugas jangan pernah menolak dan bila kita tidak ditugaskan jangan meminta-minta tugas.


Selalu jaga keharmonisan dalam rumah tangga, bertetangga, antar suku, agama dan berbangsa. Selesai memberikan pengarahan Kasad berkenan menanam pohon selain sebagai tanda kenangan, juga dapat mengurangi pemanasan global, mengurangi polusi udara sekaligus membangun budaya sadar menanam sebagai sikap hidup bangsa Indonesia khususnya prajurit Kodam XII/Tanjungpura.

Sumber : Kaskus

KKIP Menggelar Sidang Pleno Ke-VI di PT. PAL Surabaya

SURABAYA-(IDB) : Sejak dibentuknya Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) melalui Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2010 tanggal 17 Juni 2010, KKIP  telah menghasilkan beberapa kebijakan yang berkaitan langsung dengan pemberdayaan industri pertahanan. KKIP juga telah beberapa kali  menggelar Sidang Pleno.
 
Kali ini, Rabu (23/5) untuk yang keenam kalinya KKIP kembali menggelar sidang serupa. Berbeda dengan Sidang Pleno sebelumnya yang selalu dilaksanakan di Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Sidang KKIP Ke-VI KKIP digelar di PT. PAL, Surabaya yang merupakan salah satu dari Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP).

Sidang  dipimpin oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro selaku Ketua KKIP dan dihadiri Menteri Riset dan Teknologi, Panglima TNI dan Kapolri selaku Anggota KKIP serta Wamenhan sebagai Sekretaris merangkap Anggota KKIP. Hadir pula pada kesempatan tersebut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Ka Bappenas) dan Kasal.

Selain itu, sidang ini juga dihadiri Tim Kelompok Kerja (Pokja) KKIP, Tim Asistensi KKIP, Sekretaris Pokja KKIP serta beberapa pejabat perwakilan dari sejumlah instansi terkait lainnya dan pihak BUMNIP/BUMS.

Agenda dari Sidang Pleno Ke-VI KKIP meliputi penyampaian laporan tentang proses legislasi RUU Industri Pertahanan oleh Tim Asistensi KKIP Bidang Kebijakan Dr. M. Said Didu dan penyampaian Program Nasional Riret Pertahanan dan Keamanan oleh Tim Pokja II KKIP Bidang Litbang dan Rekayasa Ir. Teguh  Raharjo.

Terkait dengan Program Nasional Riset Pertahanan dan Keamanan yang sedang disusun oleh KKIP, Menhan mengatakan ini akan menjadi embrio dalam melengkapi road map dari kegiatan Riset di Bidang Pertahanan dan Keamanan yang sudah diselesaikan oleh Dewan Riset Nasional.

Lebih lanjut Menhan menjelaskan, road map berisi riset pengembangan dan penerapan dari produk – produk Alutsista dan Almatsus untuk Matra  Darat, Laut dan Udara serta Kepolisian. “Semua tercakup didalamnya dan akan menjadi reverensi dokumen dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan penerapan dari teknologi khusus di dalam industri pertahaan dan keamanan, jelas Menhan.

Road map dari Riset Pengembangan dan Penerapan Industri Pertahanan dan Keamanan ini ditargetkan akan dilaunching pada saat Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tanggal 10 Agustus 2012 di Bandung  dan akan dihadiri oleh Presiden RI.

Sedangkan terkait dengan Rancangan Undang Undang (RUU) Industri Pertahanan, Menhan mengatakan rencananya dalam waktu dekat RUU ini akan segera diselesaikan.  RUU ini diharapkan akan menjadi landasan hukum bagi pembangunan industri pertahanan di Indonesia. “Arahnya adalah tentu kemandirian industri pertahanan dalam negeri, tambah Menhan.

Sementara itu Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa RUU Industri pertahanan ditargetkan dapat diratifikasi oleh DPR pada bulan Agustus 2012 mendatang.  Dalam proses pembahasannya bersama DPR selama ini tidak ada kendala, ini adalah inisiatif DPR,  tetapi yang membuat Daftar Isian Masalah(DIM)-nya adalah Pemerintah.

PT. PAL Indonesia Bangun 3 Unit Kapal KCR 60 M Pesanan TNI AL

Bersamaan dengan Sidang Pleno Ke-VI KKIP ini, dilaksanakan pula Steel Cutting KCR 60 dan Keel Laying Tug Boat (Kapal Tunda).  Kapal tersebut merupakan pesanan dari TNI AL yang dibangun di PT. PAL Indonesia, sebagai wujud nyata komitmen PT PAL Indonesia (Persero) mendukung terciptanya kemandirian bangsa dalam memenuhi kebutuhan Alutsista dan kemajuan industri pertahanan nasional.

Pelaksanaan Steel Cutting KCR 60 dan Keel Laying Tug Boat (Kapal Tunda) ditandai dengan penekanan tombol sirine oleh Menhan bersama dengan Menristek, Kepala Bappenas, Panglima TNI, Kapolri, Kasal, Wamenhan dan Dirut PT. PAL Indonesia.

PT.PAL Indonesia  menerima order pembuatan kapal KCR 60 M sebanyak tiga unit dan Kapal Tunda 2.400 HP sebanyak 2 unit.  Kontrak secara efektif telah ditandatangani  antara PT PAL Indonesia dan TNI AL melalui Dinas Pengadaan Mabesal pada tanggal 20 Desember 2011.

KCR 60 M memiliki spesifikasi panjang keseluruhan 59.80  M dan lebar 8.10 M, mampu melaju hingga 28 knot pada kecepatan maksimum dalam kondisi muatan 50 % . Kapal ini dipersenjatai dengan 1 x Meriam Utama 57 mm, 2 x senjata 20 mm, 2 x 2 Peluncur rudal anti kapal permukaan dan 2 x Decoy Launcher. Kapal ini mempunya oleh gerak yang tinggi, lincah dalam posisi tembak dan mampu melaksanakan penghindaran dari serangan balasan lawan.

Sementara itu Kapal Tunda 2.400 HP memiliki spesifikasi dengan panjang keseluruhan 29 M dan Lebar 9 M,  dan pada sarat kondisi muatan 50 % kecepatan kapal mencapai 12 knot.

Melalui pelaksanaan Steel Cutting KCR 60 dan Keel Laying Tug Boat (Kapal Tunda) pesanan TNI AL ini kembali membuktikan bahwa PT.PAL Indonesia berkomitmen dan siap menjadi lead integrtor pembangunan produk Alutsista dan Almatsus bidang kemaritiman.

Sejak tahun 1980, PT. PAL Indonesia (Persero) telah menyelesaikan pembangunan kapal lebih dari 240 unit kapal berbagai jenis  dan ukuran untuk produk kapal niaga sampai dengan ukuran 50.000 DWT, sedangkan untuk produk kapal perang telah diproduksi berbagai jenis dan tipe kapal diantaranya: KCR 14 Meter, 28 Meter, 38 Meter, FPB 57 Meter dan Landing Plat Dock 125 Meter.

PT PAL juga berpengalaman memodifikasi kapal dan pemasangan Rudal diantaranya: Rudal Yakhont dan Fire Control System di KRI OWA-354, Rudal C-802 dan Fire Control System di KRI AHP-355 dan KRI YOS-353.

Dengan berbekal pengamalan tersebut, PT PAL Indonesia (Persero) menyatakan siap menyelesaikan pembangunan KCR 60 dan Kapal Tunda 2.400 HP pesanan Kemhan dan Pengadaan Alutsista lainnya di masa mendatang.
 
Sumber : DMC

PT. DI Dan Sukhoi Matangkan Rencana Produksi Ekor Pesawat

BANDUNG-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Sukhoi sedang mematangkan kerjasama pembuatan ekor pesawat. Rencana kerjasama ini tidak terkendala kasus kecelakaan Sukhoi Superjet 100 beberapa waktu lalu.
 
Kepala Divisi Manajemen Mutu dan Koordinator Kehumasan PT DI Sonny Saleh Ibrahim mengatakan pihak Sukhoi sudah menjajaki kerjasama ini sejak dua tahun terakhir.

Rencananya PT DI akan membuat ekor pesawat Sukhoi, baik vertikal maupun ekor horizontal jika kerjasama itu terwujud.

“Bila terjadi kesepakatan kontrak, kami siap membuat sekitar 40 unit bagian ekor pesawat tersebut setiap tahunnya,” katanya hari ini.

Pembicaraan lanjutan soal ini, menurutnya, agak tertunda dengan kejadian kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak. PT DI sendiri yakin meski ada penundaan, kerjasama bakal terus berlanjut. “Prospek kerjasama ini sudah mencapai 90 %,” katanya.

Pembicaraan yang tersisa akan membahas secara detil mengenai komponen, pembuatan contoh komponen, termasuk nilai kontrak. Pembuatan komponen ekor pesawat sendiri menurut Sonny bisa dipenuhi pihaknya karena memiliki peralatan dan mesin yang dapat menunjang pesanan tersebut.

Apalagi, dalam waktu dekat PT DI bersiap menambah mesin baru. “Jadi, kami optimistis dapat memenuhi pemesanan tersebut,” ujarnya.

Selain Sukhoi, PT DI menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga sejenis asal berbagai negara. Di antaranya, Boeing, Airbus, dan Eurocopter. Sebagai contoh, pihaknya menjalin kerjasama dengan Airbus, Boeing, dan Eurocopter dalam hal produksi komponen. Untuk Airbus, komponen yang diproduksi PT DI yaitu punggung dan sayap. Jenisnya, Airbus A-320, A-321, A-349, A-380, dan A-350. 

PT DI Targetkan Pembuatan Ekor Pesawat Sukhoi Pada 2014

PT Dirgantara Indonesia (DI) tetap melanjutkan kerja sama membuat ekor Sukhoi Superjet 100. Rencananya, realisasi pengerjaan akan dilakukan pada 2014 mendatang.
Ekor yang akan dibikin PT DI yakni sayap belakang horizontal kiri dan kanan. Kemudian sayap vertikal termasuk bagian ekor pesawat tersebut.
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (DI) Budi Santoso mengatakan, kerja sama tersebut tetap berlanjut meski satu pesawat Sukhoi Superjet 100 jatuh di Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Pihaknya menargetkan kerja sama itu terwujud dalam dua tahun mendatang atau 2014. "Kami harap dapat memroduksi 40 bagian ekor pesawat per tahun," ucapnya.
Jika terealisasi, imbuhnya, produk PT DI itu pemasarannya ke seluruh dunia. "Sejauh ini, kami menerima kabar bahwa jumlah pemesanan Sukhoi Superjet 100 melebihi 500 unit," ucapnya.
Agar kerja sama itu terealisasi, pihaknya membuat tim. Satu orang yang ada di tim di antaranya yang menjadi korban Gunung Salak, Kornel M Sihombing.
"Mendiang adalah pimpinan proyek kerja sama itu. Tentunya, kami sangat kehilangan beliau. Tapi pembahasan dan pembicaraan tentang kerja sama itu segera kami lanjutkan," ucap Budi Santoso.


Sumber : BisnisJabar

Patroli Kontingen Garuda Jadi Contoh di Lebanon

banon-sub

BEIRUT-(IDB) : Patroli yang dilaksanakan prajurit TNI yang tergabung dalam misi perdamaian UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) di Lebanon menjadi contoh bagi Kontingen dari Negara lain, hal ini disampaikan oleh salah satu Mayor (Kepala Desa) Rabatalatine, Lebanon Selatan, Mr. Ali Mahmoud Barakat saat menerima kunjungan Komandan Satgas Batalyon Mekanis Kontingen Garuda XXIII-F/UNIFIL, Letkol Inf Suharto Sudarsono, Selasa (22/5/2012).
 
Menurut Mayor Rabatalatine, pada suatu hari dirinya menerima rombongan beberapa perwira dari Kontingen Negara lain yang berada di Sektor Timur, inti dari kunjungan tersebut hanya menanyakan cara bagaimana prajuritnya di lapangan bisa diterima dan berhubungan dengan masyarakat.

Menanggapi  pertanyaan tersebut pada saat itu juga, rombongan perwira ini diajak naik mobil pribadi sang Mayor, hanya untuk mencari prajurit UN yang sedang melaksanakan patroli, yang ternyata adalah prajurit Indobatt.  Pada saat mereka berpapasan  dengan kendaraan patroli Indobatt, prajurit yang berada di kendaraan tersebut melambaikan tangan, bertegur sapa dengan mengucapkan salam dan tersenyum, termasuk terhadap masyarakat lain yang mereka temui saat patroli.
Setelah itu Mayor tersebut mengatakan perwira yang berada di mobilnya, “inilah salah satu cara bagaimana prajurit anda bisa diterima dan berhubungan baik dengan masyarakat, seperti apa yang dilakukan prajurit Indobatt”.

Ternyata yang dijadikan contoh adalah prajurit TNI Satgas Batalyon Mekanis Konga XXIII-F/UNIFIL (Indobatt) yang sedang  melaksanakan patroli.

Dalam melaksanakan kegiatan patroli maupun kegiatan lainnya yang berhubungan dengan masyarakat lokal, prajurit Indobatt  mempunyai motto, Senyum, Salam, Sapa dan Sopan, sehingga dengan motto tersebut sampai sekarang hubungan antara personel  Indobatt dengan masyarakat Lebanon tetap terjalin baik.

Selanjutnya, usai pertemuan dengan mayor Rabatalatine,  Dansatgas Letkol Inf Suharto Sudarsono didampingi Wadansatgas Letkol  Mar FJH. Pardosi, dan Kasum Mayor Mar Agustinus Purba, mengunjungi salah seorang warga Rabatalatine bernama Fatimah yang  kakinya diamputasi karena penyakit komplikasi (DM), dan sebelumnya ibu ini menjadi pasien tetap Dokter Kesehatan Satgas.

Sumber : Poskota

Pangdam Jaya Buka Latihan Pratugas Pam VVIP

pangdam-subJAKARTA-(IDB) : Panglima Kodm Jaya/Jayakarta Mayor Jenderal TNI Waris bertindak sebagai Inspektur Upacara pembukaan latihan pratugas Pam VVIP bertempat di Lapangan Apel Markas Brigade Infanteri-1 PIK/JS,  Jl Raya Kalisari Jakarta Timur. Bertindak sebagai Komandan Upacara Danbrigif-1 PIK/Jaya Sakti Kolonel Inf Sony Aprianto.
 
Hadir dalam acara tersebut Danrem 052/Wijayakrama Kolonel Inf Sarum, para Perwira Ahli Pangdam Jaya, para Asisten Kasdam Jaya, Perwira LO AL, para Kabalak, para Dansat jajaran Kodam Jaya dan para prajurit Kodam Jaya.

Pangdam Jaya/Jayakarta dalam amanatnya menyampaikan bahwa sebagaimana kita ketahui bers`ma, Jakarta saat ini telah menjelma menjadi ibukota yang memiliki berbagai macam fungsi karena mengakumulasi berbagai fungsi terpenting secara nasional, seperti pusat pemerintahan negara, pusat kegiatan perekonomian, bahkan pusat kegiatan pendidikan dan kebudayaan. Dengan fungsi yang beragam tersebut, tentu saja Jakarta tidak bisa lepas dari ancaman keamanan akibat kemungkinan konflik dan kerusuhan, yang berdampak pada instabilitas roda pemerintahan termasuk ancaman keselamatan Presiden dan Wakil Presiden termasuk perwakilan negara asing yang sedang bertugas di Indonesia.

Pengamanan VVIP guna mengamankan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dan keluarganya serta membantu mengamankan tamu Negara setingkat Kepala Negara dan Perwakilan Asing yang sedang berada di Indonesia.  Untuk mencapai keberhasilan tersebut Maka Kodam Jaya/Jayakarta   berupaya meningkatkan kemampuan para prajuritnya secara profesional dan proporsional dalam melaksanakan tugas Pengamanan VVIP dan itu hanya dapat dicapai apabila Satuan-satuan yang terlibat mampu melaksanakan Prosedur teknik dan taktik Pengamanan secara tepat dan benar.

Lebih jauh Pangdam menyampaikan bahwa latihan ini merupakan kebutuhan bagi Prajurit Profesional, karena tidak ada prajurit yang profesional yang dibentuk tanpa  latihan. Hanya prajurit yang dilatih dan terlatih dengan baik, yang mampu melaksanakan tugas dengan optimal, sesuai dengan tema latihan yaitu : “Satuan jajaran Kodam Jaya Melaksanakan Pengamanan Presiden RI, Wakil Presiden RI beserta keluarganya dan Tamu Negara Setingkat Kepala Negara/Kepala Pemerintahan (VVIP) di wilayah Kodam Jaya dalam rangka mendukung Tugas Pokok TNI”.

Pelaksanaan Latihan Pratugas Pengamanan VVIP satuan jajaran Kodam Jaya TA. 2012 dilaksanakan selama 21 hari, dengan tahapan mulai dari pembekalan, latihan teknis dan taktis serta aplikasi.

Sumber : Poskota

Analisis : Menyongsong Latgab 2013

ANALISIS-(IDB) : Ada pertanyaan, mengapa harus tahun 2013, jawabnya karena itu berarti 5 tahun dari tahun 2008 saat diadakan Latgab TNI skala besar.  Ini sebagaimana yang diinstruksikan Panglima Tertinggi TNI yang juga Presiden RI agar 5 tahun sekali TNI melakukan Latgab skala besar.  Namun yang lebih membanggakan tentu karena pada tahun 2013 Latgab TNI dilakukan bersamaan dengan musim panen raya alutsista berbagai jenis yang sudah berdatangan sejak pertengahan 2012 ini.

Skenarionya tentu tidak jauh dari suasana adrenalin militer kita yang selalu ingin mempertahankan teritorinya secara jelas dan jantan. Oleh karena itu boleh jadi prediksi hotspot area latihan tempur gabungan itu akan berpusat di selat Malaka (pertempuran laut dan pendaratan amfibi), Kalimantan (pertempuran darat dan udara) dan Ambalat (perang laut dan pendaratan amfibi).  Tiga titik panas ini sangat dinantikan dalam latihan perang TNI untuk menguji kualitas alutsista yang dimiliki, integrasi sistem komunikasi, spirit tempur prajurit TNI di tiga wilayah tempur sekaligus.

Sekedar catatan di Riau Kepulauan saat ini sedang dibangun kekuatan baru satuan tempur Marinir TNI AL, sementara Marinir telah menempatkan satuan tempurnya di Pangkalan Brandan, Lhok Seumawe dan Piyabung Lampung.  Ini diluar dari kekuatan Pasmar I dan II Marinir yang berbasis di Jawa dan 1 brigade Marinir yang disiapkan di Papua.  Sementara di Kalimantan juga sedang dibangun satuan-satuan tempur TNI AD yaitu batalyon infantri, batalyon artileri, batalyon kavaleri untuk menambah kekuatan eksisting yang sudah ada.
Tank amfibi TNI AL dalam serial latihan 
Yang menarik tentu saja kekuatan alutsista TNI pada saat digelarnya latgab 2013 itu akan banyak diisi dengan alutsista baru.  Paling tidak sudah tersedia puluhan MBT anyar Leopard.  Dengan begitu sudah bisa dilakukan kombinasi pertempuran tank dengan payung heli serang, UAV, batalyon roket, batalyon artileri, satuan rudal anti tank yang sudah tersedia di Kalimantan.  Demikian juga dengan sebaran rudal darat ke darat.  Oleh sebab itu skenario perang darat di kalimantan diharapkan tidak lagi menguji lagu lama yang sudah usang yaitu biarkan musuh masuk lebih dulu baru digebuk. 

Lagu itu harus diganti dengan lagu baru berirama rock berjudul pre emptive strike dengan menembakkan rudal darat ke darat ke sasaran yang disimulasikan sebagai instalasi militer dan komunikasi pihak lawan. Ruang udara di Kalimantan juga dihirukpikukkan dengan pertempuran udara antara Sukhoi TNI AU dengan jet tempur pihak lawan.  Dengan dukungan jet tempur Sukhoi, Hawk, Heli serang, dan UAV pola latihan perang darat dan udara di Kalimantan akan menjadi ukuran kemenangan kampanye militer RI atau puncak dari Latgab tersebut.

Di Selat Malaka disimulasikan terjadi pertempuran laut karena pihak lawan melanggar teritori RI. Tahap awal satuan kapal cepat RI yang memang sudah terbentuk di kawasan itu melakukan pengejaran dan menembakkan rudal C705 ke arah beberapa kapal perang lawan.  Satuan Marinir dari Sumut dan Lampung disiagakan dan dikirim untuk lakukan pendaratan amfibi di salah satu pulau yang disimulasikan sebagai basis pertahanan pihak lawan.  Skuadron F16 yang bermarkas di Pekan baru bersama skuadron Hawk200 melakukan kawal udara dan serangan udara langsung ke beberapa kapal perang lawan yang mencoba melakukan serangan balik.   Lalu konvoy kapal perang armada barat berkekuatan 30 KRI berbagai jenis muncul dari balik pulau Bintan dan menuju Karimun tempat terjadinya hotspot.
KRI Nanggala  diuji kemampuan tempurnya di Latgab 2013
Di kawasan Ambalat, pasukan Marinir berkekuatan 1 brigade melakukan pendaratan pasukan di Nunukan dan Sebatik.  Dipilihmya 2 pulau terdepan ini agar gaung kampanye militer RI terdengar keras di telinga tetangga sebelah. Namun sebelumnya telah terjadi pertempuran laut yang melibatkan 25 KRI dan 10 kapal lawan. TNI AL melakukan penembakan rudal yakhont oleh KRI berkualifikasi Fregat dan langsung menenggelamkan 2 kapal musuh.  Payung untuk pertempuran laut dikawal oleh 8 Sukhoi dari Makasar, 2 UAV dan 4 heli anti kapal selam.

Skenario latgab khususnya perang darat di Kalimantan tidak lagi mengandalkan kekuatan pasukan dari pulau Jawa.  Cukup hanya bantuan 1 brigade Kostrad dari Sulawesi yang secara geografi lebih dekat dengan Kalimantan.  Dua Kodam di Kalimantan sudah tersedia berbagai arsenal mulai dari MBT, MLRS, Artileri, Rudal Anti Tank, Rudal Darat ke Darat, Roket, UAV, Heli Serang.  Jadi pola latihannya tidak lagi menunggu diserang tapi langsung melakukan serangan ofensif berskala besar sehingga pihak lawan tak mampu kumpulkan kekuatan.  Pangkalan udara pihak lawan diserang oleh satuan rudal darat ke darat, demikian juga dengan satuan radar dan pusat komunikasi harus segera dilumpuhkan pada hari pertama Latgab. 

Pada hari kedua pihak lawan mencoba melakukan konsolidasi termasuk melakukan serangan udara.  Namun serangan udara itu dapat dipatahkan Sukhoi TNI AU yang bersiaga di Balikpapan.  Karena hampir semua pangkalan udara pihak lawan sudah dilumpuhkan maka bantuan Sukhoi pihak lawan dari seberang laut yang jauh menjadi tidak efisien karena Sukhoi TNI AU lebih tahan beradu karena masih punya stok BBM.  Setelah gangguan Sukhoi lawan berhasil dipatahkan, Sukhoi TNI AU melakukan serangan udara udara langsung dan memastikan 2/3 pangkalan militer lawan sudah hancur. 
Pasukan TNI AL bersiap menuju medan operasi
Pada hari ketiga satuan MBT, satuan roket dan satuan rudal anti tank dengan dukungan Heli serang dan Super Tucano melakukan perang tank dengan pihak lawan.  Dengan dukungan UAV yang mensuplai informasi keberadaan MBT lawan, Heli serang melakukan penembakan terhadap MBT lawan yang bersembunyi di perkebunan kelapa sawit.  Satuan roket dan artileri menghujani kota-kota sepanjang perbatasan dan satuan MBT bergerak masuk sejauh 30 mil dari perbasan.  Namun penjelajahan satuan MBT ini hanya 1 hari saja karena RI memang tidak punya ambisi teritori, sekedar menghajar lawan agar tahu diri.

Serangan serentak di tiga titik panas ini dimaksudkan agar pihak lawan terpecah konsentrasinya sehingga distribusi kekuatan militernya harus dibagi di tiga front itu.  Skenario dadakan dan serang lebih dulu dalam Latgab TNI 2013 merupakan episode baru yang sangat mungkin ditampilkan dalam Latgab itu karena kemampuan alutsista kita sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Latgab TNI tahun 2013 diprediksi diikuti 35.000 pasukan TNI, 80 KRI berbagai kelas, 40 jet tempur berbagai jenis, 50 heli tempur dan angkut,  40 MBT, 30 BMP3F, 50 Scorpion, 40 BTR-50, 10 BTR80, 10 RM Grad, 5 MLRS, 2 kapal selam dan berbagai alutsista baru lainnya.

Sumber : Analisis

Dipersiapkan Tugas ke Lebanon, KRI Yos Ditinjau Pangarmatim

SURABAYA-(IDB) : Dipersiapkan akan bertugas ke Lebanon menggantikan KRI Sultan Hasanuddin-366, KRI Yos Sudarso-353 ditinjau Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Agung Pramono, S.H, M.Hum, di Dermaga Semampir Koarmatim Ujung Surabaya, Senin (21/5) sore.

Disamping meninjau kesiapan kapal, Pangarmatim pada kesempatan tersebut juga memberikan pengarahan kepada para perwira kapal, khususnya para Kepala Departemen Elektronika (Kadep Eka) dari unsur-unsur yang ada dijajaran Satuan Kapal Koarmatim. “Kapal ini rencananya akan dipersiapkan untuk bertugas ke Lebanon menggantikan KRI Sultan Hasanuddin, untuk itu harus dipersiapkan sedini dan sebaik mungkin,” tegas Pangarmatim kepada perwira kapal yang hadir.

Rencana memberangkatkan KRI Yos Sudarso-353 untuk bergabung dengan Satgas Maritime Task Force (MTF) Konga/ UNIFIL (United Nation Interm Force In Lebanon), memang baru pertama kali ini akan menggunakan kapal perang Kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali. Sebelumnya, selama empat kali penugasan ke Lebanon selalu memberangkatkan KRI jenis Sigma Kelas.


KRI Yos Sudarso-353 merupakan kapal fregat buatan Belanda. Kapal ini dibangun pada tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda. Sebelum bergabung dengan jajaran alutsista TNI AL, kapal ini mendapat peningkatan kemampuan, diantaranya pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat. Kapal perang ini masuk jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim. Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara. 

Sumber : Koarmatim

Coming Soon: C-295 AEW & C Indonesia


Langkah Indonesia untuk memesan dan bekerjasama merakit pesawat C-295 dari EADS CASA, Airbus Military, Spanyol, menjadi batu loncatan dalam menyusun defence system Indonesia yang modern.

Dalam kerjasama itu, Indonesia memesan 9 pesawat C-295, 3 diantaranya akan dirakit di PT DI, Bandung Jawa Barat. 

EADS CASA juga menjadikan PT DI sebagai manufaktur: Stabilisator bagian ekor (tail empennage), Badan pesawat bagian belakang serta panel-panel badan pesawat C-295.

“Kita sepakat membuat paket kerja untuk pengembangan sistem pelatihan berbasis komputer, pusat servis dan pengiriman serta lini akhir perakitan (FAL) di Indonesia“, ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Pengiriman peswat pertama C-295 untuk Indonesia diperkirakan tahun ini. Sembilan pesawat C-295, ditargetkan diterima Indonesia tahun 2014.

C-295 AEW&C
C-295 AEW&C
 
Pada awal tahun 2011, EADS CASA Airbus Military menandatangani kesepahaman dengan Israel Aerospace Industries (IAI), untuk mengembangan pesawat pendeteksi dini CN 295 AEW&C. IAI merupakan pabrik pembuat UAV Heron TP yang dipesan Indonesia. 
 
Bulan Februari 2012, EADS CASA dan IAI telah melakukan uji terbang terhadap C 295 AEW&C (Airborne Early Warning & Control system) dan diklaim sukses.

“We have completed the flight trials and matured the aerodynamic configuration of the radome,” ujar Fernando Ciria, dari EADS CASA Airbus Military.

Dalam uji terbang itu, C-295 AEW atau AEW&C mampu terbang 8 jam lebih dengan maksimum altitude antara 20,000ft (6,100m) hingga 24,000feet.

C 295 ini diinstal perangkat “integrated tactical system mission” milik IAI/ Elta sebagai penyuplai “active electronically scanned array radar”, serta piranti pendukung lainnya. C-295 juga dilengkapi dilengkapi modul anti-surface/anti-submarine warfare.

Pesawat AEW&C atau AWACS berfungsi sebagai:BVR Missile Guidance, Electronic Warfare (EW) dan Reconnaissance. Ia menjadi mata dan backbone informasi bagi armada tempur sebuah negara.

Airborne early warning - control, 360 degree radar dome
C 295 AEW&C Indonesia
 
Benda berharga C-295 AEW&C, benar benar sudah didepan mata Indonesia. Beberapa pesawat C 295 dirakit di PT DI. Bahkan sekitar 65 persen komponen C 295 diproduksi oleh PT DI.
 
Selain itu, Indonesia juga telah bekerjasama dengan IAI/Elta Israel dalam pengadaan Skuadron UAV Heron Indonesia. Untuk itu, tidak ada kendala bagi Indonesia untuk mendapatkan piranti AEW&C Israel.

Pemerintah berencana mengadakan pesawat peringatan dini, C 295 AEW&C dengan budgetnya yang diambil dari anggaran belanja militer tahun 2014. 

Tampaknya pengadaan C 295 AEW&C ini tidak akan banyak kendala karena pesawatnya memang sedang dirakit di PT DI Bandung, Jawa Barat.

C-295 AEW&C
Kehadiran C-295 AEW&C akan memberikan airborne systems: membimbing pesawat tempur untuk mencari titik lemah formasi pesawat musuh, memberikan kordinat pesawat musuh, melakukan electronic counter. Singkatnya C-295 AEW&C akan menjadi “theatre of battle management”. Jika terjadi peperangan, tentu jet tempur musuh, pertama kali akan memburu pesawat AEW&C, untuk melemahkan pertahanan udara lawan. Namun karena AEW&C memiliki electronic counter, dia hanya bisa dilumpuhkan dengan rudal anti-radiasi, antara lain Kh-31P/ AS 17 Crypton, yang juga dimiliki Indonesia. 

Sumber : JakartaGreater