Pages

Jumat, Mei 18, 2012

AS Kerahkan Kapal Selam Nuklir ke Filipina

MANILA-(IDB) : Amerika Serikat (AS) mengerahkan kapal selam kelas Virginia yang bertenaga nuklir, USS North Carolina ke pangkalan militer di Filipina. Langkah itu diklaim menjadi tanda-tanda akan adanya campur tangan AS di sengketa Laut China Selatan.

Beberapa pengamat menilai, kehadiran dari kapal selam AS di Filipina menunjukkan komitmen AS dalam menjaga kesepakatan pertahanan dengan Filipina. Saat ini, sengketa yang dialami Filipina dan China tampak makin memanas.

Meski demikian, Pemerintah Filipina mengatakan, kehadiran dari kapal selam bertenaga nuklir itu, tidak berhubungan dengan isu sengketa. AS tidak pernah membela Filipina yang memperebutkan Dangkalan Scarborough dengan China. Demikian, seperti diberitakan Gulf Today, Jumat (17/5/2012).

Menurut laporan dari media Jepang dan Taiwan, armada tempur China yang berisikan kapal destroyer dan kapal amfibi, mulai dikerahkan ke perairan Filipina. Meski demikian belum ada komentar dari Pemerintah China akan pengerahan armada tempur itu.

Aktivis Filipina dari Bagong Alyansang Makabayan mengecam kehadiran kapal selam nuklir tersebut yang hadir di lautan Filipina. Hal itu disebabkan karena akan memperburuk sengketa Laut China Selatan.

Sengketa wilayah yang terjadi antara Filipina dan China terlihat makin memanas. Para demonstran Filipina berniat untuk berlayar ke wilayah sengketa dan memancing. Mereka juga akan mengapung selama tiga hari di wilayah tersebut.

Sumber : Okezone

Lagi-lagi TNI Juarai Lomba Tembak Internasional AASAM 2012 Australia

VICTORIA-(IDB) : TNI kembali menorehkan prestasi bersejarah yang membanggakan setelah berhasil keluar sebagai Juara Umum dalam Lomba Tembak Internasional Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2012, sekaligus mempertahankan gelar Juara Umum yang telah TNI pertahankan selama ini dalam event yang sama. 

AASAM 2012 diselenggarakan di Puckapunyal Military Area, Victoria - Australia, tanggal 7 s/d 17 Mei 2012. Penyelenggaraan kali ini merupakan kali yang kelima dari event bergengsi berskala internasional ini.

AASAM 2012 diikuti oleh lebih dari 300 petembak yang mewakili Angkatan Darat/Marinir masing-masing negara, yakni tuan rumah Australia, Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Perancis (Kaledonia Baru), Selandia Baru, serta negara-negara ASEAN yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, dan Timor-Leste, ditambah Jepang yang menjadi peserta baru pada AASAM kali ini, serta dihadiri pula oleh tim peninjau dari RRC dan Tonga yang siap berpartisipasi tahun 2013 nanti.

Perolehan medali kontingen Indonesia yang diwakili TNI AD sangatlah fantastis, jauh mengungguli negara peserta manapun lainnya. Ini sekali lagi membuktikan dan menegaskan bahwa skill keprajuritan TNI memanglah di atas rata-rata tentara dunia. 


Dengan hasil yang gemilang ini, diharapkan TNI tidaklah takabur lalu kemudian lalai, melainkan justru akan terus mengasah dan meningkatkan kemampuannya sebagai kekuatan militer yang disegani di dunia. 

Hasil ini juga hendaknya dapat menjadi masukan bagi Pemerintah serta DPR untuk terus mendukung peningkatan kekuatan TNI agar seluruh tugas pokok TNI dapat terlaksanakan dengan semakin sempurna. Kekuatan personel TNI sangatlah membanggakan, dan harus didukung pula dengan alutsista yang memadai serta reward berupa kesejahteraan hidup yang lebih layak agar seluruh prajurit TNI semakin termotivasi untuk berjuang dan memberikan karya terbaiknya bagi bangsa dan negara.

Sumber : Tandef

Pembelian Pesawat Sukhoi SU-MK2 Melalui Kredit Eksport

JAKARTA-(IDB) : Wakil Ketua Komis Pertahanan dan Luar Negeri Tubagus Hasanuddin mengatakan, pembelian pesawat Sukhoi SU-30 MK2 akhirnya dibiayai dengan menggunakan kredit ekspor. Rusia tak menyediakan pinjaman negara untuk pembelian pesawat tersebut.

Akibatnya, pemerintah Indonesia lalu mengalihkan pembelian Sukhoi ke tank sebanyak 37 unit. "Harganya di bawah Sukhoi," kata politikus PDI Perjuangan yang dikerap disapa Tubagus itu di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (16/5).


Pemerintah Rusia sebelumnya menyediakan kredit negara (
state credit) sebesar US$ 1 miliar untuk pembelian Sukhoi. Tetapi, belakangan berkembang adanya penggelembungan harga atas keenam pesawat itu hingga puluhan juta dolar Amerika Serikat dengan menggunakan jasa pihak ketiga yaitu, PT Trimarga Rekatama.

Pembelian pesawat itu sempat terhenti. Bahkan, kasus ini akhirnya dibawa ke Komisi Pemberantasan Korupsi oleh Indonesia Corruption Watch.


Tubagus menjelaskan, berdasarkan informasi yang diperoleh dari Rosoboron Export, meski menggunakan kredit ekspor, keikutsertaan PT Trimarga cuma membantu urusan administrasi. Atas dasar itu, Tubagus memercayai pernyataan Rosoboron. "Tidak ada broker dalam pembelian itu," katanya.


Saat ditanya berapa nilai pembelian enam pesawat Sukhoi itu, Tubagus belum bisa merincinya. "Pemeliharaan, peluru, dan lainnya sedang dibahas. Pemerintah juga meminta kalau ada anggota DPR mau terlibat bisa juga," jelasnya Tubagus.


Menyoal pembelian tank, Tubagus menambahkan bahwa sebenarnya pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) ini sudah menjadi bagian dari program pengembangan. "Sudah direncanakan jauh hari oleh TNI," kata dia.

Sumber : SCTV

Putin Picu Pecah Perang Dingin Kembali...???

MOSCOW-(IDB) : Vladimir Putin, pekan lalu dilantik kembali sebagai Presiden Rusia untuk masa jabatan enam tahun (2012-2018). Sekalipun kembalinya Putin ke posisi orang nomor satu di Rusia melalui sebuah pemilihan umum yang demokratis (4 Maret 2012), tetapi keterpilihannya itu tetap saja menyisahkan kontroversi dan kekhawatiran.

Kontroversi, sebab dengan mudahnya Putin bertukar posisi dengan Dmitry Medvedev. Ketika Medvedev menjadi Presiden Rusia (2008-2012) Putin diangkatnya selaku Perdana Menteri. Sekarang, setelah Putin terpilih selaku Presiden, Medvedev dipilih Putin menjadi Perdana Menteri. Pertukaran sekaligus duet Putin-Medvedev kali ini adalah yang kedua kalinya.

Selain kontroversi, kembalinya Putin cukup menimbulkan kekhawatiran. Sebab diperkirakan terpilihnya Putin sebagai pemimpin Rusia bakal menimbulkan banyak persinggungan dengan negara adidaya Amerika Serikat. Banyak alasan mengapa Putin menjadi semacam tokoh Eropa (Timur) yang dapat menimbulkan persinggungan dengan Amerika Serikat.

Sebab Putin bukanlah tokoh Rusia yang bisa diajak berbaik-baikan dengan Washington. Bahkan dibandingkan dengan tokoh Uni Soviet di era Perang Dingin, Mikhail Gorbachev ataupun penggantinya, Boris Yeltsin, Vladimir Putin jauh lebih keras.

Ada semacam persepsi, pasca-berakhirnya Perang Dingin, dimana Amerika Serikat keluar sebagai pemenangnya Soviet, setiap tokoh yang berasal dari Moskow akan mudah ditaklukkan Washington. LIhat saja bagaimana Rusia sebagai pecahan Uni Soviet setelah dipimpin Boris Yeltsin, dengan gampangnya diajak Amerika Serikat bergabung dalam Kelompok Delapan atau Group of 8 (G-8).

Tetapi setelah Yeltsin digantikan Putin, suasananya sangat berbeda. Hingga sekarang Rusia masih menjadi bagian dari G-8 yang terdiri atas Amerika Serikat, Kanada, Jepang, Itali, Perancis, Jerman dan Inggris. Tetapi secara kimiawi, keberadaan Rusia dalam G-8, tidak terlalu rekat. Lem perekatnya tidak kuat.

Putin selalu menempatkan Rusia dalam posisi yang hampir sama dengan sikap Uni Soviet, negara induk Rusia selama kurang lebih enam dekade. Yaitu hampir setiap negara yang menjadi musuh Amerika Serikat justru dirangkul oleh Putin.

Menghadapi Iran misalnya, Rusia merupakan satu-satunya negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yang menentang kebijakan Amerika Serikat yang ingin mengucilkan Iran. Sama halnya dengan politik Amerika Serikat di Syria, salah satu negara Arab yang berbatasan langsung dengan Israel. Rusia merupakan pendukung rezim Asaad yang memerintah melalui KKN.

Di dekat Syria, Rusia tetap menjadi faktor penentu bagi jadi tidaknya konsep perdamaian Israel - Palestina. Sering terjadi, apa yang dimaui Amerika Serikat dalam perdamaan Israel-Palestina, di sisi lain, tidak diinginkan oleh Rusia.

Di negara-negara Amerika Latin, Rusia di bawah kepemimpinan Putin, juga kurang lebih sama. Semua negara Amerika Latin yang mengambil sikap yang tidak mau didikte oleh Amerika Serikat, dirangkul oleh Rusia.

Dalam hal persaingan spionase, Rusia tetap menempatlan agen-agen KGB terbaiknya di Amerika Serikat seperti di era Perang Dingin. Masih ingat di 2010, Amerika Serikat digegerkan oleh agen rahasia KGB, Anna Chapman. Anna dideportase ke Moskow melalui pertukaran agen mata-mata CIA yang ditahan Rusia. Kini Anna kabarnya menjadi isteri simpanan Putin.

Putin memang bukan seorang tokoh komunis Rusia atau Uni Sovyet seperti Stalin dan Lenin. Dua pemimpin Uni Sovyet yang membawa negara itu terlibat dalam Perang Dingin dengan Amerika Serikat (1948-1991).

Tetapi dalam soal keteguhan, Putin mirip Stalin dan Lenin. Putin mirip seorang pemeluk ideologi tertentu yang keyakinannya pada ideologi itu sangat kuat. Dan ideologi Putin itu - di era sekarang, memiliki pengikut yang cukup massiv di Rusia. Ideologi Putin bukan lagi soal politik dan komunisme melainkan kemakmuran dan martabat sebuah bangsa.

Kebetulan Putin berhasil mengubah sistem ekonomi Rusia, sehingga 130 juta penduduk negara itu saat ini merasakan sebuah kesejahteraan yang tidak pernah dinikmati bangsa itu selama hampir seratus tahun.

Demikian berhasilnya Rusia atau Putin mengubah kesejahteraan bangsanya, sehingga negara itu sekarang memiliki orang kaya terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat. Inilah yang menyebabkan Putin mendapat dukungan luas di Rusia, setelah negara itu pecah 16 negara induknya Uni Soviet.

Sekalipun Putin lahir di Jerman Timur, ketika ayahnya bertugas di sana sebagai perpanjangan tangan dari rezim komunis Uni Sovyet di negara satelitnya itu, tetapi dalam perkembangan jati dirinya, Putin bukan seorang penganut ideologi komunis.

Di bawah pemerintahan Putin semua agama di Rusia : Orthodoks, Kristen, Islam, Budha dan Judaisme, mendapatkan hak yang sama. Bahkan ketika pekan lalu Putin dilantik selaku Presiden, bekas agen rahasia KGB itu bersumpah atau disumpah oleh pendeta Orthodoks.

Tak bisa dibantah secara global Amerika Serikat berhasil memenangkan Perang Dingin. Kemenangan Amerika Serikat itu menyebabkan Uni Soviet pecah menjadi 16 buah negara dan Rusia merupakan satu di antara negara pecahan tersebut.

Tapi kemenangan Amerika Serikat ini tidak membuat Rusia serta merta tunduk kepada Washington. Bahkan di tangan Vladimir Putin semangat Rusia untuk menyaingi Amerika Serikat demikian tinggi.

Terakhir Rusia bergabung dalam kelompok yang disebut BRICS (Brazil, Rusia, India, China, South Afrika - Afrika Selatan).

Penguatan BRICS dari waktu ke waktu terus terjadi. BRICS antara lain ingin menghapus dolar Amerika Serikat sebagai mata uang perdagangan internasional. Kalaupun tidak terhapus, minimal mata uang yang berasal dari China atau Rusia bahkan India bisa menjadi alat pembayaran sah dalam transaksi internasional.
Tentu saja agenda BRICS yang didukung kuat oleh Vladimir Putin, sangat mengganggu Amerika Serikat. Sehingga inilah yang dikhawatirkan, terpilihnya Putin sebagai Presiden Rusia, bisa menyebabkan timbulnya kembali Perang Dingin model baru.

Kekhawatiran ini semakin bertambah sebab Putin yang menjadi tokoh sentral, setelah masa jabatannya berakhir di tahun 2018, berpeluang untuk melanjutkan satu periode selama 6 tahun lagi, atau hingga 2024.

Sumber : Inilah

Latpratugas PAM VVIP Manlap di Laut Jawa

LJ-(IDB) : Berbagai jenis Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang berada di bawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) melaksanakan Manuvra Lapangan (Manlap) di Laut Jawa dalam rangka Latihan Pra Tugas Pengamanan (Latpratugas Pam) Verry Verry Importand Person (VVIP).
 
Manuvra Lapangan yang melibatkan KRI jenis Parchim, Landing Ship Tank (LST) type Frocsh dan Fast Patrol Boat (FPB) tersebut dipimpin langsung oleh Komandan Satuan Tugas Latpratugas Pam VVIP Kolonel Laut (P) Alex Syahril yang sehari-harinya menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Amfibi (Satfib) Koarmabar.

Pengamanan Satuan Tugas Laut (Satgasla) Pam VVIP dimulai pada saat para pejabat VVIP yang dikawal oleh Satuan Komando Pasukan Katak Koarmabar (Satkopaskaarmabar) diturunkan dari pesawat Helly  BO 105 di pondok dayung, kemudian dibawa menggunakan combat boat menuju KRI Barakuda (BKD-633) yang disimulasikan sebagai kapal pejabat VVIP.

Setelah para pejabat VVIP telah berada di KRI Barakuda (BKD-633), unsur KRI yang terlibat dalam Satgasla melaksanakan kegiatan pengamanan VVIP dengan melakukan formasi sejak dari Perairan Jakarta.

  armabar-sub

Adapun kegiatan Pam VVIP yang dilaksanakan Satgasla diantaranya, melewati medan ranjau, melakukan peran-peran seperti peran tempur bahaya permukaan, peran tempur bahaya anti serangan udara. Selain melakukan berbagai peran Satgasla juga melakukan beberapa latihan koordinasi meliputi isyarat bendera, isyarat lampu serta manuvra taktis antara KRI yang terlibat Pam VVIP.

Manuvra Lapangan Pam VVIP tersebut dilaksanakan selama dua hari mulai tanggal 15 sampai 16 Mei 2012 di Perarian Laut Jawa dengan melibatkan beberapa unsur KRI  diantaranya KRI Cut Nyak Dien (CND-375), KRI Teluk Peleng (TPL-535) dan KRI Barakuda (BKD-633) serta satu pesawat Helly BO 105.


Sumber : Poskota

Wamenhan Terima Kunjungan Dubes Belanda


JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan kerja Duta Besar (Dubes) Belanda untuk Indonesia H.E. Tjeed De Zwaan, Rabu (16/5) di Jakarta. 

Turut mendampingi Wamenhan dalam kunjungan tersebut Kepala Pusat Pengadaan (Kapusada) Baranahan Kemhan Marsma TNI Asep Sumaruddin.


Sumber : DMC

Menhan Menerima Kunjungan Kasau Singapura


JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Selasa (15/5), menerima kunjungan kehormatan Chief of Air Force Republic of Singapore Air Force (CAF RSAF) MG Ng Chee Meng di Kantor Kemhan, Jakarta. 

Kedatangan Kasau Singapura yang didampingi oleh Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat menemui Menhan Purnomo Yusgiantoro adalah bagian dari agenda saling kunjung pimpinan Angkatan Udara antara kedua negara. Saat menerima kunjungan Kasau Singapura, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsda TNI Sunaryo dan Dirkersin Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus.


Sumber : DMC