Pages

Selasa, Mei 08, 2012

Patkor Philindo-12 Ditutup di Davao

DAVAO-(IDB) : KRI Sura-802 yang dikomandani Mayor Laut (P) Fafan Yudho Brahmono merupakan unsur BKO Guskamlatim dalam Ops Patkor/ Patroli Terkoordinasi Philindo-12 yang ke- 26. KRI Sura-802 bersama kapal perang Philipina/ BRP Magat Salamat (PS20) telah selesai melaksanakan operasi tersebut yang ditandai dengan upacara penutupan Operasi Patkor Philindo-12, (2/5) di Davao City oleh Komandan Eastmincom Letnan Jenderal Jorge V Segovia. Selama di Davao City, Komandan beserta ABK KRI Sura-802 melaksanakan Courtesy Calll ke Komandan Eastern Mindanao Command, Komandan NFEM, Walikota Davao dan Konjen RI di Davao serta melaksaksanakan pertandingan persahabatan.

Sedangkan latihan ini secara resmi dibuka oleh Komandan Guskamlatim Laksamana Pertama TNI Siwi Sukma Adji, (25/4) bertempat di Gedung Serba Guna Mako Lantamal VIII Menado, yang juga dihadiri oleh Komandan Gugus Tempur Laut Mindanao Timur Commodore Philip L Cacayan, Komandan Pangkalan Utama TNI AL VIII Menado Laksamana Pertama TNI Guguk Handayani beserta seluruh Asisten dan pejabat di jajaran Lantamal VIII Menado.

PATKOR PHILINDO-12 merupakan program latihan rutin yang dilaksanakan antara pihak TNI AL dengan Republic of Philipines Navy. KRI SURA-802 sebagai Unsur Tugas PATKOR PHILINDO-12 , memiliki tugas pokok melaksanakan Operasi Patroli Terkoordinasi dalam waktu yang telah ditentukan yang meliputi pencegahan/penangkalan dan penindakan terhadap setiap pelanggaran wilayah dan tindak kejahatan  di wilayah Perairan Laut Sulawesi Perbatasan wilayah laut Indonesia – Philipina

Selain itu, patroli ini sekaligus sebagai bentuk pengamanan pulau-pulau terluar NKRI, yaitu Pulau Miangas dan Pulau Marore, yang amat berdekatan dengan Philipina.  Selain mengamankan wilayah perbatasan, kedua kapal perang kedua negara itu juga melaksanakan latihan bersama, dengan tujuan untuk meningkatkan interoperability yang meliputi latihan komunikasi (radio, bendera, semaphore dan lampu sorot), manuver  taktis, latihan tabir, Replenishment at Sea dan latihan pemeriksaan kapal (VBSS). 

Sumber : Koarmatim

Dua Kapal Koarmatim dan AL Australia Latihan Bersama

SURABAYA-(IDB) : Dua kapal perang jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim, yaitu KRI Kakap-811 dan KRI Tongkol-813, akan mengikuti Latihan Bersama (Latma) Cassowary Exercie (Cassoex) tahun 2012 di Darwin Australia. Kedua kapal perang tersebut  tolak dari Dermaga Tenau Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (08/05).

Keduanya akan melaksanakan perjalanan lintas laut (linla) dari Kupang NTT menyeberangi Laut Timor, Samudera Hindia kemudian menuju pangkalan Angkatan Laut (AL) Australia, Royal Australian Navy (RAN) HMAS Coonawarra, Darwin Naval Base. KRI Kakap-811 dikomandani oleh Mayor Laut (P) Himawan yang juga bertindak selaku Komandan Satuan Tugas Latihan Bersama (Latma) Cassowary 2012, sedangkan KRI Tongkol-813 dikomandani oleh Mayor Laut (P) Bimo Aji.

Cassoex, merupakan program kerjasama latihan antara TNI Angkatan Laut dengan Royal Australian Navy, yang diselenggarakan rutin setiap dua tahun sekali dengan melibatkan unsur kapal patroli kedua negara. Kerjasama tersebut untuk menciptakan kawasan perairan yang terkendali serta membina kerjasama yang positif antara Indonesia dan Australia, kususnya TNI AL dan RAN.

Angkatan Laut kedua negara sama-sama memliki tugas untuk memelihara stabilitas keamanan perairan wilayah teritorial masing-masing. Sebagai tindak lanjut kerjasama dalam memelihara kawasan laut yang terkendali di perairan Indonesia dan Australia tersebut, unsur-unsur TNI AL dan RAN melaksanakan kegiatan latihan bersama dengan sandi “CASS 12”.

Bertindak sebagai Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) atau Commander Task Group (CTG) Perwira dari RAN yaitu, Commander Alex Hawes yang menjabat sebagai (Commander Sea Training Group, Minor War Vessels). Sedangkan komandan kontingen dari Indonesia Deputy Commander Task Group (DCTG) dijabat oleh Komandan KRI Kakap Mayor Laut (P) Himawan.

Rencananya Latma Cassowary akan dilaksanakan selama 6 hari mulai tanggal 11 Mei sampai dengan 16 Mei 2012. Daerah tempat latihan meliputi Darwin Naval Base, Headquarters Northern Command serta perairan North Australia Exercise Area (NAXA). Kegiatan Latma Cassoex 12 dibagi menjadi dua tahap, yaitu latihan kering di pangkalan (Harbour Phase) dan manuver lapangan (manlap) di laut (Sea Phase).

Tahap Harbour Phase, meliputi kunjungan kehormatan (Courtesy Call), upacara pembukaan (Opening Ceremony), Table Top Brief (briefing manuver), olahraga bersama serta gladi peran pemeriksaan kapal Boarding Exercise (Boardex). Sedangkan tahap Sea Phase meliputi serial-serial latihan diantaranya latihan penyelamatan massal (Mass Solas), manuvra taktis (Tacman), demo pemeriksaan kapal (Boarding Demo), formasi kapal-kapal tabir Night Steaming In Company (NSIC), Gunnery Exercise (Gunnex) penembakan senjata artileri meriam Kaliber 40mm, 25mm, 20mm,12,7mm, penembakan Senjata Ringan, pembekalan di laut Replenishment At Sea Approach(Rasap) serta latihan penyelamatan kapal dengan aksi penanggulangan kebakaran dan kebocoran Damage Control Exercise (DCEX).

Sumber : Koarmatim

Belanda Jual Tank Bekas Pada Indonesia

AMSTERDAM-(IDB) : Kabinet demisioner Belanda akan menjual tank bekas ke Indonesia. Demikian menurut beberapa sumber dari kalangan pemerintah pada harian De Volkskrant. 
 
Kabinet Belanda sebenarnya tidak mendukung transaksi ini, tapi Menteri Pertahanan Hans Hillen, yang harus melakukan operasi penghematan anggaran di departemennya, sangat membutuhkan dana hasil penjualan senilai 200 juta euro.

Melalui dukungan pada mosi Arjan al Fassed, dari partai Groenlinks (Kiri Hijau), mayoritas suara di parlemen Belanda juga menentang penjualan ini. Mereka menilai, transaksi ini bertentangan dengan kebijakan hak azasi manusia Belanda. 

"Militer Indonesia melanggar hak azasi manusia. Dengan penjualan senjata ini, kabinet demisioner membantu pelanggaran tersebut," demikian Arjan al Fassed.
  
Transaksi Jual Beli Leopard Belanda ke Indonesia Mendekati Final 

Dua media Belanda, Mediawatch dan harian De Volkskrant menyorot keputusan kabinet demisioner untuk menjual tank bekas jenis Leopard ke Indonesia. Demikian menurut beberapa sumber dari kalangan pemerintah Belanda pada harian De Volkskrant, yang juga menjadi rujukan Mediawatch.

Menurut Mediawatch, kabinet Belanda pada awalnya tidak mendukung transaksi ini. Tapi atas desakan Menteri Pertahanan Hans Hillen, akhirnya setuju juga. Menteri ini harus melakukan operasi penghematan anggaran dan sangat membutuhkan dana hasil penjualan senilai 200 juta euro.

Menurut De Volkskrant, operasi penghematan di departemen pertahanan memangkas anggaran sekitar satu miliar euro.

Nyaris tuntas
 
Selanjutnya De Volkskrant menambahkan bahwa Menteri Luar Negeri Uri Rosenthal mendukung transaksi ini. Argumennya, tidak ingin menyinggung perasaan kalangan pemerintahan di Jakarta. Dengan demikian, transaksi jual beli ini, dari sudut pandang kalangan pemerintahan, bisa dikatakan nyaris tuntas.

Namun, lain di kabinet, lain pula di parlemen. Kabinet Belanda harus melaporkan rencana jual beli ini pada parlemen.

HAM
 
Beberapa waktu lalu, melalui dukungan pada mosi Arjan al Fassed, dari partai Groenlinks (Kiri Hijau), mayoritas suara di parlemen Belanda juga menentang penjualan ini. Mereka menilai, transakri ini bertentangan dengan kebijakan hak azasi manusia Belanda.

"Militer Indonesia melanggar hak azasi manusia. Dengan penjualan senjata ini, kabinet demisioner membantu pelanggaran tersebut," demikian Arjan al Fassed pada saat pengajuan mosi.

Kondisi geografi
 
Alhasil, masih ada kemungkinan, parlemen Belanda akan melarang transaksi jual beli ini. Di Indonesia sendiri, demikian lanjut De Volkskrant, berbagai kalangan di DPR telah menyatakan tidak menyetujui pembelian senjata berat ini. Mereka menilai tank Leopard tidak cocok dengan kondisi geografi Indonesia.

Singkat kata, meskipun kabinet Belanda telah memutuskan bersedia menjual senjata berat ini pada Indonesia, masih belum pasti, apakah transaksi ini memang akan terjadi. Yang jelas, jika rencana ini batal, Jerman dan Rusia sudah siap untuk memasok tank buatan mereka pada Indonesia. Demikian Mediawatch dan De Volkskrant.

Sumber : RNW

Wamenhan Tinjau Pabrik Pembuat Helm dan Rompi Anti Peluru

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin selaku Ketua High Level Committee (HLC), Selasa (8/5)  meninjau perusahaan swasta nasional dalam negeri  pembuat Helm dan Rompi Anti Peluru, PT.  Saba Wijaya Persada  di Jelambar, Jakarta Barat. Turut mendampingi Wamenhan dalam peninjauan tersebut Irjen Kemhan, Kabaranahan Kemhan dan sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan, Mabes TNI dan Mabes Angkatan.
 
Dalam peninjauan ini, Wamenhan dan rombongan diterima oleh Komisaris Utama PT.  Saba Wijaya Persada Johny. Sebelum meninjau secara langsung fasilitas dan proses produksi pembuat Helm dan Rompi Anti Peluru, Wamenhan terlebih dahulu menerima paparan tentang profile   PT.  Saba Wijaya Persada.

Komisaris Utama PT. Saba Wijaya Persada menyampaikan terima kasih kepada Wamenhan atas kesempatannya dapat berkunjung ke perusahaannya. Pihaknya juga menyampaikan rasa  senangnya dapat turut berperan serta mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.

Dalam rangka meningkatkan potensi dan partisipasi serta untuk pengembangan perusahaannya, pihaknya terus berharap mendapatkan dukungan,  bimbingan dan arahan dalam rangka pengembangan dan perbaikan untuk menuju yang lebih baik.

Lebih lanjut Komisaris Utama PT. Saba Wijaya Persada juga menyampaikan kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan oleh Kemhan dan TNI mulai tahun 2009 hingga saat ini. Pada awalnya PT. Saba Wijaya Persada mendapatkan kesempatan kontrak pengadaan Helm Anti Peluru  level II dan Rompi Anti Peluru level IV dari Babek TNI pada tahun 2009.

Selanjutnya, pengadaan produksi dalam negeri di tahun 2010 akhir, perusahaannya mendapatkan kesempatan kontrak pengadaan Helm Anti Peluru yang diproduksi dalam negeri dengan kontrak sejumlah 1724 buah. Dan pada tahun 2011  pengadaan Helm Anti Peluru oleh Kemhan 1724 buah dan kontrak pengadaan Helm Anti Peluru  kedua untuk TNI AD sebanyak 1149 buah.

Atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan tersebut, Komisaris Utama PT. Saba Wijaya Persada menjelaskan perusahaannya banyak mendapatkan pembelajaran mulai dari awal yang sampai pada akhirnya dalam beberapa tahun ini pihaknya telah yakin produknya dapat dipertanggungjawabkan.

Lebih lanjut Komisaris Utama PT. Saba Wijaya Persada menjelaskan, saat ini kapasitas produksi PT. Saba Wijaya Persada untuk pembuatan helm anti peluru telah mencapai 5000 pcs per bulan dan pembuatan rompi anti peluru kurang lebih 500 buah.

Secara kualitas,  produk Helm Anti Peluru dan Rompi Anti Peluru dari PT. Saba Wijaya Persada juga sudah melalui Uji Litbang TNI AD di Batujajar dan Uji kelaikan di Pusat Kelaikan Kemhan. Sedangkan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk, perusahaannya juga  belajar terus dari negara - negara luar yang sudah maju seperti Australia, Jerman, Perancis dan Italy. Hasilnya setelah satu dua tahun terakhir ini, perusahaanya sudah menemukan suatu pola yang lebih baik dan yakin dapat berkompetisi dengan produk – produk dari luar.

Sebagai bagian dari promosi produknya ke luar negeri, beberapa waktu yang lalu untuk pertama kalinya PT. Saba Wijaya Persada juga ikut dalam ajang pameran industri pertahanan. Beberapa  militer dari negara – negara tetangga seperti Malaysia dan Timor Leste   telah meminta sample helm untuk diuji, ini ada satu kesempatan pertama dalam memperkenalkan produknya ke luar negeri.

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut Wamenhan menyampaikan bahwa dalam kaitan kebijakan industri pertahanan dalam negeri, Kemhan dan TNI berkepentingan untuk mempromosikan produk – produk industri pertahanan dalam negeri ke pasar luar negeri. Terkait hal tersebut, Wamenhan meminta kepada industri pertahanan dalam negeri untuk memperhatikan tiga hal antara lain dari segi kualitas, harga dan pengiriman sehingga diharapkan mampu bersaing dengan produk – produk lain.

Sumber : DMC

Kemhan: Bantuan Radar AS Tidak Mematai Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyatakan bantuan 12 radar dari Amerika Serikat tidak untuk memata-matai Indonesia, tetapi digunakan untuk sistem pengamanan laut di Selat Malaka.
 
"Tidak ada untuk mematai Indonesia. Bantuan yang diberikan Amerika hanya berupa radar bukan orangnya atau operator. Kita tidak mau, bila operatornya dari pihak asing," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin saat melakukan pertemuan dengan wartawan di Kantor Kemhan, Jakarta, Selasa malam.

Pada prinsipnya, kata dia, bila Amerika hanya memberikan alat atau radar itu tidak ada masalah, asalkan operatornya bukan orang Amerika yang melakukan pengawasan radar tersebut.

"Itu tidak boleh terjadi karena bisa di-'copy' dan direkam oleh operator asing tersebut. Termasuk, bila ada orang yang membantu memberikan kapal patroli di Selat Malaka itu tidak apa-apa, tetapi jangan orangnya. TNI Angkatan Laut yang akan menjaga, bukan dari Amerika," kata Hartind.

Yang penting, kata dia, pihaknya tahu kemampuan radarnya. Radar ini hanya untuk mengawasi kapal-kapal yang melintasi laut Indonesia. Tidak ada koneksi ke satelit, katanya menjelaskan.
Menurut dia, radar yang diberikan Amerika itu ditempatkan di Selat Malaka atau pos Sumatera untuk pengawasan kapal maritim karena wilayah Selatan Malaka ini banyak dilewati oleh kapal-kapal asing.

"Namun, radar ini hanya mampu memantau kapal yang berada daerah permukaan saja. Sementara untuk memantau kapal selam tidak bisa. Untuk memantau keberadaan kapal selam, yang paling efektif adalah helikopter antikapal selam atau menggunakan kapal selam," tuturnya.
Ia pun menambahkan, radar tersebut tidak akan bisa mendeteksi pelanggaran yang dilakukan oleh negara yang telah memberikan bantuan radar tersebut.

"Tidak bisa. Radar ini mengawasi Selat Malaka yang paling padat pergerakannya di dunia. Piracy (pembajakan) bisa dilihat dalam radar tersebut," kata Kapuskom Publik.

Sumber : Republika

DPR : Waspadai Radar Bantuan Amerika

JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I DPR RI Tjahjo Kumolo menyatakan Indonesia perlu mewaspadai pemberian bantuan 12 radar sistem pengamanan laut dari Amerika Serikat karena alat ini bisa berfungsi memata-matai kekuatan NKRI.

"Yang saya pahami masalah radar itu memang merupakan bantuan Amerika Serikat, tetapi saya tengarai bantuan tersebut pasti ada tujuan politiknya dalam rangka mengontrol wilayah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)," kata wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Jawa Tengah I itu melalui perangkat komunikasi kepada ANTARA di Semarang, Selasa.

Seperti yang diberitakan, TNI AL menjalin kerja sama dengan Amerika Serikat dalam mengantisipasi gangguan keamanan laut di perairan Indonesia. Salah satunya, dalam bentuk pemberian bantuan radar itu.

Tjahjo mengatakan bahwa TNI AL mendapatkan alat itu konon pada tahun 2006 . "Pernah awalnya ditolak oleh TNI AL pada masa itu. Namun sayangnya, pada masa DPR periode 2009--2014, tak pernah dilaporkan masalah tersebut oleh TNI kepada DPR," ujarnya.

Informasi yang dia terima dari pelbagai sumber, katanya pemasangan 12 radar bantuan tersebut sebagai bagian dari kerja sama untuk membangun fasilitas alat indranya AS di wilayah Selat Malaka, khususnya untuk mengontrol wilayah kawasan laut tersebut.

"Akan tetapi, hal itu perlu dicermati gelagatnya dengan saksama dan perlu adanya pembuktian yang hati-hati dan valid," kata Tjahjo yang juga Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu.

Di lain pihak, itu mengakui bahwa radar sistem pengamanan laut yang terintegrasi dengan kamera itu cukup canggih. Namun, menurut pengamatannya alat itu mudah dimanfaatkan untuk kepentingan intelijen.

"Apa pun kita harus hati-hati demi menjaga kedaulatan politik kita," demikian anggota Komisi I (Bidang Pertahanan, Luar Negeri, dan Informasi) DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo.

Sumber : Antara

Indonesia Kaji Kerjasama Pertahanan Elektronik Dengan China

BEIJING-(IDB) : Indonesia hingga kini masih mengkaji kerja sama sistem industri pertahanan elektronika yang ditawarkan China yakni Defence Electonics Complex of Indonesia (DECI).

"Hingga kini masih terus dikaji dan dibahas di Kementerian Pertahanan dan industri pertahanan nasional terkait," kata Atase Pertahanan Kedutaan Besar RI untuk China dan Mongolia, Suryamargono ketika dikonfirmasi di Beijing, Selasa.

Ia mengatakan tawaran kerja sama itu meliputi berbagai kegiatan antara lain perancangan dan pengembangan fabrikasi sistem unit, modul serta perakitan peralatan elektronika seperti radar,peperangan elekronika dan lainnya.

"Kerja sama itu akan dilakukan dalam tiga tahapan, namun semua ini masih dikaji dalam berbagai aspek," kata Suryamargono menegaskan.

Berdasar laporan yang diterima ANTARA industri elektronika tidak saja berperan besar bagi industri pertahanan secara keseluruhan, namun juga pertumbuhan ekonomi secara umum.

Produksi elektronika global mencapai Rp13 ribu triliun, dari jumlah itu Asia Pasifik merupakan kontributor terbesar yakni sekitar 37 persen. Namun, dari 37 persen tersebut Indonesia baru memberikan kontribusi sekitar satu persen.

Kerja sama industri pertahanan elektronika itu ditawarkan salah satu grup industri pertahanan China yakni China Electronics technology Group Corporation (CETC).

Kerja sama serupa telah dilakukan China melalui CETC dengan Pakistan dalam program National Electronic Complex of Paksitan (NECOP).

Terkait Indonesia, CETC sebelumnya telah memiliki kerja sama dengan kementerian Pertahanan dan TNI terutama TNI Angkatan Laut dalam program Kapal Cepat Rudal (KCR). 

Sumber : Antara

Pangarmatim: Latihan Escapex Mutlak Dilaksanakan Prajurit Kapal Selam

SURABAYA-(IDB) : Latihan Submarine Escape Exercise (Escapex) mutlak dilaksanakan oleh seluruh prajurit kapal selam. Demikian ditegaskan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Agung Pramono SH. M.Hum. Kamis (3/5) disaat meninjau latihan Submarine Escape Esxercise (Escapex) di Diving Tank Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim).

Pada kesempatan itu Pangarmatim juga memberikan penekanan sebelum melaksanakan Ecapex hendaknya didahului dengan pelatihan fisik dan skill yang mampu untuk mendukung program latihan tersebut. Tegas Pangarmatim.

 
Latihan Escapex bagi personel Kapal Selam ini dibuka oleh Komandan Satuan Kapal Selam Koarmatim (Dansatsel Koarmatim) Kolonel Laut (P) Jeffry S. Sanggel, SH. Selasa (1/5). Bertempat di Diving Tank Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim.

Latihan diikuti oleh 31 orang prajurit Satsel Koarmatim, latihan ini merupakan latihan rutin yang dilaksanakan setiap Triwulan guna mempertahankan ketrampilan para prajurit kapal selam disaat mengalami kedaruratan. Berlangsung selama 4 (empat hari) itu melibatkan 10 orang instruktur dari Dislambair.


Dalam latihan tersebut para peserta latihan mendapatkan beberapa materi yang menyangkut kedaruratan kapal selam, materi itu diantaranya adalah peneguhan tentang pengetahuan kesehatan penyelaman, ketahanan di air, prosedur kedaruratan di bawah air serta prosedur penyelamatan diri saat kapal selam mengalami kedaruratan dibawah air.


Dansatsel Koarmatim dalam sambutannya antara lain mengatakan latihan merupakan bagian terpenting dari upaya mempertahankan dan meningkatkan ketrampilan, kemampuan, dan skill, yang bertujuan meningkatkan sumber daya manusia. 

Bagi satuan kapal selam, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas dari sasaran pembinaan satuan kapal selam, dan bertujuan untuk menghasilkan sosok prajurit profesional yang memiliki etika moral yang sesuai dengan nilai - nilai kejuangan, kepemimpinan, keteladanan, dan keimanan kepada Tuhan yang maha esa”. Tegas Dansatsel Koarmatim.

Dalam latihan tersebut juga di praktekkan penggunaan Submarine Escape Immersion Equipment MK10, yaitu peralatan penolong perorangan yang saat ini terdapat dikapal selam kelas KRI Cakra. Peralatan ini dipergunakan ABK kapal selam meluncur bebas ke permukaan saat kapal selam mengalami kedaruratan di bawah air.


Diakhir latihan. Jumat (4/5) Dansatsel Koarmatim menyerahkan piagam kepada seluruh peserta latihan dan juga sebagai tanda bahwa peserta latihan telah terampil dalam menghadapi kedaruratan yang mungkin terjadi pada kapal selam saat melaksanakan operasi.

Sumber : Koarmatim

Prajurit KRI Kakap Laksanakan Perawatan Kapal Di Kupang

KUPANG-(IDB) : Sandar di Dermaga Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), prajurit Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Kakap-811 melaksanakan perawatan kapal, Minggu (06/05). 

Perawatan meliputi beberapa bagian kapal, mulai dari bagian dalam dan luar kapal. Perawatan dalam kapal dilaksanakan dengan membersihkan koridor (lorong dalam kapal), ruangan-ruangan dan tempat tidur prajurit serta kamar mandi. Sedangkan perawatan bagian luar dilaksanakan dengan pengecatan geladak serta lambung kapal yang sudah mulai berkarat akibat air laut.

Dilandasi dengan semangat kerja yang tinggi, prajurit KRI Kakap melaksanakan perawatan kapal meskipun saat itu adalah hari libur Sabtu dan Minggu. Awak kapal perang di jajaran Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim itu, mulai dari Perwira, Bintara dan Tamtama seluruhnya ambil bagian dalam mejaga kapal agar selalu siap melaksanakan operasi. 

Kekompakan kerja sebagai tim dan saling mendukung satu sama lain membuat pekerjaan yang mereka laksanakan terasa ringan dan mudah. 

Hasil kerja prajurit tersebut akan berpengaruh terhadap operasional kapal ketika sedang melaut. Sehingga ditutut kesungguhan dan keseriusan kerja untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal dan efektif.

Prajurit KRI Kakap mulai dari Departemen Operasi (Depos), Departemen Mesin (Depsin) dan Departemen Logistik (Deplog) bersama-sama melaksanakan perawatan dan pembersihan kapal sesuai tanggug jawab di sektor masing-masing. Perwira Pelaksana (Palaksa) KRI Kakap Kapten Laut (P) Andi Kristanto sebagai kordinator kerja, menugaskan kepada Bintara Utama (Bama) sebagai penanggung jawab kerja perawatan bagian luar dan Pengurus Dalam (PD) bertanggung jawab disektor dalam kapal.


Selain melakukan perawatan dan pembersihan, prajurit KRI Kakap juga melakukan perbaikan ringan terhadap pesawat-pesawat elktronika, mesin dan senjata. Sensor kapal berupa radar dan peralatan elektronika lainnya diperiksa secara periodik serta dilakukan perbaikan dan penggantian terhadap komponen-komponen yang rusak. 

Demikian juga departemen mesin, bagian ini melaksanakan perbaikan sisitim pipa pembuagan dan saluran air, Mesin Pendorong Pokok (MPK), dan listrik kapal.

Sedangkan bagian senjata melakukan perawatan serta membersihkan laras dan komponen senjata Meriam 40mm, Meriam 20mm dan senapan mesin Metraliur 12,7. Untuk senjata kaliber 12,7mm dilaksanakan bongkar pasang oleh anggota KRI bagian senjata. 

Hal ini bertujuan untuk memastikan kesiapan senjata tersebut untuk digunakan pada setiap saat. Sementara itu bagian logistik memberikan dukungan terhadap rekan-rekan mereka yang sedang bekerja dengan memberikan konsumsi berupa makanan dan minuman segar. “Sekecil apapun peran serta yang disumbangkan oleh prajurit dapat menentukan keberhasilan dalam tugas”, kata Komandan KRI Kakap Mayor Laut (P) Himawan.

Sumber : Koarmatim

Menhan Menerima Kunjungan Panglima Tentera Darat Diraja Brunei

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, Senin (7/5), menerima kunjungan kehormatan Panglima Tentara Darat Diraja Brunei, BG Dato’Hj Yussof bin Hj Abdul Rahman, di Kantor Kementerian Pertahanan RI, Jakarta. Kunjungan ke Menhan ini merupakan rangkaian kunjungan kerja Panglima Tentara Darat Diraja Brunei ke Indonesia.
 
Pada hari sebelumnya, pemimpin tertinggi Angkatan Darat Brunei ini juga mengadakan kunjungan kehormatan kepada Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo di Kantor Mabes Angkatan Darat, Jakarta.

Adapun maksud kunjungan Panglima Tentara Darat Diraja Brunei ke Menhan untuk mempererat hubungan kerjasama dibidang pertahanan, khususnya Angkatan Darat kedua negara. Selain itu peningkatan kerjasama militer Angkatan Darat kedua negara, seperti pengadaan Alutsista dan latihan bersama juga turut dibahas.

Pada kesempatan pertemuan itu juga Panglima Tentara Darat Diraja Brunei, juga menyampaikan terkait rencana Pemerintah Brunei sebagai Chairman dalam penyelenggaraan ADMM pada tahun 2013, di Brunei.

Turut hadir dalam pertemuan Menhan RI dan Panglima Tentara Darat Diraja Brunei, Duta Besar Brunei untuk Indonesia, Mahmud Haji Saidin Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Staf Ahli Bidang Menhan Keamanan Kemhan RI Mayjen TNI Zaenal Fahri Tamzis, dan Kepala Pusat Komunikasi Publik, Brigjen TNI Hartind Asrin.

Sumber : DMC

Wamenhan Meninjau Produksi Kapal BCM

CILEGON-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin  selaku ketua High level committee (HLC) untuk modernisasi Alutsista, Senin (7/5) didampingi Irjen Kemhan Laksdya TNI Sumartono, Kabaranahan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, Aslog Kasal Laksda TNI Sru Handoyo serta sejumlah pejabat Kemhan lainnya, melakukan kunjungan kerja ke  PT Anugrah Buana Marine di Cilegon Jawa Barat.

Setibanya di PT Buana Anugrah  Marine, Wamenhan beserta rombongan diterima oleh Direktur Utama PT Anugrah Buana Marine H. Ir Nazruddin Umar beserta staf yang kemudian memberikan penjelasan tentang pembangunan 1 unit Kapal Bantu Cair Minyak (BCM) untuk TNI Angkatan Laut.

Usai menerima penjelasan dari Dirut PT Anugrah Buana Marine, Wamenhan  memberikan penjelasan kepada sejumah media massa bahwa ini adalah pertama kali pemerintah memberikan kepercayaan kepada pihak swasta, untuk melakukan pembuatan alutsista khususnya kapal yang diperuntukkan bagi TNI AL, guna mendukung program modernisasi alutsista.

“Pemerintah memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan alutsista. Kalau kualitasnya bagus dan dapat bersaing, bukan tidak mungkin akan ada permintaan-permintaan berikutnya”, kata Wamenhan.

Selain menerima penjelasan seputar pembuatan satu unit Kapal Bantu Cair Minyak untuk TNI AL tersebut, Wamenhan berserta rombongan juga berkesempatan meninjau dan melihat secara langsung proses pembuatan kapal BCM.

Kapal BCM yang dirancang bangun oleh putera puteri Indonesia itu, memiliki spesifikasi panjang 95,55 m, lebar 17,50 m, daya muat minyak cair 5000 m3 dan memiliki kecepatan maksimal 14 knots dengan 58 Anak Buah Kapal. 

Sumber : DMC

KCR Trimaran, Masih Misteri

trimaran model Kapal Cepat Rudal Trimaran, Masih Misteri
JKGR-(IDB) : Kapal perang Trimaran seperti di atas, sedang dibangun oleh PT Lundin Industry Invest, di Banyuwangi- Jawa Timur. Bulan Mei atau Juni 2012, ditargetkan rampung satu kapal. Kapal ini anti radar atau stealth karena dibuat dari bahan komposit, bukan logam.

TNI AL memesan 4 kapal Trimaran dengan harga satu kapal Rp 114 Miliar. PT Lundin Industry Invest sepakat mengerjakannya secara bertahap dan semua akan selesai tahun 2014. 

Pikiran pertama yang muncul dibenak kita adalah, mungkinkah hal itu menjadi kenyataan atau hanya angan-angan semata.

AS dan China
 
Hingga saat ini hanya negara-negara maju, yang bisa membuat kapal trimaran. Amerika Serikat pun baru membuat kapal perang trimaran pada tahun 2008. Itu pun masih dari bahan alumunium, sehingga kemampuan stelathnya masih diragukan. Kapal trimaran itu diberi nama USS Independence.
uss independence lcs 2 920 6 Kapal Cepat Rudal Trimaran, Masih Misteri
Kapal Trimaran USS Independence
Saat ini Amerika Serikat sedang bereksperimen dengan Trimaran Sea-Shadow. USS Sea Shadow dibuat berkemampuan stealth dan memiliki target, harus dapat menghindar dari radar Rusia.
sea seadow uss Kapal Cepat Rudal Trimaran, Masih Misteri
Trimaran USS Sea Shadow - Eksperimental
Negara lain pembuat kapal Trimaran tentunya, negara super power Rusia yang juga masih dalam tahap eksperimen. China juga mengembangkan kapal stealth trimaran dan telah mengekspornya ke Pakistan. Itu pun ukurannya masih kelas medium. Pakistan yang sudah cukup maju dalam teknologi militer, belum mampu membuatnya. Lalu apakah Indonesia bisa membuat Trimaran?


china stealth boat Kapal Cepat Rudal Trimaran, Masih Misteri
Kapal Trimaran China
Pabrik kapal Trimaran terletak di Banyuwangi-Jawa Timur, namun pembuatnya orang Swedia bernama John Lundin.

lundin trimaran 1 Kapal Cepat Rudal Trimaran, Masih Misteri
Rangka Kapal Trimaran Lundin
John Lundin
 
John Lundin mendapat tugas dari TNI AL membuat kapal perang trimaran sepanjang 60 meter yang mampu dipacu sekencang 150 km/ jam.

Dokumentasi terakhir tentang perkembangan Trimaran adalah, adalah kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin ke pabrik pembuatan Trimaran, 20 Desember 2011.
Dalam kunjungan ini terlihat bagian bawah kapal trimaran sedang dikerjakan.

Wakil Menteri Pertahanan mengatakan (20/12/2011), kapal trimaran pertama, selesai dibangun 5 bulan ke depan. Berarti Trimaran seharusnya selesai bulan Mei atau Juni 2012. 
Trimaran yang ditunggu tunggu belum juga terlihat. Banyak pihak yang meragukan, John Lundin mampu membuat trimaran seperti model yang telah ia publikasikan.
Keraguan ini bertambah besar, karena sejak$20Desember 2011, tidak pernah terlihat lagi gambar perkembangan kapal stealth Trimaran.

lundin trimaran 2 300x199 Kapal Cepat Rudal Trimaran, Masih MisteriAkankah keraguan jadi kenyataan ?
 
Kita telusuri dulu sejarah hidup si pembuatnya. John Lundin merupakan warga Swedia yang dilahirkan dalam keluarga pembuat kapal cepat dan kapal layar bernama Swede Ship Group. 

Perusahaan ini telah membuat 200 kapal patroli untuk Swedia dan negara Skandinavianya lain. Mereka juga membuat beberapa kapal pesiar.

Di tengah jalan, tiba tiba ayah John Lundin, yakni Alan Lundin, meninggal dunia karena kanker. Tak lama kemudian, perusahaan kapal keluarga Lundin ikut bangkrut.

Dalam keputusasaannya, John Lundin pergi ke Bali tahun 1990-an sambil menjual dua kapal ferry yang tersisa. John berpikir Bali merupakan tempat berkumpulnya wisatawan asing yang memiliki banyak wisata laut. Di Indonesia John bertemu Lizza, jatuh cinta dan akhirnya menikah.

lundin dan lizza Kapal Cepat Rudal Trimaran, Masih Misteri
John Lundin dan Lizza
Pada tahun 1990-an John dan Lizza mendirikan perusahaan furniture bernama Super Dry di Banyuwangi, dengan pasar penjualan China dan Eropa. Usahanya tidak berkembang. John akhirnya memilih hijrah, untuk membuat kapal cepat dengan mendirikan PT Lundin Industry Invest pada tahun 2003 di Banyuwangi Jawa Timur.
Ayah John telah terbiasa membuat kapal patroli untuk tentara maupun Polisi di Skandinavia. Bekal ilmu tersebut ditawarkan John Lundin ke TNI AL. Ia menawarkan kapal patroli cepat X2K. TNI AL merasa gembira dengan kapal pertama X2K John Lundin. TNI AL dan Polisi akhirnya memesan 40 X2K untuk pasukan Kopaska dan Marinir.

x2k tni al john lundin Kapal Cepat Rudal Trimaran, Masih Misteri
Kapal X2K TNI AL
Sejak Kontrak dengan TNI AL, perusahaan John Lundin terus menguat dan berkembang. Bahkan Negara Malaysia dan Singapura juga telah memesan 40 kapal patroli X2K John Lundin. Brunei Darussalam juga menginginkan kapal patroli cepat tersebut.

Catamaran
 
John Lundin tidak puas. Dia terus mengembangkan konsep mutahir pembuatan kapal cepat untuk militer. Sementara istrinya Lizza, mencari pasar penjualan.

Pada tahun 2008, TNI AL menjalin kerjasama dengan John Lundin untuk membuat kapal perang atau kapal patroli militer yang lebih besar. John menamainya Catamaran X -38.

catamaran kopaska Kapal Cepat Rudal Trimaran, Masih Misteri
Catamaran Kopaska - Lundin

Konsep Catamaran ini meniru disain dari Kapal SAR negara Swedia yang kecepatannya mencapai 40 knots atau 100 km/jam. John Lundin membuat kapalnya, sementara sistem kesenjataan bekerjasama dengan insinyur TNI AL.
Catamaran X – 38 akhirnya selesai dibuat akhir tahun 2011 dan sebagian telah diserahkan kepada TNI AL. HIngga kini John Lundin telah mengerjakan 72 unit kapal untuk keperluan militer dan lainnya.

Dalam perjanjian tahun 2008 itu, John Lundin juga menyanggupi untuk membuat kapal perang/ kapal patroli yang lebih besar yakni Trimaran yang memiliki panjang 60 meter.

John Lundin lalu ingat dengan disain seorang pembuat kapal siluman asal New Zealand dengan kapal bernama EarthRace. Kapal ini memenangi balapan kapal keliling dunia. Ketangguhan kapal EarthRace telah terbukti dan merupakan kapal boat tercepat yang pernah dibuat.

Earthrace 1 Kapal Cepat Rudal Trimaran, Masih Misteri
Trimaran Earthrace Selandia Baru

John, lizza dan 7 staf mereka, akhirnya pergi ke Selandia Baru dan mendapatkan sambutan hangat dari pemilik kapal EarthRace. John Lundin, bertanya apa yang terjadi jika ia membuat kapal sejenis, yang ukurannya tiga hingga empat kali lebih besar.
earthrace Kapal Cepat Rudal Trimaran, Masih MisteriPemilik EarthRace mengatakan, kapal tersebut akan jauh lebih bagus. Lebih dari itu, pembuat kapal EarthRace bersedia bergabung membuat disain Trimaran pesanan TNI AL. Target mereka adalah membuat kapal patroli super besar, menyaingi kapal patroli Swedia yang harganya jauh lebih mahal.
 
Dalam kunjungannya selama 3 tahun di Selandia baru, John Lundin menghabiskan dana Rp 50 miliar, untuk membuat disain dan pembangunan kapal Trimaran. Setengah dari dana tersebut ditanggung TNI AL.

John Lundin terikat kontrak membuat satu kapal Trimaran berukuran 60 meter, berbahan baku komposit carbon glassfiber. John Lundin juga$20 memiliki opsi untuk membuat tiga Trimaran lainnya, jika Trimaran pertama sukses dibuat.

“Saat ini Amerika Serikat memiliki Trimaran berukuran 120 meter namun terbuat dari bahan Alumunium”, ujar John Lundin.

John Lundin juga menyiapkan disain paling mutahir, untuk bagian atas Trimaran, agar berbeda dengan kapal trimaran lainnya. John Lundin hendak mewujudkan mimpinya xang tidak kesampaian saat masih berada di Swedia.

“Kami telah menyewa disainer dan insinyur terbaik yang ada di pasar internasional. Kami memiliki disainer dari The America Cp, Volvo Ocean Race dan juga spesialis pembuat kapal cepat dari Swedia”, ujar John Lundin.

Spesifikasi Trimaran
 
KCR Trimaran rencananya akan memiliki panjang 63 meter dan lebar 15 meter. Kapal ini mengangkut 31 personil dan dilengkapi 4 rudal C 802 berdaya jangkau 120 km. Kecepatan maksimum 30 knot, kecepatan jelajah 16 knot, didorong oleh mesin 4 X C32 Caterpillar.

trimaran tni al lundin Kapal Cepat Rudal Trimaran, Masih Misteri
Model Kapal Cepat Rudal Trimaran
Badan kapal Trimaran dibuat dari karbon komposit, sama dengan yang digunakan di pesawat dan mobil Formula satu, 20 kali lebih kuat dari baja. Hal ini untuk memastikan kapal Trimaran tangguh dibawa kemana saja dan dalam medan laut apapun.
“Ini merupakan kapal Trimaran pertama yang dibuat dari serat karbon”, aku John Lundin.

Kapal Trimaran memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan kapal konvensional. Trimaran mampu berlayar di perairan dangkal, tidak mudah tenggelam, stabil ketika diterpa angin kencang, serta lincah dalam bermanuver ketimbang kapal konvensional. Dengan desain multihullsnya, trimaran mampu mendongkrak kecepatanan kapal. 

Akankah Kapal Trimaran jadi diserahkan John Lundin kepada TNI AL. Jika melihat sejarah hidup dan petualangannya di atas, tampaknya pria dari negara pembuat telepon seluler Ericsson ini, mampu memenuhinya.

Sumber : JakartaGreater

Indonesia Kirim Tim Monitoring Perdamaian Ke Filipina

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Indonesia mengirimkan tim monitoring pemantau perdamaian ke Filipina. Pengiriman tim ini atas permintaan Moro Islamic Liberation Front (MILF) dan Pemerintah Filipina.

Sebagaimana dikutip dalam laman Setkab.go.id, tim pengamat Indonesia ini dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2012 yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Tim nantinya bertugas memonitor implementasi perjanjian damai antara Pemerintah Filipinan dan MILF. Tim Pengamat ini bertugas di Filipina Selatan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang lagi.

Kesediaan Indonesia mengirimkan Tim Pengamat telah sebelumnya telah disampaikan oleh Presiden SBY saat melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Filipina Benigno Aquino III di Jakarta, 8 Maret 2011, lalu.

Dalam Perpres itu disebutkan, SBY menugaskan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyiapkan, mengirimkan dan menarik personel Tim Pengamat Indonesia. Marty juga bertugas mengawasi Tim Pengamat Indonesia selama bertugas di Filipina Selatan.

Selanjutnya ketentuan mengenai penyiapan, pengiriman dan penarikan Tim Pengamat Indonesia ditetapkan oleh Marty setelah berkoordinasi dengan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

Sumber : Kontan

Hayono Isman: Alutsista Tidak Sekadar Alat Pertahanan

JAKARTA-(IDB) : Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman menyatakan, alat utama sistem senjata (alutsista) tidak sekadar alat pertahanan. Alutsista dapat digunakan sebagai efek gentar.

"Negara seperti Malaysia saja di Serawak di perbatasan Kalimantan Barat mereka menggelar tank. Mereknya bukan Leopard, tapi merek lain," kata Hayono saat jumpa pers di Kompleks Parlemen, Senin (7/5),  memaparkan hasil kunjungan Tim Komisi I ke Jerman 22-25 April 2012.

Kata Hayono, Singapura yang negara kecil saja memiliki 100 tank Leopard. "Kalau kita amati kenapa negara-negara itu memiliki tank Leopard, sebetulnya bukan semata-mata asal beli senjata. Tetapi lebih banyak aspek efek gentar. Efek gentar ini penting bagi semua negara. Korea Utara, China, Thailand punya kapal induk," ujar politisi Demokrat ini.

"Jadi Thailand satu-satunya negara di ASEAN yang memiliki kapal induk. Kita belum punya. Pertahanan Indonesia juga perlu memiliki peralatan militer yang canggih sehingga tidak tertinggal dari negara lain," tambahnya.

Pada saat berkunjung ke pabrik Leopard, Krauss Maffei Wegmann GmbH and Co.KG di Munich, Hayono juga mengaku menyampaikan berbagai hal yang menjadi perhatian publik Indonesia. Misalnya soal tank tersebut cocok tidaknya dengan kondisi geografis Indonesia.

"Pabrik telah memberikan jawabannya. Saya pribadi puas dengan jawabannya. Pertanyaan publik dijawab dengan baik. Namun mungkin saja ada anggota yang belum puas. Itu mungkin saja. Tapi saya pribadi puas," katanya.

Laporan dari kunjungan ke pabrik itu, kata Hayono, akan dibawa ke dalam rapat internal Komisi I. "Bagaimana keputusannya, kita serahkan ke rapat intern Komisi I. Hasil rapat itu akan kita sampaikan ke pemerintah khususnya TNI AD."

Sumber : Jurnamen

DPR Isyaratkan Setujui Pembelian Tank Leopard Dari Jerman

JAKARTA-(IDB) : Pada kunjungan ke Jerman Komisi I DPR mengunjungi pabrik pembuat Tank Leopard di Jerman. Sepertinya Komisi I DPR akan lebih setuju Tank Leopard dibeli dari Jerman dibanding dari Belanda.

"Saat di sana kami meminta untuk menambah unit yang akan diberikan. Kalau dengan dana sekarang kan dapat 44 tank. Kalau yang dari Belanda kan dapat lebih banyak, sedang kita usahakan," kata Wakil Ketua Komisi I, Hayono Isman, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (7/5/2012).

Saat kunjungan itu, Komisi I DPR berkunjung ke pabrik pembuat Tank Leopard di Jerman. Mereka juga bertanya kelaikan tank tersebut jika digunakan di Indonesia.

"Menurut mereka sesuai. Malaysia juga pakai, alam mereka kan nggak beda jauh dengan kita," paparnya.

Saat ini, Hayono menjelaskan, Indonesia sedang menimang-nimang untuk membeli Tank Leopard untuk menambah alutsistanya. Dua negara produsen yang dipertimbangkan adalah Belanda dan Jerman. Dengan harga yang sama, Belanda bisa memberikan jumlah Tank Leopard yang lebih banyak dibanding Jerman.

Belanda Krisis Politik, Leopard Diupayakan dari Jerman

Wakil Ketua Komisi I DPR Hayono Isman mengatakan, secara pribadi menginginkan tank dapat dipasok dari Belanda. Sayangnya Belanda tengah mengalami krisis politik dan pemerintahannya dibubarkan.

"Karena anggaran yang ada sekarang ini kalau di Jerman hanya dapat 44 Leopard. Padahal di Belanda dengan anggaran yang sama dapat 80 hingga 100 tank merek yang sama," kata Hayono saat jumpa pers di Kompleks Parlemen, Senin (7/5), memaparkan hasil kunjungan Tim Komisi I ke Jerman 22-25 April 2012.

Tapi, karena di Belanda tengah terjadi krisis politik dan pemerintahnya bubar, kata Hayono, kemungkinan Leopard akan dibeli dari Jerman.

Namun setelah mengunjungi pabrik Leopard Krauss Maffei Wegmann GmbH and Co.KG di Munich, menurut Hayono, pabrikan tetap keukeuh dengan harga yang sama seperti semula.

"Jelas pabrikan tidak mau. Mereka mau cari untung. Karena itu harus dicari cara lain dengan dana hibah dari Jerman," kata Hayono yang juga anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini.

"Saya katakan tolong (Kementerian Perekonomian Jerman) dipelajari dalam semangat kunjungan Angela Merkel ke Indonesia. Tolong diupayakan," kata Hayono.

Sumber : Detik