Pages

Kamis, April 19, 2012

Kapal Koarmatim dan Australia Latihan Pemeriksaan di Laut



SURABAYA-(IDB) : Dua kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yaitu KRI Kakap-811 dan KRI Tongkol-813 dari jajaran Satuan Kapal Patroli Komando Armada RI Kawasan Timur (Satrol Koarmatim) , melaksanakan latihan bersama pemeriksaan di laut dengan kapal perang Australia Her Majesty Australia Ship (HMAS) Pirie-P87, saat ketika kapal tersebut sedang bersandar di Dermaga Pelabuhan Umum Tenau, Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (18/04). Masing-masing kapal menerjunkan satu tim pemerika di laut Visit Boarding Search And Seizure (VBSS) dalam gladi tersebut.

Gladi pemeriksaan di laut itu diskenariokan bahwa, patroli bersama antara KRI Kakap, KRI Tongkol dan HMAS Pirie-P87, melaksanakan pemerikasaan dan penggeledahan di laut terhadap kapal-kapal yang sedang melintasi perbatasan laut teretorial kedua negara. Selanjutnya tim pemeriksa (boarding team) diterjunkan untuk memeriksa dokumen dan menggeledah muatan kapal tersebut sesuai prosedur hukum laut internasional.

Dalam latihan tersebut, tim pemeriksa dari KRI Kakap dan KRI Tongkol menggunakan sarana kendaraan air cepat Rigid Hull Inflatable Boat (RHIB), dilengkapi denga senjata organik kapal berupa senjata laras panjang jenis Avtomat Kalashnikov (AK)-SAVZ kaliber 7,62mm dan Pistol P2-Pindad kaliber 9mm.


 

Tim pemeriksa KRI dan HMAS Pirie melaksanakan aksinya secara bergantian, diawali oleh tim pemeriksa dari HMAS Pirie melaksanakan boarding di KRI Kakap dan sebaliknya tim pemeriksa KRI Kakap melakukan boarding di HMAS Pirie. Masing-masing tim saling berbagi ilmu dan pengalaman mengenai teknik dan taktik sesuai dengan Standart Operation Procedure (SOP) yang mereka miliki.

Sebelumnya, Asisten Operasi (Asops) Gugus Tempur Laut Wilayah Timur (Guspurlatim) Kolonel Laut (P) Oktavianus Budi Susanto mengunjungi KRI Kakap dan KRI Tongkol. Beberapa saat kemudian Atase Laut Australia untuk Indonesia Captain Katja Bizilj tiba di Dermaga Pelabuhan Umum Tenau Kupang NTT, untuk melaksanakan kunjungan kehormatan Courtesy Call ke KRI Kakap. Kunjungan diplomat  Australia itu diterima oleh Komandan KRI Kakap di Lounge Room kapal perang tersebut. Selanjutnya para pejabat itu, 

menyaksikan gladi pemeriksaan dan penggeledahan yang dilaksanakan oleh boarding team dari KRI dan HMAS Pirie.

Sumber : Koarmatim

Menhan RI Hadiri 13th Defence Asia Exhibition and Conference 2012 di Malaysia

KUALA LUMPUR-(IDB) : Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro melakukan kunjungan kerja ke Malaysia dalam rangka menghadiri 13th Defence Asia Exhibition and Conference (DSA) 2012, Senin (16/4) di Putra World Trade Center (PWTC) Kuala Lumpur. Event 13th DSA 2012 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Malaysia ini berlangsung tanggal 16 sampai dengan 19 April 2012 dan diikuti lebih dari 280 delegasi yang berasal dari 35 negara serta 850 perusahaan internasional dari 45 negara di dunia.
DSA pertama kali dilaksanakan pada tahun 1998, dan dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Pada pameran Alutsista Angkatan Bersenjata ini dipamerkan berbagai produk-produk Alutsista dan non Alutsista. Dalam pameran ini,  salah satu Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) yaitu PT. Pindad turut serta menampilkan Panser Anoa. Panser ini dibeli oleh Tentara Darat Diraja Malaysia (TDDM) sebanyak 32 unit dan akan didistribusikan pada tahun 2012 dan 2013.
Sumber : DMC

Wamenhan RI Menjadi Pembicara Dalam Putra Jaya Forum 2012 di Malaysia

KUALA LUMPUR-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja ke Malaysia dalam rangka menghadiri 13th Defence Asia Exhibition and Conference (DSA) 2012, Selasa (17/2) di Putra World Trade Center (PWTC), Kuala Lumpur. Event 13th DSA 2012 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Malaysia ini berlangsung tanggal 16 sampai dengan 19 April 2012 dan diikuti lebih dari 280 delegasi yang berasal dari 35 negara serta 850 perusahaan internasional dari 45 negara di dunia.
 
Pada hari pertama kunjungannnya, Wamenhan RI berkesempatan melaksanakan bilateral meeting dengan sejumlah pejabat dari negara sahabat antara lain Menhan Singapura, Member of The Science and Technology Commision China, Wakil Ketua FSMTC Rusia, Sekjen Kemhan Italia dan Wakil Sekjen Australia.

Sedangkan pada kedua, Wamenhan berkesempatan melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Pertahanan Malaysia Dato’ Seri Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi dan menerima kunjungan kehormatan Commanding General USARPAC Lt. Gen Francis J. Wiercinski.

Pada event 13th Defence Asia Exhibition and Conference (DSA) 2012, Wamenhan juga berkesempatan menjadi pembicara dalam Putra Jaya Forum 2012, Defence and Security Forum for Peace. Wamenhan tampil sebagai pembicara pertama pada hari kedua dengan topik “Regionalism and ASEAN Security Architecture : Prospect and Challenges”.

Sumber : DMC

PT DI Incar Sertifikasi Airbus

BANDUNG-(IDB) : Kinerja dan prestasi positif ditunjukkan PT Dirgantara Indonesia (DI) dengan mengantongi 20 sertifikat yang diberikan beberapa lembaga pemberi lisensi.

"Ini dapat memberikan efek positif bagi kami, khususnya dalam mengembangkan pasar internasional," kata Rakhendi dari Humas PT DI, lembaga BUMN yang bergerak dalam industri pesawat terbang, Sabtu (17/3/2012).

Setelah berhasil mengantongi sertifikat-sertifikat itu, ujar Rakhendi, pihaknya membidik sertifikasi dalam hal perawatan Airbus A-320. "Kami berkeyakinan tahun ini PT DI dapat memperoleh sertifikat Airbus A-320," ujar Rakhendi.

Menurut Rakhendi, apabila sudah memperoleh sertifikat Airbus A-320, PT DI bisa melakukan perawatan pesawat berbadan besar tersebut. Di Indonesia, Airbus A-320 menjadi andalan AirAsia Indonesia.

Rakhendi mengatakan, PT DI mengantongi 20 sertifikat yang didapat setelah menjalani audit. Pelaksanaan audit, kata Rakhendi, ada yang berlangsung setiap semester atau 6 bulan satu kali, tiap tahun, dan setiap 3 tahun.

Dikatakan Rakhendi, ke-20 sertifikat itu menunjukkan bahwa PT DI memenuhi syarat sebagai sebuah industri pesawat terbang yang berskala internasional. Selain itu, ujar Rakhendi, 20 sertifikat itu menjadi sebuah fakta yang menunjukkan lembaga yang dulunya bernama Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) tersebut punya komitmen kuat untuk melakukan pemeliharaan dan menjaga kualitas produknya.

Menurut Rakhendi, karena bergerak dalam bidang industri pesawat yang tidak hanya memproduksi tetapi juga melakukan perawatan, pihaknya harus memenuhi persyaratan wajib yang ditetapkan Direktorat Keselamatan Udara.

Sertifikat-sertifikat yang sudah dikantongi PT DI, sebutnya, antara lain, pengoperasian pesawat udara (DKUPPU/DGCA-I) untuk tipe pesawat sipil. Selain sertifikat itu, ujar Rakhendi, pihaknya pun memperoleh sertifikat militer yang diterbitkan Indonesian Military Aircraft Authority (IMAA).

Sertifikat militer itu, kata Rakhendi, diperoleh setelah memenuhi sejumlah persyaratan sistem kualitas standar internasional. Untuk proses pengerjaan produk, ujar Rakhendi, sertifikatnya diterbitkan National Aerospace and Defence Contractor Accreditation Program (NADCAP) dan Performance Review Institute (PRI). "Itu menunjukkan bahwa kami memenuhi syarat keselamatan dunia penerbangan," ujarnya.

Delapan Negara Order Pesawat Buatan PT DI

PT Dirgantara Indonesia menerima pesanan pembuatan 37 unit pesawat jenis CN 235 dari delapan negara.  Selain itu juga PT DI mendapatkan orderan lima unit pesawat sejenis dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL).

Humas PT DI Rakhendi Triatna belum dapat menyebutkan nilai total pemesanan seluruh pesawat itu. Dia juga tidak memerinci nama negara pemesan tersebut. 

Sebagai acuan, PT DI telah memenuhi empat dari 12 unit pesanan terakhir yang diajukan Korea Selatan. Untuk keempat pesawat itu, nilai kontraknya 94,5 juta dolar AS. Sementara nilai kontrak TNI AL dengan PT DI senilai 80 juta dolar AS. 

Pengerjaan pesawat CN-235 dimulai pada Januari 1980. Pesawat ini dikembangkan bersama antara CASA di Spanyol dan IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia). 

CN-235 adalah pesawat angkut jarak sedang dengan dua mesin turbo-prop, pesawat terbang regional dan angkut militer. Versi militer CN-235 termasuk patroli maritim, surveillance dan angkut pasukan. 

Sertifikasi Spanyol dan Indonesia didapat pada tanggal 20 Juni 1986. Pesawat produksi terbang pertama pada 19 August 1986. FAA type approval didapat pada tanggal 3 Desemebr 1986 sebelum akhirnya terbang pertama untuk pembeli pesawat pada tanggal 1 Maret 1988. Pada tahun 1995, CASA meluncurkan CN-235 yang diperpanjang, yaitu C-295

Sumber : Kompas

2013 Semua Pesanan CN-295 Di Asia Pasifik Akan Diprodiksi PT.DI

JAKARTA-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (Persero) akan merakit pesawat CN295 di Bandung mulai akhir 2013.
 
Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (PTDI) Budi Santoso mengatakan perakitan akhir 7 dari 9 pesawat rancangan Airbus Military (AM) CN295 pesanan Kementerian Pertahanan akan dikerjakan di pabrik PTDI.
 
Dia menjelaskan perakitan 7 pesawat tersebut akan dimulai setelah lini produksi PTDI di Bandung bisa memenuhi standar produksi yang ditetapkan AM.
 
Revitalisasi dan modernisasi sistem produksi pesawat PTDI, jelasnya, direncanakan selesai dalam 18 bulan sejak penandatanganan kerjasama strategis antara PTDI, AM dan Perusahaan Pengelola Aset (Persero) di Bandara Halim Perdanakusuma, hari ini
 
“Setelah itu, seluruh pesanan pesawat CN295 di Asia Pasifik tidak lagi diproduksi di Spanyol. Semua diproduksi di Indonesia, begitu juga C-212,” kata Budi.
 
Direktur Aerospace PTDI Andi Alisjahbana mengatakan kesepakatan yang ditandatangani hari ini di depan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menandakan tercapainya syarat awal teaming agreement antara PTDI dan AM yang terbentuk Juni tahun lalu.
 
“Syaratnya ketika itu, PTDI membantu CN295 terjual. Itu sudah tercapai. Kesepakatan baru ini menandakan seluruh rencana rencana restrukturisasi yang disusun PTDI bersama AM masih berjalan tepat waktu,” katanya.
 
Kontrak pembelian 9 unit CN295 oleh Kementerian Pertahanan diumumkan pada awal tahun ini dengan nilai mencapai US$325 juta.
 
Menhan menjelaskan pembelian 9 unit pesawat tersebut adalah bagian dari rencana pencapaian kemampuan angkatan bersenjata minimal (minimum essential force) pemerintah sampai 2015.
 
Andi memaparkan mulai pertengahan tahun ini AM mulai memberi bantuan tenaga ahli, perangkat peralatan dan permesinan, serta sistem informasi teknologi untuk meningkatkan efisiensi sistem produksi pesawat PT DI.
 
Salah satu di antaranya adalah memperpendek waktu produksi PT DI dari 6—9 bulan per unit pesawat menjadi 6 pekan per unit pesawaat.
 
“Seluruh investasi restrukturisasi sepenuhnya merupakan investasi PTDI. AM akan memberi bantuan know how,” jelas Andi.
 
Direktur Utama PPA Boyke Mukijat mengatakan PTDI mengajukan proposal anggaran senilai Rp2,055 triliun untuk proses restrukturisasi perusahaan termasuk pembangunan lini produksi CN295 yang rencananya beroperasi pada 2013.
 
Dia menjelaskan PPA memberi dukungan pendanaan senilai Rp675 miliar sampai seluruh permintaan anggaran pemerintah untuk dana restrukturisasi PTDI disetujui oleh DPR.
 
“Juga ada dana pinjaman dari perbankan. Kami juga mengawasi pembelanjaan dan apa kerjasama ini fair,” tambah Boyke.
 
Senior Vice President AM Ignacio Alonso mengatakan kerjasama kedua perusahaan akan mencakup aspek industri dan komersial.
 
Selain membentuk kerjasama pemasaran dan pusat produksi, jelasnya, kedua perusahaan akan membangun pusat servis yang memberikan pelayanan logistik, pemeliharaan dan pelatihan awak pesawat untuk seluruh produk PTDI dan AM untuk wilayah Asia Tenggara.
 
“Hasil kerjasama sejauh ini sangat baik yang memungkinkan kita untuk terus memperluas lingkup visi jangka panjang kerjasama, yang mungkin akan mencakup pesawat A400M,” kata Alonso.
 
Hari ini, AM menghadirkan pesawat kargo A400M yang bisa mengangkut muatan seberat 30 ton dengan jarak tempuh maksimal sejauh 8.700 kilometer di Bandara Halimperdanakusuma, Jakarta.
 
Purnomo mengatakan pesawat kargo tersebut bisa menjadi alternatif pengganti pesawat Hercules C-130 yang selama ini diandalkan TNI AU.
 
AM mengklaim A400M mampu mengangkut beban 2 kali lebih berat dengan jarak tempuh yang setara atau jarak tempuh 2 kali lebih jauh dengan beban yang setara jika dibandingkan dengan C-130.
 
Namun, Menhan menegaskan pembelian A400M baru bisa direncanakan dalam anggaran pemerintah setelah 2015. 

Sumber : Bisnis

Lapan Gandeng UNS, UI Dan ITS Buat Roket

JAKARTA-(IDB) : Selama ini, untuk memperkuat bidang pertahanan dan keamanan, Indonesia masih membeli peralatan perang. Salah satunya adalah roket. Untuk itu, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menggandeng sejumlah universitas untuk membuat roket.

Keberhasilan riset tersebut akan menandakan kemandirian Indonesia dalam menghasilkan roket sendiri. Selama ini, Lapan memang telah bisa menghasilkan roket namun ukurannya masih kecil sehingga belum mencukupi sebagai bagian dari teknologi pertahanan negara.

Salah satu universitas yang diajak dalam proyek ini adalah tim dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. ''Selama ini kita selalu membeli roket dari negara lain yang kualitasnya pasti lebih rendah daripada roket di negeri asalnya,'' kata salah satu anggota tim ITS, Widyastuti seperti disitat dari ITS online, Kamis (19/4/2012).

Hal ini tentunya sangat miris. Apalagi ketika mengingat bahwa proyek pembuatan roket di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1960-an, bersamaan dengan India dan Pakistan. ITS memang tidak sendirian dalam proyek ini. Lapan turut menggandeng Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Universitas Indonesia (UI), serta beberapa pihak industri. Di dalam kampus, tim ini akan turut melibatkan mahasiswa dari berbagai jenjang untuk kelancaran riset tersebut.

ITS memang belum memiliki program studi khusus bidang teknologi penerbangan dan antariksa. Namun, lebih dari Rp1 miliar telah dikucurkan untuk mendanai proyek yang berlangsung antara Lapan dengan universitas dan pihak industri tersebut.

Selama tiga tahun ke depan, tim dosen-dosen ahli ini akan bekerja sama merakit sebuah roket penuh. Mulai dari nose, body, dan nozzle. Konstruksi tiga bagian tersebut tentunya tidak mudah. Nozzle, atau bagian ujung bawah sekaligus pendorong roket bisa mengalami suhu yang sangat tinggi hingga 3.000 derajat Celsius.

''Diperlukan bahan isolator yang tahan panas tinggi agar nozzle tidak meleleh. Karena itu, riset tim ini akan turut mencakup pengujian bahan-bahan yang sanggup menahan panas ekstrim,'' papar Ketua Tim Riset Roket Suasmoro.

Pengujian-pengujian mengenai berbagai aspek lain juga harus dilaksanakan secara mandiri oleh tim. Hal ini karena teknologi roket sangat jarang disebarluaskan. Masing-masing negara yang memiliki proyek pembuatan roket pasti akan sangat protektif mengenainya.

Sumber : Okezone

KRI Dewaruci Tiba di New Orleans

JAKARTA-(IDB) : Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci yang sedang berlayar keliling dunia, tiba di New Orleans, Amerika Serikat, setelah menempuh perjalanan panjang melewati Terusan Panama selama beberapa hari.

Mengutip siaran pers dari Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur yang diterima ANTARA di Surabaya, Rabu, kapal latih milik TNI Angkatan Laut itu tiba di New Orleans pada Selasa (17/4).

Kapal latih dengan tiga tiang layar tinggi itu, sebelumnya berangkat dari Manzanillo, Meksiko, dengan melewati Terusan Panama sepanjang 3.159 mil dan selanjutnya menyusuri Sungai Missisippi untuk mencapai lokasi tujuan.

Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto terpaksa melakukan perjalanan panjang tanpa singgah di Panama sesuai jadwal sebelumnya, karena harus mengejar target tiba di New Orleans pada 17 April.

Menurut rencana, KRI Dewaruci singgah di kota tersebut hingga 22 April untuk mengikuti dan mengadakan sejumlah kegiatan.

Kedatangan KRI Dewaruci disambut Konsul Jenderal RI di Houston, Al Busro Basnur, dan Atase Laut untuk AS, Kolonel Laut (KH) Anwar Saadi.

Sebelum merapat, seluruh prajurit awak KRI Dewaruci melakukan tradisi "Parade Roll" dengan menaiki tiga tiang layar hingga ke puncak tertinggi dan mendapat sambutan meriah dari masyarakat setempat.

Sementara itu, sebanyak 17 prajurit TNI AL yang sedang mengikuti pelayaran KRI Dewaruci mendapatkan kenaikan pangkat.

Penyematan pangkat baru kepada 17 prajurit yang terdiri dari empat orang perwira, lima orang bintara dan delapan orang tamtama itu, dilakukan dalam upacara yang dipimpin Komandan KRI Dewaruci Letkol Haris Bima Bayuseto.

"Kenaikan pangkat ini bukanlah sebuah hadiah dari pimpinan TNI AL, tapi merupakan suatu prestasi kerja yang tinggi selama berkarier, juga dedikasi dan loyalitas serta tanggung jawab dalam melaksanakan tugas," kata Haris seperti dikutip dari siaran pers Dispen Koarmatim.

Seusai upacara pelantikan, ke-17 prajurit tersebut menjalani tradisi yang biasa dilakukan awak KRI Dewaruci dan TNI AL, yakni disemprot dengan menggunakan air laut.

Sumber : Antara

PT. DI - AM Berkolaborasi Garap Pasar Asia Pasifik

JAKARTA-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia dan Airbus Military melakukan peresmian kerja sama strategis jangka panjang. Kerja sama itu ditandatangani kedua perusahaan. Dalam kerja sama ini dipaparkan rencana revitalisasi PT DI dengan proyek-proyek kerja sama dan pengembangan bisnis yang spesifik.

“Kesepakatan ini patut ditandai sebagai tonggak revitalisasi PT DI karena akan memastikan semua target dalam rencana revitalisasi akan tercapai,”kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso sebelum menandatangani kesepatan kerja sama di Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/4).

“Dalam kesepakatan ini PT DI dan Airbus Military akan bekerja sama dalam mengembangkan pasar Asia Pasifik yang hasilnya akan memperkuat posisi produk PT DI dan Airbus Military,”tambahnya.

Dijelaskan Budi, PT DI juga telah menandatangani kontrak dengan Spirit UK/ Airbus dan Eurocopter untuk menjadi pemasok global komponen strukuralnya. Bersama Eurocopter, PT DI juga telah melakukan kontrak untuk melakukan kustomisasi serta pengiriman enam unit EC725.

“PT DI dan Airbus juga telah setuju mengembangkan lini perakitan akhir dan pusat pengiriman untuk CN295 di Indonesia, dan perakitan hidung pesawat A350 yang baru,”kata Budi.

PT DI, tambah Budi, secara serius tengah membangun diri sebagai sosok yang penting dalam dunia dirgantara dh Asia Pasifik.

PT DI-Airbus Military Teken Kontrak Rp2,9 Triliun

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akhirnya menandatangani kerja sama dengan Airbus Military. Kontrak kerja sama senilai US$325 juta (sekitar Rp2,98 triliun) itu diharapkan membuat PT DI lebih kompetitif dalam industri pesawat terbang.

“Bentuk kerja samanya business to business. Pemerintah hanya regulator,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai penandatanganan kontrak kerja sama kedua perusahaan di Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (18/4).

Menhan mendukung kerja sama ini karena selama ini kerja sama yang dilakukan dengan Airbus berjalan baik. “Kami puas kerja sama dengan Airbus,” kata Purnomo. Direktur Utama PT DI Budi Santoso menjelaskan, melalui kerja sama dengan Airbus Military ini PT DI akan mendapat fasilitas up-grading assembling dan fasilitas pembuatan komponen pesawat, baik untuk pesawat milik Airbus Military, maupun pesawat lainnya.

“Kami harapkan PT DI lebih kompetitif di bidang komponen pesawat aerocraft,” kata Budi. Dengan kerja sama ini pelaksanaan final assembling dilakukan di Bandung dengan mengembangkan metode yang digunakan PT DI selama ini. PT DI membutuhkan waktu 6-9 bulan untuk final assembling pesawat. Sedangkan Airbus bisa melakukannya hanya dalam waktu enam minggu.

“Ini penghematan luar biasa baik dari SDM, maupun keuangan. Karena modalnya cepat klembali. Improvement ini kami harap dapat menjadikan PT DI lebih kompetitif,” kata Budi. Saat ini tim kerja sama kedua perusahaan tengah mempersiapkan Pusat Pengiriman CN295 di Bandung untuk pesawat CN295 yang telah dibeli oleh Kementerian Pertahanan Indonesia.

Sumber : Jurnas

Menhan Saksikan Peresmian Kesepakatan Kerjasama PT. DI Dengan Airbus Military Serta PT. PPA

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro dengan didampingi Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, Rabu (18/4) menyaksikan penandatangan peresmian dari kesepakatan kerjasama strategis jangka panjang yang ditandatangani antara PT. Dirgantara Indonesia (DI) bersama dengan Airbus Military, di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
 
Penandatanganan kesepakatan kerjasama ini dilakukan oleh Direktur Utama PT. DI Budi Santoso, Chief Operating Officer Airbus Military, Alberto Gutierrez, Senior Vice President Commercial Asia Pasific Australia, Ignacio Alonso dan Direktur Utama PT. PPA Boyke W Mukijat.Peresmian ini akan memulai rencana revitalisasi dan penyempurnaan yang akan berlangsung selama 18 bulan kedepan, sebagai tahap pertama dari kesepakatan kerjasama jangka panjang ini. Selain itu kesepakatan kerjasama ini akan memaparkan secara lengkap rencana revitalisasi PT. DI dengan Proyek kerjasama dan pengembangan bisnis yang spesifik.

Dengan diresmikannya kesepakatan kerjasama ini juga, segala visi, strategi dan sumber daya sekarang sudah siap untuk bergerak dari tahap pemulihan ke tahap pengembangan bisnis untuk PT. DI.

Bersamaan dengan persemian kerjasama tersebut, Airbus Military juga memperkenalkan produk generasi terbaru dari pesawat angkut udara jenis A 400 M yang langsung didatangkan dari Kota Madrid, Spanyol.

Kedatangan  Airbus Military A400M ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan ke berbagai Negara di Asia. Pesawat Airbus Military A400M adalah pesawat angkut militer terbaru yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan angkatan bersenjata abad ke-21.

Berkat teknologinya yang maju, pesawat ini dapat terbang lebih tinggi, cepat, dan jauh dengan tetap mempertahankan kemampuan bermanuver yang tinggi, kecepatan rendah, serta menggunakan landasan pendek, lunak, dan kasar. Pesawat ini menggabungkan kemampuan menjalankan misi taktis dan strategis serta dapat digunakan sebagai pesawat pengisi bahan bakar.

Pesawat ini juga memiliki ruang kargo yang khusus dirancang untuk mengangkut peralatan besar yang dibutuhkan oleh misi militer dan bantuan kemanusiaan, pesawat ini dapat membawa kargo dengan cepat dan langsung menuju ke tempat yang paling dibutuhkan.

Berkaitan dengan adanya pesawat terbaru Airbus Military A400 M Menhan mengatakan Indonesia akan mempelajari dan mendalami tentang keunggulan dari spesifikasi pesawat A400 M, namun tidak dalam perencanaan modernisasi alutsista hingga tahun 2015.

“Satu pesawat yang akan dibeli itu harus diteliti dulu, kemampuannya dengan spesifikasi tekhnisnya dan operasional SDM dari kita semua. Untuk sementara ini kami sebagai pemerintah memang ada rencana untuk pembelian pesawat Airbus hingga tahun 2015 adalah pesawat CN 295,” Jelas Menhan.

Hadir dalam peresmian kerjasama dua perusahaan dirgantara tersebut, Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufaat, Sekjen Kemhan, Marsdya TNI Eris Herryanto, serta pejabat di lingkungan Kemhan dan TNI dan perwakilan PT. DI dan Airbus Military.

Sumber : DMC

Mantan KSAL, Menkopolkam Sudomo Mangkat

JAKARTA-(IDB) : Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Laksamana TNI (Purn) Sudomo meninggal dunia pada Rabu sekitar pukul 10.15 WIB setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta karena diduga mengalami perdarahan otak.

"Pak Sudomo meninggal dunia pagi tadi setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto, melalui pesan singkat di Jakarta, Rabu.

Sudomo, yang menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi selama masa pemerintahan orde baru, meninggal dunia pada usia 86 tahun.

Pria yang lahir pada 20 September 1926 di Malang, Jawa Timur, itu menjabat Kepala Staf TNI-AL periode 1969-1973 dan Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) selama 1978-1983.

Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) itu dikenal mampu menangani berbagai kemelut keamanan dalam negeri secara dingin.

Panglima TNI : Soedomo Miliki Komitmen Besarkan AL

Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, mengatakan, sebagai seorang prajurit TNI Angkatan Laut, Soedomo yang meninggal pada Rabu pagi tadi, memiliki komitmen kuat untuk membesarkan Angkatan Laut.

"Beliau juga memiliki pengalaman yang banyak di Angkatan Laut, baik di bidang operasi maupun pembinaan. Karena itu, saya sebagai Panglima TNI yang juga orang Angkatan Laut, sangat kehilangan atas berpulangnya beliau ke Rahmatullah," kata Panglima TNI, di Jakarta, Rabu malam.

Mantan Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) Laksamana (Purn) almarhum Soedomo itu juga memiliki sosok yang patut diteladani.

"Almarhum Soedomo memiliki sosok yang patut diteladani bagi prajurit TNI Angkatan Laut, bangsa dan negara ini. Kita merasa kehilangan sosok yang memiliki jasa yang besar bagi negara," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul.

Selama kepemimpinan beliau sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) pada 1969-1973, kata Iskandar, almarhum Soedomo seringkali membuat gebrakan dan melakukan inovasi-inovasi di tubuh TNI AL.

"Kami kehilangan putra terbaik bangsa, di mana almarhum Soedomo pernah menjabat sebagai Menko Polkam. Almarhum juga merupakan pelaku sejarah dalam peristiwa Aru," katanya.

Tak hanya itu, almarhum juga telah meresmikan museum KRI Harimau di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, beberapa waktu lalu.

"Saat itu, almarhum begitu tegar menceritakan peristiwa Aru," kata Kapuspen.

Saat ini, kata dia, jenazah almarhum Soedomo disemayamkan di rumah duka di Jalan Sekolah Kencana IV, TM-19, Pondok Indah, Jakarta. Rencananya, jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Kalibata dengan upacara militer pada Kamis (19/4).

Soedomo lahir pada 20 September 1926 di Malang, Jawa Timur. Dia pernah menjadi kepala staf TNI-AL pada 1969-1973 dan juga pernah menjabat sebagai panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) 1978-1983.

Pendidikan umum yang pernah dilaluinya yaitu sekolah HIS di Probolinggo dan lulus pada tahun 1939.

Selanjutnya pendidikan di MULO di kota yang sama. Kemudian sekolah di SMP di Malang hingga lulus tahun 1943. Selanjutnya dikarenakan tertarik pada dunia pelayaran, memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT) di kota Cilacap, Jawa Tengah.

Karier Militer Soedomo diawali dengan mengikuti Pendidikan Perwira Special Operation di Sarangan tahun 1948, kemudian memperdalam pengetahuan kemiliterannya dengan mengikuti pendidikan di negeri kincir angin, tepatnya di Artilleris School, Den Helder, Belanda.

Selanjutnya, almarhum juga mengenyam pendidikan berupa Kursus Komandan Kapal Destroyer di Gdynia, Polandia dan menamatkannya pada tahun 1958. Pendidikan Lemhannas tahun 1965, Sekolah Para Komando KKO tahun 1966, serta Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) tahun 1968.

Sumber : Antara