Pages

Rabu, April 18, 2012

Airbus A400M Mendarat Pertama di Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Pesawat Airbus A400M, produk terbaru dari Airbus Military, melandas untuk pertama kalinya di Indonesia, Selasa (18/4/2012). PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan Airbus Military meresmikan Kesepakatan Kerjasama strategis jangka panjang yang disaksikan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

Peresmian ini akan memulai rencana tahap pertama revitalisasi dan penyempurnaan yang akan berlangsung selama 18 bulan ke depan.

A400M mampu mengangkut beragam muatan militer dan operasional yang tidak dapat ditransportasikan dengan C-130. Bagasi kargo yang fleksibel dapat mengangkut kargo yang bervariasi untuk cepat merespon kebutuhan bantuan kemanusiaan.

A400 M bisa memuat kontainer sepanjang 20 kaki atau mengangkut 116 pasukan berpakaian lengkap. 

Sumber : Kompas

Indonesia Segera Tandatangan Kontrak Pembelian Tank BMP-3F

N
JAKARTA-(IDB) : Indonesia dipastikan membeli kendaraan tempur infanteri (infantry fighting vehicle) BMP-3F dari Rusia. Kini, proses negosiasi tengah berlangsung.

"Bisa dipastikan kita membelinya," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Hartind Asrin, saat berbincang dengan VIVAnews.com, Selasa 17 April 2012 malam.

Menurut dia, tim dari Kemenham dan TNI AD saat ini masih mempelajari kontrak pembelian tank ringan Rusia itu. Namun, Hartind tak mau menyebut berapa anggaran yang disiapkan untuk pembelian kendaraan angkut militer ini.

Hartind juga mengaku belum tahu berapa unit BMP-3F yang akan dibeli Indonesia dari perusahaan Rosoboronexport, Rusia tersebut. Jumlah BMP-3F yang akan dibeli baru diketahui setelah tahapan preaudit selesai. "Ini masih preaudit, lalu teken kontrak, baru diketahui berapa unit yang kita beli," katanya. "Preaudit kira-kira dua minggu lagi selesai."

Hartind menambahkan, pemilihan BMP-3F ini sesuai dengan spesifikasi yang diajukan oleh TNI AD sebagai calon pengguna tank ringan ini. "Berdasar penilaian user, kendaraan ini dinilai bagus," ujar dia.

Sebelumnya, laman Ria Novosti melaporkan Indonesia segera menandatangani kontrak pembelian BMP-3F dengan eksportir peralatan militer Rusia, Rosoboronexport. Indonesia dikabarkan akan membeli 37 BMP-3F dengan nilai US$100 juta.
 BMP-3

Wakil Kepala Rosoboronexport, Viktor Komardin, berharap penandatanganan kontrak jual beli ini akan berlangsung akhir bulan ini. Hingga saat ini, menurut laman Ria Novosti, Rusia telah mengirim setidaknya 17 BMP-3F ke Indonesia.

BMP-3F dipersenjatai meriam 100 mm, senapan mesin 7.62 mm, serta peluru kendali anti-tank; sehingga bisa digunakan untuk pertarungan langsung. BMP-3 memiliki berbobot kurang lebih 18,7 ton, panjang sekitar 7,2 meter, lebar 3,3 meter dan tinggi 2,45 meter, kapasitas awak 3 orang serta 7 personel pasukan bersenjata lengkap.

BMP-3F memiliki lapisan pelindung lebih tebal dari pengangkut personel lapis baja. Kendaraan ini juga sudah dipakai untuk menggantikan peran tank ringan.

Dari segi bobot, BMP-3F merupakan kendaraan tempur kavaleri terberat yang yang dimiliki Korps Marinir saat ini. Bila dibanding tank-tank ringan milik TNI-AD, BMP-3F dinilai jauh lebih unggul dengan adopsi kanon 100 mm.

Sumber : Vivanews

Jumlah Penerbang Tempur Tak Berbanding Lurus Dengan Jumlah Pesawat

JAKARTA-(IDB) : Semua mata orang-orang di taxi wayLanud Halim Perdanakusuma tertuju pada enam pesawat yang sedang akrobat di udara.KT- 1B,nama pesawat itu, diterbangkan sedemikian rupa,melayang di ketinggian lalu tiba-tiba meliuk menukik laksana elang yang akan menyambar mangsa.

Mulut berdecak,kepala bergeleng,dan tangan bertepuk–– pertanda para penonton tak kuasa menahan rasa kagumnya.Rasa bangga dalam dada mereka terpancar keluar dari sikap dan tatap matanya.Apalagi ketika mereka dikirimi pesan cinta berupa simbol hati yang diukir memakai kepulan asap dari buritan pesawat.

Lantang suara pemandu acara menyebut-nyebut nama para penerbang KT-1B,beradu dengan deru mesin pesawat yang terus melaju,melanjutkan setiap adegan menakjubkan di Hari Ulang Tahun TNI Angkatan Udara,Senin (9/4). Dari corong pengeras suara disampaikan,mereka yang ada dibalik kemudi terbang KT-1B adalah para instruktur penerbang di skuadron pendidikan terbang di Pangkalan Udara Adisutjipto, Yogyakarta.Di Kota Gudeg ini pula pesawat-pesawat itu bermarkas.

KT-1B merupakan pesawat latih untuk calon penerbang tempur TNI Angkatan Udara. Mengendalikan pesawat tempur berkemampuan perang udara dan udara ke darat ini sudah barang tentu lebih rumit dan sulit.Karena itu,sangat selektif untuk menentukan kualifikasi prajurit yang boleh menerbangkannya.Setiap penerbang pesawat tempur seperti Sukhoi dan F-16 harus melalui berbagai tahapan pendidikan terbang sebelum benar-benar menerbangkan si burung besi ini.

Selama ini Wing Pendidikan Terbang Lanud Adisutjipto tiap tahun ratarata hanya meluluskan sekitar 30 penerbang pemula dari AAU.Minimnya penerbang tempur yang lahir setiap tahun menjadi pekerjaan rumah bagi TNI Angkatan Udara hingga sekarang.

Hingga 2014 ada sekitar 50 pesawat tempur yang tiba dan bergabung untuk memperkuat armada dirgantara Indonesia. “Jumlah penerbang kita kurang.Paling tidak,kita harus menyiapkan 1,5 dari jumlah pesawat atau sekitar 75 penerbang,”kata Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat yang juga menyaksikan atraksi KT-1B.

Sumber : Sindo

Perkuat Alutsista, TNI AL Beli 6 Pesawat ke PT DI

BANDUNG-(IDB) : Komandan Pusat Penerbangan TNI AL, Laksamana Pertama Sugianto, membenarkan bahwa jajarannya melakukan pemesanan 6 unit pesawat kepada PT Dirgantara Indonesia. Pesawat-pesawat itu terdiri atas 3 unit CN 235 dan 3 unit helikopter Bell 412 EP.

Sugianto menjelaskan, pemesanan keenam pesawat tersebut merupakan bagian rencana penambahan alat utama sistem persenjataan (alutsista).
 
Menurutnya, sampai 2014, TNI AL menyiapkan sejumlah rencana penambahan dan pemerkuatan alutsista. Namun, yang saat ini terealisasi yaitu baru pada helicopter BELL 412 EP.

Sementara itu, Humas PT Dirgantara Indonesia (DI), Rakhendi Triatna, mengungkapkan, saat ini, pihaknya menerima pemesanan pembuatan pesawat dari berbagai negara. Antara lain, sebutnya, Korea Selatan (Korsel), Thailand, Pakistan, Uni Emirat (UE), Burkina Paso, dan Senegal.

Selain negara-negara itu, lanjutnya, pihaknya pun menerima pemesanan pembuatan pesawat yang diajukan TNI AL. Disebutkan, secara total, jumlah pesawat yang dipesan TNI AL yaitu 6 unit.
 
"Itu terdiri atas 3 unit CN 235. Kontraknya, yang terjalin sejak 2009, yaitu 80 juta dolar AS. Tiga unit lainnya, yaitu helikopter BELL 412 EP," beber Rakhendi pada sela-sela tes penerimaan BELL 412 EP, yang dilakukan Komandan Pusat Penerbangan TNI AL, Laksamana Pertama Sugianto, di PT DI Bandung, Selasa (17/4/2012). 

Kabarnya, TNI AL pun siap memesan 2 unit CN 235. Jika itu terealisasi, tutur Rakhendi, secara total, TNI AL memesan 5 unit CN 235. Akan tetapi, tukasnya, sejauh ini, perjanjian kontrak mengenai pemesanan 2 unit CN 235 tambahan oleh TNI AL belum terjalin. Kendati begitu, Rakhendi menyatakan, kemungkinan besar, dalam waktu yang tidak lama, pemesanan itu dapat terealisasi.

Sumber : TribunNews

PBB Minta Indonesia Kirim Tim Pemantau ke Suriah

JAKARTA-(IDB) : Krisis politik dan kemanusiaan di Suriah terus berkepanjangan. Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) pun meminta pemerintah RI untuk mengirimkan tim observer (pemantau) ke negara yang tengah dilanda konflik bersenjata tersebut.

"Yang kita kirim nanti observer, bukan pasukan perdamaian. Tadi pagi Sekjen PBB (Ban Ki-Moon, red) minta melalui Pak Marty Natalegawa (menlu)," kata Jubir Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, melalui telepon, Senin (16/4/2012).

Indonesia merupakan salah satu dari sejumlah negara yang diminta PBB untuk mengirimkan tim pemantau ke Suriah. PBB menilai Indonesia memiliki tenaga yang kompeten mengawasi gencatan senjata antar dua pihak bertikai di Suriah.

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menyatakan persetujuannya terhadap permintaan tersebut. SBY lalu memerintahkan Menlu Marty Natalegawa untuk mempersiapkan tim pendukung yang dibutuhkan PBB.

"Presiden juga menekankan agar gencatan senjata di Suriah bisa efektif," sambung Julian.

Kekerasan bersenjata antara pasukan pendukung presiden Bashar Assad dengan kelompok oposisi bersenjata telah berlangsung sejak tahun lalu. Kelompok oposisi dan masyarakat Suriah mendesak Assad mundur dari presiden. Namun tuntutan tersebut dijawab dengan menggunakan kekuatan militer. Lebih dari 6.000 orang tewas dari kedua pihak sejak konflik itu pecah. Saat ini, genjatan senjata sedang diberlakukan sejak Kamis (12/4). PBB pun akan mengirimkan tim pemantau ke Suriah dari sejumlah negara yang dipercayai.

Sumber : Detik

Belum Ditemukan Mark Up Harga Pemebelian 6 Pesawat Sukhoi SU-30 MK2

JAKARTA-(IDB) : Dugaan penggelembungan harga (mark up) pada pembelian enam unit Sukhoi 30MK dari Rusia yang dilaporkan Koalisi LSM ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih terus didalami.

Menurut Pimpinan KPK, Busyro Muqoddas, dari hasil pendalaman sementara, penyelidik belum menemukan adanya kerugian negara. "Kami belum menemukan kerugian negara, karena mendalami kan butuh waktu juga dan yang menentukan kerugian keuangan negara BPK atau BPKP," ujar Busyro saat ditemui usai menghadiri acara Deklarasi Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi di lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah di Hotel Sahid, Jakarta, Selasa (17/4).

Kendati demikian, diakui Busyro, penyelidik KPK sudah melakukan koordinasi dengan BPK dan BPKP terkait adanya unsur merugikan keuangan negara dalam pembelian sukhoi pada 2011 tersebut. "Sudah, tapi kami sedang mendalami ke dalam dulu," ujarnya.

Soal rencana penyelidikan pembelian Sukhoi pada 2003 yang diduga terjadi kecurangan, dikatakan Busyro belum dilakukan timnya. Menurut Busyro, penyelidik masih fokus pada penyelidikan pembelian sukhoi yang dilaporkan Koalisi LSM beberapa waktu lalu. "Sementara yang kemarin dulu. Itu saja butuh waktu ya, sementara personel kami kan terbatas jadi memang butuh waktulah," ujar Busyro yang meminta masyarakat untuk bersabar.

Sebelumnya diberitakan, Koalisi LSM menemukan ketidakwajaran harga pembelian enam unit Sukhoi pada 2011 senilai US$ 470 juta. Menurut data di Kementerian Pertahanan, harga satu unit sukhoi US$54,8 juta. Jika dikalkulasi Pemerintah RI hanya akan menggelontorkan US$328,8 juta, sementara jika mengacu harga jual Rosoboronexport sebagai lembaga pengekspor, negara maksimal mengeluarkan US$420 juta untuk enam unit Sukhoi.

Koalisi LSM juga mempertanyakan keterlibatan PT Trimarga Rekatama sebagai agen pembelian sukhoi. Padahal, pembelian harus dilakukan secara Government to Government

Sumber : Jurnas

Pesawat Tempur TNI AU Latihan Tembak Sasaran

MADIUN-(IDB) : Tiga pesawat tempur dari Lanud Iswahjudi, Jawa Timur, melakukan latihan menembak sasaran. Di atas ketinggian 4.000-4.500 kaki dengan kemiringan 10-30 derajat, memborbardir daerah Pulung Ponorogo, yang menjadi lokasi sasaran latihan tembak Air Weapon Range (AWR).

Kapentak Lanud Iswahjudi Mayor Sus Sutrisno dalam siaran pers yang diterima Jurnal Nasional, Selasa (17/4) menyebutkan, latihan penembakan tersebut merupakan ajang uji kemampuan bagi para penerbang tempur dalam ketepatan menembak atau menghancurkan sasaran sekaligus untuk meningkatkan kemampuan tempur yang andal dan profesional.

Sutrisno menyebutkan, tiga pesawat tempur yang melaksanakan latihan penembakan adalah pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skuadron Udara 3, pesawat tempur F-5 Tiger dari Skuadron Udara 14 dan pesawat tempur Hawk MK-53 dari Skuadron Udara 15. "Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para penerbang dalam menghancurkan daerah sasaran penembakan, dengan menggunakan jenis bom latih asap BDU 33 dan roket FFAR 2.75 inci,” ujarnya.

Menurutnya, sebagai pengawal kedaulatan NKRI di udara, latihan ini sangat penting dilakukan oleh para penerbang tempur. “Sedangkan sasaran yang hendak dicapai dalam latihan ini adalah agar kemampuan para pengawal dirgantara nasional tersebut senantiasa terus meningkat hingga mencapai kemampuan andal dan profesional. Sehingga pada gilirannya nanti mereka selalu siap dalam setiap pelaksanaan tugas yang menjadi tanggung jawabnya," jelas Sutrisno.

Sumber : Jurnas

Penerbal Menjajaki Pembelian Helikopter AKS

JAKARTA-(IDB) : Komandan Pusat Penerbang TNI Angkatan Laut (Penerbal) Laksamana Pertama TNI Sugianto menyatakan masih terus menjajaki jenis helikopter anti kapal selam (Seasprite) yang akan memperkuat jajaran TNI dalam melakukan pengawasan perairan Indonesia.

"Masih terus melakukan penjajakan jenis helikopter anti kapal selam itu. Tahun ini diintensifkan, selain penjajakan juga mencoba sendiri keunggulannya," kata Sugianto disela uji coba Heli NBell-412EP di PT Dirgantara Indonesia Bandung, Selasa.

Menurut Sugianto, saat ini dibutuhkan satu skadron heli anti kapal selam. Minimal dalam waktu dekat ini ada setengahnya atau enam unit sudah mencukupi kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan pengawasan perairan di Indonesia.

Namun tidak disebutkan dari negara mana helikopter mutakhir yang bisa mendeteksi kehadiran kapal selam dan bahkan menghancurkan di tengah lautan.

"Kita cek dulu, coba dulu keunggulannya, jangan sampai spesifikasinya tidak cocok dengan yang kita butuhkan," katanya.

Menurut Sugianto, pesawat-pesawat itu akan ditempatkan di KRI-KRI yang memiliki halipad. Kehadiran helikopter di KRI adalah merupakan kepanjangan mata dan telinga dari kapal TNI AL. Laut Indonesia yang luas tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh KRI mengingat kekuatannya yang terbatas.

Helikopter anti kapal selam memiliki spesifikasi untuk manuver yang handal di lautan. Selain memiliki kemampuan terbang dengan kecepatan tinggi, juga harus mampu bermanuver saat menurunkan perangkat sonar pendeteksi kapal selam.

"Heli itu dilengkapi dengan alat pendeteksi kapal selam yang diturunkan ke laut, selanjutnya hasilnya dideteksi di pesawat untuk selanjutnya memastikan kehadiran kapal selam. Kemampuan manuvernya saat menurunkan alat pendeteksi sangat diprioritaskan," katanya.

Sementara itu dalam waktu dekat ini, TNI AL akan mendapat tambahan tiga pesawat heli NBell 412EP produksi PT Dirgantara Indonesia. Satu diantaranya sudah rampung, sedangkan dua lainnya dalam tahap penyelesaian.

"Ditargetkan pada HUT TNI AL pertengahan 2012 ini, NBell terbaru kami dipamerkan di sana," kata Sugianto.

Pesawat NBell 412EP memiliki keunggulan dibandingkan NBell pendahulunya, karena dilengkapi dengan Auto Pilot yang memungkinkan pesawat dikendalikan secara otomatis dan mengurangi beban pilot dalam mengoperasikannya. 

Sumber : Antara