Pages

Sabtu, April 14, 2012

Dansatsel Koarmatim : Latihan Mata Rantai Dari Pembinaan Personel

SURABAYA-(IDB) : Latihan merupakan salah satu mata rantai dari pembinaan personel, dan bertujuan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan tuntutan dinamika organisasi dan kemajuan teknologi. Demikian antara lain ditegaskan Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmatim  Kolonel Laut (P) Jefrry. S. Sanggel , SH, saat menutup Pembekalan Pengawak Kapal Selam, Jumat (13/4) di Dock Kapal Selam, Koarmatim, Ujung, Surabaya.

Lebih lanjut Dansatsel Koarmatim mengatakan, dengan telah selesainya mengikuti pembekalan ini, bukan berarti proses latihan para peserta telah selesai, karena yang  diperoleh selama mengikuti latihan masih memerlukan pengembangan dan pemantapan di lapangan penugasan. Oleh karena itu semangat berlatih perlu terus dipupuk dan dikembangkan.

Penutupan yang diselenggarakan diatas kapal selam KRI Cakra-401  dengan Komandan Upacara Mayor Laut (T) Yulius itu, berlangsung dengan penuh khimad meski terbilang lain dari yang lain. Mengingat tempat yang terbatas dan langsung diatas air laut itu, sekaligus menggambarkan perjalanan dari pada proses pembekalan terhadap awak baru yang dilakukan dengan begitu cermat untuk menghasilkan personel kapal selam yang profesional dan sesuai dengan tuntutan dan perkembangan teknologi.

Penutupan pembekalan untuk awak baru pengawak kapal selam di lingkungan Koarmatim ini, ditandai dengan pembaretan  oleh Komandan Satuan kapal Selam Koarmatim yang juga bertindak selaku Irup kepada seluruh peserta pembekalan yang sekaligus menandai resminya para personel peserta pembekalan itu masuk dijajaran Satuan Kapal Selam.

Sumber : Koarmatim

Rusia Tempatkan Patroli Kapal Perang Permanen di Dekat Suriah

MOSCOW-(IDB) : Rusia memutuskan menempatkan secara permanen kapal-kapal perangnya untuk berpatroli di perairan laut dekat wilayah Suriah. Langkah itu diambil untuk menandingi kehadiran kapal-kapal perang Amerika Serikat dan negara-negara Barat lain yang jumlahnya makin banyak di sekitar Suriah.

Demikian ditegaskan seorang pejabat tinggi Kementerian Pertahanan Rusia kepada kantor berita RIA Novosti, Jumat (13/4/2012). "Sudah diputuskan untuk menempatkan kapal-kapal perang Rusia dekat pesisir Suriah secara permanen," ujar pejabat yang tak disebutkan namanya itu.

AS dan negara-negara Barat lain, seperti Inggris, Jerman, Kanada, dan Perancis, telah menempatkan kapal-kapal perangnya di sekitar Suriah sejak gerakan rakyat menentang Pemerintah Suriah mulai pecah, Februari 2012.

Menteri Pertahanan Kanada Peter MacKay mengatakan pada 20 November 2011 bahwa negara itu mempertahankan satu kapal perang di perairan Laut Tengah untuk "merespons apabila ada hal-hal tertentu terjadi di Suriah atau titik-titik panas lainnya" (Kompas.com, 21/11/2011).

Akhir tahun lalu, Angkatan Laut Rusia memberangkatkan konvoi sembilan kapal perang ke perairan Laut Tengah dan sempat mampir di Pelabuhan Tartus di Suriah. Namun, waktu itu, Rusia mengatakan, konvoi kapal yang dipimpin kapal induk Admiral Kuznetsov itu tak ada hubungannya dengan perkembangan situasi di Suriah dan sekadar menjalankan latihan rutin musim dingin.

Konvoi kapal perang itu sudah kembali ke pangkalan masing-masing, Februari lalu. Namun, awal bulan ini, Rusia kembali memberangkatkan kapal perusak berpeluru kendali Smetlivy ke perairan Suriah. Kapal tersebut direncanakan akan berlabuh di Pelabuhan Tartus, yang disewa Rusia menjadi pangkalan angkatan laut satu-satunya milik Rusia di kawasan Mediterania.

Menurut pejabat tinggi yang dikutip RIA Novosti itu, Smetlivy akan digantikan kapal perang lain dari Armada Laut Hitam Rusia, Mei mendatang. "Yang akan menggantikan mungkin kapal fregat Pytlivy atau salah satu kapal serbu amfibi kami," tutur pejabat itu.

Pytlivy adalah kapal fregat berpeluru kendali kelas Krivak II yang dilengkapi peluru kendali antikapal SS-N-19 Granit/Shipwreck dan rudal antipesawat SA-N-4 Gecko.

Rusia juga tengah menyiapkan beberapa kapal perang lain, termasuk kapal-kapal yang mampu mendaratkan pasukan di Suriah, untuk berangkat melakukan patroli tetap di sekitar Suriah.

Pada era Uni Soviet, sekitar 50 kapal perang dari Skuadron Kelima Armada Laut Hitam dan kesatuan-kesatuan AL Rusia lain dikerahkan secara rutin untuk berpatroli permanen di Laut Tengah. 

Sumber : Kompas

200 Personel TNI Siap Berangkat Ke Lebanon

JAKARTA-(IDB) : 200 personel TNI dari berbagai korps dalam Kontingen Garuda XXVI-E2 siap diberangkatkan ke Lebanon untuk bergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB selama setahun di sana. Sejak dasawarsa '60-an, Indonesia telah mengirimkan puluhan kontingen dalam Pasukan Perdamaian PBB di berbagai medan di seluruh dunia.

Kesiapan itu adalah hasil pelatihan Satuan Tugas Force Headquarters Support Unit (FHQSU) Kontingen Garuda (Konga) XXVI-E1/Unifil dan Satuan Tugas Force Protection Company (FPC) Kontingen Garuda XXVI-E2/Unifil 2012 di daerah latihan PMPP TNI Sentul, Bogor, Jawa Barat. 

Wakil Asisten Operasi Panglima TNI, Laksamana PertamaTNI Widodo, menutup rangkaian latihan itu, Jumat. Latihan diikuti 150 orang Satgas FPC dan 50 orang FHQSU  ini dibagi tiga tahap, yaitu materi pelajaran teori selama dua minggu, diikuti uji coba taktis selama satu minggu, dan diakhiri aplikasi di lapangan selama satu minggu. 

Adapun aplikasi yang dilaksanakan sesuai standar Pasukan Perdamaian PBB terdiri dari latihan jaga pintu utama, pos pengamatan, dan patroli pengamanan.  
 
"Pengiriman kontingen ini meningkatkan kepercayaan PBB terhadap kemampuan Indonesia, terutama TNI dalam perannya sebagai penjaga perdamaian dunia. Suatu kebanggaan, di manapun berada, Kontingen Garuda selalu memperoleh pengakuan positif dari dunia internasional," kata Widodo.
 
Kedua satuan tugas TNI itu rencananya akan diberangkatkan dari Tanah Air pada November 2012, untuk menggantikan satuan tugas sebelumnya yang telah bertugas selama satu tahun. 
 
Sumber : Antara