Pages

Senin, April 09, 2012

Menhan : Tahun Ini TNI AU Akan Diperkuat Satu Skuadron F-16, Super Tukano Dan 5 T-50 Golden Eagle

Posted ImageJAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa tahun ini Indonesia akan mendapatkan satu skuadron pesawat tempur F 16 yang merupakan hibah dari Amerika Serikat. Pesawat tersebut adalah capaian target dari 24 yang ditargetkan hingga akhir 2014.

Saat ditemui usai perayaan Hut TNI Angkatan Udara, di Taxi Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (09/04/2012), Purnomo menuturkan bahwa selain F-16 yang sistem avioniknya telah ditingkatkan, juga didatangkan tahun ini adalah lima buah T-50 dan satu Skuadron Super Tucano.


"Yang penting sebelum tahun 2014 sudah akan dapat penuh satu skuadron," katanya.


Pesawat hibah tersebut adalah pesawat dengan mesin Blok 25. Indonesia saat ini memiliki pesawat F-16 dengan Blok 15. Beberapa bagian yang ditingkatkan kemampuannya adalah engine system.


Peningkatan kekuatan tempur ini agar pesawat tersebut memiliki kemampuan bertempur (dogfight) udara-udara, dan udara-darat. Airframe atau badan pesawat juga diperbaiki agar mampu dioperasikan lebih lama.

Sumber : TribunNews

TNI AU Siap Songsong Modernisasi Alutsista

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, TNI AU siap menyongsong modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) dengan meningkatkan dedikasi dan profesionalisme prajurit.

"Kami akan tingkatkan persiapan personel dan satuan TNI AU untuk menyongsong modernisasi alutsista," kata Imam dalam sambutannya pada peringatan HUT Ke-66 TNI AU di Halim Perdana Kusuma Jakarta di Jakarta, Senin (9/4/2012).


Selain sebagai penjaga dan pelaksana alutsista, katanya, TNI AU harus memelihara dan mengoperasikan alutsista secara optimal karena operasi penerbang tidak lepas dari risiko.


"Risiko itu jika gagal dikelola akan menimbulkan potensi terjadinya insiden atau
accident yang secara langsung akan menurunkan kesiapan operasi tempur yang saat ini sangat terbatas. Kami sadari bahwa untuk mencapai zero accident bukan pekerjaan yang mudah, perlu ada upaya yang sungguh-sungguh, terpadu, bersinergi terus menerus dan berkelanjutan," katanya.

Selain itu, kata Imam, hal yang perlu diperbaiki menyangkut budaya
safety yang berdasarkan kepada kejujuran, keterbukaan, dan profesionalitas para perwira TNI.

Pada kesempatan itu Imam mengharapkan, seluruh prajurit TNI AU tidak terpancing isu negatif yang berkembang di masyarakat, yang akan berdampak kepada pecahnya persatuan dan kesatuan bangsa.


Imam meminta para prajurit mengembangkan dan meningkatkan budaya displin dalam berbagai lingkup kegiatan, khususnya berkaitan dengan operasional penerbangan sehingga terwujud keselamatan untuk semua.


Selain itu, katanya, prajurit TNI harus meningkatkan soliditas sesama angkatan udara, TNI, dan polri untuk menjaga kesatuan dan keutuhan NKRI.


Imam mengatakan, prajurit TNI AU harus meningkatkan disiplin, dedikasi, loyalitas, dan motivasi sebagai insan dirgantara yang mengabdi kepada bangsa dan negara.


Peringatan HUT TNI AU kali ini dihadiri Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Kapolri Jendral Timur Pradopo.


Peringatan HUT Ke-66 TNI AU juga diwarnai berbagai atraksi udara di antaranya akrobat enam pesawat latih KT-1B, helikopter EC-120 Collibri, 66 penerjun di antaranya tujuh Srikandi TNI UN dari Wanita Udara (Wara),
fly pass, dan formasi tiga pesawat boing 737 diapit dua pesawat tempur F 16 dan empat pesawat Sukhoi SU-27/30, fly pass CN 235, Casa C-212, dan pesawat latih T -34C, serta dua pesawat Hawk yang melakukan perlindungan pelaksanaan Combat SAR.

Demonstrasi darat di antaranya atraksi kemampuan tempur Den Bravo yang merupakan pasukan elit Paskhas Angkatan Udara.

Sumber : Kompas

Bangun Skadron Baru untuk Amankan Perbatasan

JAKARTA-(IDB) : Mabes TNI AU genap berusia 66 tahun hari ini (09/04). Pasukan biru langit itu terus berbenah. Termasuk melakukan penambahan prajurit, penerbang dan skuadron tempurnya.
   
"Sedang dimatangkan rencana skadron baru F-16 di Pekanbaru, Riau," ujar Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus di Jakarta, Minggu 08/04). Skadron F-16 Riau diharapkan jadi garda depan menangkal ancaman riil di perbatasan.
   
Menurut Azman, TNI AU menargetkan penambahan penerbang tahun ini. Salah satunya dengan memperbesar kuota penerimaan siswa penerbang yang dilatih di wingdik Terbang Lanud Adisucipto Jogjakarta. "Kapasitasnya ditingkat dari 30 orang menjadi 40 orang per tahun," katanya.
   
Untuk urusan belanja pesawat dan persenjataan, TNI AU berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan karena pembelian alutsista bersifat satu pintu. Selain Sukhoi, yang segera datang adalah pesawat Super Tucano dari Brasil dan pesawat latih supersonic T-50 Golden Eagle.
     
Korps yang bersemboyan Swa Bhuwana Paksa ini berencana melengkapi skadron Sukhoi dengan membeli simulator jet tempur tersebut saat ini TNI AU masih terus menjajaki tiga negara penyedia simulator tersebut. Ada tiga negara yang dibidik, yakni Rusia,Tiongkok dan Kanada.
     
Simulasi ini penting untuk menekan biaya pelatihan pilot di luar negeri. "Juga kalau disekolahkan ke luar negeri, kemampuan pilot pilot itu bisa terekspose," katanya.
     
Ulang tahun hari ini dilakukan besar-besaran dengan mengerahkan 64 pesawat berbagai jenis. Selain itu juga akan dilakukan peragaan penyelamatan korban perang dengan helikopter tempur. Acara yang terbuka untuk masyarakat umum ini juga akan dihadiri perwakilan pimpinan angkatan udara negara-negara sahabat.

Sumber : JPNN

ITS Buat Kapal Perang Anti Radar

Ilustrasi : ist.
SURABAYA-(IDB) : Setelah melakukan sejumlah inovasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali menelurkan sebuah karya. Kali ini mereka menciptakan kapal perang anti radar yang menelan dana sebesar Rp1,8 miliar.

Berbekal keinginan kuat untuk mewujudkan kedaulatan sistem pertahanan nasional, ITS melalui Konsorsium Pengembangan Kapal Perang Nasional (KPKPN) menggagas pembuatan kapal perang tersebut. "ITS menjadi leader KPKPN. Dengan digarap oleh dosen dari beberapa jurusan di ITS, riset kapal perang ini ditargetkan akan selesai dalam kurun waktu tiga tahun mendatang," ujar Subchan, salah satu anggota dari tim riset kapal perang seperti dikutip dari ITS online, Senin (9/4/2012).

Karena merupakan riset nasional, ITS tidak melakukannya sendirian. Pembuatan kapal ini dibantu oleh beberapa universitas, yakni Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Surabaya (UNS), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Akademi Angkatan Laut (AAL). Tidak hanya itu, sejumlah perusahaan besar pun turut bekerja sama guna merealisasikan kapal perang tersebut, seperti PT PAL Indonesia, PT Terafulk Group, dan PT Len Industri. ''Harapan kami, nantinya kapal perang ini dapat diproduksi di Indonesia dalam jumlah besar,'' kata Subchan menambahkan.

Ketua KPKPN Hendro Nurhadi menyebutkan, konsorsium ini bermula dari workshop inisiasi bidang kapal perang yang dilaksanakan Agustus 2011. Dari ajang tersebut, ITS menempuh langkah lebih lanjut dengan membuat proposal untuk diajukan ke pemerintah.

''Pembuatan proposal untuk konsorsium ini telah selesai sejak akhir tahun lalu. Baru seteleh itu, digelar workshop nasional bidang kapal perang pada akhir Februari 2012," kata Hendro.

Penggarapan kapal perang ini dibagi menjadi tujuh kelompok kerja berdasarkan bagian kelengkapan kapal. Ketujuh kelompok kerja tersebut masing-masing menangani karakterisasi komposit, metalurgi fisik, ship standard, auto pilot, steering control, material untuk radar, dan Combat Material System (CMS). Dari pembagian tersebut, UNS akan turut membantu dalam pembuatan karakterisasi komposit. Sedangkan metalurgi fisik ditangani oleh Bondan Tiara Sofyan dari UI.

Keunggulan kapal Perang Produk ITS

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merintis kapal perang baru untuk melengkapi bidang pertahanan dan alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia. Mau tahu apa kelebihan yang dimiliki kapal perang besutan para civitas academica berbagai perguruan tinggi ini?

Salah seorang narasumber diskusi ilmiah National Ship Design and Engineering Centre (Nasdec) beberapa waktu lalu, Mochamad Zainuri menyatakan, keunggulan kapal perang ini adalah dilengkapi dengan material anti radar. ''Anti radar baru pertama kali diterapkan di pesawat tempur Amerika. Konon, wartawan tidak bisa mendekat dari jarak 100 meter,'' kata Zainuri seperti disitat dari ITS online, Senin (9/4/2012).

Zainuri yang telah meneliti bahan anti radar sejak 2005 mengungkapkan, material anti radar yang digunakan pada kapal tersebut dibuat dari pasir besi. Hingga saat ini, material tersebut telah berhasil dibuat dan dapat menyerap radar hingga 99 persen.

Pembuatan kapal perang ini juga tidak lepas dari campur tangan mahasiswa. Beberapa mahasiswa semester akhir pun turut meneliti bidang pertahanan melalui Tugas Akhir (TA) yang mereka buat. Selain itu, program Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pun menjadi ajang mahasiswa mengangkat penelitian seputar kapal perang.

Tidak hanya konsen di pembuatan kapal perang. Di bidang pertahanan, ITS  pun terlibat dalam Komite Kebijakan Industri dan Pertahanan (KKIP). Salah satu tugasnya, yaitu merevitalisasi industri pertahanan yang hampir kolaps. KKIP juga bertugas untuk membuat kebijakan lain di industri pertahanan. Seperti keinginan pemerintah untuk bekerja sama dengan China membangun industri roket di Indonesia.

Proyek pembuatan kapal perang anti radar ini dimotori oleh ITS melalui Konsorsium Pengembangan Kapal Perang Nasional (KPKPN). Karena merupakan produk nasional, ITS turut menggandeng beberapa perguruan tinggi lain dalam pembuatannya. Mereka adalah Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Surabaya (UNS), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Akademi Angkatan Laut (AAL). Pembuatan inovasi baru di bidang pertahanan dan keamanan negara ini dikabarkan menelan dana Rp1,8 miliar.
 
Sumber : Okezone 

Lima Prototipe KFX / IFX Dijadwalkan Selesai 2015

JAKARTA-(IDB) : Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) sedang mempersiapkan lima prototipe pesawat tempur generasi 4,5 Korean Fighter Experience (KFX)/Indonesia Fighter Experience (IFX). Pembuatan prototipe ini diperkirakan berlangsung dalam kurun tiga tahun hingga menemukan bentuk yang dikehendaki. Itu artinya, pada 2015 pesawat tempur KFX sudah siap diproduksi.

"Kami berharap pesawat KFX perdana akan rampung pada 2018," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigjen Hartind Asrind, sewaktu dihubungi di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, jika pengerjaan pembuatan berjalan lancar, pada 2018 diperkirakan Indonesia sudah memiliki lima pesawat KFX. Seperti diketahui, Kementerian Pertahanan (Kemhan) telah mengirimkan 27 teknisi untuk ikut mengerjakan pembangunan pesawat ini. Para teknisi terdiri dari para ahli dari PT Dirgantara Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan TNI AU.

Mereka telah berada di sana sejak enam bulan yang lalu. Pesawat tempur jenis KFX merupakan pesawat tempur yang lebih canggih dari pesawat tempur F-16 yang menjadi andalan Amerika Serikat.

Lewat kerja sama dengan Korsel, Indonesia akan mendapatkam 50 unit pesawat KFX hingga 2020. Ada pun yang akan menjadi produsen pesawat ini adalah PT Dirgantara Indonesia. Tota,l Korea akan membuat sebanyak 150 psawat KFX. Sebelumnya, SekjenKementerian Pertahanan, Marsekal Madya TNI Erris Heriyanto, mengatakan kesepakatan pengembangan bersama pesawat tempur KFX disepakti pada 15 Juli 2010 di Seoul, Korsel. Pesawat jet tempur KFX sendiri sebetulnya merupakan proyek lama Republic of Korea Air Force (ROKAF) yang baru bisa terlaksana sekarang.

Proyek ini digagas Presiden Korea, Kim Dae Jung, pada bulan Maret 2001 untuk menggan tikan pesawat-pesawat yang lebih tua, seperti F-4D/E Phantom II dan F-5- E/F. KFX diproyeksi memiliki radius serang lebih tinggi 50 persen, sistem avionic yang lebih baik, serta kemampuan antiradar (stealth).

Dalam kesepakatan itu, kedua pihak menyepakati 80 persen pembiayaan ditanggung negara mitra dan 20 persen ditanggung Indonesia.

Erris menambahkan, kerja sama pengembangan pesawat tempur itu dilakukan dalam tiga tahapan, yakni pengembang an teknologi sepanjang 2011–2012, tahap engineering and manufacturing dan tahap ketiga adalah produksi. "Pada tahap engineering and manufac turing akan dihasilkan lima pro totipe pesawat," katanya.

Sumber : KoranJakarta