Pages

Rabu, Maret 28, 2012

Wamenhan Puas Dengan Pengembangan R-Han 122

BATURAJA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin mengaku puas atas pengembangan Roket R-Han 122 yang diproduksi sendiri oleh bangsa Indonesia sebagai wujud kemandirian roket nasional.

Menurut Sjafrie usai uji coba Roket R-Han 122 di Puslatpur TNI AD di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel, Rabu, pengembangan kemandirian roket Indonesia diharapkan bisa terus ditingkatkan, termasuk kemampuan jangkauannya dari dua digit menjadi tiga digit.

"Berdasarkan hasil ini, maka kemandirian roket pada tahun 2014 harus tercapai," ujar Sjafrie.

Budi Teguh Rahardjo, Deputi Menristek Bidang Produktivitas dan Relevansi Riset Iptek meyakini, 90 persen industri roket di Indonesia dapat berkembang dengan pesat dan masuk dalam ranah industri, serta mampu memasok alat utama sistem pertahanan (alusista) dalam jumlah yang besar.
 
Guna menuju kemandirian dalam pengadaan alutsista, sejak tahun 2007 lalu, Kementerian Riset dan Teknologi dalam konsorsium bersama komunitas iptek serta industri strategis, melakukan pengembangan roket yang kali ini kembali diujicobakan.

Uji coba 50 buah roket ini merupakan hasil pengembangan yang terbaru dan diberi nama Roket R-Han 122.

Konsorsium pengembangan roket ini mendayagunakan para pihak (stakeholders), dengan masing-masing pihak memiliki peranan strategis, di antaranya PT Pindad yang mengembangkan peluncurannya (launching), GAZ menangani `firing system`, sedangkan PT Dahana berperan dalam menyediakan propellant, dan PT KS mengembangkan material tabung maupun struktur roket.

Roket ini dari pengembangan sebelumnya adalah kaliber yang mencapai 122 mm dengan kecepatan maksimum 1,8 mach.

Roket yang berdaya ledak optimal ini, dapat menempuh sasaran jarak tembak hingga 15 km.
 
Pada uji coba yang dilakukan di Pusat Latihan Tempur TNI AD Baturaja Sumsel, sebanyak 50 buah Roket R-Han 122 produksi Indonesia, berhasil ditembakkan ke sasaran di udara.

Selain Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, sejumlah pejabat Pemptov Sumsel dan Pemkab OKU, beberapa petinggi TNI, antara lain Pangdam II/Sriwijaya Mayor Jenderal TNI Nugroho Widyotomo dan Komandan Kodiklat TNI AD Letnan Jenderal TNI Gatot Numantyo ikut pula saat menyaksikan uji coba roket R-Han 122.

Usai peluncuran, Wamenhan juga berkesempatan mengecek mobil peluncur roket, untuk selanjutnya akan terus dikembangkan sebagai bagian program kemandirian penyediaan alutsista nasional.

Menurut Kepala Biro Hukum dan Humas Kemenristek, Anny Sulaswatty, Roket R-Han 122 itu merupakan produksi hasil kerja sama anak bangsa Indonesia, diwujudkan melalui penelitian bersama PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Dahana, didukung penuh Kemenristek bersama konsorsium terkait.

Uji coba dan demo penembakan Roket R-Han 122 itu menandai keberhasilan bangsa Indonesia untuk menuju kemandirian produksi roket nasional di masa depan.


Sumber : Antara

Puluhan R-Han 122 Produksi Indonesia Berhasil Diujicobakan

BATURAJA-(IDB) : Sebanyak 50 Roket R-Han 122 produksi Indonesia, berhasil diujicobakan dengan ditembakkan ke sasaran di udara, di Pusat Latihan Tempur TNI AD Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Rabu.

Deputi Menristek Bidang Produktivitas dan Relevansi Riset Iptek, Budi Teguh Raharjo sempat menunjukkan contoh roket R-Han 122 itu, kepada Wakil Menteri Pertahanan, Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin, sebelum melakukan uji coba roket tersebut.

Sebanyak 50 buah Roket R-Han 122 diujicobakan sebagai hasil pengembangan konsorsium dari Kementerian Riset dan Teknologi dan komunitas iptek serta industri strategis, guna mendukung kemandirian roket 2014 bagi Kementerian Pertahanan.

Roket R-Han 122 memiliki kecepatan maksimum 1,8 mach dan jarak tembak hingga 15 km.

Selain Wakil Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, sejumlah pejabat Pemptov Sumsel dan Pemkab OKU, beberapa petinggi TNI, antara lain Pangdam II/Sriwijaya Mayor Jenderal TNI Nugroho Widyotomo dan Komandan Kodiklat TNI AD Letnan Jenderal TNI Gatot Numantyo ikut pula saat menyaksikan uji coba roket R-Han 122.
Usai peluncuran, Wamenhan juga berkesempatan melakukan pengecekan pada mobil peluncur roket, untuk selanjutnya akan terus dikembangkan sebagai bagian program kemandirian penyediaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) nasional.

Menurut Kepala Biro Hukum dan Humas Kemenristek, Anny Sulaswatty, Roket R-Han 122 itu merupakan produksi hasil kerja sama anak bangsa Indonesia, diwujudkan melalui penelitian bersama PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT Dahana, didukung penuh Kemenristek.

Ujicoba dan demo penembakan Roket R-Han 122 itu menandai keberhasilan bangsa Indonesia untuk menuju kemandirian produksi roket nasional di masa depan.

Sumber : Antara

TNI Kirim Pasukan Ke Perbatasan Malaysia

SEMARANG-(IDB) : TNI mengirim pasukan dari Batalyon 413 Divisi 2 Kostrad ke Kalimantan Timur dari Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (28/3/2012).

Pasukan sebanyak 650 orang ini akan bertugas selama enam bulan untuk menjaga wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia.

Ini merupakan tugas rutin untuk menggantikan pasukan sebelumnya. Mereka akan mengawasi wilayah perbatasan sepanjang 1.043 kilometer yang rawan terhadap kejahatan seperti penyelundupan dan pembalakan liar.

Panglima Divisi 2 Kostrad Mayor Jenderal Ridwan memberikan pesan agar pasukan menjaga nama baik saat bertugas dan mematuhi standar operasi yang berlaku. "Pasukan harus bertugas dengan baik jangan bertindak melanggar hukum dan jangan cepat pingin kaya dengan tindakan yang tidak benar," pesan Ridwan terhadap pasukannya.

Ridwan juga mengatakan, mereka akan selalu mengawasi dan melindungi titik batas agar tidak bergeser yang nantinya merugikan wilayah kedaulatan Indonesia. 

Sumber : Kompas

Indonesia Ukraina Tingkatkan Kerja Sama Pertahanan

SEOUL-(IDB) : Pemerintah Indonesia dan Ukraina sepakat menjalin kerja sama di bidang pertahanan.

Menurut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Seoul, Korea Selatan, Rabu, kesepakatan itu dibahas dalam pertemuan bilateral antara Presiden Yudhoyono dan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych di sela  KTT Keamanan Nuklir.

"Ukraina memiliki industri pertahanan yang cukup matang, jadi perlu menjalin kerja sama. Tapi semua tetap dilakukan sesuai dengan kebutuhan nasional dan peraturan yang ada," kata Marty yang mendampingi Presiden Yudhoyono dalam kunjungan di Seoul.

Ia menjelaskan, dalam setiap kerja sama pertahanan Indonesia tidak hanya ingin melakukan jual beli alat namun juga menjamin keberlangsungan kerja sama teknologi dan industri pertahanan.

Sumber : Antara

Menhan Indonesia Terima Duta Besar Belanda

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Belanda untuk Indonesia Tjeerd de Zwaan, Rabu (28/3) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. 

Dalam kunjungan ini dibicarakan berbagai hal terkait peningkatan hubungan kerjasama pertahanan kedua negara. Dubes Belanda berharap kerjasama kolaborasi antara angkatan bersenjata dari kedua negara dapat terus dilanjutkan misalnya dalam bentuk kerjasama di bidang pelatihan untuk peningkatan kualitas SDM. 

Turut mendampangi Menhan saat menerima Dubes Belanda antara lain Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, Karo TU Setjen Kemhan  Brigjen TNI Drs. Herry Noorwanto, M.A. dan Kepala Bidang Pemberitaan Puskom Publik Kemhan Kolonel Arh Sugandi  Agus  Heryanto.Sementara itu Dubes Belanda didampingi Atase Pertahanan (Athan) Belanda di Jakarta Kolonel Heijboer. 

Sumber : DMC

Latihan Bersama Helang Laut 13B/12

JAKARTA-(IDB) : Latihan Bersama (Latma) antara TNI Angkatan Laut dan Tentera Laut Diraja Brunai Darusalam (TLDB) dengan sandi Helang Laut 13B/12 melaksanakan manuvra formasi “D” sebagai salah satu formasi dalam latihan bersama dengan TLDB di Perairan Brunei Darussalam, baru-baru ini.
 
TNI Angkatan Laut pada latihan tersebut melibatkan dua unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dari jajaran Koarmabar yaitu KRI Lemadang-632 dan KRI Barakuda-633 yang keberangkatannya ke Brunai Darusalam dilepas oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., pada tanggal 12 Maret 2012 dari Dermaga Tanjung Priok Jakarta.
 
Selain KRI Lemadang-632 dan KRI Barakuda-633, Satgas Latma Helang Laut 13B/12 juga melibatkan satu tim Pasukan Katak dari Satuan Komando Pasukan Katak Koarmabar (Satkopaskaarmabar) dan satu tim Penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air Koarmabar (Dislambairarmabar). Sementara unsur TLDB akan melibatkan 1 PV, 2FPB, dan Diving Team serta tiga kapal perangnya masing-masing KDB Darussalam-06, KDB Berkat-18 dan KDB Syafaat-19.
 
Menurut Komandan Satuan Tugas (Satgas) Latma Helang Laut 13B/12Mayor Laut (P) Daru Cahyo Sumirat, Satgas Latma Helang Laut 13B/12 selama latihan melaksanakan kegiatan berupa open ship, upacara pembukaan  di Markas Besar TLDB Courtesy Call kepada Panglima Armada RBN, pembahasan penggunaan komunikasi, perencanaan NEX tim biru dan oranye, boarding theory, pengenalan latihan laut, cocktail reception, maritime interdiction familirization, teori FFDC, briefing pelayaran, latihan praktek FFDC, pembahasan NEX oleh tim biru dan tim oranye, peran pemeriksaan, pertandingan olahraga di Kompleks Olahraga Markas Besar RBN, pengenalan daerah latihan, pertukaran personel.

Sumber : Koarmabar

Kemhan Kembali Uji Coba Roket Pertahanan (R-Han) 122 MM

BATURAJA-(IDB) : Dalam upaya meningkatkan kemandirian bangsa dalam pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista), Kementerian Pertahanan (Kemhan) bersama Kementerian Riset dan Teknologi melalui Direktorat Teknik Industri Pertahanan Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan (Dittekindhan Ditjen Pothan) Kemhan, kembali melakukan uji coba penembakan Roket Pertahanan (R-Han) 122 MM.
 
Uji coba dilakukan di Pusat Latihan Tempur TNI AD, Baturaja, Sumatera Selatan, Rabu (28/3) dan disaksikan langsung oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin yang didampingi sejumlah pejabat Kemhan, Mabes TNI dan Angkatan. Hadir pula Tim Asistensi Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dan beberapa pejabat perwakilan dari instansi terkait antara lain Kemenristek, Bappenas, Kemenkeu dan LAPAN.

Dalam uji coba ini, Kemhan melibatkan pihak-pihak terkait antara lain Kemenristek dan LAPAN serta perusahaan industri pertahanan dalam negeri yaitu  PT. Pindad, PT. DI dan PT. Dahana. Selain itu, Kemhan juga mengundang TNI AL sebagai calon pengguna Roket R-Han 122 MM.

Uji tembak kali ini merupakan hasil dari evaluasi uji coba yang dilakukan sebelumnya pada bulan November 2011 di tempat yang sama, dimana dengan uji coba serta evaluasi secara terus menerus, diharapkan Program Roket Nasional dengan nama R-Han 122 tersebut nantinya dapat mencapai hasil yang maksimal dan siap diproduksi sesuai keinginan pengguna dalam hal ini TNI.

Uji coba Roket R-Han 122 MM kali ini meliputi pengujian fungsi subsistem roket, fungsi peluncuran produksi Pindad (2 unit peluncur 16 tabung) dan sistem penembakan, dengan penembakan 50 roket (warhead tajam dan dummy).

Roket R-Han 122 MM merupakan derivasi dari pengembangan roket sebelumnya yang berkaliber 122 MM dengan kecepatan maksimum 1,8 mach. R-Han 122 MM berfungsi sebagai senjata yang berdaya ledak optimal dengan sasaran darat ke darat dan jarak tembak mencapai 15 km.

Roket R-Han 122 MM adalah hasil kerjasama yang sinergi antara Kemhan, Kemenristek, LAPAN, PT. Pindad, PT.DI, PT.Dahana dan pihak-pihak terkait lainnya. Pengembangan roket R-Han 122 dalam rangka mengurangi ketergantungan pengadaan dari luar negeri dengan memberdayakan potensi dan kemampuan industri pertahanan dalam negeri.

Pengembangan Roket R-Han 122 MM melibatkan PT.DI yang berperan dalam pengembangan struktur dan desain roket, PT.Pindad mengembangkan launcher dan firing system menggunakan platform truk GAZ dan truk Nissan, warhead. PT.Dahana berperan dalam menyediakan propellant. Badan Meteorogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendukung alat pemantau cuaca dan penentu posisi jatuh roket dan ITB turut menyediakan sistem kamera nirkabel untuk menangkap dan mengirim gambar di lokasi target/sasaran

“Penyempurnaan roket R-Han 122 akan dilakukan pada uji coba berikutnya pada tahun 2014 dan hasilnya diharapkan dapat mencapai jarak mencapai angka tiga digit, sehingga sudah dapat digunakan oleh Satuan Armed TNI AD serta Korps Marinir”, kata Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin.

Sumber : DMC

Skala Prioritas Belanja Alutsista TNI Resntra 2010-2014

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan dalam hal ini selaku Ketua High Level Comitte (HLC), Sjafrie Sjamsoeddin, bersama anggota Komisi I DPR RI, Senin (26/3) di Ged. DPR, Jakarta membahas rencana Modernisasi Alutsista dalam rangka kebutuhan TNI 2014 dengan menggunakan Alokasi Pinjaman Pemerintah (APP) atau Pinjaman Luar Negeri (PLN).
 
Ketua HLC pada kesempatan Raker tersebut mengatakan hingga tahun 2014 didalam proyeksi Minimum Esential Force khususnya modernisasi untuk Alutsista bergerak, Kemhan dan TNI ingin melengkapi postur kekuatan pertahanan di setiap Angkatan.

Sehubungan dengan hal tersebut, Kemhan juga memiliki rencana kebutuhan belanja alutsista (Shoping List) bergerak prioritas hingga tahun 2014 akan mempergunakan pinjaman pemerintah dari luar negeri.

Lebih lanjut Wamenhan menjelaskan, untuk Mabes TNI hingga 2014 memerlukan kendaraan taktis dan kendaraan angkut amunisi 5 ton dengan jumlah besar yang menurut jumlah pagu mencapai 110 juta Dolar.

Sementara untuk Angkatan Darat, terdapat empat prioritas yang ingin dicapai, diantaranya Helikopter serang dan serbu termasuk persenjataan sebanyak 24 Unit, kendaraan tempur Main Battle Tank (MBT) jenis Leopard 2A6 sebanyak 44 Unit, ME Armed 155 Howitzer, Rudal MLRS dan Rudal Arhanud.

Sedangkan untuk proyeksi kebutuhan modernisasi Alutsista untuk Angkatan Laut, Kapal Pemukul dengan jenis Klas Korvet, Kapal Pendukung, pesawat Udara jenis CN-235 MPA dan Helikopter AKS, Tank Amfibi BMP-3F serta Panser Ambfibi BTR 80 A. untuk penawaran baru yakni 3 kapal Selam dan 2 Unit PKR namun bisa dikirim setelah tahun 2014 dan 3 unit Fregat (MRLF) namun juga masih dalam proses pengusulan anggaran.

Untuk Angkatan Udara, Shoping list ini tertuju kepada pengadaan SU-30 MK2 dan dukungannya, pengadaan pesawat angkut CN-295 sebagai pengganti pesawat F-27. Ditambah lagi pengadaan Helikopter Full Combat SAR Mission, pengadaan pesawat latih sebagai pengganti AS-202 & T-34C. Totalitas pagu yang di butuhkan untuk bisa memenuhi kebutuhan khusus untuk alutsista bergerak pioritas mencapai 3,741 juta Dollar.

Berkaitan dengan hal tersebut, Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq, pada akhir raker itu mengatakan, Komisi I DPR RI mendukung daftar pengadaan  Alutsista TNI TA. 2010-2014 yang sumber pembiayaannya di alokasikan dari Alokasi Pinjaman Pemerintah (APP) Kemhan/TNI TA. 2010-2014.

Namun demikian Komisi I DPR RI memberikan beberapa saran, antara lain agar dapat mengupayakan dilakukannya amandemen terhadap daftar State Loan Agreement Tahun 2007 antara Pemerintah RI dengan Pemerintah Federasi Rusia, sehingga pengadaan 6 unit Sukhoi SU-30 MK2 dapat menggunakan skema pembiayaan State Credit.

Memperhitungkan dengan cermat kondisi dan spesifikasi, dislokasi serta  proyeksi biaya pemeliharaan dan perawatan dalam pengadaan MBT Leopard 2A6. Memperhatikan dengan serius dampak penggunaan pesawat intai tanpa awak (UAV) terhadap kerahasiaan pertahanan dan keamanan RI. Memastikan kelayakan pembelian 3 unit kapal perang kelas Fregat (MRLF) oleh TNI AL.

Dikatakan Mahfudz Siddiq, Komisi I DPR RI mendesak Kemhan/TNI untuk terus melakukan pembenahan terhadap sistem adminstrasi dalam pengadaan Alutsista TNI. Menurut dirinya Komisi I DPR RI akan menyelesaikan pembahasan terkait permohonan pencabutan dana bertanda bintang untuk pengadaan barang/jasa melalui PHLN/KE, sebelum penutupan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2011 – 2012.

Forum Raker pembahasan tentang rencana modernisasi alutsista ini juga dihadiri oleh Para Kepala Staf Angkatan, Sekjen Kemhan dan sejumlah pejabat di jajaran Kemhan dan TNI. 

Sumber : DMC

KRI Dewaruci Sandar Di Meksiko

MEKSIKO-(IDB) : Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci yang sedang melakukan pelayaran keliling dunia sudah melewati Samudera Pasifik dan merapat di Meksiko pada Senin (26/3) pukul 09.00 waktu setempat.

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia di Meksiko Hamdani Djafar, Komandan Angkatan Laut Wilayah VI Manzanillo Rear Admiral Jaime Mejra Michel, Walikota Manzanillo Rosario Yeme Lopez, dan Wakil Gubernur Colima Lic Rene Rodriquez Herera menyambut kedatangan Dewaruci di Pelabuhan Manzanillo, Meksiko.

Menurut siaran pers dari Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) yang diterima ANTARA di Surabaya, Selasa, selama berada di Meksiko pimpinan KRI Dewaruci antara lain akan mengunjungi Komandan AL Meksiko di Manzanillo dan Panglima Armada Pasifica, Walikota Manzanillo, dan Gubernur Colima.

Sebelum merapat di Meksiko, Dewaruci singgah di Republik Marshall, Hawaii dan San Diego (AS).

Sejak dilepas keberangkatannya oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno dari Dermaga Koarmatim pada 15 Januari 2012, kapal layar dengan tiga tiang tinggi yang dikomandani Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto itu telah menempuh perjalanan sejauh 7.369 mil laut.

Perjalanan keliling dunia KRI Dewaruci kali ini menjadi pelayaran terakhir kalinya, sebelum digantikan kapal latih baru yang rencananya mulai beroperasi pada 2013.

Kapal buatan Jerman tahun 1952 itu dijadwalkan berlayar selama 277 hari dengan rute dari Surabaya menuju kota persinggahan Jayapura, Kwajelein (AS), Honololu, San Diego, Manzanillo (Meksiko), Panama, New Orlens, Miami, Charleston, New York, Norfolk, Baltimore, dan Boston.

Selanjutnya kapal akan singgah di St Jon (Kanada), Porto (Portugal), Cadiz (Spanyol), Malta, Port Said (Mesir), Jeddah (Saudi Arabia), Salalah (Oman), Kolombo (Sri Lanka), Belawan, Jakarta, dan direncanakan tiba kembali di Surabaya pada 16 Oktober 2012.(D010)

Sumber : Antara

Sistem Pembelian Alutsista Perlu Diubah

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah disarankan mengubah sistem pembelian alat utama sistem senjata (alutsista). Pembelian alutsista ke depan seharusnya difokuskan pada peralatan yang masih baru dan lengkap.

Dengan demikian, alutsista itu bisa dimanfaatkan secara maksimal dan tidak memboroskan anggaran untuk pemeliharaan dan perawatan. Anggota Komisi I DPR Salim Menga mengungkapkan,pengalaman masa lalu menunjukkan pembelian alutsista TNI sering tidak lengkap.Akibatnya, alutsista tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. “Sistem pembelian dan pemeliharaan kita masih belum bagus,” tandas Salim di Jakarta kemarin.

Dia mencontohkan, pembelian pesawat tempur Sukhoi yang tidak lengkap sehingga tidak bisa langsung dipakai. “Pesawat belum dipakai sudah harus di-overhaul,”katanya. Pembelian tank Scorpion dan AMX13 juga memiliki pengalaman buruk. Karena itu, dalam perencanaan pembelian main battle tank (MBT), Salim menyarankan agar pemerintah membeli produk baru.

“Jangan sampai beli MBT bagus, tapi habis masa pakai laras,”ujarnya. Kemampuan menembak tank, ungkap Salim, akan menurun seiring usia laras yang ada batas masa pakainya.Karena itu, jika hendak membeli tank,masalah laras harus menjadi perhatian serius.“Ketika sudah habis masa pakai, laras harus diganti,”paparnya.

Sementara itu,Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengaku sudah mencari berbagai alternatif pengadaan MBT. Pramono pun pernah ke Korea Selatan dan menjajal MBT K1A1 produksi Negeri Ginseng itu.Dia juga pernah ke Jerman untuk mencoba MBT Leopard 2A6.

Sumber : Sindo