Pages

Selasa, Maret 27, 2012

Wamenhan : Indonesia Tidak Akan Jadi Sasaran Rudal Korut

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Samsuddin meyakinkan bahwa rencana Korea Utara untuk meluncurkan misil jarak jauhnya pada 15 April mendatang tidak akan berdampak buruk bagi Indonesia. Negeri ini aman dari rencana tersebut.

"Kita selama ini tidak memiki masalah dengan Korut. Sehingga kita tidak perlu kuatir Korut akan mengarahkan peluncuran misil jarak jauhnya ke wilayah kita," ujar Sjafrie di sela-sela menghadiri raker di
Komisi I DPR, Senin (26/3).

Meski begitu, menurut Sjafrie, memang sebaiknya pihak Kementerian Luar Negeri RI membuka komunikasi dengan pihak Korut tentang jalur mana saja yang dituju dalam peluncuran misil jarak jauh itu. Kemenlu juga harus menanyakan risiko bahaya misil tersebut jika melintasi wilayah udara RI.

"Saya pikir yang penting aktifitas peluncuran misil Korut itu jangan sampai membahayakan masyarakat kita. Karenanya Kemenlu perlu mengkonfirmasi pada Korut dalam masalah ini," ujarnya.

Sebelumnya Amerika Serikat memperingatkan bahwa peluncuran rudal Korea Utara di bulan 15 April mendatang diarahkan ke Asia Tenggara dan Australia. Peringatan tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Kurt Campbell dalam pertemuan dengan Menlu Australia, Bob Carr, di Sydney pekan lalu.

Kurt Campbell mengatakan, selama ini rudal jarak jauh Korea Utara selalu diarahkan ke arah timur, ke arah Jepang. Namun sekarang, menurut laporan dinas intelejen Amerika Serikat, arah peluncuran rudal itu diubah ke selatan.

"Bila peluncuran itu berjalan seperti yang direncanakan Korea Utara, maka kami perkirakan daerah yang menjadi sasaran adalah di wilayah antara Australia, Indonesia, dan Filipina," kata Kurt Campbell yang merupakan Wakil Menlu AS untuk Asia Timur dan Pasifik, seperti dilaporkan harian The Sydney Morning Herald.

Sumber : Jurnamen

Manyar Indopura VIII/11 Digelar Bersama TNI AU Dan RSAF


latma-sub

 
PEKANBARU-(IDB) : TNI Angkatan Udara dan Royal Singapore of Air Force (RSAF) akan mengadakan latihan udara bersama dengan sandi “Manyar Indopura VIII/11” yang dilaksanakan pada 26 April – 9 Mei 2012 di Lanud Pekanbaru dan Siabu area.
 
Rencana latihan bersama telah disepakati pada kegiatan Exercise Planning Conference (EPC) yang dilaksanakan di 120 Squadron home of the Red Hawk sarangnya pesawat helikopter jenis AH 64 D Apache Longbow di Singapura.,Senin (26/3).

Latihan Bersama Manyar Indopura merupakan latihan bersama antara TNI AU dan RSAF khusus untuk jenis pesawat helikopter dalam melaksanakan SAR  maupun Combat SAR

Pada EPC TNI AU menyertakan eman personel terdiri dari Kolonel Pnb Emir Panji, Letkol Pnb Atang Sudrajat, Letkol Supomo Danyon 462 Paskhas, Mayor Sus Dayan Butar Butar, Mayor Pnb Asep Wahyu Wijaya Skadron Udara 8 dan Mayor Pnb Anggit Budi Wibowo Skadron Udara 7.

Sedangkan RSAF terdiri dari  Ltc. Sew Chun Liang, Ltc P.J. Andrew Ong, Ltc Christopher Chew, Major Shanmugam dan Major Andrew Ong 120 Squadron.

Dalam Latma Manyar Indopura TNI Angkatan Udara melibatkan Skadron Udara 8 dengan satu pesawat SA-330 Puma, Skadron Udara 7 dengan dua pesawat EC 120 B Colibri dan Batalyon Paskhas 462 Pulanggeni melibatkan satu team SAR Tempur (Sarpur) Paskhas, sedangkan RSAF melibatkan tiga pesawat AH 64 D Apache Longbow dari 120 Squadron.

Sumber : Poskota

Persiapan HUT, TNI AU Latihan Formasi Terbang Hercules

JAKARTA-(IDB) : Komandan Skadron Udara 31 Wing 1 Lanud Halim Perdanakusuma Letkol Pnb Eko Sudjatmiko memimpin latihan terbang formasi empat pesawat C-130 Hercules, take-off dan landing dari Pangkalan TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
 
Latihan ini dalam rangka menyambut peringatan ke-enam puluh enam Hari TNI Angkatan Udara pada tanggal 9 April 2012, dimana pesawat ini akan digunakan untuk penerjunan statik dan free fall, yang kegiatannya dipusatkan di Lanud Halim Perdanakusuma.

“Untuk memeriahkan HUT ke-66 tersebut  akan dilaksanakan demonstrasi yang meliputi demo udara dan demo darat”, demikian dikatakan Letkol Pnb Eko Sudjatmiko, sesaat sebelum menghidupkan mesin pesawat.

“Latihan memegang peranan penting bagi keberhasilan penerbangan, terutama untuk meningkatkan koordinasi, ketrampilan dan  profesionalisme dari para penerbang. Hari ini dari Skadron Udara 31 empat pesawat C-130 Hercules yang akan melakukan latihan terbang formasi kurang lebih selama satu jam tigapuluh menit penerbangan,” kata Komandan Skadron Udara 31 ini.

“Pesawat Leader adalah C-130 Hercules A-1314”, lanjut Danskadron Udara 31 lulusan AAU Angkatan 94 ini sebelum persiapan terbang. Latihan ini juga direncanakan sekaligus dropping personel Pasukan Khas TNI Angkatan Udara sebanyak dua ratus sembilan puluh lima peterjun di taxy-way Lanud Halim.

Sumber : Poskota

Skuadron Helikopter Tempur Akan Ditempatkan Di Perbatasan Indonesia Malaysia

JAKARTA-(IDB) : Selain akan dijaga dengan tank-tank Leopard 2A6, perbatasan Indonesia-Malaysia juga bakal dilengkapi satu skuadron heli tempur Bell AH-1W Super Cobra, kata Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) VI Mulawarman, Mayor Jenderal TNI Subekti.

"Kami akan tempatkan di Berau dan Nunukan," ujarnya  di Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa.

Saat ini Kodam VI Mulawarman sedang menyiapkan basis bagi skuadron heli tersebut. "Kami gunakan anggaran antara Rp17 miliar hingga Rp19 miliar untuk persiapan pangkalan skuadron heli tempur tersebut," katanya.

Super Cobra adalah helikopter buatan Bell, Amerika Serikat (AS), dan pengembangan dari Huey Cobra yang berjaya di perang Vietnam. Persenjataannya senapan mesin Gatling 20 mm, roket Hydra, rudal Sidewinder untuk pertempuran udara, dan rudal penghancur tank Hellfire.

"Super Cobra ini adalah pilihan utama. Namun demikian, kami punya pilihan lain yang lebih bersahabat dengan keuangan, yaitu heli serbaguna Agusta Westland," ujar mantan Asisten Perencanaan (Asrena) Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) tersebut.

Heli tempur buatan Bell itu senilai sekira 11,3 juta dolar AS (setara Rp96 miliar) per unit. Untuk komplet satu skuadron dengan 16 pesawat, maka pemerintah RI menyediakan tidak kurang dari Rp1,53 triliun. Harga tersebut belum termasuk persenjataannya.

Super Cobra berkemampuan jelajah hingga 510 km pada kecepatan maksimum 277 km per jam, kecepatan menanjak 8,2 meter per detik, dan bisa mengambang di udara pada ketinggian 3.720 meter.

Dengan berpangkalan di Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia, maka SuperCobra hanya perlu beberapa menit untuk sampai di perbatasan dan menyelesaikan misinya.

Adapun helikopter Agusta Westland nilainya lebih murah. Heli tempur Agusta Westland AW 109LUH harganya 9 juta dolar AS (setara Rp76,5 miliar) per unit, atau total Rp1,22 triliun untuk satu skuadron.

Selanjutnya, Kodam Mulawarman akan dilengkapi tiga batalyon gabungan infanteri dan artileri yang memiliki persenjataan anti tank yang dapat membidik tank dari jarak 6 km, serta sistem peluncur roket serentak (multiple launch rocket system/MLRS) Astros II buatan Brazil.

"Dengan amunisi roket aslinya, jarak tembaknya bisa mencapai 300 km, atau 70 km dengan amunisi roket lain," jelas Subekti.

Bersama satuan tank Leopard maka seluruh persenjataan dan personel baru ini akan tersedia secara bertahap mulai 2012. Menurut dia, akan sangat berdampak pada perimbangan kekuatan dengan negara-negara tetangga Indonesia, terutama yang berbatasan langsung di Kalimantan.

"Saat ini kita memang tidak memiliki musuh yang eksplisit, yang nyata. Tapi, setiap hari kita dilecehkan di perbatasan dengan adanya patok yang digeser-geser," demikian Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Subekti.

Sumber : Antara

Proses Seputar Pembelian Pesawat Sukhoi

Wawancara Pengadaan Sukhoi Bersama Wamenhan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin
 
JAKARTA-(IDB) : Seperti apa sebenarnya keterkaitan antara kontrak pengadaan Sukhoi ini dan PT Trimarga Rekatama?

PT Trimarga ini tidak ada kaitannya dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan).Partner Kemhan itu PT Rosoboronexport. Jadi, bukan PT Trimarga. Kita tidak pernah berhubungan dengan PT Trimarga.


PT Rosoboronexport yang menggunakan PT Trimarga untuk melancarkan kegiatan-kegiatan administrasi dalam rangka distribusi, dalam rangka proses-proses komunikasi Rosoboronexport di Jakarta. Persoalan Trimarga ini persoalan di luar manajemen Kemhan.

Tapi Kedutaan Besar Rusia di Jakarta membantahnya?

Ya, sebaiknya ditanyakan langsung kepada Rosoboronexport, karena yang menentukan siapa pembantunya itu ya mereka, Rosoboronexport, bukan kedutaan besar.

Dalam rapat-rapat yang selama ini dilakukan, apakah Trimarga juga ada di sana?

Saya ini memimpin tim evaluasi pengadaan, pada saat saya menjabat sekjen kemhan. Tidak ada satu pun agen yang ikut serta dalam tim evaluasi pengadaan,kecuali produsen.

Apakah keberadaan PT Trimarga berpengaruh terhadap nilai kontrak?

Tidak. Sama sekali tidak. Rosoboronexport itu menunjuk unsur bantuannya yang namanya PT Trimarga. Dan, dia secara administrasi menyatakan itu.

Apakah pada saat pengadaan Sukhoi tahap pertama saat dipimpin Presiden Megawati Soekarnoputri,sudah menggunakan PT Rosoboronexport?

Kita selalu interaksi dengan Rosoboronexport sejak 2003. Itu sudah diatur oleh pemerintah Rusia.

Lantas, apa bedanya pembelian sekarang dengan era saat itu?

Jauh berbeda. Perbedaannya, proses penyelenggaraan pengadaan di Kemhan itu adalah government to government. Kemudian kedua, government to production.Tidak menggunakan rekanan atau agen. Selain itu, Kemhan memiliki filter yang disebut Tim Evaluasi Pengadaan (TEP). Di situ diambil kesimpulan, apakah kebutuhannya pengguna sama tidak dengan kemampuan produsen?, sama tidak dengan operational equipment?, sama tidak dengan peraturan yang ada?

Kalau sama, Ketua TEP dalam hal ini Sekjen Kemhan, akan mengambil kesimpulan. Itu pun harus diperiksa kembali oleh Wamenhan. Pada waktu Wamenhan belum ada, semua itu dicounter checklagi oleh Menhan kepada Sekjen Kemhan. Tapi karena sekarang ada Wamenhan, itu menjadi filter terakhir Menhan untuk mengambil keputusan. Dan saat interaksi, kita tidak pernah melibatkan rekanan dalam mengambil keputusan. Di Kemhan tidak kenal agen. Agen itu hanya dipakai rekanan untuk memperlancar kerjanya.


Wawancara Pengadaan Sukhoi Bersama Wakil Ketua Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin

Bagaimana tanggapan Bapak terkait proses pengadaan Sukhoi ini?

Pertama, saya ucapkan terima kasih kepada siapa pun,termasuk ICW, karena dengan itu rincian menjadi terbuka. Selama ini,kita tidak mendapatkan itu.Ke depan,ini akan menjadi pembelajaran DPR dan pemer i n t a h agar proses lebih t r a n s - p a r a n d a n l e b i h v a l i d d a l a m membuat perencanaan.


Nah, soal tadi itu, kita akan dorong, jadi tidak lagi menoleh masalah tadi, tapi kita akan dorong mungkin kita akan cari klarifikasi ke PT Rosoboronexport, mungkin ke kedutaan dan kalau mungkin pakai saja state credit.Dan diamendemen (shoping list) dimulai dari nol lagi.


Jadi belum ada skandal?

Yang bilang ada skandal siapa? Justru kita baru mulai, belum selesai,belum memproses. Tapi masalahnya bagus, ada masukan,lalu kita coba buka lagi karena kalau diteruskan ada potensi.Itu baru potensi (skandal).

PT Trimarga sudah bermitra sejak dulu. Bagaimana Bapak menanggapinya?

Wah, saya tidak tahu soal PT itu, soal broker yah.Saya tidak tahu. Kalau saya mempertanyakan juga tidak yakin mendapat. Tetapi, silakan publik mencari dan informasikan ke kami,bantu kamilah.

Adakah beda mekanisme pembelian Sukhoi yang sekarang dengan pada tahap pertama dulu?

Kalau pembelian secara langsung, saya tidak tahu, saya harus pelajari yang lama. Namun, menurut saya,dalam proses pembelian (yang dulu) itu, Kemhan sudah benar. Bahwa kemudian konon itu memakai sistem imbal beli, itu merupakan keputusan yang kemudian juga diakui oleh DPR saat itu.

Jadi,menurut Bapak tidak ada masalah?

Setahu saya tidak ada masalah. Dalam proses seperti ini, siapa pun presidennya, tidak sampai ikut dalam tawar-menawar harga dan lain sebagainya. Siapa pun presidennya,saya yakin tidak ikut tawar-menawar harga. Kami pun tidak tahu bahwa (untuk pembelian sekarang) akan terjadi tawar-menawar dan ternyata bisa,sehingga harga jatuh pada angka USD54,8 juta.Jadi,mari kita fokuskan pada prosedur unitunit operasional itu yang harus kita benahi dan tadi juga ada pernyataan dari wamenhan agar struktur perencanaannya itu disesuaikan lagi.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan jika pembelian Sukhoi pertama penuh skandal. Saat itu adalah proyek Presiden Megawati Soekarnoputri. Tanggapan Bapak?

Saya tidak tahu. Tapi saya harus menghormati Pak SBY. Siapa pun,yadiusut saja.Ya to? Silakan diusut. Sama kok, presiden tidak sampai mengurusi jual-beli. Kita yang ingin adalah tidak boleh terjadi penggelembungan harga pada pokok dan di DPR,di mana sajalah.

Sumber : Sindo

Terkait Rahasia Negara, DPR Minta Kemhan Kaji Ulang Pembelian UAV Teknologi Israel

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR RI meminta Kementerian Pertahanan (Kemhan) memperhatikan dengan serius dampak penggunaan pesawat intai tanpa awak. Pernyataan ini dikemukakan Ketua Komisi I DPR RI, Mahfudz Siddiq menyusul rencana Kemhan membeli pesawat tanpa awak berteknologi Israel.

"Dampak penggunaan pesawat intai tanpa awak harus diperhatikan utamanya terhadap kerahasiaan pertahanan dan keamanan RI," ujar Mahfudz dalam kesimpulan Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin di Gedung DPR RI, Jakarta Senin (26/3).

Menurut Mahfudz, permintaan tersebut merupakan bagian dari masukan terhadap dukungan yang diberikan Komisi I DPR RI kepada Kemhan terkait daftar pengadaan Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) TNI Tahun Anggaran 2010- 2014.

"Di mana sumber pembiayaanya dialokasikan dari Alokasi Pinjaman Pemerintah (APP) Kemhan/TNI Tahun Anggaran 2010-2014 sebesar US$ 5,7 miliar," katanya.

Seperti diketahui, Kemhan memutuskan membeli pesawat intai tanpa awak asal Filipina dengan teknologi Israel.

Menurut Wakil Menteri Pertahanan, Sjafri Sjamsoeddin, pesawat tanpa awak akan tiba setelah kontrak dengan perusahaan Filipina disepakati.

Sumber : Jurnas

Indonesia Segera Masuk Jajaran Negara Pengguna Tank Leopard

JAKARTA-(IDB) : Rencana pembelian tank Leopard masih terus dibahas antara pemerintah dengan Komisi 1 DPR RI. Meski mendapatkan banyak penolakan, pemerintah tetap menilai tank asal Belanda ini diperlukan bagi Indonesia.

Apalagi kata Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jendral Pramono Edhie, bahwa di dunia saat ini ada 15 negara yang menjadi anggota klub Leopard. Jika ditambah Indonesia, kata dia, maka klub Leopard itu akan berisikan 16 anggota.


"Pengguna Leopard ada 15 negara, ada klubnya, klub Leopard," kata Pramono, saat rapat kerja dengan Komisi I DPR, Senin (27/3) di Jakarta.


"Artinya mereka (negara pengguna Leopard) sering sharing taktik, pengembangan," katanya.


Ia mengatakan 15 negara jika anggota klub Leopard itu adalah dari negara maju.

Jika ditambah satu, Indonesia, maka negeri ini juga bergabung dengan negara maju anggota Leopard tersebut. "Yang lain tidak punya," katanya.

"Kami pelajari, tanya Jerman, semua pengguna Leopard boleh berlatih di sini (Jerman)," tegas adik Ibu Ani Yudhoyono, itu.


Kalau ada yang mengatakan Leopard terlalu berat dan sebagainya, kata Pramono, "Maaf Malaysia sudah peringatkan kita semua, mereka sudah pakai Man Battle Tank di kebun sawit, apa bedanya tanah Indonesia di utara?." Dia mengatakan, pernah berkomunikasi dengan Wakil Menhan Belanda yang pada dasarnya mereka mohon untuk diberi waktu terus menerus komunikasikan dengan parlemen mereka.


Kasad juga mengatakan, saat rencana pembelian Leopard dari Belanda ditolak, "Kami sudah siapkan langkah ambil dari Jerman. Pertanyaan kenapa tidak dari Jerman langsung? (Karena) Harga Belanda tetap lebih kompetitif." katanya.


Berdasarkan data yang dipaparkan Kemnhan, mengenai perbandingan kekuatan Man Battle Tank (MBT) di Asia dan di Australia, diketahui antara lain, bahwa China memiliki, 6550, Singapura 196, Australia 149, Malaysia 48, Vietnam 1315 dan Thailand 382. Sedangkan Papua New Guinea, Timor Leste, Philipina dan Indonesia yang tidak punya Leopard
.

Sumber : JPNN

Industri Pertahanan Nasional Siap Proses Percepatan Modernisasi Alutsista TNI

Rancangan kapal cepat FPB-40
JAKARTA-(IDB) : Rencana pemerintah untuk mempercepat modernisasi TNI disambut baik oleh kalangan industri pertahanan di tanah air. Dalam pameran APSDEX 2012 yang menyertai penyelenggaraan JIDD beberapa produk baru bermunculan sebagai bentuk pengembangan teknologi yang terus dilakukan oleh kalangan industri pertahanan Indonesia.

Riset & Pengembangan

Materi pameran dari sisi riset dan pengembangan banyak didominasi oleh karya dari BalitbangKemhan dan Dislitbang dari Ketiga Angkatan dan Polri yang menampilkan produknya, ataupun miniatur produknya.

Senjata Lawan Tank SLT Latih 90mm

Produk baru yang ditampilkan untuk matra darat diantaranya adalah Senjata Lawan Tank dengan nama SLT Latih 64mm dan dengan kaliber yang lebih besar yaitu 90mm. Demikian juga roket pertahanan 2 tingkat “Kartika” yang mampu menjangkau sasaran darat hingga 21 km dan kecepatan hingga 2-3 mach.


Untuk matra udara kali ini ditampilkan miniatur pesawat kerjasama Indonesia-Korsel KFX/IFX, juga UAV “Alap-Alap” yang telah diuji coba beberapa kali, termasuk diantaranya dengan pemakaian jaring untuk menghentikannya. Ciri khas UAV ini adalah ekornya yang berbentuk huruf V terbalik.

Untuk matra laut ditampilkan miniatur kapal FPB-40 yang dilengkapi dengan dua set rudal anti kapal dan satu sea-rider. Kapal ini menganut desain compact sehingga terlihat seperti jejalan senjata termuat di atasnya. Prototipe rudal permukaan ke udara juga ditampilkan, rudal berkecepatan 0,8 mach dengan seeker dari gimbal image processing ini untuk digunakan di atas kapal.

Matra Darat

Add caption
Kendaraan Taktis 4x4 Komodo lansiran PT Pindad

Pindad kali ini menampilkan varian terbaru dari senapan SS2 yaitu SS2V5A1 yang diperuntukkan bagi satuan Brimob Polri. Pada varian ini handgrip senapan digantikan dengan lensa bidik.

Untuk kendaraan taktis kali ini Pindad memperkenalkan kendaraan berpenggerak 4x4 dengan nama Komodo dan dibuat dalam 2 versi : panser dan kendaraan pendobrak. Wujud asli kendaraan belum dibawa namun pengunjung dapat melihat foto dan brosur kendaraan tersebut.

Mengenai program pembuatan tank nasional, Pindad saat ini telah menyelesaikan prototipe tank ringan. Dalam triwulan kedua tahun 2012 perusahaan ini juga akan mulai mengembangkan prototipe tank medium, tank ini akan mempunyai berat sekitar 28-30 ton. Pada beberapa kesempatan TNI AD mengemukakan bahwa satuan kavaleri TNI AD membutuhkan 53 tank berukuran medium disamping MBT dan panser kanon.

PT Pindad juga menyatakan kesiapannya jika TNI AD jadi membeli tank Leopard 2 dan kemudian akan diupgrade menjadi tipe Leopard 2A6, seperti halnya ketika Angkatan Darat Singapore membeli Leopard 2A4 kemudian upgrade-nya dilakukan oleh ST Kinetics.

Matra Udara

Boeing 737MR dengan radar SLAMMR
Di anjungan PT Dirgantara Indonesia, Defense Studies sempat berbincang dengan Direktur Aerostructure Andi Alisjahbana mengenai CN-235MP, CN-235MPA, dan B737MR.

Tiga pesawat patroli maritim pesanan TNI AL dengan jenis CN-235MP dikembangkan berdasarkan pengalaman PT DI dalam memodifikasi pesawat CN-235 Angkatan Laut Turki menjadi versi anti kapal selam (ASW role) dikenal sebagai Meltem Project. Dengan konsep tersebut maka posisi radar tidak lagi ditempatkan di hidung (seperti CN-235MPA) namun akan diletakkan di perut (seperti CN-235 Korea Coast Guard). Sayap pesawat akan dilengkapi dengan 4 hardpoint untuk membawa torpedo ukuran medium dan atau rudal.

CN-235MPA untuk TNI-AU yang saat ini masih satu buah, akan segera diikuti dengan pesanan lagi sebanyak 2 unit sehingga menjadi genap 3 unit seperti pesanan awal. Rencananya TNI AU akan menjadikannya sebagai skadron intai taktis yang akan ditempatkan di Selat Malaka.

Mengenai rencana upgrade 3 pesawat intai B737MR milik TNI AU, Direktur PT DI ini mengatakan bahwa kondisi pesawat Boeing 737 tersebut masih bagus, namun PT DI siap untuk dilibatkan dalam rencana upgrade radar SLAMMR buatan Motorola tersebut. PT DI pun telah mempunyai konsep jika TNI AU berkehendak mengganti radar tersebut, tipe radar yang akan diajukan adalah radar non putar untuk menghindari adanya hambatan mekanis.

Matra Laut

Kapal cepat rudal KCR-60 yang dibuat oleh PT PAL
Policy pemerintah untuk membagi pekerjaan pembuatan kapal perang TNI AL kepada 3 galangan utama dapat dipahami oleh PT PAL. Saat ini PT Palindo di Batam mengerjakan Kapal Cepat Rudal 40m (KCR-40), PT DKB di Jakarta selain menyelesaikan satu LCU untuk TNI Angkatan Darat juga akan mengerjakan kapal LST 117m dan Replenishment Oiler Ship (kapal BCM) untuk TNI AL.

PT PAL saat ini kebagian pekerjaan pembuatan Kapal Cepat Rudal KCR-60, upgrade Combat Management Systems SEWACO kapal kombatan milik TNI AL, dan saat ini PT PAL masih menunggu keputusan pemerintah mengenai pembangunan fregat PKR-105, dimana perundingan ToT dengan Damen Schelde dirasakan alot dan memakan waktu lama.

Pada sisi yang lain PT PAL juga menunggu keputusan Filipina atas tender pengadaan LPD untuk Angkatan Laut negara itu , PT PAL bersaing dengan Korea dan mengajukan konsep Strategic Sealift Vessel berdasarkan pengalamannya membangun KRI Banjarmasin dan KRI Banda Aceh.

Sumber : DS

Komandan Marinir AS Luruskan Pemberitaan Pangkalan Darwin

SURABAYA-(IDB) : Komandan Gugus Pasifik Korps Marinir Amerika Serikat (COMMARFORPAC), Letnan Jenderal Duane Thiessen, menyinggung soal keberadaan pangkalan Korps Marinir AS di Darwin, Australia. Penempatan mereka di sana bertahap, mulai dari 250 personel hingga akhirnya 2.500 orang.

Topik itu diungkap Thiessen saat disambut Komandan Pasmar-1, Brigadir Jenderal TNI (Mar) Tommy B Natanegara, dalam pertemuan di Ruang VIP Lapangan Tembak FX Soepramono, Karangpilang, Surabaya, Senin (26/3)


Sebelum diterima Natanegara, orang nomor satu di jajaran Korps Marinir AS untuk kawasan Asia-Pasifik itu langsung mengelilingi Ksatrian Sutedi Senaputra di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya. Dalam kunjungannya, Thiessen menyampaikan pangkalan Korps Marinir AS di Darwin Australia yang hanya berkekuatan satu kompi atau sekitar 250 personel akan ditambah secara bertahap menjadi satu divisi atau sekitar 2.500 personel hingga 2014.


Korps Marinir Amerika Serikat memiliki organisasi dan struktur pasukan tersendiri yang berbeda dengan Angkatan Darat negara itu walau hakekat penugasannya sama-sama di darat. Hal ini didasari pada filosofi penggelaran kekuatan, yaitu Korps Marinir adalah pasukan pendarat dari aspek maritim.


Sehubungan pembangunan pangkalan baru di Darwin itu, Thiessen merencanakan pasukannya latihan bersama dengan sesama marinir di negara-negara Asia, termasuk Korps Marinir TNI-AL.


Di ASEAN, cuma Indonesia yang memiliki marinir walau masih menjadi satu kecabangan dalam tubuh TNI-AL. Filipina memiliki pasukan serupa walau tidak persis demikian.


Di sela-sela kunjungannya, Thiessen sempat terkesima melihat prajurit Pasmar-1 melaksanakan kegiatan rutin, seperti dayung, karate, lari lintas alam, kolone senapan, dan sebagainya.


November tahun lalu, Duta Besar AS untuk ASEAN, David Carden, mengatakan rencana AS untuk mengirim tambahan 2.500 pasukan ke Australia tidak akan mengakibatkan masalah bagi stabilitas keamanan di kawasan asia pasifik.


"AS dan Australia telah menjalin kerja sama pertahanan sejak 60 tahun lalu. Sudah pernah ditegaskan sebelumnya, penambahan pasukan kami di sana untuk misi penanganan situasi pascabencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi di kawasan ini. Saya rasa tidak ada alasan untuk khawatir mengenai hal ini," katanya.


Senada dengan itu, Duta Besar AS untuk Indonesia, Scott Marciel, mengatakan dirinya ingin meluruskan pemberitaan di media mengenai sebutan "pangkalan AS" di Australia.


"Tidak ada pangkalan AS di Australia ataupun ada rencana untuk membangun pangkalan di sana. Penambahan pasukan AS tidak lain hanya untuk meningkatkan kerja sama dengan Australia dan tidak dimaksudkan untuk menargetkan negara lain di luar kerja sama bilateral itu," katanya.

Sumber : Republika