Pages

Minggu, Maret 25, 2012

Analisis : Siapa Dibelakang Mereka ...???

ANALISIS-(IDB) : Pekan akhir di bulan Maret 2012 ini tepatnya tanggal 26 Maret 2012 akan berlangsung debat hangat di Komisi I DPR antara Kemhan dan petinggi Komisi I yang mengurusi pertahanan.  Debat itu tentu menyangkut pada tema panas yang diributkan belakangan ini yakni pengadaan alutsista MBT Leopard, Sukhoi dan Fregat ex Brunai.  Kita berharap debat hangat itu bisa diliput secara live di media layar kaca agar publik dapat mengetahui siapa yang jujur siapa yang makan bubur lalu terbujur.

Gerak cerita ketiga jenis alutsista itu sudah banyak diketahui, dan yang menggerakkanya tentu LSM dan segelintir anggota Komisi I DPR.  Pihak lain yang ikut menyebarkannya sudah tentu media.  Kalau mau di urut proses pengadaan alutsista sesungguhnya sudah diawali mulai dari persetujuan anggaran dan ketersediaan anggaran.  Misalnya untuk pengadaan Sukhoi batch 3, sudah jauh hari disetujui dan disediakan anggaran sebesar US$ 470 juta untuk 6 Sukhoi, berikut paket suku cadangnya termasuk pengadaan 12 mesin Sukhoi, program pelatihan pilot dan teknisi.
Sukhoi TNI AU, ada tambahan 6 unit lagi untuk capai 1 skuadron
Lalu muncul keributan karena perbedaan kalkulasi. Pihak yang mengklaim mengatakan harga 1 Sukhoi paling tinggi US$ 70 juta maka jika dikalikan enam didapat angka  420 juta dollar. Elemen lain tak dihitung, kontrak yang sudah di sign tak dilirik, pasal demi pasal perjanjian tak jua dibaca, yang dibaca adalah kalimat-kalimat penuh kecurigaan. Yang distabilo adalah selisih US$ 50 juta lalu didefinisikan sebagai mark up. Angka di kisaran ini pun lalu dijual ke khalayak dengan headline memojokkan.

Sejatinya mengkritisi itu sebuah keniscayaan yang memang harus ada untuk menyeimbangkan neraca kewajaran, kehalalan dan kepastian nilai.  Namun apabila nuansa itu melewati ambang batas kewajaran lalu terkesan ambisius dan menghegemoni situasi, rasanya kok ada sesuatu yang menyiratkan, tentu ada energi yang membiayai suara hegemoni itu.  Bahasa lugasnya, siapa di belakang mereka, siapa aktor intelektualnya.

Aura buruk sangka adalah wajah keseharian lembaga swadaya masyarakat, padahal hakekat kehadiran LSM adalah sebagai wadah penyeimbang dan koridor kontrol.  Wilayah teritori pikir, kerja dan kelakuan mayoritas LSM saat ini adalah bagaimana memposisikan diri sebagai pihak yang berseberangan lalu menghantam, tak peduli apakah argumennya benar, tak peduli apakah dana yang didapat justru dari orang yang ada diseberangnya.  

Pernahkah kita melihat anatomi LSM secara komprehensif, bagaimana dan darimana sumber dananya. Pernahkan kita melihat laporan keuangan tahunan LSM. Pernahkah kita melihat siapa-siapa donaturnya. Tak akan kita dapatkan itu. Esensi keseharian LSM bisa dilihat dari rupa wajahnya berlagak seperti malaikat dan dewa penolong tetapi jati dirinya dan jati hatinya tak lebih dari predator yang bermerk maju tak gentar membela yang bayar.

Soal Tank Leopard misalnya, menjadi sebuah ketololan struktural yang ditonjolkan manakala suara-suara LSM yang dicorongkan melalui media dan anggota Komisi I, dengan argumen bernada ultimatum bahwa tank Leopard tak cocok dengan kontur bumi dan kebutuhan TNI AD.  Bagaimana bisa orang yang bukan ahlinya, yang bukan user lalu mengatakan bahwa MBT itu tak cocok pada habitat Indonesia, lalu memaksakan kehendak dengan membawa dan mengatasanamakan rakyat dan nama wakil rakyat.

Menjual opini melalui lembaga swadaya masyarakat dan atau anggota parlemen dalam bingkai demokrasi saat ini menjadi sebuah komoditi yang diperdagangkan demi untuk cairnya sebuah rekening bayaran yang berasal dari sumber yang menginginkan jualannya laku.  Contoh lugasnya adalah bagaimana mungkin sebuah LSM yang ngurusi wilayah kepolisian lantas tiba-tiba menyeberang ke teritori yang bukan urusannya lalu mengibarkan genderang pernyataan, tolak Leopard, usut Sukhoi, jangan ambil Ragam Class. Lalu dengan mudahnya media mengutip tanpa pernah mengaudit kewajaran teriakan pemilik genderang.

Kita telah terjebak dalam sebuah penggiringan pembenaran tanpa perlu mengklarifikasinya. Penyebaran opini mengatasnamakan kebenaran dan menjual dagangannya ke rakyat agar rakyat terhasut lalu ikut membenci.  Jualan inilah yang diecer keliling sebelum debat hangat pekan depan.  Meminjam bunyi sebuah iklan, orang pintar minum tolak angin, orang bodoh minum minyak angin.  Pesannya adalah jangan lagi kita terkesima dengan pernyataan LSM atau anggota DPR yang berwajah laksana malaikat sejatinya berhati ifrit dengan menjual opini ke khalayak dan mengatasanamakan khalayak pula.  Merasa paling benar dan merasa paling berjasa dalam membenamkan lawannya.  

Mestinya setelah perdebatan selesai dan kepada mereka yang menuduh itu perlu dilakukan klarifikasi.  Misalnya dapat data dari mana, perlu melakukan konperensi pers untuk menetralisir keadaan di ruang publik, siapa yang memberi dana untuk mengatahui siapa di belakang mereka, mengapa melontarkan tanpa mengkalirifikasi lebih dulu.  Dan sejumlah pertanyaan ini mestinya mampu di jawab oleh pihak seberang dengan rela hati dan jujur. Tetapi jawaban khasnya selalu, itu adalah rahasia dapur, urusan rumah tangga, sebagai tameng menutupi aura busuknya.

Kita tetap meyakini bahwa Kemhan berada pada jalur yang wajar.  Kita tidak hendak mengatakan Kemhan berada dalam jalur yang benar.  Ini mengacu pada internal control, standar akuntasi keuangan terutama kriteria laporan keuangan after audit dengan sebutan wajar tanpa pengecualian atau wajar dengan pengecualian.   Untuk diketahui Kemhan saat ini sedang dalam proses audit tahun buku 2011 oleh BPK untuk menilai kriteria itu. 

Oleh sebab itu mari berpikir dan bersikap jernih dalam meletakkan nilai kewajaran  setiap proses dan prosedur.  Bukankah setiap perbedaan pandang dan asumsi dapat dilakukan di ruang rapat Komisi I DPR melalui sidang terbuka yang dapat disaksikan khalayak.  Masih ingat kasus Tanjung Datu yang dihebohkan media lewat hasutan seorang anggota DPR, tapi ternyata secara de facto dan de jure tak ada yang berubah, sementara rakyat sudah terhasut, tersulut.  Bukankah ini yang disebut menjual fitnah ?
 
Sumber : Analisis

Jubir Kemhan: Tidak Perlu Khawatir Dengan Rudal Korut

JAKARTA-(IDB) : Amerika Serikat (AS) menyebut peluncuran roket Korea Utara jarak jauh pada 15 April akan berdampak ke Indonesia. Pemerintah Indonesia tidak khawatir atas hal itu. Sebab Indonesia dan Korea Utara mempunyai hubungan yang cukup baik.

"Dengan kebijakan CBM (Confidence Building Measure), untuk saling mempercayai, tidak ada saling curiga mencurigai. Hubungan kita dengan Korut sangat baik. Tidak ada alasan apa pun kita khawatir," ujar Juru Bicara Kemenhan Brigjen TNI Hartind Asrin kepada detikcom, Minggu (25/3/2012).


Hartind mengatakan, pihaknya telah menghubungi atase pertahanan RI di Beijing, China, untuk mengkonfirmasi kebenaran laporan pemerintah Amerika Serikat yang menuding uji coba roket Korut dapat berimbas kepada Indonesia. Bahkan Hartind mengatakan Kemenhan telah menghubungi badan intelijen Korut dua hari lalu.


"Mereka membantah roket yang akan diluncurkan adalah senjata militer. Kata mereka itu roket untuk kepentingan sipil, yaitu penempatan satelit Korut," jelas Hartind.


Sebelumnya dilaporkan, seorang pejabat senior AS memperingatkan, wilayah Australia, Indonesia dan Filipina dapat terpengaruh roket Korea Utara yang akan diluncurkan bulan depan.


"Jika uji coba rudal Korea Utara terlaksana, kami menilai dampaknya kira-kira sampai ke wilayah di antara Australia, Indonesia dan Filipina," kata Asisten Menlu AS untuk Asia Timur dan Pasifik, Kurt Campbell, seperti dikutip Harian Sydney Morning Herald, Sabtu (24/3).


Campbell kemudian meminta Indonesia, Australia dan Filipina untuk mengutuk rencana Korut meluncurkan roket tersebut.


Korea Utara sendiri mengatakan roket itu diluncurkan untuk menempatkan satelit di angkasa, tetapi Amerika Serikat dan sekutunya yakin peluncuran itu sebagai dalih uji coba senjata.

Sumber : Detik

Russia Announces 'Massive' Tank Scrappage Scheme

T-55 tank
MOSCOW-(IDB) : Outmoded tanks and armored vehicles will be scrapped in a "massive" scheme launched by the defense ministry last year, a senior military official said on Friday.

"From 2011 onward, in accordance with a government decree the Defense Ministry has begun taking outdated automobiles and armored vehicles out of service and getting rid of them," Gen Maj Alexander Shevchenko told reporters in Moscow.

The scheme involves T-80, T-64, T-55, tanks as well as a number of army trucks.

Shevchenko did not disclose the exact number of vehicles to be destroyed, but the Soviet Union produced thousands of these types of tanks from the 1950's to the 1990's and stored many of them.

The ministry could not be reached for comment.

Sumber : Rian

Lanud Abd Saleh Gelar Survival Dasar

MALANG-(IDB) : Latihan survival dasar Bima Sakti XXXII kembali digelar Lanud Abd Saleh. Bertempat di waduk Selorejo, Kabupaten Malang, 90 crew pesawat akan melaksanakan latihan selama tiga hari kemarin dan berakhir Kamis (22/3) di Bendungan Selorejo.

Danlanud Abd Saleh Marsma A Dwi Putranto menjelaskan, latihan survival dasar ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan di Abd Saleh. Tidak sekadar menguji kemampuan anggota saat menghadapi kondisi darurat, juga melatih mental dan semangat para crew mempertahankan dalam segala situasi dan kondisi.

Dijelaskannya, dalam skenario latihan survival dasar ini seolah-olah pesawat yang diawaki para crew mendarat darurat di perairan  karena mengalami kerusakan pada kedua mesinnya. Agar tidak terjebak di dalam tubuh pesawat, para crew harus terjun bebas di perairan luas.  Di sinilah ketahanan tubuh para crew diuji.

Kondisi perairan yang sangat luas dengan kondisi yang sangat lelah, memaksa para crew tidur di perairan, sambil menunggu pertolongan. “Ceritanya mereka membawa pesawat Hercules, tapi karena ada kerusakan pada mesin maka pesawat pun harus mendarat darurat di perairan,’’ kata Dwi usai membuka acara latihan survival dasar di hangar skadron 32 Lanud Abd Saleh kemarin.

Setelah kondisinya membaik, para crew ini langsung berenang ke tepian. Sialnya begitu sampai di daratan, ternyata merupakan sebuah pulau tak berpenghuni. Imbasnya, para crew inipun harus terus berjalan, untuk mencari ketinggian. Perjalanan yang cukup jauh ini betul-betul harus dilakukan para crew agar tetap selamat.

Tentu saja di hutan tidak ada makanan, sehingga para crew ini harus betul-betul bisa memanfaatkan buah atau hewan yang dijumpai, untuk dimakan agar tetap bisa bertahan hidup. “Di sinilah ujian pertahanan hidup dilakukan. Setelah mereka satu malam berendam di air, kemudian masuk hutan. Saat di hutan, peserta ini harus betul-betul bisa bertahan hidup, dengan memanfaatkan yang ada di dalam hutan tersebut untuk dimakan,’’ kata Dwi yang mengaku jika dirinya beberapa kali ikut latihan survival dasar ini.

Setelah dua hari, para crew sedikit bernafas lega. Itu setelah posisi mereka terdeteksi oleh kesatuannya. Bantuan makanan yang dikirim melalui media heli box pun langsung dimanfaatkan para crew, setidaknya hingga tim penyelamat datang.

“Latihan survival dasar ini akan berlanjut pada latihan survival lanjutan (survival tempur) yang akan digelar secara gabungan di tingkat  Koops II Angkatan Udara (AU). Itu sebabnya, dalam latihan dasar ini para anggota harus betul-betul maksimal,’’ kata pria yang tidak lama lagi dipromosikan untuk menduduki jabatan sebagai Kas Koops AU.

Namun begitu, keamanan dan keselamatan prajurit dalam menjalankan latihan tetap harus dijaga. “Disiplin dalam latihan tetap harus senantiasa di perhatikan. Dan seluruh anggota wajib mematuhi seluruh prosedur latihan, dan tidak melakukan tindakan gegabah,’’  tandas Dwi.

Sumber : MalangPost

DPR Desak Menlu Klarifikasi Atas Peluncuran Rudal Korut

JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I DPR, Fayakhun Andriadi meminta Kemenlu RI untuk segera mengklarifikasi  informasi rencana peluncuran rudal Korea Utara pada April mendatang yang diarahkan Ke Asia Tenggara, karena berpotensi melintasi wilayah kedaulatan RI.

"Selama ini hubungan dengan Negara Korut cukup dekat. Karena itu, dengan adanya informasi tersebut, Kemenlu harus segera berkomunikasi dengan Pemerintah Korut," kata Fayakhun di DPR, Sabtu (24/3).

Fayakhun mengatakan, jika benar rudal yang akan diluncurkan berpotensi melintasi wilayah RI, maka Pemerintah Indonesia perlu minta jaminan pihak Korut bahwa aktifitas tersebut tidak membahayakan keselamatan warga negara RI.

Politisi Golkar ini percaya, meski kemampuan sistem pertahanan RI masih terbatas, namun TNI memiliki kemampuan untuk menembakkan rudalnya guna mematahkan benda asing yang memasuki wilayah RI. "Kita punya rudal penangkis serangan udara. Di Jakarta saja ada dua batalion," ujar dia.

Sebelumnya, Amerika Serikat mengingatkan bahwa peluncuran rudal Korea Utara pada 15 April mendatang, akan diarahkan ke Asia Tenggara dan Australia. Peringatan tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Kurt Campbell dalam pertemuan dengan Menlu Australia, Bob Carr di Sydney hari Jumat (23/3).

Selama ini, rudal jarak jauh Korea Utara selalu diarahkan ke arah timur, yakni ke arah Jepang. Namun sekarang menurut laporan dinas intelejen Amerika Serikat, arah peluncuran rudal itu untuk pertama kalinya ke selatan.

"Bila peluncuran itu berjalan seperti yang direncanakan Korea Utara, maka kami perkirakan daerah yang menjadi sasaran adalah di wilayah antara Australia, Indonesia, dan Filipina," kata Kurt Campbell yang merupakan Wakil Menlu AS untuk Asia Timur dan Pasifik, seperti dilaporkan harian The Sydney Morning Herald.

Sumber : Jurnamen

Latma Tingkatkan Kesiapsiagaan dan Profesionalitas Kopaska Dan US Navy Seal


 pangarmabar-sub

JAKARTA-(IDB) : Penyelenggaraan Latihan Flash Iron 12-01 JCET untuk mengetahui sejauh mana kesiapsiagaan Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) sekaligus mewujudkan kadar profesionalitas serta kerjasama Kopaska TNI Angkatan Laut dan US Navy
Seals.
 
Demikian dikatakan Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., pada upacara pelepasan Satuan Tugas (Satgas) Latihan Bersama (Latma) Flas Iron 12-01 JCET antara Kopaska TNI Angkatan Laut dengan US Navy Seals, di Lapangan Arafuru Markas Komando (Mako) Koarmabar, Jalan Gunung Sahari No.67 Jakarta Pusat.

Lebih lanjut Pangarmabar Laksda TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., mengatakan, latihan bersama Flas Iron adalah latihan yang dilaksanakan oleh Kopaska TNI Angkatan Laut dan US Navy Seals. Penyelenggaraan latihan tersebut merupakan wadah kerjasama antara Indonesia dengan Amerika Serikat, terutama dalam bidang kemiliteran dan sekaligus sebagai wahana pertukaran ilmu serta memupuk rasa solidaritas sesama pasukan khusus yang berbasis Naval Special Walfare.

Latihan bersama yang diselenggarakan selama 23 hari dari tanggal 24 Maret sampai 16 April 2012 di Guam tersebut, akan melaksanakan Military Free Fall, Maritime Craft Aeral Delivery System, Combat Diving dan Final Training Exercise melalui uji kemampuan baik secara individu maupun tim dan pemantapan standar prosedur operasi khususnya manuvra di lapangan, dibawah pimpinan Komandan Satuan Tugas Flash Iron 12-01 JCET Kolonel Laut (P) R. Eko Suyatno yang sehari-hari menjabat sebagai

Komandan Satuan Komando Pasukan Katak (Dansatkopaska) Koarmabar.

Menurut Pangarmabar, banyak hal yang harus dimiliki oleh para pelaku latihan, yaitu kesamaan persepsi, rencana latihan jangka panjang serta sistem dan metode latihan yang tepat terutama dalam hal teknik maupun taktik operasi-operasi yang bersifat khusus, sesuai fungsi asasinya di bidang Naval Special Warfare. Sehingga melalui teknik maupun taktik yang dilaksanakan dalam latihan bersama ini, akan terbentuk suatu tim yang solid, dimana pada saatnya diperlukan dapat melaksanakan tugas bersama dengan baik, cepat dan benar.

Selain taktik, strategi dan teknologi, keberhasilan pelaksanaan tugas maupun latihan juga ditentukan oleh doktrin/mental kejuangan yang terkait erat dengan semangat, dedikasi, kekompakan dan rasa kebersamaan yang mendalam dari semua prajurit peserta latihan.

Melalui latihan bersama tersebut, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yaitu memantapkan kerjasama antara TNI Angkatan Laut dan US Navy Seals sekaligus perkembangan hubungan bilateral bagi kedua negara yang sudah terjalin dengan baik selama ini.

Pangarmabar menegaskan kepada prajurit peserta latihan Flash Iron 12-01 JCET untuk melaksanakan latihan secara serius, bersungguh-sungguh, bertanggungjawab dan terintegrasi sesuai dengan materi dan standard operation procedure (SOP) yang telah ditentukan tetap dengan mengedepankan zero accident.

Diakhir amanatnya, Pangarmabar menekankan bahwa latihan kali ini dilaksanakan di wilayah negara lain, berarti seluruh prajurit Satkopaska yang terlibat adalah duta-duta bangsa yang harus membawa citra dan martabat bangsa Indonesia, khususnya TNI Angkatan Laut.

Sumber : Poskota

Selat Malaka Harus Terus Diwaspadai

JAKARTA-(IDB) : Selat Malaka dan Selat Sunda memiliki kerawanan tinggi. Karenanya aparat keamanan harus terus waspada terhadap ancaman militer maupun nonmiliter.
 
“Kami mewaspadai setiap ancaman di laut. Wilayah barat memiliki kerawanan khas, baik ancaman militer maupun pelanggaran wilayah oleh negara tetangga,” kata Panglima Armabar Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan usai memimpin sertijab Komandan Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Barat (Danguspurla Armabar) dari Laksamana Pertama TNI Achmad Taufiqoerrochman kepada Kolonel Laut (P) Tri Wahyudi Sukarno di Markas Koarmabar Jakarta.

Didit menjelaskan, Guspurla Armabar adalah komando pelaksana operasi yang mempunyai tugas melaksanakan proyeksi tempur laut dan operasi amfibi baik untuk mendukung pengendalian laut. Selain itu, juga untuk mencapai tujuan strategis dalam rangka menegakan kedaulatan dan hukum di laut.

Pangarmabar berharap, sertijab Danguspurla Armabar ini digunakan untuk meraih prestasi dalam jabatannya yang baru.

Laksamana Pertama TNI Achmad Taufiqoerrochman merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL)-30/1985 dan akan bertugas di Surabaya sebagai Wakil Gubernur AAL.

Taufiq telah bertugas sebagai Komandan KRI Pulau Rani-701, KRI Badik-623 dan KRI Karel Satsuitubun. Dia juga  pernah menjabat sebagai pemegang Komando Taktis Operasi Duta Samudera I/2011 dengan tugas pokok melaksanakan tugas operasi pembebasan wilayah Laut Arab dengan membawa Satgas Mabes TNI untuk melaksanakan operasi penindakan dan penyelamatan sandera dan kapal.

Pelaksanaan Operasi itu dapat dilaksanakan sesuai rencana dan telah berhasil menyelamatkan MV Sinar Kudus dengan aman dan lancar.

Sementara, Kolonel Laut (P) Tri Wahyudi Sukarno merupakan lulusan ALL-31/1986 dan sebelumnya menjabat sebagai Paban III Pabinkar Spers di Mabes TNI. Tri juga pernah mendapatkan penugasan sebagai komandan diantaranya, KRI Imam Bonjol-353, Komandan Kolatarmabar di Komando Pelaksana Pembinaan (Kolakbin) dan di satuan Pelaksana Operasi (Satlakops) sebagai Komanfan Pangkalan Angkatan Laut Sabang.

Sumber : Poskota

BPK Akan Audit Pembelian Sukhoi

JAKARTA-(IDB) : Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan melakukan audit pembelian pesawat tempur Sukhoi yang disinyalir terjadi penggelembungan harga. Audit investigasi akan dilakukan jika ada permintaan khusus dari Presiden.

“Benar, biasanya Presiden mempersilakan BPK memeriksa, dan itu kami periksa secara khusus untuk tujuan tertentu, itu laporan tersendiri,” kata Anggota I BPK, Moermahadi Soerja Djanegara, saat dihubungi Jurnal Nasional di Jakarta, Sabtu (24/3).

Saat ini, katanya lagi, BPK masih melakukan pemeriksaan laporan keuangan Kementerian Pertahanan tahun 2011. Pemeriksaan laporan keuangan ini akan rampung pada Mei 2012. Namun, kewajaran laporan keuangan itu tidak secara khusus memeriksa satu per satu laporan pembelian atau pengadaan alutsista di Kementerian Pertahanan.

“Kami melihat apa yang bertambah dalam pengadaan alutsista tahun ini, baru nanti dilihat bagaimana prosesnya. Jadi pemeriksaan laporan keuangan tahun 2011 beli apa saja, 2010 apa saja, dari zaman Presiden Megawati juga,” ujarnya.

Ia pun menanggapi prosedur pembelian Sukhoi oleh Kementerian Pertahanan. Menurut dia, ada perbedaan prosedur pembelian alutsista di dalam dan luar negeri. Sistem pembelian di luar negeri, bisa melalui G to G (government to government) dan B to B (business to business). “Bicara proses pembelian, ada ketentuan peraturan perundannya, ada Keppres pengadaan di luar negeri dengan dalam negeri. Tapi saya harus lihat dulu (detil peraturannya),” ujar Moermahadi.

Sebelumnya, Komisi I DPR RI meminta KPK memeriksa adanya dugaan penggelembungan harga (mark up) pembelian enam unit Sukhoi SU-30 MK2 dari Rusia senilai US$475 juta. Harga ini membengkak dari yang semestinya, yaitu US$420 juta. Dugaan mark up ditemukan karena Mabes TNI AU menggunakan perusahaan lain di luar pemerintah dalam pembelian tersebut, bukan melalui G to G (Kementerian Pertahanan).

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun mempersilakan BPK melakukan audit investigasi. Audit diminta dilakukan sejak sebelum ia menjabat sebagai Presiden, hingga saat ini.

Sumber : Jurnas