Pages

Kamis, Maret 15, 2012

Canada May Back Out Of F35 Purchase

CANADA-(IDB) : Canada's associate defense minister on Tuesday said one of the most ardent supporters of the F35 program could back out of a multi-billion purchase of the fighter jets.

"We have not as yet discounted the possibility of backing out of the program," Minister Julian Fantino, responsible for military procurement, was quoted as telling the House of Commons defense committee.

According to Canadian media, he said the government remains committed to buying the jet, but noted that no contract has been signed.

Fantino was not available to confirm the comments, which were widely interpreted as a step back from Ottawa's clarion defense of the costly F35 program.

The Joint Strike Fighter is supposed to form the backbone of the future US air fleet and 11 other allied countries have joined the program.

But defense officials have struggled to keep costs under control, with each plane's price tag doubling in real terms over the past decade.

Ottawa has budgeted Can$8.5 billion to buy 65 F35 fighter jets plus another Can$7.5 billion for lifetime maintenance.

Last month, Prime Minister Stephen Harper said his government would not spend more than this amount for new fighter jets, leaving open the possibility of scaling back the number of jets it buys to stay within budget.

Source : Defencetalk

Indonesia Brasil Bahas Joint Production Alutsista Matra Laut Dan Udara

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI , Sjafrie Sjamsoeddin, Kamis (15/3) menerima kunjungan Duta Besar  Brasil untuk Indonesia, Paulo Alberto da Silveira Soares, di Kantor Kemhan, Jakarta. 

Saat menerima kunjungan Dubes Brasil tersebut, Wamenhan didampingi Dirjen Strahan, Mayjen TNI Puguh Santoso, Kapusada Baranahan Kemhan, Marsma TNI Asep Sumaruddin dan Kapuskom Publik Kemhan, Brigjen TNI Hartind Asrin.

Pada kesempatan pertemuan itu Dubes Brasil dan Wamenhan membahas peluang peningkatan kerjasama pertahanan khususnya di bidang industri Alutsista. Dubes Brasil mengatakan, maksud kunjungannya kali ini bukan hanya mengarah kepada penawaran produk alutsista terbaru kedirgantaraan ataupun juga kapal perang.

Akan tetapi Pemerintah Brasil juga mengharapkan adanya peningkatan kerjasama industri  melalui produksi bersama pembangunan pesawat terbang dan kapal perang antara industri pertahanan laut dan udara kedua negara.

Wamenhan sangat menyambut baik penawaran pemerintah Brasil dalam hal kerjasama industri pertahanan ini. Khusus terkait industri kedirgantaraan, Wamenhan menjelaskan saat ini Pemerintah Indonesia telah memesan pesawat Sebanyak 16 unit pesawat tempur Super Tucano A29 buatan Industri Embraer Defense System, Brasil.

Wamenhan menambahkan meski telah memesan pesawat-pesawat tersebut, pemerintah Indonesia masih tetap ingin mengembangkan, bukan hanya sebagai user. Namun bisa membuka peluang untuk menjadi distributor produk pesawat ini di wilayah Asia.

Sehubungan dengan itu, Wamenhan mengharapkan jika peluang kerjasama terlebih lagi dalam hal produksi bersama pembangunan alutsista kedirgantaraan antara industri pertahanan dalam negeri PT. Dirgantara Indonesia dengan Industri Embraer Defense System, Brasil dapat diwujudkan. Diharapkan akhir  tahun 2012 kedua negara dapat mewujudkan peluang peningkatan kerjasama industri pertahanan udara. 

Sumber : DMC

Hemat Anggaran, AS Pensiunkan 20 Ribu Marinir

WASHINGTON DC-(IDB) : Korps Marinir AS (USMC) berencana menutup empat batalyon infanteri dan 12 skuadron udaranya dalam lima tahun ke depan sebagai bagian dari langkah penghematan anggaran pertahanan AS. Nantinya, USMC akan fokus pada pengembangan pasukan khusus dan pesawat tak berawak yang membutuhkan jumlah personel lebih sedikit tanpa mengurangi kemampuan tempur.

Komandan Komando Pengembangan Tempur USMC Letnan Jenderal Richard Mills mengatakan, Rabu (14/3/2012), secara keseluruhan USMC akan memangkas 20.000 personel untuk menyesuaikan dengan pembatasan anggaran dan kebutuhan personel di masa damai.
 
Pemotongan terbesar akan terjadi di beberapa pangkalan USMC di negara bagian North Carolina. Pangkalan Camp Lejeune dan Pangkalan Udara New River akan kehilangan 5.800 personel, sementara Pangkalan Udara Cherry Point akan kehilangan 2.100 personel.

Tiga pangkalan USMC di California, yakni Campe Pendleton, 29 Palms, dan Miramar akan kehilangan total 6.000 personel. Namun, pengurangan jumlah personel di pangkalan-pangkalan di Pasifik jauh lebih kecil, yakni hanya sekitar 200 personel di Hawaii dan belum ditetapkan di Jepang.

Di luar pengurangan personel tersebut, USMC mengatakan akan merekrut tambahan 250 orang untuk memperkuat sektor peperangan cyber, 821 orang untuk dimasukkan ke Komando Operasi Khusus USMC, dan menambah satu skuadron pesawat tak berawak di bawah komando Pasukan Cadangan Marinir.

Mills mengatakan, pengurangan jumlah personel ini akan dilakukan secara bertahap dan menyesuaikan habisnya masa kontrak setiap prajurit Marinir. ”Kami jelas akan membutuhkan jumlah prajurit yang lebih sedikit. Pendaftaran kembali prajurit akan diperketat. Seorang Marinir nantinya harus benar-benar memiliki kualifikasi profesional, personal,dan kinerja puncak untuk tetap bisa bertahan meniti karier di korps Marinir,” tandas Mills.

Dengan pengurangan ini, jumlah personel USMC akan berkurang dari 202.000 personel saat ini menjadi hanya 182.000 personel pada 2016. Jumlah batalyon infanteri juga akan menyusut, dari 27 batalyon menjadi 23 batalyon. Sementara jumlah skuadron udara USMC berkurang dari 70 skuadron menjadi hanya 58 skuadron.

Sumber : Kompas

Kasau Terima Kunjungan Kasau Australia

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal  TNI Imam Sufaat, S.IP., menerima kunjungan kehormatan dari Chief of Air Force Royal Australian Air Force (CAF RAAF) Air Marshal G.C. Brown. dalam upacara jajar kehormatan di Mabesau Cilangkap, Rabu (14/3).
 
Air Marshal G.C. Brown mengunjungi Indonesia dalam rangka memperkenalkan diri sebagai CAF RAAF yang baru menggantikan  Air Marshal Mark Binskin.

Dalam pertemuan tersebut Kasau Marsekal  TNI Imam Sufaat, S.IP.,  mengharapkan agar hubungan kedua Angkatan Udara yang selama ini sudah terjalin dengan baik dapat dilanjutkan oleh Air Marshal G.C. Brown, diharapkan hubungan baik ini juga berperan dalam mendukung hubungan baik kedua Negara.

Selanjutnya Kasau mengucapkan terima kasih atas bantuan berupa dua buah Laboratorium Bahasa Inggris lengkap beserta perangkat lunaknya dari Pemerintah Australia.  Kedua  Laboratorium Bahasa Inggris bantuan RAAF ditempatkan di Ksatrian AAU Jogyakarta dan Lanud Hasanudin Makasar.

Setelah acara di Mabesau, selanjutnya CAF RAAF Air Marshal G.C. Brown, juga bertemu dengan Wamenhan Letjen TNI Syafrie Syamsudin. Pada siang harinya beliau melanjutkan kunjungannya ke Markas Komando Kohanudnas di Halim. Pada sore harinya Air Marshall Brown berencana akan mengunjungi AAU dan Wingdik Terbang, dan pada Kamis pagi akan bertolak ke  Lanud Sultan Hasanudin Makasar.

Hubungan kerjasama antara kedua Angkatan Udara semakin erat pada decade ini. Bahkan pada tanggal 27 Juli hingga 17 Agustus  mendatang TNI AU akan mengirimkan empat pesawat Sukhoi dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanudin Makasar  untuk mengikuti latihan militer bersama dengan nama sandi “Pitch Black”, yaitu  Latihan Bersama Tahunan antar negara-negara Sekutu Australia di Darwin Australia.

Sumber : TNI AU

Rusia : Latihan Militer AS-Georgia Dianggap Provokasi Terhadap Rusia

MOSCOW-(IDB) : Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut latihan militer bersama Amerika Serikat-Georgia yang dimulai Rabu sebagai 'provokasi'.

"Latihan-latihan seharusnya untuk menekan kerusuhan. Saya mengatakan kepada menteri luar negeri (AS) bahwa latihan tersebut terlihat seperti provokasi," kata Lavrov dalam pertemuan majelis rendah parlemen di Negara Bagian Duma, Rusia.

Moskow berharap mereka yang mengadakan latihan akan selalu mengingat stabilitas yang rapuh di wilayah Trans-Kaukasia, kata Lavrov.

Sementara itu, ia membantah bahwa Moskow telah mendesak kepada siapa saja untuk mengakui kemerdekaan wilayah yang memisahkan diri Georgia dari Abkhazia dan Ossetia Selatan, seraya mengatakan Rusia hanya aktif mendukung kawasan dalam memperluas kontak internasional

"Kami tidak melakukan pembicaraan ini. Ini adalah urusan sekutu kami, Abkhazia dan Ossetia Selatan," kata Lavrov.

Dia menambahkan bahwa Rusia akan mendukung rekan-rekannya secara politik.

Moskow mengakui kemerdekaan dua wilayah itu pada Agustus 2008 setelah konflik bersenjata singkat dengan Georgia. Sebagai tanggapan, Georgia memutuskan hubungan diplomatik dengan Rusia.

Sumber : Republika

Wajah Baru Skuadron Hawk TNI AU

KALBAR-(IDB) : Kurang lebih 13 tahun lamanya Skadron Udara 1 Lanud Supadio sudah memperkuat pengamanan kawasan di Indonesia bagian barat. Keberadaannya di bumi Khatulistiwa sangat dibutuhkan maklum saja Kalimantan Barat dan kawasan seputar Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) adalah kawasan yang berhadapan langsung dengan corong laut China Selatan. Sehingga tidak mengherankan kedatangan Elang Khatulistiwa di Bumi Khatulistiwa ini disambut sangat meriah dan antusias dari masyarakat maupun pemerintah daerah setempat.

Diawal kedatangannya pesawat tempur taktis ini bercorak loreng coklat namun sejalan dengan waktu dan kebutuhan maka warna atau kulit si Elang Khatulistiwa ini akan diubah menjadi loreng abu-abu. Menurut Danflight Har Skadud 1 Kapten Tek Surat, S.T, perubahan warna ini berdasarkan Petunjuk Teknik Udara (PTU) No. 126 perbaikan Ke IV tahun 2011 tentang Standarisasi Pola dan Warna pengecetan pesawat TNI AU.

“Untuk tahap awal pengecatan dilakukan terhadap 3 pesawat yaitu pesawat TT 0223, TT 0224 dan TT 0234. Sekarang ini pesawat TT 0223 dan pesawat TT 0234 sudah dilaksanakan pengecetan dan masuk tahap finishing. Sedangkan pesawat TT 0224 baru tahap pengaplasan atau penghilangan cat asli”, jelas Danflight Har.

Ia menambahkan untuk proses dari awal hingga selesai pengecatan pesawat dilaksanakan oleh anggota Banharlap Depohar 30. Untuk satu pesawat memakan waktu lebih kurang 10 hari dan rencananya ketiga pesawat ini akan ditampilkan pada acara puncak HUT Ke-66 TNI Angkatan Udara tanggal 9 April mendatang di Jakarta.
 
Sumber : TNI AU

Rusia Tambah Tiga Batalyon S-400

MOSCOW-(IDB) : Rusia tahun ini akan menambah tiga batalyon sistem rudal pertahanan udara S-400 Triumf sebagai bagian dari langkah modernisasi sistem pertahanan udara negara itu.

Kepala Staf Angkatan Udara Rusia, Mayor Jenderal Viktor Bondarev, mengatakan, di Moskwa, Rabu (14/3/2012), satu batalyon S-400 akan ditempatkan di Nakhodka di Rusia Timur Jauh, dan satu lagi dipasang di dekat Moskwa. Batalyon ketiga akan ditempatkan di bawah komando Angkatan Udara dan Pasukan Pertahanan Udara Rusia.

"Semua akan dikirim tahun ini," kata Bondarev.

Angkatan Bersenjata Rusia saat ini telah mengoperasikan dua resimen S-400, keduanya di sekitar Moskwa. Resimen ketiga sistem rudal itu akan diletakkan di wilayah tanggung jawab Armada Laut Baltik.

Bondarev mengatakan, produksi sistem rudal S-300 akan segera dihentikan dalam waktu dekat. Ke depan, hanya sistem S-400 yang akan diproduksi eksklusif untuk kebutuhan Angkatan Bersenjata Rusia. Rusia tak berencana mengekspor rudal itu.

S-400 adalah sistem rudal darat-ke-udara jarak menengah-jauh, yang dirancang untuk menghancurkan berbagai jenis sasaran udara, mulai dari pesawat, pesawat tak berawak, rudal balistik, maupun rudal jelajah, hingga jarak 400 kilometer dan ketinggian 30 kilometer.

Sehari sebelumnya, Deputi Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov mengatakan, Rusia tak berencana meneruskan perjanjian penjualan sistem pertahanan rudal S-300 ke Iran sebagai bagian dari sikap mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB. "Semua larangan yang ditetapkan oleh Dewan Keamanan PBB akan kami patuhi," ucap Antonov.

Iran menandatangani kontrak pembelian lima batalyon sistem rudal S-300PMU-1 dari Rusia pada akhir 2007. Namun, Presiden Rusia Dmitry Medvedev memutuskan untuk membatalkan kontrak senilai 800 juta dollar AS (Rp 7,33 triliun) itu pada 22 September 2010.

Pembatalan terjadi setelah DK PBB mengeluarkan Resolusi Nomor 1929, yang melarang pengiriman segala bentuk senjata konvensional ke Iran, termasuk rudal, sistem rudal, tank, helikopter serbu, pesawat tempur, dan kapal perang.

Sumber : Kompas

Rusia Membeli 1.775 Unit Iveco LMV Dari Italia

MOSCOW-(IDB)  : Angkatan Bersenjata Rusia berencana menempatkan kendaraan lapis baja serba guna Iveco LMV, yang dibeli dari Italia, di kawasan selatan negara itu. Kendaraan tersebut diharapkan mulai datang tahun ini.

Rusia menandatangani kontrak pengadaan kendaraan Iveco LMV M65, atau populer dengan sebutan Lince (lynx atau kucing hutan), itu, dengan pihak Iveco Defense Vehicles pada Desember 2011. Sebanyak 57 unit pertama akan dikirim sebelum akhir tahun ini.

Sekretaris pers Kementerian Pertahanan Rusia, Irina Kovalchuk, Rabu (14/3/2012), mengatakan, sebagian besar kendaraan lapis baja tersebut akan dikirim ke Distrik Militer Selatan. Distrik militer itu meliputi kawasan Kaukasus Utara yang rawan konflik.

Rusia menyepakati pembelian kendaraan perang dari negara anggota NATO tersebut, dengan syarat produksinya akan dikerjakan bersama dengan pihak Rusia. Pada tahap awal, kendaraan itu akan diimpor dalam kondisi semi terurai (semi knocked down) untuk dirakit di pabrik perakitan di Voronezh, Rusia, dengan kandungan lokal baru sebesar 10 persen.

Dalam rencana perjanjian kerja sama ini, kandungan lokal Rusia pada Iveco LMV akan menjadi 50 persen pada 2014. Rusia berencana membeli sedikitnya 1.775 unit kendaraan ini dalam lima tahun mendatang.

Iveco LMV dilengkapi enam lapis pelindung, termasuk lapisan perisai dari bahan keramik. Mobil tersebut diklaim bisa menahan ledakan ranjau antitank dan antipersonel. 

Sumber : Kompas

Rusia Tawarkan Pangkalan Udara kepada AS dan NATO

MOSCOW-(IDB) : Rusia menawarkan salah satu pangkalan udaranya untuk digunakan sebagai titik transit bagi pasukan AS dan NATO ke Afganistan.

Jika disetujui parlemen, ini akan menjadi pangkalan pertama di wilayah Rusia yang akan digunakan oleh pasukan AS dan NATO, bekas rival utamanya selama Perang Dingin.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, Rabu (14/32012), mengatakan, rencana itu akan dibahas Kabinet Rusia dalam waktu dekat. Pangkalan yang ditawarkan adalah pangkalan udara di dekat kota Ulyanovsk, di tepi Sungai Volga di wilayah selatan Rusia.

Sebelumnya, Moskwa sudah mengizinkan AS dan negara-negara anggota NATO lain menggunakan koridor udara dan jalur kereta api di Rusia untuk mengangkut pasokan logistik dari dan ke Afganistan. Jalur kereta api cepat itu melewati wilayah Rusia, Kazakstan, Uzbekistan, dan menjadi jalur logistik vital bagi pasukan koalisi multinasional di Afganistan.

Para wakil rakyat Rusia sempat khawatir, rencana pemanfaatan pangkalan udara di Ulyanovsk itu akan membawa ancaman baru bagi Rusia karena akan ada pasukan negara asing berada di wilayah Rusia.

Namun, Lavrov menegaskan, perjanjian itu akan menguntungkan Rusia. Menurut dia, keberhasilan misi NATO di Afganistan sangat penting dalam mencegah penyebaran terorisme dan narkoba ilegal dari Afganistan ke negara-negara eks-Uni Soviet di Asia Tengah dan Rusia.

"Kita berkepentingan bahwa pasukan koalisi meraih sukses sebelum menarik mundur dan memastikan orang-orang Afganistan mampu mempertahankan sendiri negara mereka dan menjamin tingkat keamanan yang bisa diterima," tandas Lavrov.

Selain itu, Lavrov menjamin tidak akan ada pasukan asing yang tinggal di Ulyanovsk. Pangkalan itu, kata dia, hanya akan dijadikan titik transit untuk berpindah dari satu moda transportasi ke moda transportasi lainnya. Rusia juga menekankan masih berhak memeriksa setiap kargo pasukan NATO yang transit di pangkalan tersebut.

Juru bicara NATO di Belgia, Oana Lungescu, mengatakan, peningkatan kerja sama transit menuju Afganistan akan menguntungkan NATO maupun Rusia.

Jika disepakati, perjanjian penggunaan pangkalan udara Rusia ini akan memperbaiki hubungan AS-Rusia, yang sempat terganggu persoalan program perisai rudal Eropa.

Sumber : Kompas