Pages

Jumat, Maret 02, 2012

Inilah Lima Armada Kapal Perang Kelas Fregat Milik Indonesia

ITODAY-(IDB) : Kapal Fregat  adalah suatu nama yang digunakan bagi berbagai jenis kapal perang pada beberapa masa yang berbeda. Istilah ini merujuk pada beberapa peran dan ukuran kapal yang berbeda. Kalau saat ini kapal perang Jenis Fregat lebih di kenal sebagai  kapal perang Perusak Kawal Berpeluru Kendali Indonesia juga memiliki beberapa kapal perang jenis ini.

Inilah 5 Kapal Perang Jenis Fregat Milik Indonesia :
 
1. KRI AHMAD YANI (351)

KRI Ahmad Yani (351) merupakan kapal pertama dari kapal perang kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Fregat Yani milik TNI AL. Dinamai menurut Jendral Ahmad Yani, salah seorang Pahlawan Revolusi.

KRI Ahmad Yani merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (HMNLS Van Speijk F804) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Koninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Surface to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat.

Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.

2. KRI SLAMET RIYADI (352)

KRI Slamet Riyadi (352) merupakan kapal kedua dari kapal perang Perusak Kawal Berpeluru Kendali kelas Jenis Fregat milik TNI Angkatan Laut. Dinamai menurut Slamet Riyadi, salah seorang pahlawan nasional.

KRI Slamet Riyadi merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (Hr.Ms. Van Speijk (F802)) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini termasuk dalam Fregat kelas Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1963 oleh Koninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda dan mulai bertugas pada AL Belanda sejak 1967.

Pada tahun 1987, dibebastugaskan dari AL Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI-AL pada tahun 1987. Termasuk di antaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal antipesawat (sea-to-air missile/SAM) Mistral menggantikan Sea Cat. Di Indonesia, kapal ini bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti-kapal permukaan, anti-kapal selam dan anti-pesawat udara.

3. KRI YOS SUDARSO (353)

KRI Yos Sudarso (353) merupakan kapal ketiga dari kapal perang kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali  Jenis Fregat  milik TNI AL. Dinamai menurut Yos Sudarso, salah seorang pahlawan nasional yang gugur di atas KRI Macan Tutul dalam pertempuran laut Aru pada masa kampanye Trikora.

KRI Yos Sudarso merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (F803) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat.

Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.

4. KRI OSWALD SIAHAAN (354)

KRI Oswald Siahaan (354) merupakan kapal keempat dari kapal perang kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Fregat milik TNI AL. Dinamai menurut Oswald Siahaan, salah seorang anggota TNI AL yang gugur pada saat pertempuran Teluk Sibolga.

KRI Oswald Siahaan merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (HMNLS Isaac Sweers F805) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat.

Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.

5. KRI ABDUL HALIM PERDANAKUSUMA (355)

KRI Abdul Halim Perdana Kusuma (355) merupakan kapal kelima dari Fregat  milik TNI Angkatan Laut. Dinamai menurut Abdul Halim Perdana Kusuma, salah seorang pahlawan nasional yang namanya juga merupakan nama bandara dan Pangkalan Udara di Jakarta.

KRI Abdul Halim Perdana Kusuma merupakan kapal fregat eks-Angkatan Laut Belanda bernama HNLMS Evertsen (F815) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat.

Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.

Pada tahun 2007, bersama dengan KRI Ahmad Yani (351), selesai menjalani pergantian mesin yang dijalaninya selama 2 tahun. Saat ini KRI Abdul Halim Perdanakusuma kembali memperkuat Komando Armada RI Kawasan Timur

Sumber : Itoday

Pangarmabar Terima Kunjungan Kehormatan KASAL Belanda

JAKARTA-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) Laksamana Muda (Laksda) TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., menerima kunjungan kehormatan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Belanda Laksamana Madya Matthieu J. M. Borsboom di Ruang VVIP Markas Komando (Mako) Koarmabar, Jalan Gunung Sahari No. 67 Jakarta Pusat, Kamis (1/3/2012).
 
Kunjungan kehormatan tersebut dimaksudkan untuk menjalin serta mempererat hubungan kerja sama antara Angkatan Laut Indonesia dengan Angkatan Laut Belanda yang telah terjalin baik selama ini.

Turut hadir mendampingi Pangarmabar Laksda TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., pada kegiatan tersebut, Kepala Staf Koarmabar (Kasarmabar) Laksamana Pertama (Laksma) TNI Herry Setianegara, S. Sos, SH, MM., Wakil Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Wadan Seskoal) Laksma TNI Sri Muhammad Darojatim, Komandan Gugus Tempur Laut Koarmabar (Danguspurlaarmabar) Laksma TNI A. Taufiqoerrochman M., SE., Asisten Intelijen Pangarmabar, Asisten Operasi Pangarmabar, Asisten Personel Pangarmabar, Asisten Logistik Pangarmabar, Asisten Perencanaan dan Anggaran Pangarmabar, Komandan Komando Latihan Koarmabar serta Komandan Satuan Kapal Amfibi Koarmabar.

Sumber : Koarmabar

DPR Lakukan Kajian Dan Verifikasi 3 Kapal Perang Inggris Yang Akan Dibeli TNI AL

JAKARTA-(IDB) : Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq menyatakan, Komisi I membentuk tim kecil yang diberi tugas melakukan kajian dan verifikasi atas pengajuan TNI AL untuk membeli tiga kapal perang buatan Inggris. Kapal tersebut, sebelumnya merupakan pesanan Pemerintahan Kerajaan Brunai Darussalam. Namun, karena alasan tertentu dibatalkan oleh negeri jiran tersebut.

"Komisi I berpandangan bahwa soal pengadaan alutsista untuk TNI ini perlu dilakukan akselerasi, dalam upaya modernisasi dan penguatan armada angkatan laut kita. Karenanya, terhadap pengajuan TNI AL untuk dapat membeli tiga kapal perang dari Inggris ini, perlu kita lakukan verifikasi dulu," ujar Mahfudz pada Jurnalparlemen.com, Jumat (2/3).

Tujuan dilakukannya verifikasi ini adalah untuk menjelaskan dulu aspek politiknya. "Lalu, secara teknis, kita perlu tahu juga alasan pembatalan pembelian tiga kapal buatan Inggris oleh Brunai sebelumnya, sebabnya apa?" ujar Mahfudz.

Verikasi lainnya, menurut Mahfudz adalah masalah anggaran. "Kalau secara politik, Brunei tidak ada masalah, baru kita oke. Lalu secara tekhnis. Inikan tidak lazim, sebuah negara yang sudah pesan tiga kapal, kemudian sudah dibayar juga, namun kemudian hal itu dibatalkan. Nah, ini apa penyebabnya? Ini yang kita perlu verifikasi lebih dulu," ujarnya.

Mahfudz mengatakan,untuk memastikan kondisi fisik dan kemampuan ketiga kapal buatan Inggris yang di minati TNI AL untuk dibeli itu, di Komisi I juga sempat muncul perlunya perwakilan anggota Komisi I melakukan pengecekan fisik kapal tersebut ke Inggris langsung.

Mahfudz menambahkan, yang terpenting, kalaupun TNI AL nantinya jadi membeli Kapal buatan Inggris itu, tidak ada syarat yang melekat yang memberatkan Indonesia suatu saat.

"Mesti ada jaminan, Inggris tidak melakukan embargo terhadap suku cadang dan perlengkapan lainnya dari kapal ini. Karena pengalaman Indonesia sebelumnya, negara negara Barat melakukan embargo terhahadap suku cadang alutsista yang sudah beli. inikan tidak fair," tegasnya.

Sebelumnya, TNI AL meminta dukungan pada Komisi I DPR RI untuk pembelian tiga kapal perang buatan Inggris. Pembelian alutsista ini guna memperkuat armada perang TNI AL dalam menjaga keamanan dan kedaulatan NKRI di perairan.

Sumber :  Jurnamen

Kemhan : Tak Ada Mark Up Pembelian Sukhoi

JAKARTA-(IDB) : Juru Bicara Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Hartind Asrin menepis tudingan ada penggelembungan anggaran dalam pembelian enam unit Sukhoi Su-30 MK2 dari Rosoboron Export, Rusia. 

Menurut Hartind, adanya mark up sebesar 55 juta dolar AS itu hanya perbedaan hitung-hitungan yang berbeda.  Dijelaskannya, bisa jadi adanya selisih harga dari 475 juta dolar AS dan versi Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanuddin sebesar 420 juta dolar AS akibat ketidaksamaan dalam melihat spare part suku cadang maupun spesifikasi lainnya. 

Karena itu, pihaknya bakal mengklarifikasikan hal itu kepada Mabes TNI AU.  "Ini hanya masalah penghitungan saja yang tidak klop," ujarnya di kantor PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jumat (2/3).  Hartind menegaskan, lantaran pembelian menggunakan mekanisme goverment to goverment (G to G) maka tidak boleh ada perantara. 

Sehingga pembelian tidak menggunakan broker dan Kemenhan hanya memberikan pendanaan sesuai spesifikasi yang dibutuhkan TNI AU.  "Semua G to G kebijakannya. Tak ada broker. Tapi, user-nya itu TNI AU," kilah Hartind.

Sumber : Republika

Komisi I : Di Indikasi Ada Mark Up Harga Pembelian 6 Sukhoi Su-MK2

JAKARTA-(IDB) : Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tubagus Hasanuddin mempertanyakan adanya perusahaan yang menjadi "broker" dalam pembelian pesawat tempur Sukhoi.

"Akhir-akhir ini berkembang isu miring soal pembelian pesawat tempur Sukhoi jenis SU 30 MK2," kata Tubagus kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat.

Akhir 2010, DPR RI telah menyetujui APBN untuk Kementerian Pertahanan (Kemenhan) termasuk didalamnya pembelian 6 pesawat Sukhoi jenis Su 30 MK2 seharga 470 juta dolar AS melalui G to G, dan pemerintah Rusia menyediakan "state credit" sebesar 1 miliar dolar AS.

"Tapi kemudian berkembang isu bahwa Kemenhan melakukan kontrak pembelian tidak melalui Rosoboron Export yang merupakan perwakilan pemerintah Rusia di Jakarta , tetapi melalui Kredit Export lewat sebuah PT X sebagai broker," kata anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.

Ia menambahkan, dari penjelasan yang dirilis oleh Rosoboron, harga Sukhoi SU 30MK2 per juli 2011 sekitar 60- 70 juta dolar AS/unit (harga Sukhoi yang dibeli sebelumnya hanya 55 juta dolar AS/unit ) atau maksimal hanya 420 juta dolar AS untuk 6 unit pesawat Shukhoi.

"Pertanyaannya, mengapa kemudian harus menggunakan broker? Padahal ada perwakilan Rusia di Jakarta yang diwakili Rosoboron export ? Dan mengapa ada perbedaan harga sampai 50 juta dolar AS?" kata Hasanuddin. 

Sumber : Antara

AS Batalkan Kontrak Pembelian Pesawat Brasil

WASHINGTON-(IDB) : Angkatan Udara AS telah membatalkan sebuah kontrak senilai 355 juta dollar AS untuk pembelian pesawat serang ringan buatan Embraer, Brasil. Angkatan Udara (AU) AS mengatakan akan menggelar sebuah investigasi setelah muncul protes dari sebuah perusahaan kedirgantaraan AS yang menjadi saingan Embraer, kata sejumlah pejabat AS, Selasa (28/2/2012).

Kontrak pembelian 20 pesawat Embraer jenis AT-29 Super Tucano itu dimenangkan Embraer pada Desember lalu sebagai bagian dari rencana AS untuk mempersenjatai militer Afghanistan di tengah penarikan pasukan NATO. Namun AU AS mengatakan tidak "puas" dengan dokumen-dokumen yang mendukung keputusan untuk menyerahkan proyek itu ke Sierra Nevada Corporation yang berbasis AS, yang bermitra dengan Embraer.

Militer AS ingin memberikan pesawat ringan kepada Angkatan Udara Afghanistan untuk melakukan pelatihan penerbangan, pengintaian udara dan operasi pendukung bagi pasukan darat. AT-29 Super Tucano merupakan pesawat turboprop yang didesain untuk lingkungan berancaman rendah.

Namun Hawker Beechcraft Corp, yang berbasis di Wichita, Kansas, memprotes kontrak itu. Perusahaan itu beralasan, pesawat AT-6 buatannya blokir secara tidak adil dari kompetisi untuk memenangkan kontrak tersebut.

Para pejabat Embraer membantah tuduhan itu tetapi pihaknya tidak dapat menghentikan penyelidikan pemerintah.

"Hari ini, Angkatan Udara menyarankan kepada Departemen Kehakiman bahwa mereka akan mengambil tindakan korektif pada kontrak Afghanistan Light Air Support dan akan menyisihkan kontrak untuk Sierra Nevada efektif per 2 Maret 2012," kata Angkatan Udara AS dalam sebuah pernyataan.

"Sementara kami mencari kebenaran, kami kadang-kadang gagal, dan saat kami lakukan kami akan mengambil tindakan korektif," kata Sekretaris Angkatan Udara AS , Michael Donley, dalam pernyataan yang sama. Dia menambahkan, eksekutif akuisisi senior "tidak puas dengan kualitas dokumen yang mendukung keputusan pemenangan" tapi tidak menjelaskan lebih lanjut. Pernyataan itu juga mengatakan, Kepala Komando Perlengkapan Angkatan Udara, Jenderal Donald Hoffman, telah meluncurkan penyelidikan terkait kemenangan itu.

Para anggota parlemen yang mewakili Kansas, tempat Hawker Beechcraft berada, telah mengajukan pertanyaan tentang kesepakatan dengan Sierra Nevada dan Embraer.

Di Brasil, Embraer dalam sebuah pernyataan menyatakan bahwa pihaknya telah memberikan "tepat waktu dan tanpa pengecualian, semua dokumentasi yang diperlukan" dalam kemitraan dengan Sierra Nevada. "Keputusan memilih Super Tucano ... adalah sebuah pilihan untuk produk terbaik dengan kinerja yang telah terbukti dan semua kemampuan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan klien," kata Embraer. 

 
Disisi Lain Pentagon Masih Tertarik Beli Pesawat Brasil

Amerika Serikat tetap tertarik pada kemungkinan pembelian pesawat serang ringan buatan Embraer, Brasil, meskipun telah membatalkan kontrak minggu ini, kata Wakil Menteri Luar Negeri AS, William Burns, Kamis (1/3/2012).

Burns, dalam kunjungan ke Rio de Janeiro, mengatakan, pembatalan kontrak itu bukan sebuah refleksi penolakan terhadap Super Tucano—untuk digunakan di Afganistan. Ia menggambarkan pesawat itu sebagai "sebuah pesawat yang sangat baik".

Kementerian Luar Negeri Brasil telah mengeluarkan pernyataan keras yang menyuarakan "keterkejutan" terkait pembatalan itu, khususnya cara dan waktu pembatalan. "Perkembangan ini dianggap tidak kondusif untuk memperkuat hubungan antara kedua negara dalam urusan pertahanan," kata pernyataan kementerian Brasil itu.

Pentagon, Selasa, membatalkan kontrak senilai 355 juta dollar AS dengan perusahaan AS, Sierra Nevada Corp, dan perusahaan kedirgantaraan Brasil, Embraer. Pentagon juga mengumumkan akan melakukan investigasi setelah ada gugatan hukum dari perusahaan kedirgantaraan AS yang menjadi saingan, yaitu Hawker Beechcraft Corp.

"Embraer sebuah perusahaan besar dan Super Tucano merupakan pesawat yang sangat bagus," kata Burns kepada wartawan di Rio. "AS kini berada di tengah-tengah proses internal, tetapi kami tetap tertarik."

Burns mengatakan, tidak ada kaitan antara kontrak itu dan perang penawaran sengit di Brasil untuk 36 unit jet tempur angkatan udara. Boeing yang berbasis di AS bersama Dassault dari Perancis dan Saab dari Swedia berjuang untuk mendapatkan kontrak senilai antara 4-7 juta dollar dari Brasil.

"Itu dua soal yang berbeda," kata Burns. Kami yakin bahwa F18 (buatan Boeing) adalah pesawat terbaik yang tersedia. Satu hal yang mencerminkan itu adalah bahwa pesawat itulah yang AS gunakan selama 20 atau 30 tahun mendatang," katanya.

"Kami yakin bahwa paket transfer teknologi yang kami tawarkan bersama pesawat itu belum pernah terjadi dalam hubungan kami, juga yang terbaik dari paket yang tersedia."

Tentang kontrak Embraer, Jenderal AS, Norton Schwartz, Rabu, mengatakan, Angkatan Udara akan bergerak "cepat" untuk meluncurkan kontes bagi 20 pesawat serang ringan untuk membantu militer Afganistan karena dana untuk program tersebut akan hangus pada akhir tahun fiskal 2013. Kontrak bagi 20 pesawat Embraer jenis AT-29 Super Tucano itu dimenangkan pada Desember sebagai bagian dari rencana untuk mempersenjatai militer Afganistan di tengah penarikan pasukan NATO. Namun, Angkatan Udara AS mengatakan tidak "puas" dengan dokumen-dokumen kontrak itu dan mengumumkan akan meninjau kembali kemenangan Embraer. Militer AS ingin memberikan pesawat ringan bagi armada udara Afganistan guna melakukan pelatihan penerbangan, pengintaian udara, dan operasi tempur dukungan bagi pasukan darat.

Namun, Hawker Beechcraft Corp, yang berbasis di Wichita, Kansas, memprotes kemenangan Embraer, dengan alasan bahwa pesawat AT-6 buatan perusahaan itu diblokir secara tidak adil dalam kompetisi untuk mendapat kontrak tersebut.

Para pejabat Embraer telah membantah tuduhan itu.

Sumber : Kompas

Rusia Membeli 92 Sukhoi Su-34 Fullback

MOSCOW-(IDB) : Setelah tertunda sekitar satu dasawarsa, Rusia akhirnya benar-benar bertekad mengganti seluruh armada pesawat tempur-pengebom Su-24 Fencer yang sudah tua dan sering jatuh. Hari Kamis (1/3/2012), Kementerian Pertahanan Rusia menandatangani kontrak pembelian 92 unit pesawat penerus Fencer, yakni Sukhoi Su-34 Fullback.

Penandatanganan salah satu kontrak pembelian pesawat terbesar oleh angkatan bersenjata Rusia ini dilakukan langsung oleh Menteri Pertahanan Anatoly Serdyukov dan Direktur Jenderal Sukhoi Igor Ozar. Sebelumnya, Angkatan Udara (AU) Rusia baru memesan 32 unit Su-34, sehingga dengan kontrak baru ini, Rusia akan mengoperasikan sedikitnya 124 unit pesawat tempur-pengebom "generasi 4+" tersebut.

Sebanyak 10 unit Su-34 pertama dalam kontrak terbaru ini akan mulai dikirim tahun ini, dan semua pesawat diharapkan rampung pada 2020. Saat ini AU Rusia sudah mengoperasikan 12 unit Su-34. Pembelian pesawat baru ini menjadi bagian dari program pembelian 1.500 pesawat baru bagi Angkatan Udara Rusia sampai 2020.

Douglas Barrie, pengamat penerbangan militer dari International Institute for Strategic Studies (ISIS) di London, mengatakan, keputusan Rusia mengoperasikan Su-34 ini mundur lebih dari 10 tahun dari rencana sebelumnya. Program pengembangan Su-34 sudah dimulai sejak era 1980-an, tetapi tertunda-tunda karena masalah pembiayaan.

Pengumuman pembelian besar-besaran Su-34 ini dilakukan sekitar sepekan setelah AU Rusia mengoperasikan kembali sebagian armada Su-24 Fencer. Sebelumnya, seluruh armada pesawat tersebut dilarang terbang setelah terjadi tiga kecelakaan dalam waktu empat bulan terakhir.

Su-34 adalah pesawat tempur dua tempat duduk yang dirancang untuk melakukan serangan presisi terhadap berbagai sasaran dengan pertahanan kuat dalam segala kondisi cuaca, baik siang maupun malam. Berbagai persenjataan yang diusung pesawat ini, antara lain, kanon 30mm GSh-301, dan 12 rudal udara-ke-udara AA-10 Alamo atau AA-11 Archer, beberapa rudal udara-ke-darat dan bom.

Rusia memulai produksi massal Su-34 di pabrik Sukhoi di Novosibirsk sejak 2008. Pesawat bermesin turbojet ganda dengan kemampuan afterburner AL-31MF itu dijual dengan harga 36 juta dollar AS (Rp 328,05 miliar) per unit. 

Sumber : Kompas

TNI Terima 3 Heli Bell 412 EP Dari PT DI

BANDUNG-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia menyerahkan tiga unit helikopter Bell 412 EP pesanan TNI. Dua unit helikopter Bell 412 EP merupakan pesanan TNI Angkatan Darat, dan pesanan TNI Angkatan Laut satu unit.

Serah terima ketiga helikopter yang akan disaksian Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro ini, dilakukan di pabrik PT DI di Bandung hari ini, Jumat (2/3). "Penyerahan helikopter Bell 412 EP ini merupakan realisasi dari alokasi pengadaan alutsista yang bergerak untuk BUMNIP dengan memprioritaskan produk dalam negeri sebagai komitmen pemerintah dalam memberdayakan BUMNIP,” kata Direktur Utama PT DI Budi Santoso.

Menurutnya TNI AD berencana meningkatkan kemampuan udaranya terutama Skadron-12 Serbu Pusat Penerbang TNI AD (Puspenerbad) dengan kekuatan 32 unit helikopter, yaitu 24 heli serbu dan 8 unit heli serang.

Penyerahan kedua unit heli Bell ini merupakan awal penyerahan dari rencana tersebut. Helikopter angkut dan serbu yang merupakan jenis heli medium dengan kapasitas 15 personel ini telah dioperasikan Skadron-11/ Serbu dan Skadron-21/ Sena Puspenerbad.

Begitu juga untuk TNI AL, telah mengoperasikan Bell 412 SP dan Bell 412 HP. Helikopter Bell 412 EP ini merupakan generasi terakhir dari jenis helikopter Bell 412 yang masuk armada helikopter Skadron- 400 Pusat Penerbang TNI AL (Puspenerbal).

Penyerahan helikopter ini dilakukan oleh Dirut PT DI Budi Santoso dengan Waaslog KSAD Brigadir Jenderal TNI Nengah Widana serta Aslog KSAL Laksamana Muda TNI Sru Handayanto. Selain disaksikan Menhan, serah terima ini juga disaksikan Aslog Panglima TNI Mayor Jenderal TNI H. Hari Krisnomo, KSAL Laksamana TNI Soeparno dan Wakil KSAD Letnan Jenderal TNI Budiman.

Sumber : Jurnas

Kemampuan Pertahanan Laut Harus Terus Diperkuat

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR mendukung semua upaya pemerintah untuk memperkuat kemampuan pertahanan, baik dari sarana prasarana dan kualitas SDM. Sebab, tantangan yang dihadapi oleh Indonesia sebagai negara kepulauan semakin beragam dan berat.

Kemampuan deteksi dini dan tangkal serta kecepatan pergerakan perangkat pertahanan harus terus ditingkatkan agar kewibawaan Indonesia semakin terlihat. "Termasuk dengan kemampuan pertahanan laut Indonesia wajib terus ditingkatkan," ujar anggota Komisi I DPR Mahfudz Abdurrahman dalam rilisnya, Kamis (1/3).

Mahfudz mengatakan, dari paparan KSAL Laksamana TNI Soeparno pada saat Rapat Kerja Komisi I, Rabu (29/2), diketahui bahwa saat ini pemerintah sedang melakukan proses pembelian tiga Kapal Frigate buatan BaE Inggris. Kapal-kapal tersebut sebelumnya merupakan pesanan dari Kerajaan Brunei Darussalam. "Namun pada saat kapal sudah selesai dibuat, yang terjadi kapal tersebut ditolak oleh Brunei Darussalam. Sehingga ketiga kapal tersebut ditawarkan ke Indonesia," tegasnya.

Mahfudz Abdurrahman berharap agar proses pembelian tiga kapal tersebut dapat terealisasi, karena akan memperkuat armada pertahanan laut karena kita ketahui saat ini armada pertahanan laut atau KRI banyak yang sudah berusia uzur/tua sehingga kemampuan tempurnya  sudah sangat menurun.

"Kita akan terus mendukung upaya TNI AL melakukan berbagai upaya pengembangan dan perbaikan dalam upaya terus mempertahankan kemampuan tempur dari KRI kita, tapi untuk saat ini pembelian kapal perang baru merupakan kewajiban agar kemampuan pertahanan laut kita seimbang dengan negara-negara kawasan," ujar politisi PKS ini.

Apalagi, kata Mahfudz, potensi kerawanan di laut sangat banyak, misal adanya pembajakan, pencurian sumber daya alam, dan penyelundupan barang dan orang.

"KRI kita harus siap setiap waktu dan dan mampu untuk melakukan tugasnya dengan baik dan tugas kita bersama mewujudkan terciptanya pertahanan laut Indonesia yang andal. Tapi satu hal yang tidak boleh tertinggal adalah harus ada kesepakatan transfer teknologi, sehingga diharapkan nantinya kita dapat memproduksi kapal perang yang setara dan bahkan lebih baik dari produk luar negeri," tegas anggota DPR Dapil Jawa Barat VI ini.

TNI AL pun harus melibatkan Badan Usaha Milik Negara Strategis seperti PT PAL dan Pindad, untuk perawatan kapal. Juga harus diupayakan agar dapat dilakukan di dalam negeri, tidak perlu lagi harus ke luar negeri.

"Penyiapan dan peningkatan kemampuan pertahanan Indonesia ke depannya agar dapat menyesuaikan dengan kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau, yang memiliki garis pantai yang panjang, jalur transportasi laut yang penting secara global sehingga memiliki potensi permasalahan yang beragam," tegasnya.

Sehingga, idealnya Indonesia memiliki banyak kapal perang, baik yang memiliki kemampuan pertahanan di laut dangkal dan juga mampu di laut dalam.

"Kami di Komisi I terus mendorong pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan untuk prioritaskan peningkatan kemampuan pertahanan laut. Bukan berarti kita tidak prioritaskan pertahanan darat dan udara karena di ketiga matra tersebut Indonesia harus memiliki kemampuan pertahanan yang tangguh dan mumpuni," tutup Mahfudz Abdurrahman.

Sumber : Jurnamen

RUU Industri Pertahanan Solusi Kemandirian Alutsista

JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS Al Muzzammil Yusuf berharap RUU Industri Pertahanan dan Keamanan (RUU Inhankam) manjadi solusi kemandirian alat utama sistem senjata (alutsista) nasional. Sehingga Indonesia tidak menjadi negara konsumen alutsista abadi.

Selain itu RUU ini juga diharapkan dapat mendorong pemberdayaan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam negeri dan membuka lapangan pekerjaan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat.

"Dalam pandangan kami, RUU ini bukan untuk kepentingan TNI semata dalam pengadaan alutsista. Tapi untuk kepentingan masyarakat. Kami akan mengarahkan agar RUU ini bisa membuka lapangan pekerjaan yang luas bagi masyarakat. Jadi pengangguran bisa diserap melalui industri pertahanan ini,"  Ujar Muzzammil dalam rilisnya yang diterima Jurnalparlemen.com, Rabu (29/2)

Dalam RUU ini, kata Muzzammil, diatur bahwa pemerintah ikut terlibat dalam menjaga keberlangsungan industri pertahanan dengan memberikan modal, sekaligus sebagai klien utama industri pertahanan. Pemerintah, dalam hal ini Kemenhan dan TNI sebagai penentu kebijakan dan pengguna alutsista didorong untuk memprioritaskan pengadaan alutsista dari industri pertahanan dalam negeri.

"Kemenhan dan TNI harus berkomitmen untuk memprioritaskan produk alutsista dalam negeri. Jika ini konsisten dilakukan, maka anggaran Minimum Essential Force (MEF) 2010-2014 yang mencapai Rp 100 triliun tidak lari ke luar negeri. Bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat Indonesia," ujarnya.

Untuk itu, perlu dibuatkannya blue print yang jelas dan jangka panjang pembangunan industri pertahanan dalam negeri yang berdampak langsung kepada kepentingan masyarakat.

"Jangan biarkan APBN kita hanya untuk kepentingan konsumtif. Anggaran alutsista ini dapat bernilai produktif jika diinvestasikan kepada industri pertahanan dalam negeri. Namun kualitas dan kecanggihan teknologi tetap harus diperhatikan," ungkapnya.

Selain itu, Wakil Ketua Fraksi PKS ini berharap SDM terbaik Indonesia bisa diberdayakan dalam industri pertahanan ini. Agar jangan sampai SDM terbaik kita pergi ke luar negeri. Sehingga terjadi brain drain. China, Korea Selatan, dan Turki merupakan contoh negara yang sukses mengembangkan industri pertahanan dalam negeri dengan mengoptimalkan SDM terbaiknya.

"Ketiga negara tersebut, perlahan tapi pasti secara mandiri menggunakan alutsista dalam negerinya untuk keperluan militer mereka, bahkan sudah mulai ekspor. SDM-nya dari mereka sendiri. Ini tentu kebanggaan tersendiri bagi mereka,"  tandasnya.

Dalam RUU ini juga diatur, kalaupun kita kerja sama dengan pihak luar negeri dalam pengadaan alutsista, maka harus dijamin alih teknologi. Sehingga kita tidak menjadi negara konsumen abadi.

"Untuk itu, pemerintah harus bisa memilih negara produsen alutsista yang mau mentransfer teknologinya kepada industri pertahanan kita," ujarnya.

Setelah menerima Daftar Inventaris Masalah (DIM) RUU Industri Pertahanan dan Keamanan dari pemerintah, Senin (27/2), langkah selanjutnya, kata Muzzammil, setiap fraksi akan menanggapi DIM dari Pemerintah kemudian akan mulai dibahas bersama antara Komisi I DPR dengan pemerintah.

"Target kami, tahun ini bisa disahkan jadi UU. Mohon doa dan dukungannya," tutup Muzzammil.

Sumber : Jurnamen

AS Siapkan Bom Khusus Untuk Iran

WASHINGTON-(IDB) : Amerika Serikat (AS) memiliki bom sangat kuat yang sudah disiapkan untuk kemungkinan aksi militer ke Iran. Saat ini bom tersebut sedang ditingkatkan kekuatannya.

Ancaman itu diungkapkan Kepala Staf Angkatan Udara (AU) AS Jenderal Norton Schwartz kemarin. Dia menolak mengatakan apakah senjata AS tersebut termasuk bom penembus raksasa (MOP) 30.000 pound, yang dapat mencapai fasilitas nuklir yang tersembunyi atau berada jauh di dalam tanah. “Kami memiliki kemampuan operasional dan Anda tidak ingin berada di sana saat kami menggunakannya.Tidak untuk dikatakan bahwa kami tidak dapat melanjutkan untuk membuat perbaikan dan kami melakukannya,” papar Schwartz saat ditanya wartawan tentang bom MOP.

Di tengah spekulasi bahwa satu fasilitas nuklir Iran berada di bawah pegunungan dekat Qom yang jauh dari jangkauan persenjataan AS, Menteri Pertahanan (Menhan) AS Leon Panetta menyadari kekurangan bom raksasa MOP dan mengatakan Pentagon bekerja untuk meningkatkan kekuatan bom itu. Saat ditanya tentang komentar terbaru dari sejumlah pejabat senior bahwa targettarget di Iran kebal dari kekuatan udara AS, Schwartz menjawab,“ Itu muncul tanpa mengatakan bahwa serangan itu tentang fisik. Semakin dalam Anda pergi, semakin sulit dicapai.”$20

Tapi Schwartz menambahkan bahwa persenjataan AS tidak memiliki kemampuan yang ngawur. Mantan Wakil Kepala Staf Gabungan AS Purnawirawan Jenderal James Cartwright menjelaskan bahwa satu fasilitas nuklir Iran tidak dapat dicapai dengan serangan bom.Cartwright tampaknya merujuk pada fasilitas nuklir Fordo yang dibangun di bawah pegunungan dekat kota Qom,150 kilometer selatan Teheran.

Schwartz juga menolak mengatakan apakah kekuatan udara akan efektif melawan program nuklir Iran. Namun, dia mengatakan, hasil semua serangan pencegahan bergantung pada tujuan serangan itu. “Apa tujuannya? Ini untuk menghancurkan,ini untuk menunda, ini untuk mempersulit? Maksud saya, apa tujuan keamanan nasional. Itu argumen terdekat untuk semua ini,” katanya.
 

“Ada kecenderungan yang saya pikirkan untuk kita semua agar bertindak taktis secepatnya dan khawatir tentang persenjataan dan segalanya terkait itu.” Pernyataan Schwartz itu bersamaan dengan kunjungan Menhan Israel Ehud Barak ke Washington pekan ini, di tengah spekulasi terbaru serangan Israel ke fasilitas nuklir Iran.

Iran menegaskan berulang kali bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai.Namun, para diplomat Barat mengatakan, pengawas dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tetap khawatir dengan aktivitas yang dilakukan di fasilitas militer Parchin, Iran.Tidak jelas apa aktivitas tersebut. Diplomat mengatakan, IAEA mengawasi fasilitas itu melalui citra satelit.

Sementara itu,Hezbollah di Lebanon memperingatkan, serangan militer ke Iran akan mengacaukan Timur Tengah dan kemungkinan menyeret AS ke dalam konflik.“AS tahu bahwa jika terjadi perang di Iran, ini berarti seluruh kawasan akan turut menyala, dengan tanpa batas bagi api itu,”kata deputi Hezbollah Sheikh Naim Qassem pada Reuters.

Sejumlah sanksi Barat yang diterapkan terhadap Iran memengaruhi ekspor minyak Negeri Mullah tersebut.Badan penasihat AS memperingatkan, kekurangan suplai minyak akan meningkatkan harga minyak mentah dan melemahkan ekonomi global saat ini. Dengan harga minyak mentah yang tinggi dalam 10 bulan terakhir dan keterbatasan kapasitas produksi minyak dunia, AS mungkin memberikan kelonggaran pada sejumlah konsumen terbesar minyak Iran sehingga tidak mendapatkan sanksi.


Sanksi AS terhadap Iran akan berlaku 28 Juni. Iran merupakan eksportir minyak terbesar kelima dunia dan produser terbesar kedua di OPEC setelah Arab Saudi.Konsumen terbesar minyak Iran ialah China,Jepang,dan India. Ketiga negara itu dapat terjerat sanksi AS untuk menekan Iran, tapi muncul pula kekhawatiran resesi ekonomi global yang dapat terjadi.

Kenaikan harga minyak menjadi isu penting menjelang pemilu presiden AS pada November mendatang.Partai Republik berupaya menggalang kemarahan publik untuk mengkritik kebijakan energi Presiden AS Barack Obama dan Partai Demokrat.

Sebaliknya, kondisi ini menguntungkan Arab Saudi yang telah meningkatkan produksi minyak dalam dua bulan terakhir. Saudi memproduksi rata-rata 9,7 juta barel per hari selama dua bulan terakhir. Jumlah tersebut naik 600.000 barel per hari pada periode yang sama tahun lalu.

Sumber : Sindo