Pages

Selasa, Februari 28, 2012

Ada Kemungkinan Leopard 2A7 Dan Kapal Selam U-214 Masuk Dalam MoU Indonesia Jerman

BERLIN-(IDB) : Indonesia dan Jerman tandatangani Memory of Understanding (MoU) di bidang pertahanan, Senin (27/2) kemarin. Hal ini menimbulkan spekulasi apakah dengan ditandatanganinya MoU tersebut, berarti TNI mengalihkan rencana pembelian tank Leopard ke Jerman, setelah parlemen Belanda tidak mengizinkan pemerintahnya menjual Leopard 2A6 miliknya.

Menanggapi isu tersebut, kepada itoday ketika dihubungi via telepon, Selasa (28/2), pengamat pertahanan Mufti Makarim mengatakan, Informasi yang selama ini beredar sudah jelas, Jika Belanda tidak mau menjual leopardnya, maka Indonesia akan membeli dari Jerman.

Namun Mufti tidak terburu-buru menyimpulkan bahwa dengan ditandatanganinya MoU kerjasama pertahanan tersebut, membuat pembelian Leopard sebagai bagian dari kerjasama tersebut, sebab belum ada informasi mengenai substansi MoU itu.





Leopard 2 A7+

U-214 Submarine Class
“Biasanya ada tiga aspek di setiap kerjasama pertahanan, pertama, terkait strategi pertahanan bersama, kedua, bicara mengenai Alutsista dan ketiga, berkaitan dengan latihan bersama,” tutur Direktur Eksekutif Institute for Defense Security and Peace Studies (IDSPS) ini.

Ketiga elemen tersebut memang sudah biasa dibicarakan dalam konteks kerjasama pertahanan yang lebih besar. Hal ini cocok dengan kabar bahwa sebenarnya Indonesia sudah menandatangani kerjasama sama pertahanan sejak 2009 lalu, dimana kerjasama itu akan dievaluasi kembali di 2012.

Indonesia sendiri sebenarnya termasuk sudah berpengalaman dalam hubungan kerjasama pertahanan dengan Jerman. Setidaknya dua periode kekuasaan berbeda di masa lalu sudah merintisnya. Pertama di masa Orde Lama, ketika Indonesia banyak mengimpor Alutsista dari Blok Timur, dimana salah satunya Jerman Timur. Kedua, di masa Orde Baru khususnya di era 90-an, dimana Indonesia membeli kapal perang eks Jerman Timur pasca unifikasi Jerman.

Melihat sejarah hubungan Indonesia-Jerman, bukan tidak mungkin salah satu klausul MoU pertahanan yang ditandatangi Indonesia-Jerman mencakup pembelian Leopard 2A7 baru buatan Jerman, bukan Leopard 2A6 bekas milik Belanda.

Atau bahkan di dalam MoU tersebut, ada rencana akuisisi kapal selam kelas U214, sebab Indonesia adalah pengguna kapal selam Jerman U209. Dan Senior Vice President HDW,Clements Steinkamps produsen kapal selam Jerman pernah menyampaikan, Jerman berharap Indonesia akan membeli setidaknya dua kapal selam U214, setelah menyatakan membeli kapal selam Chang Bo Go dari Korea Selatan yang merupakan lisensi U209-1200 buatan HDW 2010 lalu.


Wajar saja jika Steinkamps berharap seperti itu, sebab Indonesia memang sedang getol-getolnya membangun pertahanannya, salah satunya dengan menambah jumlah kapal selamnya.


Sumber : Itoday

Sertijab Komandan Pasmar-1 Surabaya

SURABAYA-(IDB) : Brigjen TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara akhirnya memimpin Pasmar-1 setelah dilantik dalam upacara serah terima jabatan di Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya, Selasa.

Dalam upacara yang dipimpun Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) M. Alfan Baharudin itu, Brigjen TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara menggantikan Brigjen TNI (Mar) A. Faridz Washington.

Brigjen TNI (Mar) Tommy Basari Natanegara sebelumnya menjabat sebagai Wakil Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL), sedangkan Brigjen TNI (Mar) A. Faridz Washington akan menempati pos baru sebagai Kepala Staf Korps Marinir di Jakarta.

Komandan baru itu bukan orang baru di Pasmar-1, sebab putra asli Purwakarta yang lulusan AAL angkatan 28 itu mengawali karir sebagai Danton di Yonbekpal-1 Mar hingga menjadi Komandan Resimen Bantuan Tempur-1 Marinir.

"Mekanisme pergantian jabatan seperti ini bukan sekadar bermakna prosedural pergantian personel semata, tetapi lebih bermakna substansial, yaitu mendorong semangat pembaharuan dan penyegaran pemikiran yang diorientasikan dan diproyeksikan bagi peningkatan kiprah serta kinerja organisasi," kata Komandan Korps Marinir.

Selain itu, Pasmar-1 sebagai komando pelaksana utama (Kolaktama) Korps Marinir yang mengemban fungsi pembinaan hendaknya semakin mampu mewujudkan kesiapan operasional satuan.

"Tidak saja untuk tugas-tugas operasi militer untuk perang, tetapi juga untuk tugas-tugas operasi militer selain perang, apalagi menghadapi perkembangan situasi ke depan dan rencana validasi organisasi Korps Marinir," katanya.

Menurut dia, Pasmar-1 sebagai cikal bakal Divisi-2 Marinir harus menyiapkan diri dengan terus membina, meningkatkan dan memantapkan identitas serta jatidiri prajurit Korps Marinir yang solid, bermoral, profesional dan dicintai rakyat.

"Prajurit Pasmar-1 harus tetap kreatif dan inovatif, terutama dalam menyiasati keterbatasan anggaran negara dalam hal pemenuhan kebutuhan alat utama sistem senjata, pemeliharaan dan perbaikan, peningkatan profesionalisme prajurit serta peningkatan kesejahteraan prajurit dan keluarganya," katanya.

Upacara itu dihadiri antara lain, Gubernur AAL Laksda TNI Sadiman, Kasgartap III Surabaya Brigjen TNI (Mar) Chaidir P, Wagub Jatim H Saifullah Yusuf, para pejabat TNI/Polri Jawa Timur, Pejabat Teras Korps Marinir serta Sesepuh Korps Marinir. 

Sumber : Antara

Jet Tempur Su-30 Rusia Jatuh

MOSCOW-(IDB) : Satu pesawat jet tempur Sukhoi Su-30 Rusia jatuh sekitar 130 kilometer timur laut kota Komsomolsk-on-Amur, Rusia timur jauh, Selasa (28/2/2012). Dua awaknya dilaporkan selamat.
 Seorang sumber di pemerintah daerah setempat mengatakan, pesawat berkursi tandem itu jatuh sekitar pukul 10.20 waktu Moskwa (13.20 WIB), saat menjalankan penerbangan uji coba.

"Dua awaknya mengaktifkan kursi pelontar dengan selamat, tetapi satu orang terluka saat menyentuh tanah," ujar sumber yang tak disebutkan namanya itu.

Pesawat tempur tersebut dioperasikan oleh pabrik pesawat Komsomolsk-on-Amur, yang membuat jet-jet tempur Sukhoi. Pesawat-pesawat tempur Sukhoi Su-30 digunakan oleh banyak negara, termasuk Indonesia. 
 
Sumber : Kompas

Jepang Unjuk Gigi Teknologi Perang

JAKARTA-(IDB) : Atase Pertahanan Kedutaan Besar Jepang Kolonel Kondo mengatakan Jepang dan Indonesia berniat untuk mengadakan latihan perang. Namun waktu latihan itu belum ditentukan.

"Ada rencana antara Jepang dan Indonesia untuk mengadakan latihan militer gabungan, namun kami belum tahu kapan latihan miliiter gabungan itu dilakukan," ujar Kolonel Kondo di atas Kapal Perang Hamagiri, Jakarta, Selasa (28/2/2012).

Kolonel Kondo menjelaskan, latihan militer Jepang dan Indonesia masih bersifat rencana serta belum diatur untuk kelanjutannya.

Isu mengenai latihan militer Indonesia dan Jepang juga tidak menjadi pokok pembahasan dari kunjungan tiga armada tempur Pasukan Beladiri Jepang ke Jakarta yang saat ini berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok.
Jepang Unjuk Gigi Teknologi Perang

Kunjungan kapal perang pasukan bela diri Jepang, disertai dengan unjuk gigi teknologi perang. Atase Pertahanan Kedutaan Besar Jepang Kolonel Kondo menjelaskan fungsi helikopter yang terpampang di landasan di kapal perang.

"Helikopter ini banyak sekali kegunaannya. Helikopter dapat kita gunakan untuk mencari kapal selam musuh. Namun, helikopter ini juga dapat digunakan oleh proses evakuasi korban bencana," ujar Kolonel Kondo di atas Kapal Perang Hamagiri, Jakarta, Selasa (28/2/2012).

Kondo ikut pula menyoroti peristiwa-peristiwa bencana alam yang sempat muncul di wilayah Asia, oleh karena itulah helikopter ini sangat dibutuhkan.

Helikopter yang terpampang di atas kapal perang Jepang adalah helikopter bermerk Amerika Serikat (AS), meski demikian helikopter itu dibuat oleh Jepang dan menggunakan teknologi Jepang.

Kapten kapal perang Jepang Kolonel Tomoo Mizukami mengatakan, helikopter itu juga merupakan simbol keeratan hubungan antara AS dan Jepang. Meski demikian, Jepang tetap akan menjalin hubungan yang erat dengan Indonesia dan negara lainnya.
Sumber : Okezone

TNI AL Sambut Pasukan Bela Diri Jepang

JAKARTA-(IDB) : Sebanyak tiga  armada tempur Pasukan Bela Diri Jepang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok hari ini. Kedatangan pasukan Negeri Sakura itu disambut oleh TNI AL.

Tiga kapal tempur Jepang, Hamagiri, Sawayuki, dan Asayuki mengadakan kunjungan ke Jakarta dan berlabuh selama tiga hari. Para angkatan laut dari Indonesia dan Jepang pun berbaris bersama di depan tiga kapal tempur tersebut.

Pada Rabu mendatang, Pasukan Bela Diri Jepang juga akan membuka kapal, dan memungkinkan warga untuk mendatangi kapal. Kapal-kapal ini yang akan dikunjungi oleh para siswa dari sejumlah sekolah di Jakarta. 

Penyambutan itu diramaikan dengan marching band TNI AL dan tarian tradisional khas Indonesia.

"Kunjungan kapal perang ini bertujuan untuk memperkuat hubungan dan juga persahabatan antara Jepang dan Indonesia. Kami pun akan selalu mengenang peristiwa bersejarah ini," ujar salah seorang pejabat TNI AL Kolonel Djayeng Tirto, di Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (28/2/2012).

Setelah pidato penyambutan dilakukan oleh TNI AL, Pasukan Bela Diri Jepang mengadakan penghormatan simbolis.

Salah satu kapal yang berlabuh di barisan terdepan adalah Hamagiri. Kapal buatan Negeri Sakura itu dilengkapi dengan teknologi yang cukup canggih. 

Kapal itu memiliki senjata bernama Vulcan Palanx yang sanggup menembakkan 3 ribu peluru permenit. Selain itu, Hamagiri juga memiliki landasan helikopter, sistem pertahanan udara, dan senjata anti-kapal selam.
 
Sumber : Okezone

Menhan Serahkan RUU Perjanjian Kerjasama Pertahanan Indonesia Ceko Ke DPR

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan menyampaikan Rancangan Undang Undang (RUU) tentang Pengesahan Perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Ceko tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang Pertahanan kepada Komisi I DPR RI. RUU tersebut diserahkan dalam Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI, Senin (27/2) di DPR RI, Jakata.
 
Selain menyerahkan RUU tentang Pengesahan Perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Ceko tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang Pertahanan, Menhan juga menyerahkan RUU tentang Pengesahan Memorandum Saling Pengertian antara Departemen Pertahanan Keamanan Republik Indonesia dan Kementerian Pertahanan Republik Italia tentang Kerjasama Dalam Bidang Peralatan, Logistik dan Industri Pertahanan.

Menhan mewakili Pemerintah menyerahkan kedua RUU tersebut guna mendapatkan persetujuan bersama dan Undang Undang tersebut akan dijadikan dasar hukum dalam setiap pelaksanaan kerjasama di bidang pertahanan antara kedua negara dimaksud.

Menhan dalam sambutannya mengatakan,  kerjasama pertahanan dengan Ceko memiliki arti strategis untuk menciptakan perimbangan teknologi militer dan menghindari ketergantungan teknologi pada suatu negara tertentu, sehingga sistem pertahanan Republik Indonesia tidak rentan terhadap embargo dari suatu negara tertentu.

Dengan mengacu pada keinginan untuk meningkatkan kerjasama dalam kegiatan pertahanan negara antara kedua negara berdasarkan prinsip – prinsip persamaan, saling menguntungkan  dan penghormatan penuh terhadap kedaulatan, maka di Jakarta pada tanggal 21 November 2006 telah ditandatangani Perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Ceko tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang Pertahanan.

Tujuan dari perjanjian ini adalah untuk menetapkan suatu kerangka kerja guna meningkatkan kerjasama di bidang pertahanan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Republik Ceko berdasarkan rasa saling percaya dan untuk tujuan damai.

Lebih lanjut Menhan menjelaskan,  ruang lingkup kerjasama  meliputi pertukaran informasi dalam pengembangan urusan pertahanan, pertukaran para perwira untuk pendidikan di sekolah-sekolah staf dan pelatihan professional, pertukaran data ilmu pengetahuan dan teknologi, tenaga ahli, pelatih dan bentuk – bentuk kerjasama teknis lainnya sesuai dengan kepentingan pertahanan, kerjasama antara institusi pertahanan meliputi teknologi dan industri pertahanan untuk keuntungan dan kepentingan bersama, termasuk pertukaran teknologi, bantuan teknis, pelatihan dan produksi bersama, dan pertukaran informasi intelijen antara institusi – institusi dan badan – badan terkait.

Secara umum pengesahan Perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Ceko tentang Kegiatan Kerjasama di Bidang Pertahanan akan semakin mempererat hubungan bilateral antara kedua negara.

Menurut Menhan,  industri militer Ceko mewarisi keandalan teknologi blok timur yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan industri pertahanan dalam negeri.  Kerjasama pertahanan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Ceko sejalan dengan Program Reviltalisasi Industri Pertahanan yang mengedepankan penguasaan teknologi militer dan pemberdayaan industri pertahanan.

Hadir mendampingi Menhan dalam kesempatan tersebut antara lain Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto S.IP, M.A.,  Dirjen Pothan Kemhan Dr. Ir. Pos M. Hutabarat dan sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan.  Hadir pula pejabat perwakilan dari Kementerian Luar Negeri.

Sumber : DMC

Pemerintah Dan DPR Siap Bahas RUU Industri Pertahanan Dan Keamanan

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Senin (27/2)  menghadiri Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI dengan Agenda Pembahasan Awal tentang Rancangan Undang Undang (RUU) Industri Pertahanan dan Keamanan di DPR RI, Jakarta. Dalam pembahasan awal tersebut, disimpulkan bahwa Pemerintah dan Komisi I DPR RI siap untuk melanjutkan pembahasan RUU tentang Industri Pertahanan dan Keamanan.
 
Rapat dipimpin Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq.  Hadir mendampingi Menhan antara lain Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto S.IP, M.A.,  Dirjen Pothan Kemhan Dr. Ir. Pos M. Hutabarat dan sejumlah pejabat di lingkungan Kemhan.  Hadir pula pejabat perwakilan dari instansi terkait antara lain  dari Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN dan Kementerian Hukum dan HAM.

Rapat pembahasan awal ini berlangsung singkat yang meliputi penyampaian penjelasan DPR tentang RUU Industri Pertahanan dam Keamanan yang disampaikan Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanuddin dan tanggapan Pemerintah terhadap RUU Industri Pertahanan dan Keamanan serta penyerahan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) yang disampaikan Menhan.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI saat menyampaikan penjelasan DPR tentang RUU Industri Pertahanan dan Keamanan mengatakan, dalam rangka mendukung pemenuhan kebutuhan Alutsista Pertahanan dan Keamanan, diperlukan kemampuan industri pertahanan dan keamanan dalam negeri dengan pemilikan teknologi canggih dan teknologi tepat guna serta penguasaan Sumber Daya Manusia.

Kemandirian Industri Pertahanan dan Keamanan dalam negeri memerlukan tekad dan keterpaduan upaya dari semua pihak, serta didukung oleh kebijakan Pemerintah dalam pemberdayaan segenap potensi sumber daya nasional, termasuk perangkat regulasi.

Menurut Wakil Komisi I DPR RI,  membangun kemandirian ini memerlukan sinergitas dan integritas segenap pemangku kepentingan (stake holders) Industri Pertahanan dan Keamanan dalam negeri, yakni Pengguna, Industri Pertahanan dan Keamanan dalam negeri sendiri serta Pemerintah. Untuk ini, memerlukan suatu penataan dan pengaturan yang dapat menjembatani keserasian dalam memprioritaskan kepentingan pertahanan dengan kepentingan nasional lainnya.

“Dengan menggunakan perangkat pengaturan yang tegas dan jelas, serta wujud pembangunan sistem industri yang sistematis dan terorganisir maka dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pemberdayaan segenap kemampuan industri nasional dalam mendukung pemenuhan kebutuhan peralatan pertahanan dan keamanan”, tambahnya.

Lebih lanjut Wakil Ketua Komisi I DPR RI menjelaskan,  berdasarkan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) tahun 2010-2014, Komisi I DPR RI telah menyusun RUU tentang Industri Pertahanan dan Keamanan.

Proses RUU tentang Industri Pertahanan dan Keamanan serta Naskah Akademisnya, Komisi I DPR RI dengan didampingi  oleh Tim Asistensi Deputi Perundang-Undangan Sekjen DPR RI yang terdiri dari  unsur Peneliti, Tenaga Ahli Komisi I DPR RI, Perancang Undang – Undang dan jajaran struktural telah melakukan beberapa tahapan dan kegiatan terkait penemuan dan penyusunan substansi melalui diskusi – diskusi yang dilakukan secara komprehensif.

Wakil Ketua Komisi I DPR RI menjelaskan,  RUU tentang Industri Pertahanan dan Keamanan mengatur tentang substansi yang merupakan dari Undang – Undang ini, yakni:  

Pertama RUU ini disusun dalam rangka mewujudkan kemandirian Industri Pertahanan dan Keamanan Nasional. Upaya untuk mewujudkan kemandirian tersebut, yang terpenting adalah dilakukan melalui pengaturan tentang pemberian proteksi dan insentif kepada industri strategis, khususnya yang berhubungan langsung dengan penyediaan Alat Peralatan Hankam.

Kedua,  sumber pembiayaan untuk mengembangkan Industri Hankam ditetapkan dengan skema pendanaan jangka panjang (multi years). Hal ini penting, mengingat pengadaan Alat Hankam secara umum sering melewati satu tahun mata anggaran. Melalui pendanaan jangka panjang ini diupayakan kesinambungan pembiayaan dalam pengadaan Alutsista lebih terjamin.

Ketiga, Peran penting dari Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) dalam memberikan arah kebijakan yang memperkuat pengembangan Industri Pertahanan dan Keamanan dalam negeri. 

Keempat, kewajiban bagi Pengguna, khususnya TNI-Polri dan instansi pemerintah lain  dalam menggunakan produk – produk industri Hankam dalam negeri menjadi modal dasar dalam mewujudkan cita – cita kemandirian.

Kelima,  peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia, khususnya kemampuan di bidang penelitian, pengembangan dan perekayasaan dalam rangka penguasaan teknologi, khususnya teknologi di bidang pertahanan.

Sementera itu, Menhan menyampaikan, bahwa Pemerintah memahami dan sependapat bahwa pembentukan RUU tentang Industri Pertahanan dan Keamanan dimaksudkan unuk menjadi landasan hukum yang komprehensif  dalam mewujudkan ketersediaan alat peralatan pertahanan dan keamanan secara mandiri yang didukung oleh kemampuan industri pertahanan dalam negeri. Oleh karena itu,  pemerintah berpandangan dan menyarankan dalam pembahasan nanti kiranya dapat memperhatikan ketentuan Peraturan Perundang  - undangan yang berlaku.

Lebih lanjut Menhan mengatakan,  setelah mempelajari Naskah Akademis dan RUU tentang Industri Pertahanan dan Keamanan, pada prinsipnya usulan pengaturan yang diajukan oleh DPR RI dalam RUU tentang Industri Pertahanan dan Keamanan telah mengatur secara komprehensif, serta sejalan dengan upaya terwujudnya ketersediaan alat peralatan pertahanan dan keamanan secara mandiri yang didukung oleh kemampuan industri pertahanan dalam negeri.

“Terkait dengan materi – materi yang diatur dalam Rancangan Undang  - Undang tentang Industri Pertahanan dan Keamanan ini, pada prinsipnya Pemerintah menyambut baik dan bersedia melakukan pembahasan bersama dengan DPR”, tambah Menhan.

Sumber : DMC

Indonesia Jerman Tandatangani MoU Kerjasama Pertahanan

BERLIN-(IDB) : Wamenhan RI, Sjafrie Sjamsoeddin dan Sekretaris Negara Bidang Pertahanan Jerman, Rdiger Wolf menandatangani Nota kesepahaman (MOU) kerja sama di bidang pertahanan di Berlin, Jerman, Senin.

Penandatanganan kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan Presiden RI dan Presiden Jerman pada tahun 2011 lalu, yang salah satunya adalah kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan, demikian keterangan Counsellor Pensosbud KBRI Berlin, Ayodhia GL Kalake kepada ANTARA London, Selasa.

Wamenhan RI, Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan penandatangan kerjasama itu bertujuan sebagai kerangka untuk memajukan kerja sama bilateral berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menguntungkan dan saling menghormati, kedua pihak.

Selain itu juga disepakat kerja sama dibidang pelatihan, penelitian dan pengembangan, bantuan kemanusian dan penanggulangan bencana, logistik militer dan pelayanan kesehatan serta misi perdamaian.

Wamenhan berharap bahwa kerja sama semacam ini akan dapat meningkatkan mutu SDM Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam membentuk tentara yang profesional dan tangguh, selain juga mendorong modernisasi TNI.

Delegasi Indonesia antara lain Wamenhan, KASAD, Dirjen Strahan, Asops KASAD, Aster KASAD, dan para pejabat dari Kemhan dan Mabes TNI AD dengan didampingi Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) RI, Diah W.M. Rubianto dan Atase Pertahanan, Kol (Pnb) Fachri Adamy. Sebelumnya telah mengadakan pembicaraan dengan pejabat Kemhan Jerman dalam kerangka peningkatan kerja sama antara kedua pihak.

Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan KASAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo beserta rombongan berkesempatan pula mengadakan tatap muka dan diskusi dengan para pejabat KBRI Berlin serta masyarakat Indonesia di Berlin dan sekitarnya dengan tema "Kebijakan Pertahanan" dan "Reformasi TNI" dengan moderator KUAI RI, Diah W.M Rubianto.

Diah W.M. Rubianto dalam kesempatan tersebut menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia dan Jerman membangun kemitraan strategis. Kelebihan Jerman dalam teknologi, misalkan, hendaknya dapat dimanfaatkan oleh Indonesia untuk meningkatkan sistem Alutsista TNI selain juga peningkatan SDM personil TNI, ujarnya.

Ia juga mengharapkan penandatanganan MOU kerja sama tersebut akan semakin memperkokoh hubungan kedua negara yang memasuki usia 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-Jerman pada tahun 2012.

Menurut Diah W.M. Rubianto, Indonesia dan Jerman telah menetapkan lima bidang kerja sama yang menjadi prioritas kemitraan strategis antara Indonesia dan Jerman, yaitu perdagangan dan investasi, riset dan teknologi, kedokteran, pendidikan dan pertahanan.

Adalah suatu tantangan bagi kedua pihak, untuk dapat merealisasikan prioritas tersebut kedalam bentuk kerja sama yang bermanfaat bagi rakyat kedua negara, ujarnya.

Rencana kunjungan Kanselir Angela Merkel ke Indonesia pada tahun 2012 juga akan melengkapi langkah menuju kemitraan strategis Indonesia-Jerman. KUAI RI optimis bahwa Indonesia dan Jerman akan dapat terus menjalin hubungan kemitraan yang konstruktif dan bermanfaat bagi kedua bangsa.

Sumber : Antara

Israel Inside

TEL AVIV-(IDB) : Membaca analisis orang ‘luar' terhadap Israel, mungkin sudah biasa. Mendengar Ahmadinejad berkali-kali menyatakan prediksinya bahwa Israel sebentar lagi akan tumbang, juga sudah biasa. Namun, cukup menarik bila kita membaca analisis orang Israel terhadap negaranya sendiri.  

Di dalam Israel, sesungguhnya ada juga segelintir orang yang ‘tercerahkan' dan bisa menilai dengan jernih kebobrokan ‘negara' dan pemerintahan Zionis. Mereka menulis, melakukan aksi-aksi perdamaian, dan berorasi di berbagai negeri untuk membangkitkan kesadaran sesama Yahudi dan umat manusia umumnya, supaya berhenti mendukung Zionisme.  Kelompok "Women in Black" misalnya. Mereka secara rutin melakukan aksi berdiri dalam diam dengan mengenakan pakaian hitam-hitam, sambil membawa spanduk-spanduk anti penjajahan Palestina. Tak pelak, mereka dikata-katai ‘pelacur' dan ‘pengkhianat' oleh orang-orang Israel.
 
Apa yang membangkitkan kesadaran orang-orang itu? Tak lain, karena kondisi di dalam negeri Israel memang sangat buruk. Uri Avnery dan Gilad Atzmon adalah dua penulis Israel yang sering menyuarakan kritik terhadap pemerintahan Zionis. Dalam tulisanberjudul"Why Israel Will Not Attack Iran", Avnery dengan gaya sarkasmenya menyebut Israel bagaikan anak sekolah yang mengancam "Hold me back, before I break his bones!"
 
Israel sesumbar akan menyerang Iran, dengan atau tanpa persetujuan AS. Omong besar ini disiarkan tanpa henti oleh media massa di seluruh dunia; memicu berbagai analisis dan talkshow. Di dalam negeri pun, para pemimpin Zionis tak henti-hentinya menyuarakan perang terhadap Iran. Menurut Avnery, Israel sesungguhnya sedang sok-sokan di depan AS, dan berkata, "Gue serang Iran nih… Ayo, coba tahan gue, gue serang nih, sekarang!"
 
Dalam analisis Avnery, Israel sama sekali tidak mungkin menyerang Iran tanpa persetujuan AS karena memang secara militer, Israel yang disebut-sebut sebagai ‘kekuatan militer terbesar di Timur Tengah' sangat bergantung pada suplai dari AS. Dengan sederhana, Avnery berupaya ‘menjelaskan' kepada orang-orang Israel bahwa Iran punya kekuasaan atas sebuah selat ‘sempit', yaitu Selat Hormuz, yang lebarnya 35 km. Jarak itu sama jauhnya dari Gaza ke Beer Sheva, yang ternyata bisa ‘dilalui' dengan mudah oleh roket sederhana milik pejuang Palestina.
 
Begitu pesawat Israel memasuki wilayah udara Iran, selat Hormuz akan segera ditutup dan angkatan laut Iran punya sangat banyak kapal pengangkut rudal untuk menjaga selat itu, jelas Avnery. Belum lagi, penutupan selat Hormuz artinya menghalangi sepertiga suplai minyak dunia dan akan menimbulkan kekacauan ekonomi yang sangat besar di dunia. Dan untuk membuka paksa selat itu, dibutuhkan operasi militer yang sangat mahal; yang akan sangat berat ditanggung olehAS dan NATO; apalagi oleh Israel. Avnery bahkan menambahkan bahwa bila perang terjadi, "Rudal pun akan menghujani Israel, tidak hanya dari Iran, tetapi juga dari Hizbullah dan mungkin Hamas. Kita tidak punya kekuatan yang cukup untuk mempertahankan kota-kota kita."
 
Namun, ancaman Israel untuk menyerang Iran sudah cukup untuk membuat pemerintah  AS kalang-kabut dan mengirim misi untuk membujuk ‘ sang adik'. Komandan Staff Gabungan Militer AS, Gen. Dempsey bahkan menyebut Iran sebagai ‘aktor rasional', untuk menenangkan Israel agar tidak menyerang Iran (baca tulisan saya sebelumnya).
 
Lalu, untuk apa Israel sesumbar akan menyerang Iran? Selain untuk menekan AS agar mau menuruti berbagai kehendak Israel, ternyata juga untuk konsumsi politik dalam negeri. Kondisi ekonomi Israel semakin buruk dan memicu demo-demo besar-besaran anti pemerintah. Tidak ada yang lebih mudah untuk mengalihkan perhatian warga dari masalah ekonomi selain adanya ancaman perang. Karena itulah ‘ancaman Iran' sangat laku dijual. Iran terus-menerus disebut sebagai pembuat bom nuklir yang akan digunakan untuk menghancurkan Israel. Ucapan legendaris Ahmadinejad, "Israel harus dihapus dari muka bumi" adalah mantra yang sangat mempan untuk menimbulkan rasa takut di tengah warga. Itulah sebabnya Avnery dengan sarkasme menutup tulisannya, "Untung ada Ahmadinejad, kalau tidak apa jadinya kita hari ini?"
 
Sebenarnya, seperti apakah kekacauan ekonomi di Israel? Bukankah berbagai media menyebut Israel sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia? Gilad Atzmon, dalam artikelnya "Israel Economy For Beginners" menjelaskan hal ini. Atzmon mengajukan dengan pertanyaan kritis, "Dari mana Israel memperoleh kekayaannya?" 
 
"Bukankah selain alpukat dan jeruk, kita tidak menjumpai produk Israel?" tulis Atzmon. Israel tidak memproduksi mobil, alat elektronik, dan sangat sedikit membuat barang-barang konsumsi lainnya. Dengan sarkasme, Atzmon menulis, "Di tanah yang mereka rampok dari bangsa asli Palestina, mereka juga tidak menemukan mineral berharga atau minyak."
 
Jadi, darimana datangnya kekayaan Israel? Atzmon menyodorkan faka-fakta –dan kebanyakan dari kita sebenarnya sudah tahu—bahwa Israel mendapatkan ‘sedekah' dari orang-orang kaya Yahudi di seluruh dunia. Dalam artikel lain di Haaretz (koran Israel), disebutkan bahwa ada istilah Ibrani yang menjadi standar nilai moral di kalangan Yahudi, yaitu ‘tzedakah'. Haaretz mengutip seorang peneliti yang menyebutkan bahwa orang-orang kaya Yahudi memiliki keterikatan kekeluargaan yang sangat erat dan menjadikan ‘tzedakah' sebagai sebuah kewajiban moral.
 
"Enam dari tujuh konglomerat yang menguasai 50% ekonomi Rusia tahun 1990-an adalah orang Yahudi," tulis Atzmon, dan banyak pengusaha Yahudi Rusia yang juga memiliki paspor Israel. Tentu saja, sudah banyak diketahui, kebanyakan konglomerat AS juga orang Yahudi. Dalam artikel di Haaretz itu juga dipaparkan betapa berbagai organisasi sosial, sekolah, dan universitas di Israel sangat menggantungkan diri dari tzedakah.
 
Selain itu, Israel meraup keuntungan besar dari bisnis pencucian uang. Israel merupakan surga untuk mencuci uang haram yang dilakukan mafia-mafia dan pengusaha kotor. Israel juga mendapatkan uang dari industri berlian. Israel mengimpor berlian mentah dari negara-negara miskin Afrika lalu mengolahnya menjadi perhiasan dan mengekspornya ke berbagai  negara dunia. Mengingat bahwa penambangan berlian banyak mengorbankan rakyat miskin di Afrika, dan bahwa berlian menjadi salah satu pilar utama ekonomi Israel yang merupakan penjajah Palestina, maka berlian produksi Israel sering disebut sebagai ‘blood diamond' (berlian berdarah).
 
Parahnya, di pasar, konsumen tidak mendeteksi, mana ‘berlian berdarah' produk Israel, mana berlian produk negara lain. Tak heran bila LSM-LSM pro-boikot produk Israel menyuarakan protes terkait tidak bisa terdeteksinya negara asal produksi berlian.
 
Israel juga mendapat uang dari penjualan alat-alat militer (dan sayangnya, Indonesia termasuk pembelinya!), bahkan dari penjualan organ tubuh manusia. Pendek kata, Israel memiliki perekonomian yang maju karena melakukan aktivitas ekonomi yang sangat kotor.
 
Dan, berita buruknya (atau baiknya?), orang-orang Yahudi kasta rendah di Israel sama sekali tidak menikmati kekayaan itu. Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Israel pada saat yang sama justru disertai dengan ketidakadilan sosial. Di Israel, ada 18 keluarga yang mengontrol 60% perusahaan. "Jurang antara si kaya dan si miskin di Israel sangat besar," tulis Atzmon.
 
Menariknya, kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang kaya Zionis di berbagai penjuru dunia lewat aktivitas ekonomi kotornya, membuat Atzmon menyimpulkan, "Kita semua ini adalah bangsa Palestina dan kita memiliki satu musuh yang sama." 

Sumber : Irib