Pages

Jumat, Februari 10, 2012

Kalau Mau Beli Apache, Siapkan Juga Logistiknya

JAKARTA-(IDB) : Rencana pembelian helikopter serang dari Amerika Serikat (AS), AH-64 Apache mendapat dukungan dari pengamat penerbangan Dudi Sudibyo.

“Kita butuh Alutsista seperti Apache,” dukung pengamat penerbangan ini ketika dihubungi itoday, Jum’at (10/2).

Dudi menilai, jika negara dengan wilayah sekecil Singapura saja memiliki Apache, kenapa Indonesia yang wilayahnya jauh lebih luas tidak punya barang sejenis.

Tetapi Dudi juga mengingatkan, Indonesia sudah memiliki helikopter serbu Mil Mi-35 Hind buatan Rusia, yang memiliki peran serta fungsi yang mirip. Jangan sampai, adanya perbedaan dari sisi teknis dan sistem, malah menjadi bumerang untuk TNI.

“Jika memang memiliki dananya, silakan beli, tapi jangan lupakan logistiknya,” tutur Dudi.
Indonesia sepertinya memang hobi sekali mengkoleksi berbagai persenjataan dari berbagai negara, dengan dalih menghindari embargo. Namun disadari atau tidak, hal itu juga menciptkan bencana lain, yakni logistic nightmare.

Setiap negara tentunya memiliki sistem yang berbeda, hal itu juga akan membedakan kebutuhan suku cadang masing-masing Alutsista sejenis. Hal itu tentunya akan merepotkan.

Dan satu hal lagi, dengan beragamnya asal negara Alutsista yang dimiliki TNI, maka pertahanan Indonesia tentunya akan semakin sulit terintegrasi dalam satu sistem yang efisien.

“Jika pemerintah dan TNI memang sanggup menghadapi masalah tersebut, silakan jalankan,” dukung Dudi. “Tetapi ada baiknya pemerintah melakukan penelitian tentang logistik itu,” pungkasnya.

Sumber : Itoday

Angkatan Laut Iran Tambah Kapal Selam

TEHRAN-(IDB) : Seorang komandan senior Iran mengatakan, dua kapal selam baru kelas Ghadir telah bergabung dengan armada angkatan laut, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negara.
 
Panglima Angkatan Laut Iran Laksamana Habibollah Sayyari mengatakan kepada IRNA bahwa kapal selam yang sepenuhnya dirancang dan diproduksi oleh para ahli Iran, akan meningkatkan kemampuan angkatan laut Republik Islam.
 
"Semua bagian dari kapal selam kelas Ghadir, termasuk lambung, peralatan radar dan sistem pertahanan canggih diproduksi di dalam negeri," jelasnya. Ditambahkannya, mereka telah meningkatkan kemampuan perlindungan dan pertahanan Angkatan Bersenjata Iran di bawah laut.
 
Pada November 2011, Wakil Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Gholam Reza Khadem-Bigham mengumumkan bahwa tiga kapal selam kelas Ghadir telah ditambahkan ke armada angkatan laut negara itu.
 
"Kapal selam Ghadir mampu meluncurkan torpedo dan beroperasi di perairan dangkal," ujarnya.
 
Kapal selam Ghadir pertama kali diperkenalkan pada tahun 2007. Kapal dengan bobot 120 ton ini memiliki kinerja yang sangat baik di perairan dangkal dan dapat melakukan misi di pesisir.
 
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah membuat prestasi besar di bidang pertahanan dan mencapai swasembada dalam memproduksi sistem peralatan militer penting.
 
Iranberulang kali meyakinkan negara-negara lain, khususnya negara tetangga, bahwa kekuatan militernya tidak menimbulkan ancaman bagi pihak, karena doktrin militer Iran didasarkan pada pertahanan. 

Sumber : Irib

Berita Foto : Kunjungan US Marine Di Mako Korps Marinir





Dankormar Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin (kiri) saling memberi hormat dengan Komandan Marinir AS untuk wilayah Asia Pasifik, Letjen Duane Thissen (kanan) ketika melakukan kunjungan ke Markas Komando Brigif II Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (10/2). Kunjungan tersebut dalam rangka memepererat kerjasama terutama dalam bidang pertahanan serta meningkatkan profesionalisme prajurit marinir kedua negara.


Dankormar Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin (kiri) bersama Komandan Marinir AS untuk wilayah Asia Pasifik, Letjen Duane Thissen (kanan) melakukan pemeriksaan pasukan ketika kunjungan Kehormatan ke Markas Komando Brigif II Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (10/2). Kunjungan tersebut dalam rangka memepererat kerjasama terutama dalam bidang pertahanan serta meningkatkan profesionalisme prajurit marinir kedua negara. 



Dankormar Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin (kanan) mendampingi Komandan Marinir AS untuk wilayah Asia Pasifik, Letjen Duane Thissen (kiri) mecoba Senjata ketika melakukan kunjungan ke Markas Komando Brigif II Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (10/2).Kunjungan tersebut dalam rangka memepererat kerjasama terutama dalam bidang pertahanan serta meningkatkan profesionalisme prajurit marinir kedua negara. 

Berikut foto-foto yang lain :






 







Sumber : Antara

Letjen USMC Duane D. Thiessen: Saya Bangga Melihat Kalian

JAKARTA-(IDB) : Commander United State Marine Force Pasific (Marforpac) Letnan Jenderal Duane D. Thiessen menyatakan rasa bangga dan terhormatnya berada di tengah-tengah prajurit Korps Marinir TNI AL saat memberikan sambutan singkatnya di depan prajurit Korps Marinir TNI AL yang menyambut kunjungannya dengan upacara militer di markas Brigif-2 Marinir Cilandak, Jumat (10/2).

Dengan didampingi Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharuddin, Jenderal USMC berbintang tiga tersebut berulangkali menyatakan rasa bangga dan terhormatnya bisa melihat dari dekat prajurit Korps Marinir TNI AL, “ Saya dan anda semua mempunyai ikatan yang sama sebagai Marinir. Saya bangga melihat kegagahan dan kesiapan kalian. Saya merasa terhormat berada di antara kalian semua . Kalian sangat membanggakan. Saya menunggu di masa yang akan datang untuk membawa anggota-anggota Marinir saya ke sini untuk berlatih dengan kalian!” katanya dengan penuh semangat yang selanjutnya diakhir dengan yel-yel khas Marinir, “Marine!” dan dijawab seluruh prajurit Marinir TNI AL dengan “Auah!…. Auah!… auah! …. Yes!!”


Kunjungan orang pertama di jajaran Marinir Amerika yang bermarkas di Pasifik tersebut, diawali dengan penyambutan jajar kehormatan dilanjutkan dengan paparan organisasi, gelar pasukan dan pemutaran film Profil Korps Marinir TNI AL yang dilaksanakan di gedung Cakra Brigif-2 Marinir Cilandak. Selanjutnya menyaksikan demonstrasi terjun payung yang dilaksanakan 6 peterjun handal Korps Marinir yang menyuguhkan keterampilan dan teknik penerjunan dengan Canopy Relative Works (CRW).


Setelah menerima penghargaan berupa baret ungu Korps Marinir yang disematkan langsung oleh Dankormar, Letjen Duane naik ke podium Inspektur Upacara (Irup) untuk menerima upacara parade dan defile dari pasukan Marinir.


Acara berikutnya, setelah foto bersama di depan monument Yasa Wira Perkasa, Letjen USMC Duane dan rombongan melaksanakan tour of facilities di antaranya ke ksatrian Arthur Solang sebagai markas pasukaan elite TNI AL Denjaka dan ke lapangan tembak. Acara diakhiri dengan tukar menukar cindera mata antara Dankormar dan Letjen Duane D. Thiessen.

Sumber :  Kormar

KASAL India Kunjungi KRI Pati Unus - 384

PORT BLAIR-(IDB) : Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Danguspurlaarmabar) Laksamana Pertama (Laksma) TNI A. Taufiqoerrochman M. SE., yang memimpin Pelayaran muhibah KRI Pati Unus - 384 dengan sandi Operasi Satuan Tugas (Satgas) MILAN 2012 India, dikunjungi oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) India Admiral Nirmal Verma PVSM. AVSM. ADC di dermaga Port Blair  India, belum lama ini.
Kunjungan Kasal India Admiral Nirmal Verma PVSM. AVSM. ADC ke KRI Pati Unus - 384  diterima oleh Atase Pertahanan (Athan) Indonesia untuk India Kolonel Laut (E) I Putu Arya Angga didampingi Komandan KRI Pati Unus - 384 Letkol Laut (P) Eka Prabawa dan Perwira KRI Pati Unus – 384.
Dalam kunjungan tersebut, Kasal India Admiral Nirmal Verma PVSM. AVSM. ADC diberikan  penjelasan secara garis besar tentang spesifikasi unsur TNI Angkatan Laut KRI Pati Unus – 384 dan melakukan peninjauan di Anjungan KRI Pati Unus – 384. Dalam kesempatan tersebut Atase Pertahanan (Athan) Indonesia untuk India Kolonel Laut (E) I Putu Arya Angga atas nama Pemerintah Indonesia menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan Kasal India di KRI Pati Unus – 384.
Kunjungan Kasal India diakhiri dengan penyerahan cinderamata kepada Kasal India oleh  Komandan KRI Pati Unus – 384 Letkol Laut (P) Eka Prabawa.

Sumber : TNI AL

Pemerintah AS Mengaku Menerima Pesanan Pembelian 8 Helikopter Tempur Apache TNI

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah AS mengaku baru menerima pesanan pembelian 8 helikopter tempur. Namun rencana pembelian helikopter tempur masih dalam tahap awal.

Demikian disampaikan oleh Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia, Scott Marciel di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (10/2/2012).

"Kami baru menerima request. Jadi itu masih dalam tahap awal," ujar Scott.

Scott menyatakan pihaknya sangat senang pemerintah Indonesia menyukai produk asal negeri Paman Sam tersebut. "Kami senang Indonesia tertarik Amerika Serikat produk. Kami transfer teknologi," jelasnya.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia berencana untuk membeli sejumlah pesawat tempur jenis Apache dari AS. Hal itu dilakukan untuk menambah kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista). "Kalau tidak salah sebanyak delapan unit," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.

Menurut dia, pengadaan delapan unit pesawat tempur jenis Apache itu bukan karena ditawarkan begitu saja oleh pihak Amerika kepada pemerintah Indonesia. Rencana pembelian pesawat sejumlah itu dilakukan sesuai dengan kebutuhan Indonesia. "Mereka tidak menawarkan, kita yang mencari," ujar Sjafrie.

Namun, ia menambahkan, hingga kini belum ada deal antara pemerintah Indonesia dengan AS ihwal pembelian pesawat tempur tersebut. Sejauh ini, yang sudah disepakati adalah pembelian pesawat tempur jenis F16 dari Amerika Serikat. "Kita semua tahu yang F16 sudah deal," katanya.

Sumber : Detik

Inilah Pesawat Kepresidenan Republik Indonesia


JAKARTA-(IDB) : Sekretariat Negara (Setneg) secara resmi telah memiliki pesawat kepresidenan yang diperuntukkan bagi presiden dan wakil presiden RI.

Pesawat yang dibeli pemerintah adalah Boeing 737-800 yang dipesan khusus untuk mendukung kinerja presiden dan wakil presiden dalam melakukan kunjungan kerja baik di dalam maupun di luar negeri.

Berikut beberapa foto pesawat tersebut. 


Sumber : Inilah

Pesawat Kepresiden RI Punya 6 Tangki Bahan Bakar

JAKARTA-(IDB) : Biasanya sekelas pesawat Boeing Business Jet (BBJ) 2 hanya punya 1 tangki bahan bakar. Tapi khusus untuk Kepresidenan RI, tangki bahan bahan bakarnya berjumlah 6 unit yang memungkinkan pesawat ini terbang non-stop hingga 12 jam.

"Tangkinya ditambah menjadi 6 tangki," kata Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Lambock V Nahattans, saat konferensi pers di Kantor Setneg, Jl Veteran, Jakarta, Kamis (9/2/2012).

Penambahan yang tangki dikerjakan oleh PATS Aircraft System ini agar pesawat dapat terbang nonstop 10 hingga 12 jam. Pekerjaan penambahan tangki pesawat diperkirakan akan selesai pada April mendatang.

Setelah penambahan tangki selesai, barulah dilakukan pengerjaan cabin interior dan security system. Perusahaan pemenang lelang dalam pengerjaan cabin interior dan security system tersebut diumumkan pada akhir Februari ini.

"Lelang dilakukan secara terbuka. Tidak ada perusahaan yang direkomendasikan Boeing, semua perusahaan bisa mengikuti, baik dari luar negeri maupun dalam negeri," terang Lambock.

Selain dilengkapi 6 tangki bahan bakar, pesawat Kepresidenan RI juga dilengkapi berbagai perangkat sesuai kebutuhan yang diajukan oleh Sekretariat Negara. Yaitu kemampuan untuk:

1. Terbang non-stop hingga 12 jam
2. Mendarat di bandara-bandara kecil
3. Kapasitas penumpang disesuai untuk rombongan Presiden (lebih kurang 70 orang)
4. Peralatan navigasi, komunikasi, cabin insulation dan inflight entertainment khusus.
Sumber : Detik

Perombakan Besar-Besaran Di jajaran Deriksi PT. PAL Oleh Kementerian BUMN


SURABAYA-(IDB) : Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara mendadak mengganti direksi PT PAL Surabaya, Kamis kemarin. Hampir seluruh direksi lama diganti, kecuali Direktur Keuangan, Imam Sulisytanto. Acara ini digelar di kantor kementerian BUMN Jakarta.

Direktur utama PT PAL yang selama ini dijabat oleh Ir Harsusanto, diganti oleh Ir M Firmansyah Arfin, alumnus ITS yang sebelumnyaa menjabat sebagai dirut PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS). Dialah yang dipercayai menteri BUMN Dahlan Iskan untuk memimpin PT PAL yang 2011 lalu memiliki hutang Rp 1 triliun ini.


Firmansyah, sapaan akrab M Firmansyah Arifin, sejak dua bulan lalu sebenarnya sudah diminta untuk membuat program PT PAL kedepan. Sejak itu pula, dia sudah memiliki perencanaan yang matang. "Saya sejak dua bulan lalu sudah diberitahu untuk memimpin PT PAL. Hanya saja, kapan baru serah terima, saya tidak tahu," cerita ayah seorang gadis ini.


Bahkan dia mengaku terkejut begitu acara serah terima tersebut, berlangsung Kamis kemarin. Kementerian BUMN mendadak menggantikan direksi perusahaan strategis ini, karena sejak sebulan lalu terjadi ketidak harmonisan, antardireksi. Pasalnya, ketika komisaris utama meminta untuk meroling jabatan para direksi, tiga diantaranya "ngambek". Mereka mengancam untuk keluar bila pindah dari jabatannya.


Adanya hal itu pula yang mempercepat proses menggantian direksi perusahaan yang selama ini banyak membangun dan memelihara kapal dari berbagai jenis, termasuk kapal perang TNI AL tersebut. Puncaknya, Rabu lalu, para direksi dipanggil ke BUMN dan diberhentikan dengan hormat dari jabatannnya. Dan Kamis kemarin melantik direksi baru.


Ditanya rencana Firmansyah ke depan mengatakan, dia bersama seluruh direksi dan karyawan berupaya agar PT PAL segera keluar dari kondisi terpuruk saat ini. Caranya, dengan mengoptimalkan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki PT PAL saat ini. Dengan demikian, diharapkan ke depan PT PAL akan mengalami kemajuan serta kejayaan dunia perkapalan di Indonesia, serta maritim pada umumnya.


"Mudah-mudahan dengan semboyan bekerja-bekerja-bekerja yang dicanangkan Pak Dahlan Iskan, kami akan lepas dari kesulitan yang tengah dihadapi sekarang," tutur putra kelahiraan Surabaya 9 Juli 1962 ini, dengan nada merendah.


Informasi yang dihimpun Jawa Pos, bahwa derita kerugian yang dialami selama ini, sebenarnya akibat salah perencanaan. Sebab, order yang diterima untuk pembangunan kapal cukup banyak. Belum lagi dengan pemeliharaan. Tapi karena perencanaan yang keliru, akibatnya perusahaan milik negara yang menjadi kebanggaan warga Surabaya ini, selalu merugi. "Kami memang salah dalam bidang perencanaan, sehingga setiap tahun selalu menderita kerugian," ujar sebuah sumber di PT PAL.

Sumber : JPNN

Seperempat Anggaran Pertahanan Untuk Pembelian Alutsista

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah tahun ini telah menganggarkan seperempat dari seluruh total anggaran pertahanan untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista). "Kurang lebih 25 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp 74 triliun," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di kantor Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis, 9 Februari 2012.

Menurutnya 52 persen dari total alokasi anggaran tahun ini sudah ditujukan untuk kebutuhan belanja pegawai, seperti membayar gaji. "Sisanya untuk belanja barang dan modal, khususnya alutsista," ujar Sjafrie.

Sebelumnya Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengakui saat ini banyak proyek pengadaan alutsista. Jenis alutsista yang dibeli Indonesia pun beragam, ada yang bergerak dan ada yang tidak bergerak. Tapi pemerintah mengusahakan agar pembelian senjata sesuai dengan kebutuhan. "Prosesnya dari pengguna (TNI AD, TNI AL atau TNI AU), ke Mabes TNI, baru ke Menhan. Dari situ baru ada pembelian," kata Purnomo.

Sumber : Republika

Kohanudnas Tambah Satuan Radar di Wilayah Timur

JAKARTA-(IDB) : Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) menambah kekuatan satuan radarnya agar bisa mendeteksi lebih awal dan menindak secara cepat setiap kekuatan asing yang masuk secara illegal.

Penambahan Satuan Radar 245 Saumlaki di Kabupaten Maluku Tenggara Barat, dan Satrad 243 di Timika itu, diharapkan bisa melakukan pengamatan udara di wilayah paling timur Indonesia. Demikian kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, S.E. yang dibacakan Kasum TNI Letjen TNI J. Suryo Prabowo pada HUT Kohanudnas ke-50, di Lapangan Persada Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Kamis (9/2).


Menurut Panglima TNI, perkembangan teknologi dirgantara dan alutsista militer menyebabkan padatnya jalur lalu lintas udara internasional, sehingga ancaman udara masuk ke wilayah udara yurisdiksi nasional semakin mudah.


Upacara HUT Kohanudnas ke-50, diikuti 3 batalyon pasukan. Batalyon pertama, terdiri dari 1 Peleton Perwira Menengah, 1 Kompi Perwira Pertama, dan 1 Kompi Bintara/Tamtama. Batalyon kedua, terdiri dari 1 Kompi Arhanud TNI AD, 1 Kompi Marinir TNI AL dan 1 Kompi Paskhas TNI AU. Sedangkan, Batalyon 3 terdiri dari 1 Kompi Brimob Polri dan 1 Kompi PNS. 

Sumber : SCTV

Pesawat Tempur Jepang Cegat Konvoi Pesawat Rusia

TOKYO-(IDB) : Pasukan Bela Diri Udara Jepang, Rabu (8/2/2012), menerbangkan beberapa pesawat tempur untuk mencegat serombongan pesawat militer Rusia yang tiba-tiba muncul di sekitar perairan Jepang.

Kantor berita Kyodo News dalam laporan hari Kamis (9/2/2012), mengutip pernyataan Kementerian Pertahanan Jepang, mengatakan, sedikitnya lima pesawat militer Rusia terdeteksi terbang di atas Samudra Pasifik dan Laut Jepang di dekat Pulau Hokkaido dan kawasan Tohoku di timur laut Jepang.

Pesawat Rusia tersebut terdiri atas dua pesawat pengebom strategis jarak jauh Tu-95 Bear, dua pesawat pengintai Su-24 Fencer, serta satu pesawat kendali dan peringatan dini (AWACS) A-50. Pejabat Jepang mengatakan, ini adalah untuk pertama kalinya pesawat AWACS Rusia itu terdeteksi di dekat wilayah Jepang.

Tidak dilaporkan terjadi insiden lebih lanjut dari pencegatan tersebut. Pihak Angkatan Udara Rusia sendiri telah berulang kali menyatakan semua penerbangan patroli pesawat Rusia dilakukan dengan mematuhi setiap peraturan internasional dan selalu terbang di kawasan udara di atas perairan netral tanpa masuk ke wilayah udara negara lain.

Tu-95 adalah pesawat pengebom strategis yang mampu membawa bom nuklir. Rusia melanjutkan patroli pesawat pengebom di wilayah Samudra Pasifik, Atlantik, dan Artik sejak 2007, setelah sempat terhenti sejak berakhirnya Perang Dingin.   

Sumber : Kompas

Skadron UAV TNI Dengan Kemampuan Jelajah 200 Km, Mulai Beroperasi 2012

JAKARTA-(IDB) : Pesawat intai tanpa awak (UAV) TNI yang dipesan dari PT Kital Philipine Corp mulai operasional pada 2012. Keperluan intelijen menjadi hal mendasar pengadaan wahana udara militer ini.

"Pesawat ini merupakan pesawat baru dan akan dikirim tahun ini," kata Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, di Kantor Kemhan, Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan bahwa pesawat intai tanpa awak itu memiliki kemampuan jelajah hingga radius 200 km dalam waktu 15 jam saja.

Sjafrie mengungkapkan pengadaan pesawat intai tanpa awak tersebut merupakan program pengadaan 2004, dan kontraknya sudah dilakukan sejak 2006. Kemhan pun telah melakukan uji teknis pesawat tersebut.

Ia berpendapat Indonesia sangat memerlukan pesawat itu, terutama untuk operasi intelijen. Namun begitu, pesawat itu juga dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti mendeteksi cuaca.

Pada tahun 2006, TNI menggelar tender pembelian empat UAV untuk Badan Intelijen Strategis (Bais) yang akhirnya dimenangi Searcher Mk II melalui perusahaan Filipina, Kital Philippine Corp.

Berdasar laman kantor berita internasional United Press International (UPI), untuk pembelian UAV yang satunya senilai enam juta dolar AS tersebut, Indonesia menggandeng Bank Leumi dari Inggris dan Bank Union dari Filipina sebagai penyandang dana untuk kredit ekspor.

Belakangan karena ramai dikritik DPR, proyek pengadaan tersebut tertunda.

UAV buatan Divisi Malat Israeli Aircraft Industries (IAI) dinilai paling unggul untuk penggunaan di angkasa Nusantara.

Indonesia kali pertama memakai produk militer Israel dengan meminjam pesawat pengintai tanpa awak (UAV) Searcher Mk II milik Singapura untuk mencari lokasi sandera peneliti asing yang ditawan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Mapenduma, Papua, pada 1996.

Namun, Singapura bukan satu-satunya negara yang memakai senjata buatan Israel. Malaysia telah mengoperasikan 15 unit, sedangkan Singapura 35 unit.

Dalam pengujian tim Kementerian Pertahanan, UAV Searcher Mk II mengalahkan pesaingnya dari Irkut Rusia dan UAV Hermes buatan Elbit Israel yang diageni ELS Ventures, Belanda.

Sekjen Kementerian Pertahanan Eris Heriyanto menegaskan, dalam setiap pengadaan alat utama sistem senjata dari mancanegara, pihaknya mengutamakan teknologi yang sesuai dengan spesifikasi teknik dan kebutuhan operasi TNI.

"Jadi, yang kami lihat teknologinya, bukan dari negara mana produk alat utama sistem senjata itu diadakan," katanya menambahkan. 

Sumber : Antara

Pesawat Intai Kemhan US$8 Juta Per Unit
JAKARTA-(IDB) : Pesawat intai tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yang akan dibeli Kementerian Pertahanan (Kemhan) berharga US$8 juta per unit. Sebagian pembayarannya dialokasikan dari APBN 2012. “Harganya US$16 juta untuk dua unit,” kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di kantor Kemhan Jakarta, Kamis (9/2).

Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto kemarin, Rabu (8/2), menyatakan Kemhan mengalokasikan dana sebesar US$80 juta untuk pembelian pesawat tersebut. Kemhan merencanakan membeli enam unit UAV.

Menurut Sjafrie, dengan pembelian UAV ini Indonesia bisa mengadopsi teknologi pesawat intai. Harapannya, dimasa mendatang Indonesia dapat memproduksi pesawat ini melalui industri pertahanan nasional dengan pembelian ini. “Dengan membeli Indonesia akan menyerap teknologi, nantinya bisa dikembangkan oleh teman-teman di industri pertahanan dalam negeri,” jelas Sjafrie.

Sjafrie juga meminta agar masyarakat tidak mengaitkan hal ini ke ranah politik. Dia menegaskan, Kemhan membeli pesawat itu selain untuk keperluan pertahanan negara, juga untuk mengadopsi teknologi pesawat tersebut.

Sebelumnya, Komisi I DPR RI menolak rencana pembelian UAV yang disebut-sebut berasal dari Israel. DPR beralasan, Israel kerap melakukan pelanggaran HAM. “Kami membeli teknologi dan teknologi itu tidak punya batas teritorial, dan memang betul membeli teknologi susah. Teknologi tidak ada kaitannya dengan politik,” imbuh Sjafrie.

Pembelian pesawat tersebut, lanjut dia, sebagiannya dibayar menggunakan alokasi anggaran 2012. Hal ini disebabkan anggaran tahun 2012 telah digunakan untuk belanja pegawai. “Sebanyak 25 persen dari alokasi anggaran Rp74 triliun, karena 52 persen sudah dipakai untuk kebutuhan belanja pegawai dan bayar gaji. Anggaran 25 persen itu untuk belanja barang dan belanja modal,” pungkasnya.

Sumber : Jurnas