Pages

Senin, April 30, 2012

Prajurit TNI AL Tiba Di Tanah Air Setelah 6 Bulan Tugas Di Lebanon

JAKARTA-(IDB) : 6 Bulan sudah puluhan anggota TNI Angkatan Laut (AL) bertugas di Lebanon. Tugas mereka pada April 2012 ini usai sehingga mereka sudah dibolehkan 'pulang kampung' ke Indonesia.

Puluhan anggota TNI AL itu terdiri dari 33 perwira, 48 bintara dan 11 tamtama dipimpin oleh Letkol Laut (P) Agus Hariadi lulusan AAL angkatan 38. Mereka tiba di Tanah Air setelah menumpang KRI Sultan Iskandar Muda 367. Pasukan tersebut telah melaksanakan tugas selama 6 bulan di Lebanon sebagai satuan tugas maritim (task force) (United Nation Interim Force in Lebanon) UNIFIL di perairan Lebanon.

Upacara penyambutan kedatangan mereka digelar di Kolinlamil, Jl Raya Pelabuhan 9, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (30/3/2012). Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada para anggota TNI AL tersebut.

"Selamat datang dan selamat bergabung kembali di Tanah Air tercinta dengan satuan induk masing-masing, disertai harapan agar pengalaman berharga selama melaksanakan tugas tersebut dapat dimanfaatkan untuk menambah wawasan dalam referensi dalam meningkatkan kinerja di satuan," ucap Agus.

Penugasan pasukan TNI itu, imbuhnya, merupakan bagian dari misi pemeliharan perdamaian dunia di bawah naungan PBB. Keterlibatan tentara Indonesia merupakan bentuk kepercayaan sekaligus pengakuan dunia internasional terhadap bangsa Indonesia, khususnya TNI, dalam upaya memberikan kontribusi nyata terhadap terwujudnya perdamaian dunia.

"Operasi pasukan pemeliharaan perdamaian di bawah bendera PBB bukan merupakan hal yang baru bagi Indonesia. Karena sejak 1957 kita telah ikut aktif dalam operasi tersebut di berbagai daerah konflik di seluruh dunia," terang Agus.

Dia menjelaskan keikutsertaan TNI dalam berbagai misi perdamaian dunia merupakan implementasi dari komitmen TNI terhadap amanat konstitusi. Amanat itu ditegaskan dalam UU TNI No 34 tahun 2004 tentang Tugas Pokok TNI melalui operasi militer selain perang yang dilaksanakan sebagai bagian kebijakan politik luar negeri.

Sumber : Detik

KRI SIM 367, Duta Bangsa Untuk Perdamian Dunia

JAKARTA-(IDB) : TNI AL ikut berkontribusi dalam perdamaian dunia. Bentuk kontribusi ini terlihat dari dikirimkannya kurang lebih 1828 pasukan TNI AL ke Lebanon untuk membantu menjaga kedaulatan negeri tersebut. Mereka tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda XXVIII-C/ United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL)

TNI AL sendiri mengirimkan pasukan melalui 3 tahap dengan menggunakan KRI (Kapal Perang Republik Indonesia), pertama KRI Frans Kaisepo-368, lalu KRI Diponegoro-365. Dan saat ini KRI Sultan Iskandar Muda-367 yang kembali menuju dermaga Kolinlamil (Komando Lintas Laut Militer) di Tanjung Priok.

KRI Sultan Iskandar Muda kemudian menjadi salah satu kapal yang menarik diperbincangkan. Indonesia merupakan negara dari Asia pertama dan satu-satunya yang berpatisipasti dan mengirimkan kapal perang dalam misi perdamaian di Lebanon. Dari kesuluruhan Satgas MTF Unifil, hanya ada dua kapal perang yang membawa helikopter dan salah satunya adalah Indonesia. Lalu, apa lagi keistimewaan kapal ini?

Kapal yang dipimpin oleh Letkol Laut (P) Agus Hariadi (lulusan AAL tahun 1992) merupakan salah satu kapal terbaru yang dimiliki TNI AL, berjenis korvet kelas SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) buatan Schelde Naval Shipbuilding, Vlissingen, Belanda, 2008 silam. KRI Sultan Iskandar Muda-367 ini juga memiliki persyaratan minimal untuk kapal perang yang akan bergabung dalam MTF UNIFIL.

Persyaratan tersebut antara lain: mampu mengoperasikan Heli dan kemudian membawa 1 unit Heli BO-105 NV-414, mampu melaksanakan SAR, mampu melaksanakan RAS (Pengisian BBM di laut), memiliki fasilitas kesehatan kelas I, dan memiliki combat management system secara real time.

Selain itu mampu melaksanakan self protection, memiliki kemampuan mengidentifikasi kawan/lawan, dilengkapi berbagai persenjataan serta mampu memberikan bantuan kepada Angkatan Laut Lebanon.

Kapal ini memiliki berat 1.700 ton, panjang 90,71 m. lebar 13,2 m, kecepatan 28 knots dengan tenaga penggerak Diesel STC MAN. Dilengkapi torpedo 3A244S dengan dua peluncur, meriam, peluru kendali dan persenjataan elektronik.

Sementara itu, tugas pokok para prajurit ini antara lain : melaksanakan Maritime Interdiction Operation (MIO) untuk membantu Angkatan Bersenjata Lebanon atau LAF dalam mencegah pemasukan senjata illegal dan materiil pendukung lainnya ke Lebanon sesuai resolusi PBB nomor 1701 tahun 2006, serta membantu LAF dalam meningkatkan kemampuan pelaksanaan tugas penegakan kedaulatan.

Di jajaran Alutsista TNI AL, KRI Sultan Iskandar Muda-367 masuk dalam jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Satkorarmatim).

KRI Sultan Iskandar Muda beserta personelnya bertugas selama 6 bulan di perairan Lebanon mulai November 2011 sampai dengan April 2012 dan akan digantikan dengan KRI Hasanuddin-366 yang rencananya akan diberangkatkan pada pertengahan Mei 2012.

Sumber : Detik

Pindad Kekurangan SDM Hadapi Order Yang Semakin Melimpah

Rimau series Pindad yang dipesan Malaysia
BANDUNG-(IDB) : Keterlambatan produksi senjata di PT Pindad (Persero) diakibatkan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang sedangkan order semakin melimpah. Perlu adanya perbaikan SDM dan upaya bersama untuk menjadi perusahaan kelas dunia.
 
Demikiam disampaikan Direktur Utama PT Pindad (Persero), Adik A. Soedarsono dalam acara Seminar Nasional Bersama Menuju Perusahaan Kelas Dunia di Hotel Grand Aquila, Jalan Djundjunan Nomor 116, Bandung, Senin (30/4).

"Untuk menjadi perusahaan kelas dunia tidak bisa dilakukan oleh sendiri. Namun, membutuhkan dukungan dari semua elemen masyarakat dalam mewujudkannya," ujarnya.

Adik mengakui, di Amerika satu orang pekerja dapat menghasilkan 1.000.000 butir peluru per tahunnya. Selain itu, di Inggris dapat menghasilkan sebanyak 600.000 butir peluru per tahunnya, sedangkan di Indonesia satu orang pekerja hanya dapat menghasilkan 120.000 butir peluru per tahunnya.

Hal tersebut menunjukkan Indonesia sudah ketinggalan jauh dari negara lain. Menurutnya, PT Pindad perlu bekerja keras untuk bisa mewujudkan impiannya menuju perusahaan kelas dunia.

"Tak hanya SDM tetapi inovasi pun harus terus ditingkatkan dan dikembangkan karena teknologi yang begitu cepat berkembang," kata Adik.

Pakar pertahanan dan keamanan negara, Connie Rahakundini menambahkan, SDM yang kurang menunjukkan adanya kesalahan dalam memperlakukan SDM. Pada akhirnya SDM di Indonesia banyak yang lari ke luar negeri dan mengembangkan potensi mereka disana.

Mayor Jenderal TNI Muktiyanto dan Pengusaha Nasional Rahmat Gobel pun hadir sebagai pembicara dalam rangka peringatan ulang tahun PT Pindad yang ke-29. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, yang sebelumnya dipercaya sebagai pembicara tidak dapat menghadiri acara karena harus mengerjakan urusan negara.

TNI AL Buat Kapal Logistik Untuk Perang Produksi Dalam Negeri

BANTEN-(IDB) : TNI Angkatan Laut membangun satu unit kapal logistik yang berfungsi sebagai kapal bantu cair minyak. Kapal baru itu bertujuan memperkuat  alat  utama sistem senjata.

Kapal dibuat PT Anugrah Buana Marine Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten. Kapal memiliki panjang 95,5 meter, lebar 1,75 meter, dan tinggi 9 meter.


Kapal memiliki daya tampung minyak sebanyak lima ribu meter kubik. Pembuatan kapal diperkirakan menelan biaya sekitar Rp106 miliar. TNI menargetkan penyelesaian pembuatan kalap 18 bulan kemudian.


PT Anugrah Buana Marine Bojonegara menggunakan baja lokal sebagai bahan baku. Baja didapat dari PT Krakatau Steel di Kota Cilegon.


Tak hanya itu, TNI AL pun membuat tiga unit kapal cepat untuk tempur. Kapal itu untuk memperkuat pertahanan di daerah perbatasan.

Sumber : Metrotvnews

Kemhan Pertimbangkan Kerjasama Pertahanan Dengan Kroasia

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Jumat (27/4), menerima kunjungan kehormatan Chairman of The President’s Council on Foreign Policy and International Relations Republic of Croatia, Mr Budimir Loncar, di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.  

Mr Budimir Loncar sudah tidak asing lagi berada di Indonesia karena pada era orde baru  pernah menjabat sebagai Duta Besar Yugoslavia untuk Indonesia dan pada era 90-an pernah menjadi wakil UN untuk Indonesia. Mr. Budimir Loncar juga berperan sebagai mediator dalam pembicaraan perdamaian antara Pemerintah dan GAM Aceh di Stockholm, Swedia.

Kedatangannya kali ini sebagai undangan Kementerian Luar Negeri RI dalam membicarakan peningkatan kerjasama bilateral Indonesia - Kroasia. Mr Budimir Loncar berharap kerjasama pertahanan antara Indonesia dan Kroatia dapat diperbarui dan dikembangkan. Pada kesempatan tersebut  juga diserahkan proposal  kerjasama industri pertahanan kedua negara.

Menhan Purnomo Yusgiantoro berjanji untuk mempelajari proposal kerjasama industri pertahanan yang ditawarkan dan akan memberikan jawaban kepada Kedutaan Besar Kroasia. Menhan akan berupaya meramu kerjasama industri pertahanan antara kedua negara yang memberi manfaat bagi Indonesia dan Kroasia.

Saat menerima kunjungan kehormatan Mr Budimir Loncar, Menhan Purnomo Yusgiantoro didampingi Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin, Direktur Kerjasama Internasional Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI Jan Pieter Ate M.Bus, dan Kepala Biro TU Stejen Kemhan Brigjen TNI Drs. Herry Noorwanto MA.

Sumber : DMC

Iran Berhasil Pecahkan Kode Pesawat Pengintai AS

TEHRAN-(IDB) : Jenderal Amir Ali Hajizadeh, Kepala Divisi kedirgantaraan Pengawal Revolusi Iran mengatakan kepada kantor-kantor berita Iran bahwa para ahli juga memperoleh data dari pesawat tak berawak RQ-170 Sentinel itu, hari Minggu (22/4).
 
Pesawat itu dikuasai oleh Iran bulan Desember lalu di Iran timur. Para pejabat Amerika telah mengakui kehilangan pesawat pengintai itu.
Mereka mengatakan Iran akan kesulitan memanfaatkan data dan teknologi dalam pesawat itu karena Amerika telah mengambil langkah-langkah untuk membatasi nilai intelijen dalam pesawat-pesawat tak berawak yang beroperasi di atas wilayah musuh.
Hajizadeh mengatakan pesawat mata-mata itu sekarang tidak memiliki rahasia lagi, karena semua kode rahasia dalam pesawat tersebut telah terpecahkan.
Termasuk diantaranya informasi mengenai sejarah ‘perjalanan’ pesawat tak berawak itu.

Menurut Hajizadeh, informasi dalam pesawat tersebut mengindikasikan pesawat itu telah terbang di atas tempat persembunyian pemimpin al-Qaeda Osama bin Laden dua minggu sebelum dia dibunuh.

Sumber : Poskota

Taiwan Senang Amerika Mempertimbangkan Lagi Penjualan Besawat Baru

TAIPEI-(IDB) : Taiwan mengatakan pihaknya menyambut janji Amerika Serikat untuk mempertimbangkan kembali rencana penjualan jet tempur baru ke pulau itu, satu kesepakatan pertahanan yang cenderung akan membuat marah Beijing.

Taiwan telah mendesak untuk pembelian 66 pesawat baru buatan AS jet tempur F-16, tetapi kesepakatan itu telah dihentikan oleh Washington.

Gedung Putih pada Jumat menjanjikan "pertimbangan serius" untuk penjualan jet-jet di balik "perkembangan ancaman militer terhadap Taiwan".

"Taiwan menyambut setiap proyek yang akan membantu meningkatkan dan memperkuat kemampuan pertahanan diri kami," kata juru bicara kementerian pertahanan Taiwan David Lo, namun menolak untuk menguraikan masalah sensitif itu.

Menurut hukum AS, pemerintah harus menyediakan alat untuk pertahanan diri Taiwan, pemerintahan demokrasi sendiri yang Cina klaim sebagai wilayahnya.

Washington mengumumkan pada September akan melengkapi Taiwan dengan 146 jet F-16 A/B dengan teknologi baru, dalam kesepakatan senilai 5,85 miliar dolar AS yang mengecewakan keinginan pulau itu untuk mendapatkan 66 F-16 C/Ds baru.

Meski paket itu kurang dari apa yang Taiwan harapkan, hal itu memicu respons marah Cina, yang memperingatkan bahwa kesepakatan itu akan merusak hubungan militer Cina-Amerika Serikat.

Sumber : Republika

Antisipasi China FIlipina Sampai Merengek Bantuan AS

MANILA-(IDB) : Filipina menyatakan bahwa mereka akan meminta lebih banyak bantuan militer AS untuk menghadapai China yang terus berupaya menguasai wilayah Laut China Selatan. Manila berpendapat bahwa China mengabaikan hukum kelautan "internasionalisasi".

Menteri Luar Negeri Albert del Rosario mengatakan Filipina sedang mencari bantuan ke Amerika Serikat untuk memperkuat sistem pertahanan dan ingin mengambil manfaat maksimal dari perjanjian pertahanan.

"Kami akan ke Amerika Serikat untuk memaksimalkan manfaat pertahanan bersama Amerika ini," tegas Del Rosario.

Rencananya, Del Rosario dan Menteri Pertahanan Voltaire Gazmin akan bertemu Hillary Clinton dan Leon Panetta di Washington pada 30 April mendatang.

Pertemuan di Washington ini digelar setelah sebelumnya Filipina dan China bersitegang di Scarborough Shoal, salah satu pulau di Laut Cina Selatan dimana kapal dari kedua belah pihak saling berhadapan.

"Kami ingin semua negara, termasuk Amerika Serikat, membuat keputusan pada apa yang terjadi di sana dan apa implikasinya untuk negara mereka sendiri," tegas Del Rosario.

Del Rosario tidak mengatakan bantuan khusus apa yang diharapkan Filipina dalam pembicaraan dengan AS. Meski demikian, para pejabat pertahanan Filipina sebelumnya telah membocorkan bahwa Manila akan meminta sebuah kapal penjaga pantai dan jet tempur F-16.

Sumber : Jaringnews

Top Brass China Visit Secures Joint Missile Deal

BANGKOK-(IDB) : Thailand and China have agreed to jointly develop multiple rocket launchers with a guidance system as part of a move to strengthen military ties.

Sukumpol: Wants greater accuracy

The two sides reached the agreement during a visit to China by the Thai military top brass in what was described by Defence Minister Sukumpol Suwanatat as a call by "the whole family" to China which is "our close relative".

It is the first time in 15 years that a defence minister has led all key military leaders ranging from the defence permanent secretary, supreme commander and armed forces chiefs to meet Chinese senior military officers, led by National Defence Minister Gen Liang Guanglie.

Under the new agreement, the Thai Defence Technology Institute will work with China to develop new multiple rocket launchers called "DTI-1G [Guided]" which will be more accurate and have a greater range than existing systems, said ACM Sukumpol after the meeting.

Multiple rocket launchers are known for their devastating capabilities and ability to deliver a large amount of ordinance simultaneously, but are not recognised for precision because they are not usually equipped with a guidance system.

In an earlier joint deal, Thailand and China developed the DTI-1 system, which had a range of between 60 and 180km, but it lacked accuracy.

The new DTI-1G project will last three years and will be funded under a 1.5-billion-baht budget, ACM Sukumpol said.

Gen Liang also told the delegation that if Thailand wants to buy weapons from China, it will be willing to sell them at "friendly prices", ACM Sukumpol quoted Gen Liang as saying."The price of Chinese weaponry has increased greatly recently. Arms are not as cheap as before so we will have to consider this carefully," ACM Sukumpol said.

As well as technological cooperation, the Thai and Chinese defence ministries have also agreed to hold a joint military exercise involving their air forces for the first time.

"We will need to discuss more details of this because Thailand and China have different military doctrines in the aviation area," ACM Sukumpol said.

So far the two countries have held joint military drills involving the army's special warfare units and the navy's marine corps.

In another demonstration of closer military ties, 130 officers from the Royal Thai Navy Corps will participate in a joint exercise to be held in Guangdong in southern China between May 9 and 29.

Source : BangkokPost

Kontingen Indonesia Terbaik Di Kongo

KONGO-(IDB) : Satgas Kompi Zeni TNI Kontingen Garuda XX-I/MONUSCO atau Indonesian Engineering Company yang tengah melaksanakan tugas di Republik Demokratik Kongo dalam misi MONUSCO (Mission de I’Organisation de republic des Nation Unies Pour la Stabilisation en Republique Democratique du Congo), menerima kunjungan Force Engineer MONUSCO Letnan Kolonel Zhang Dong Seng (China) bersama asistennya Mayor Mohammad Zahid (Bangladesh), kedatangan mereka disambut oleh Dansatgas Zeni TNI Letnan Kolonel Czi Sapto Widhi Nugroho di Bumi Nusantara Camp Dungu-Kongo, Sabtu pagi (28/4/2012) waktu Kongo.
 
Kunjungan Force Engineer MONUSCO dalam rangka melihat secara langsung hasil pekerjaan Kontingen Indonesia, diantaranya pembangunan jalan antara Dungu-Duru, pemeliharaan jalan dan jembatan antara Dungu-Faradje serta pembangunan kantor Force Armed Republic Demokratic of Congo (FARDC) yang sedang dikerjakan oleh Prajurit TNI.

Saat meninjau ke beberapa lokasi yang sedang dikerjakan oleh Kontingen Indonesia,  Force Engineer dan asistennya didampingi oleh Dansatgas Letkol Czi Sapto, Pasiops Kapten Czi Rahadian Firnandy dan Pa SO Eng Letnan Kharisma Aditya. Turut serta dalam rombongan tersebut, Dansatgas Nepal Engineering Company Mayor Gurung Manoj dan Pasiops Kapten  Pandey yang ingin melihat langsung kondisi pasukan Indonesia dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan.
         
Melihat kiprah prajurit TNI yang sedang mengerjakan jalan mulai dari clearing, filling limonite, levelling, compacting, drainase dan kondisi jalan yang baru selesai dikerjakan pemeliharaan perbaikan serta pembangunan kantor FARDC, Letkol Zhang Dong Seng sangat senang dengan hasil yang telah dan sedang dikerjakan oleh Indonesian Engineering Company.

Force Engineer MONUSCO Letkol Zhang Dong memberikan apresiasi kepada Indonesian Engineering Company, karena di nilai sangat bagus dan profesional dalam melaksanakan pekerjaan di lapangan dan sudah sewajarnya kalau selama ini Kontingen Indonesia selalu menjadi kontingen yang terbaik di antara seluruh Kompi Zeni yang sedang melaksanakan misi di bawah MONUSCO. 

Sumber : Seruu

Minggu, April 29, 2012

Pangkoopsau II Terima Kunjungan Komandan Kapal AL Prancis

MAKASSAR-(IDB) : Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) II Marsekal Muda TNI Ismono Wijayanto, menerima kunjungan kehormatan Komandan Kapal Angkatan Laut Prancis Vendemiaire, Kamis (26/4/2012).

Seperti yang dikutip dari siaran pers yang diterima Tribun, Vendemiaire diterima di ruang Audensi Makoopsau II Makassar, setelah sebelumnya berkunjung ke Kantor Wali Kota Makassar.

Dalam kunjungannya itu, Komandan Kapal AL Prancis Vendemiaire Letkol Laut Jean Christophe Olieric ditemani satu orang staf, dan Atase Pertahanan Prancis Letkol Laut Alexis Brossolet.

Sementara, Pangkoopsau II Marsda TNI Ismono Wijayanto, didampingi Kepala Staf Koopsau II Marsma TNI A Dwi Putranto, IrKoopsau II Kolonel Tek Dedy Djunaedi, dan Asintel Kaskoopsau II Kolonel Pnb Irawan Nurhadi.

Kegiatan kunjungan di Makassar direncanakan selama lima hari, 26-30 April 2012. Selain berkunjung ke Mako Lantamal VI Makassar, Brossolet juga akan bertandang ke Makoopsau II, Makodam VII/Wirabuana, dan Pemprov Sulsel.

Letkol Alexis Brossolet mengatakan, kegiatan kunjungan ke Indonesia ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara yang selama ini telah terjalin dengan baik, khususnya di bidang pertahanan laut.

Marsda TNI Ismono Wijayanto mengharapankan, ke depan hubungan bilateral antarkedua negara semakin harmonis, khususnya unsur kekuatan pertahanan laut maupun udara.

"Kami juga berharap bisa saling bertukar informasi bidang pertahanan, serta memupuk kerja sama antara dua negara yang sudah berjalan dengan baik selama ini, mensinergikan misi pertahanan antar dua negara," ujarnya. 

Sumber : TribunNews

Israel Ketakutan, Hizbullah Diperkuat UAV Tempur Buatan Iran

TEL AVIV-(IDB) : Rezim Zionis Israel mengkhawatirkan kemungkinan Hizbullah menggunakan pesawat tanpa awak untuk melakukan aktivitas anti-Zionis di Palestina pendudukan.
 
Televisi al-Alam Sabtu (28/4) melaporkan, koran Yediot Aharonot menulis, "Jika terjadi bentrokan militer dengan Israel, Hizbullah akan menggunakan pesawat tanpa awaknya."
 
Koran Zionis tersebut menambahkan, "Jenis pesawat tanpa awak Hizbullah  yang didapat dari Iran  mampu mengangkut puluhan kilogram bahan peledak."
 
Terkait ketakutan Tel Aviv terhadap penggunaan pesawat tanpa awak tersebut, koran berbahasa Ibrani itu menulis, "Kemungkinan Hizbullah akan menggunakan pesawat tanpa awak itu untuk menyerang berbagai target di utara Palestina pendudukan."
 
Sebelumnya, sumber-sumber militer dan intelijen Israel telah mengkonfirmasikan berbagai evaluasi tentang kemampuan militer Hizbullah.
 
Sumber-sumber itu menyebutkan bahwa Hizbullah memiliki sekitar 10 ribu rudal canggih.
 
Namun, sejumlah sumber Zionis yang lain melaporkan bahwa Hizbullah diperkirakan menyimpan 40 ribu rudal canggih di dalam gudang senjatanya.
 
Dalam perang selama 33 hari melawan Israel pada tahun 2006, Hizbullah Lebanon mampu mengalahkan militer rezim Tel Aviv.
 
Gerakan Muqawa Lebanon selalu menegaskan kemampuannya dalam menghadapi Israel. Namun Hizbullah tidak pernah menampakkan semua kemampuan militer dan logistiknya. 

Sumber : Irib

Sabtu, April 28, 2012

Kiat Pindad 'Go International'

BANDUNG-(IDB) : Pindad yakin dapat menjadi perusahaan kelas dunia dengan memanfaatkan momentum HUT Ke-29 pada 29 April 2012. "Pada usia Pindad yang genap 29 tahun, peluang semakin banyak dan optimis untuk menuju perusahaan kelas dunia," kata Direktur Utama PT Pindad (Persero) Adik Aviantono Sudarsono, Sabtu (28/4).
 
Selain telah mampu memperluas pasar produk alutsista ke ASEAN, Afrika dan Timur Tengah, Pindad juga telah mendapat kepercayaan dunia dengan pesanan 32 panser dari Malaysia yang saat ini sudah dalam proses penyelesaian administrasi di Negeri Jiran itu.

Langkah untuk mempercepat langkah menuju perusahaan kelas dunia, menurut Adik dilakukan melalui peningkatan kinerja perusahaan dengan dukungan karyawan yang lebih baik lagi dan mendorong suatu perubahan drastis yang dilandasi dengan etos kerja yang semakin meningkat. "Permasalahan dan kendala pasti ada, namun semuanya bisa teratasi dengan etos kerja tinggi hambatan akan teratasi," kata Adik.

Selain itu juga pihaknya terus membuat kaidah-kaidah kerja optimal akan terwujud, meningkatkan daya saing dan memuaskan pelanggan kita. "Dengan demikian akan menjadi suatu industri mandiri khususnya memenuhi alutsista," katanya.

Orang nomor satu di BUMN strategis itu menyebutkan, peningkatan peluang pasar produk alutsista di dalam dan di luar negeri semakin banyak yang menuntut Pindad untuk lebih siap dan berdaya saing.
Ia mengakui dalam empat tahun, selain peluang lebih banyak juga masih ada kendala, salah satunya terkait keterlambatan dalam penyelesaian produk masih harus dientaskan di samping terus meningkatkan kualitas. "Kerja keras jelas makin diperlukan ke depan, mengerahkan kemampuan terbaik dan kontribusi positif," katanya.

Salah satu optimisme PT Pindad adalah ekspor produk amunisi industri strategis itu merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. "Saat ini produk kita terbesar di ASEAN, meski dari sisi persaingan harga belum nomor satu. Kita akan berusaha terus menjadi semakin baik," kata Adik Aviantono.

PT Pindad (Persero) merupakan salah satu dari tiga BUMN strategis yang berkantor pusat di Bandung selain PTDI dan PT Len Industri.

Pindad merupakan industri persenjataan dengan produk andalan Senapan Serbu (SS), senjata genggam (pistol), panser, amunisi serta sejumlah komponen spare part panser, otomotif serta suku cadang alat berat.

Sumber : Republika

Bakorkamla Segera Miliki Kapal Patroli yang Memadai

BATAM-(IDB) : Badan Koordinasi Keamanan Laut tahun ini segera memiliki kapal patroli yang memadai, bukan lagi kapal-kapal kecil.

Saat ini pesanan kapal patroli milik Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla) tengah dikerjakan di galangan kapal PT Pelindo Marine Shipyard di Tanjung Ucang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla Laksamana Madya Y Didik Heru Purnomo, Selasa (24/1/2012), melihat dari dekat proses pengerjaan kapal tersebut di galangannya. Kapal patroli tersebut berukuran 48 meter dengan kecepatan maksimal 22 knots per jam.

Dengan kecepatan itu, kapal ini mampu bergerak hingga batas 200 mil laut (sekitar 370 kilometer) dari lepas pantai sehingga efektif untuk pengamanan laut dan perairan Indonesia.

Didik mengakui, kapal-kapal patroli yang dioperasikan Bakorkamla selama ini masih berukuran kecil, maksimal 36 meter, sehingga jangkauannya terbatas. Kapal itu juga tak berani dilepas jika cuaca di perairan sedang tak baik. Terlalu berisiko jika harus berlayar.

”Kalau ukuran 48 meter jauh lebih berani dan aman menghadapi cuaca,” katanya. Kapal patroli baru senilai Rp 60 miliar itu diperkirakan bisa dioperasikan pada tahun ini. 

Sumber : Kompas

Indonesia Terancam Batal Beli Leopard Belanda

AMSTERDAM-(IDB) : Beberapa minggu yang lalu Kabinet Belanda telah menyetujui penjualan sekitar delapan puluh Tank Leopard ke Indonesia dengan nilai transaksi sekitar 200 juta Euro.

Namun demikian, harian de Telegraaf dalam berita utamanya hari ini (26/04) memberitakan bahwa perjanjian itu terancam batal menyusul jatuhnya kabinet Belanda akhir pekan lalu.


Menurut informasi yang didapatkan harian populer di Belanda ini, Menlu demisioner Rosenthal yang berwenang mengeluarkan ijin penjualan, tidak berani mempertahankan rencana penjualan tank di hadapan parlemen Belanda.
 

HAM

Mayoritas anggota parlemen Belanda sebelumnya menolak penjualan tank ke Indonesia karena buruknya situasi HAM di Indonesia.

Sebelumnya, Partai PVV pimpinan Geert Wilders, yang mendukung koalisi pemerintahan minoritas Perdana Menteri Rutte, menyatakan akan mendukung penjualan tank itu. Namun, karena sekarang mereka keluar dari koalisi, dukungan baru harus dicari. Saat ini tengah dilakukan perundingan dengan Partai Buruh PvdA.
 

Buru-buru

Indonesia sendiri ingin secepat mungkin membeli tank-tank baru itu. Kalau sampai pertengahan Mei belum ada kepastian dari pemerintah Belanda, bisa-bisa perjanjian akan batal.

Saat ini Jerman yang juga punya kelebihan armada tank pun berniat menjualnya ke Indonesia. Kalau sampai penjualan tank ke Indonesia ini gagal, Belanda akan rugi besar karena Departemen Pertahanan sangat membutuhkan dana untuk membeli alat-alat pertahanan baru, seperti pesawat tanpa awak. Demikian tulis de Telegraaf.

Sumber : RNW

Akhirnya, DPR Dukung Rencana TNI AD Beli Tank Leopard

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR RI sepakat untuk mendukung rencana TNI AD membeli tank Leopard produksi Jerman. Sebelumnya banyak anggota Komisi Pertahanan yang menolak rencana pembelian tank bekas pakai Belanda ini. Mereka menolak karena perangkat perang ini tak sesuai dengan kondisi geografi Indonesia dan alih teknologinya sulit direalisasikan oleh produsen.

Komisi I akan mengiyakan secara resmi rencana TNI AD ini dengan catatan, sepanjang tidak ada upaya politisasi dari pihak mana pun. Selain itu, pembelian tank tersebut harus dilakukan langsung ke produsen di Jerman.

"Dengan demikian, memungkinkan adanya alih teknologi dan kerja sama pemeliharaan antara produsen dan PT Pindad," ujar Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq kepada Jurnalparlemen.com, Jumat (27/4).

Menurut Mahfudz, pembelian langsung ke produsen tank Leopard di Jerman akan memungkinkan modifikasi sesuai kebutuhan Indonesia dan lebih efisien harganya.

Meskipun hampir semua anggotanya menyatakan dukungan, hingga kini Komisi I DPR belum mengeluarkan keputusan resmi guna menyetujui rencana ini. Keputusan resmi akan dikeluarkan setelah anggaran untuk menggolkan rencana ini dianggap sesuai. "Ya, Komisi I memang belum memutuskan persetujuan anggaran untuk pengadaan tank tersebut," ujar Wasekjen DPP PKS ini.

Sumber : Jurnamen

Indonesia Jerman Tingkatkkan Persahabatan Menjadi Kemitraan

Tank Leopard 2A7
BERLIN-(IDB) : Komisi I DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Jerman dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan DPR RI terhadap eksekutif serta menjajaki ke arah upaya pembentukan kemitraan antar Parlemen Indonesia dan Jerman.

Delegasi Komisi I DPR RI dipimpin Wakil Ketua Komisi I, Hayono Isman dan 12 orang anggota delegasi yang terdiri dari Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, ujar Sekretaris I KBRI Berlin, Juviano Ribeiro kepada ANTARA London, Sabtu.

Selama berada di Jerman, Delegasi Komisi I DPR RI mengunjungi perusahaan Krauss-Maffei-Wegmann GmbH & Co. KG (KMW), mengadakan pertemuan dengan Komisi Luar Negeri dan Komisi Pertahanan, Parlemen Jerman (Bundestag), dan dengan Kementerian Ekonomi dan Teknologi serta Kementerian Luar Negeri Jerman.


Selain melakukan pertemuan dengan mitra Jerman, Delegasi Komisi I DPR RI juga mengadakan Rapat Dengar Pendapat dengan seluruh Perwakilan RI di Jerman (KBRI Berlin, KJRI Frankfurt dan KJRI Hamburg), serta mengadakan pertemuan langsung dengan masyarakat Indonesia di Berlin dan sekitarnya.

Dubes RI di Berlin Dr. Eddy Pratomo mengatakan bahwa kunjungan Delegasi Komisi I DPR RI ke Jerman kali ini penting karena tahun ini adalah peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jerman. Kedua negara sepakat untuk membentuk suatu Kemitraan yang mencakup berbagai bidang kerja sama, termasuk kemitraan antar Parlemen kedua negara.
Menurut rencana dokumen Kemitraan ini akan diluncurkan saat kunjungan Kanselir Angela Merkel ke Indonesia, pertengahan tahun 2012.

Dikatakannya delegasi Komisi I DPR RI mendukung upaya peremajaan alutsista Indonesia melalui pertemuan dengan produsen tank Leopard dan memberikan penjelasan tentang perkembangan demokrasi di Indonesia dan reformasi TNI kepada parlemen dan kementerian Jerman yang berwenang mengeluarkan ijin ekspor alusista.

Selama ini pihak Jerman dinilai menerapkan kebijakan restriktif terhadap ekspor alutsista ke Indonesia. Salah satu isu yang sering menjadi ganjalan adalah isu perlindungan HAM di Indonesia.

"Penting bagi Indonesia untuk memberi penjelasan mengenai keberhasilan reformasi dan demokratisasi di Indonesia, serta kebutuhan Indonesia untuk menjaga keutuhan wilayahnya," ujarnya.

"Di pihak lain, selama ini telah terbukti bahwa Indonesia tidak memiliki ambisi menjadi regional superpower dan aktif dalam menjaga stabilitas kawasan baik melalui forum ASEAN maupun forum-forum regional lainnya," lanjut Dubes Eddy Pratomo. 

Delegasi Komisi I DPR RI berkesempatan mengadakan dialog dengan Frank Haun, Presiden dan CEO KMW. Pada kesempatan tersebut, Komisi I DPR RI membicarakan penjajakan pembelian tank Leopard dan perjanjian transfer of technology sebagai bagian dari kontrak pembelian tersebut.

Di Parlemen Jerman, Komisi I DPR RI mengadakan pertemuan dengan Juru Bicara Luar Negeri Fraksi CDU/CSU (koalisi partai berkuasa Jerman), Philipp Missfelder serta Ketua Komisi Pertahanan, Susanne Kastner.

Selain menjelaskan mengenai perkembangan politik di Indonesia, Komisi I DPR RI juga bertukar pikiran mengenai reformasi angkatan bersenjata yang saat ini tengah dilakukan oleh kedua negara. Delegasi Komisi I DPR RI juga menjajaki pembentukan Kemitraan antara kedua negara, melalui kerja sama yang lebih erat antara kedua Parlemen.

Komisi I DPR RI juga mengundang anggota Parlemen Jerman untuk berkunjung ke Indonesia dan melihat langsung reformasi di Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, Parlemen Jerman menyampaikan penghargaan atas upaya DPR RI untuk menjelaskan langsung perkembangan di Indonesia.


Parlemen Jerman juga menyampaikan kekagumannya atas proses reformasi di Indonesia yang dinilai sangat berhasil. Mereka menganggap bahwa reformasi di Indonesia dapat menjadi model transformasi yang saat ini terjadi di Timur Tengah.

Dalam pertemuan di Kementerian Perekonomian dan Teknologi, secara khusus Delegasi Komisi I DPR RI bertemu dengan Hans-Joachim Otto, Parliamentary State Secretary, untuk meminta penjelasan tentang prosedur pemberian ijin ekspor alutsista, yang menjadi wewenang Kementerian tersebut.

Menanggapi penjelasan Komisi I DPR RI, pihak Jerman menyampaikan Jerman tidak melihat adanya masalah ekspor alutsista ke Indonesia. Jerman bahkan akan meningkatkan kerja sama ekonomi dan industri strategis kedua negara, sebagai salah satu bentuk Kemitraan kedua negara.

Di Kementerian Luar Negeri, Delegasi Komisi I DPR RI mengadakan pertemuan dengan Cornelia Pieper, State Secretary Kemlu dan menyampaikan penghargaan atas kebijakan Jerman untuk mempermudah aplikasi visa bagi WNI yang akan berkunjung ke Jerman.

Hal ini memperlihatkan secara konkrit kedekatan hubungan antara kedua negara. Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas mengenai kemungkinan pembuatan perjanjian bebas visa untuk paspor diplomatik dan dinas antara kedua negara. 
 
Sumber : Antara

Legislator: Sesalkan Pemberitaan Kunker Di Jerman Berlebihan

JAKARTA-(IDB) : Anggota Komisi I DPR RI, Nurhayati Ali Assegaf mengatakan, pemberitaan soal kunjungan kerja anggota Komisi I DPR RI ke Jerman Barat terlalu berlebihan.

"Saya sangat menyesalkan pemberitaan yang berlebihan mengenai kunker Komisi I DPR RI ke Jerman," kata Nurhayati kepada ANTARA News, Jakarta, Jumat.

Ia menyebutkan, kunjungan kerja itu atas undangan resmi oleh Duta Besar Indonesia untuk Jerman.

"Saya dan Vena Melinda diundang oleh Dubes dengan surat resmi KBRI Jerman ke Komisi I DPR RI sebagai pembicara dalam peringatan Hari Kartini yang diadakan KBRI Jerman," kata politisi Partai Demokrat itu.

Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI itu menambahkan, acara HUT Kartini tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Eddy Pratomo, atase pertahanan serta jajaran staf Kedubes RI.

Tak hanya itu, acara tersebut juga dihadiri oleh masyarakat Indonesia yang ada di Jerman. Juga, kata Nurhayati, 10 orang mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) dan 4 orang mahasiswa dari Keluarga Mahasiswa Katolik Indonesia (KMKI).

"Di saat tanya jawab mahasiswa yang tergabung dalam PPI menyampaikan orasinya, kemudian walk out. Hal ini sangat mencengangkan," kata dia.

Sebagai WNI yang menjadi Presiden of Woman Coordinating Committee of IPU, dirinya sangat kecewa dengan komentar dan perilaku media di tanah air yang dinilai sudah melanggar HAM.

"Sudah saatnya Komnas HAM berbuat sesuatu bagi wakil rakyat yang dikebiri hak asasinya," kata Nurhayati. Ia juga meminta Komite Penyiaran Indonesia (KPI) untuk bertindak terhadap media yang "over" memberitakan aksi mahasiswa PPI dan KMKI sehingga menimbulkan citra negatif bagi DPR RI.

"KPI seharusnya mampu menghentikan pemberitaan yang tidak berimbang itu dan memberikan sanksi atas kebohongan yang ditayangkan. Gambar yang mereka tayangkan itu bukan sedang shopping melainkan baru mendarat di Berlin, jumlah ratusan mahasiswa sebagaimana yang diberitakan tidak benar, hanya 10 orang mahasiswa PPI," kata Nurhayati.

Ia juga menyesalkan pemberitaan di salah satu stasiun televisi swasta dalam sebuah programnya. "Berita itu telah memprovokasi masyarakat untuk menghujat anggota DPR RI sebagai hasil Pemilu yang sah 2009, yang demokratis," demikian Nurhayati.

Sumber : Antara

Update : TB, Soal Penolakan Kunjungan Komisi I Ke Jerman Oleh PPI

JAKARTA-(IDB) : Aksi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Berlin dan Nahdlatul Ulama Cabang Istimewa Jerman menolak kunjungan kerja Komisi I DPR ke Jerman disoroti Tubagus Hasanuddin, wakil Ketua Komisi I DPR dari F-PDIP yang tidak ikut kunker tersebut.

Hasanuddin mengaku bersyukur karena kebijakan F-PDIP melarang anggotanya untuk kunker ke luar negeri.

"Ya terus terang saya malu dengan insiden tersebut lah. Apalagi ini pemberitaan begitu luas dan direspons masyarakat secara luas. Sebagai wakil Ketua Komisi I dan bagian dari anggota Komisi I saya terus terang tidak nyaman dengan kondisi ini. Jujur aja demikian," ujar Tubagus Hasanuddin di ruang kerjanya di lantai 8 Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (27/4).

Hasanuddin mengatakan bakal menyampaikan berbagai masukan dan respons dari masyarakat terkait kegiatan kunker Komisi I ke Jerman yang mendapat kritikan pedas dari PPI tersebut. "Sehingga mesti ada perbaikan oleh Komisi I dalam kegiatan seperti itu ke depannya agar tidak terulang. Tentu kami perlu merumuskan hal seperti apa yang terbaik agar kegiatan di Komisi I nantinya dapat diterima oleh masyarakat," ujarnya.

Terkait aksi penolakan kehadiran anggota Komisi I oleh PPI saat bertemu di KBRI di Berlin, Hasanuddin mengatakan bahwa itu hak setiap warga negara untuk menyampaikan aspirasinya dalam konteks berdemokrasi.

"Itu sah-sah saja dan wajar-wajar saja. Karenanya atas kritik dan protes seperti itu tentu akan kita perhatikan aspirasi tersebut. Tentu akan dibahas dan dibicarakan dalam sebuah evaluasi di Komisi I," pungkasnya.

Sumber : Jurnamen 

AS Pindahkan 9.000 Marinir dari Jepang

TOKYO-(IDB) : Amerika Serikat akan memindahkan 9.000 Marinir dari Jepang. Washington berharap langkah itu  bisa  meredakan hubungan yang kadang-kadang tegang dengan sekutunya menyangkut kehadiran militer Amerika di negara itu.

Pemindahan pasukan ke Guam, Hawaii, dan Australia itu akan tetap dilakukan tanpa menghiraukan kemajuan dalam perundingan tentang pangkalan udara di Okinawa yang pada awalnya menjadi bagian penting dari kesepakatan dengan AS.

Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan di Washington dan Tokyo, Jumat (27/4/2012), kedua pihak mengatakan mereka tetap merelokasi pangkalan Futenma dari lokasinya sekarang di kota ke satu tempat di pinggir pantai-- satu tindakan yang ditentang keras di Okinawa.

Kedua pemerintah "mengonfirmasikan kembali pandangan mereka bahwa (ini) tetap satu-satunya solusi yang dapat dijalankan yang telah diidentifikasi sampai sekarang," kata pernyataan itu.

Tidak ada kerangka waktu pasti bagi pemindahan itu, dengan pernyataan itu hanya mengatakan "relokasi-relokasi itu akan selesai secepat mungkin sementara menjamin kemampuan operasional seluruh proses itu".

Menlu Jepang Koichiro Gemba mengatakan perjanjian itu perlu untuk mencerminjan realitas regional yang berkembang.

"Perubahan-perubahan dalam lingkungan keamanan tidak akan menunggu kita, Jepang dan AS sama-sama harus bertanggungjawab dan melaksanakan rencana itu secepat mungkin," katanya kepada wartawan di Tokyo, di tengah-tengah kekhawatiran yang meningkat kebangkitan militer China.

"Masalah pemindahan pangkalan itu harus dilaksanakan, Kita harus membuat kemajuan sedapat mungkin."

Perjanjian itu dicapai menjelang kunjungan Perdana Menteri Yoshihiro Noda ke Washington, di mana ia akan bertemu dengan Presiden Barack Obama, Senin (30/4/2012), untuk yang disebut kedua pihak harapkan aliansi itu kembali ke jalurnya.

Jepang dan AS lama terlibat pertikaian menyangkut pangkalan Okinawa, lokasi keteganan dengan pasukan AS. Sekitar separuh dari 47.000 tentara AS di Jepang berpangkalan di pulau yang letaknya strategis, lebih dekat dengan Taiwan ketimbang dengan Tokyo.

Dalam perjanjian pada 2006 yang tidak pernah dilaksanakan, AS setuju menggantikan pangkalan udaranya di Futenma-- yang lama menjadi sumber pertikaian karena letaknya di satu kota yang ramai--ke satu daerah pinggir pantai yang sepi, dengan 8.000 Marinir meninggalkan Okinawa menuju Guam.

Namun sejumlah aktivis di Okinawa mendesak pangkalan itu dikosongkan seluruhnya. Pertikaian itu membuat jatuhnya perdana menteri Jepang, Yukio Hatoyama yang gagal memenuhi janji-janji kampanyenya tahun 2009 untuk merundingkan kembali perjanjian itu.

Berbicara menjelang pengumuman resmi itu Kurt Campbell, Asisten Menlu AS untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik mengatakan perjanjian itu akan memajukan hubungan kedua negara.

"Kami kira perjanjian itu dapat memecahkan kebuntuan yang sangat lama yang melanda politik kami yang menghambat bagi sistem kami yang membuatnya sulit menghadapi masalah-masalah kritis dan penting yang dihadapi AS dan Jepang."

Pernyataan itu mengatakan jumlah biaya untuk relokasi ke Guam itu diperkirakan mencapai 8,6 miliar dolar AS, dengan para pejabat AS mengatakan lebih dari sepertiga akan dikeluarkan Tokyo.

Sekitar 5.000 personel dari pasukan yang akan meninggalkan Okinawa akan ke Guam dan sisanya akan ke Hawaii dan Australia tempat Washington "mengerahkan Korps Marinir yang bergilir," kata pernyataan itu.

Perjanjian itu adalah bagian dari strategi lebih luas Presiden Barack Obama yang mendorong pendekatan kembali dengan Asia dan penataan kembali kehadiran militer Amerika di wilayah itu ditengah-tengah kekhawatiran kebangkitan militer China yang cepat. 

Sumber : Kompas

Jumat, April 27, 2012

Bakorkamla Gandeng Kobangdikal Matangkan Pembentukan "DRCL"

SURABAYA-(IDB) : Badan Koordinasi Keamanan Laut mematangkan rencana pembentukan Detasemen Reaksi Cepat Laut (DRCL) yang akan menjadi unit andalan untuk mengatasi berbagai tindak pidana di wilayah perairan Indonesia.

Sebagai tindak lanjut dari rencana itu, Kepala Pelaksana Harian Bakorkamla Laksamana Madya TNI Didik Heru Purnomo menemui Komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal) Laksda TNI Sadiman di Bumimoro, Surabaya, Rabu.

"Selain bersilaturahmi, pertemuan ini juga untuk menindaklanjuti tim Bakorkamla yang lebih dulu berkunjung pada 11 April lalu, guna mematangkan rencana merealisasikan Detasemen Reaksi Cepat Laut," katanya.

Menurut ia, DRCL bisa menjadi unit andalan dalam upaya mengatasi berbagai tindak pidana yang selama ini sering terjadi di wilayah perairan Indonesia.

Namun, tugas, fungsi dan kewenangan unit ini tunduk pada undang-undang dan peraturan lainnya yang berlaku, serta tetap bekerja sama dengan instansi lain yang memiliki tugas dan kewenangan sama.

"Instansi lain itu seperti TNI AL, kepolisian, Bea dan Cukai, imigrasi, Departemen Kelautan dan Perikanan. Bahkan, anggota detasemen nantinya diambil dari instansi-instansi yang tergabung dalam Bakorkamla itu," ujar mantan Kasum TNI itu.

Terkait peran Kobangdikal, Laksdya Didik Heru menambahkan lembaga pendidikan ini bisa menyiapkan sumber daya manusia untuk personel DRCL, yang posturnya nanti tidak jauh berbeda dengan prajurit TNI AL.

Komandan Kobangdikal Laksda TNI Sadiman menyambut baik pembentukan DRCL dan lembaganya siap bekerja sama merealisasikan rencana tersebut.

"Pada dasarnya kami siap untuk membantu, terutama dalam penyiapan personel yang akan dididik untuk menjadi anggota DRCL, tetapi tentu setelah ada perintah lebih lanjut dari pimpinan TNI AL untuk," katanya.

Para prinsipnya, lanjut Sadiman, penyiapan personel DRCL tidak jauh beda dengan penyiapan personel TNI AL yang akan ditempatkan di kapal-kapal perang. 

Sumber : Antara

Penolakan PPI Kunjungan Komisi I DPR Di Jerman

BERLIN-(IDB) : Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) menolak kedatangan Komisi I DPR RI yang datang ke Jerman. Mereka mempertanyakan urgensi kunjungan Komisi I yang disertai rombongan keluarga dengan biaya studi banding sebesar Rp3,1 miliar.

Lontaran pedas pun dilemparkan oleh salah satu mahasiswa dari PPI saat pertemuan dengan 10 anggota Komisi I DPR di Kedutaan Besar RI di Berlin, baru-baru ini. Dalam video yang diunggah PPI di YouTube itu, mahasiswa memerotes keras kedatangan 10 anggota Komisi I DPR dengan dalih studi banding.


Mereka mempertanyakan urgensi kunjungan yang menelan biaya Rp3,1 miliar itu, dan disertai rombongan keluarga. Apalagi, menurut mahasiswa, studi banding terkait alutsista tidak perlu berbondong-bondong karena telah ada mekanisme yang jelas.


Namun jika kunjungan anggota DPR dipandang perlu, mahasiswa menuntut pertanggungjawaban terkait tranparansi biaya dan hasil studi banding yang dipublikasikan melalui media. Dengan demikian, masyarakat mengetahui manfaat dari kunjungan ke luar negri yang selama ini menelan biaya tak sedikit dari rakyat.

Sumber : Metrotvnews

Amerika Serikat dan Sistem Keamanan Israel

WASHINGTON-(IDB) : AmerikaSerikat akan mengeluarkan dana tambahan 680 juta dolar sampai tahun 2015 untuk memperkuat sistem anti-rudal Israel, Iron Dome. Partai Republik yang menguasai Komite Angkatan Bersenjata Kongres berencana memberikan jutaan dolar untuk sistem pencegat roket jarak pendek dan mortir. Mereka mengkritik Presiden Barack Obama karena kurangnya dukungan untuk program kerja sama pertahanan penting.
 
Iron Dome diklaim telah memainkan peran penting dalam keamanan Israel. Tel Aviv sejauh ini telah mengoperasikan tiga unit dari sistem itu dan membutuhkan total 13 atau 14 unit untuk melindungi berbagai wilayah perkotaan. Washington telah memberikan 205 juta dolar untuk mendukung pengoperasian Iron Dome. Sistem ini menggunakan radar kecil pemandu rudal untuk meledakkan roket dan mortir musuh di udara.
 
Selain transfer uang tahunan dan perlengkapan perangkat keras, AS juga membangun gudang amunisi di Israel dan ini bukan bagian dari perjanjian bantuan militer. Meskipun amunisi itu dimaksudkan untuk kepentingan militer AS, tapi dalam situasi darurat, Israel dapat menggunakannya. Biaya keseluruhan dari perlengkapan militer AS yang tersimpan di Israel diperkirakan sekitar 1 miliar dolar pada tahun 2012.
 
AS adalah sekutu paling penting dan pelindung utama Israel dalam berbagai bidang. Semua partai politik dan presiden AS baik dari kubu Republik atau Demokrat, membangun komitmen tak tergoyahkan dengan Israel dalam kerangka hubungan khusus antara kedua belah pihak. Pemerintahan Obama dan pendahulunya, menganggap Israel sebagai penjaga perdamaian di Timur Tengah, dimana kekuatan dan keunggulan Zionis sangat penting untuk stabilitas regional.
 
"Israel adalah sekutu jangka panjang demokratis dan kita berbagi ikatan khusus," kata Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Bidang Politik Militer, Andrew J. Shapiro. Dia juga menegaskan komitmen AS untuk melestarikan superioritas militer Israel. Dikatakannya, "Kami tidak hanya mendukung Israel karena ikatan tradisional, tapi kami mendukung Israel karena kepentingan nasional AS menuntut itu."
 
Ada banyak faktor mendasar yang telah memperkuat hubungan antara Washington dan Tel Aviv seperti, peran kelompok lobi Zionis di AS, kepentingan kolektif kedua pihak, dan kesamaan pandangan pada tingkat internasional.
 
AS senantiasa menganggap Israel sebagai investasi strategisnya dan mengucurkan dana besar-besaran untuk melindungi Zionis sekaligus mengamankan kepentingannya di Timur Tengah. Kubu konservatif dan Republik sedang berusaha meningkatkan bantuan militer kepada Israel untuk mempertahankan superioritas militer Zionis di kawasan.
 
Setelah menelan kekelahan memalukan dalam menghadapi Hizbullah Lebanon, rezim Zionis secara serius mulai memikirkan penguatan sistem pertahanan rudalnya. Sebelumnya, Israel mengembangkan sistem anti-rudal Arrow dan David Sling, namun pasca perang Lebanon, mereka memutuskan untuk memulai proyek raksasa guna merancang dan memproduksi sistem Iron Dome.
 
Pandangan strategis AS selama beberapa dekade lalu terhadap Israel telah mendorong negara itu untuk mengeluarkan dana fantastis sebagai bantuan militer tahunan. Sepanjang tahun fiskal 2009 hingga 2012, pemerintah AS telah memberikan 9 miliar dolar bantuan militer selain program-program terpisah yang diratifikasi oleh Kongres.
 
Selain bantuan militer, AS juga memberikan dukungan politik kepada Israel pada tingkat global. Washington senantiasa membela kebijakan ekspansionis dan rasis Zionis di tanah Palestina di forum-forum dunia, terutama PBB. Pada akhirnya, Israel berubah menjadi sebuah rezim yang tak tersentuh oleh hukum internasional dan kerap menjustifikasi brutalitasnya sebagai langkah membela diri. 

Sumber : Irib

Iran "Memobilisasi" Perang Cyber Lawan Barat Pascaserangan Stuxnet

TEHRAN-(IDB) : Iran sibuk memperoleh pengetahuan teknis untuk melancarkan serangan cyber yang secara potensial melumpuhkan terhadap Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, kata para pakar dalam dengar pendapat kongres Kamis, mendesak AS untuk meningkatkan langkah-langkah pertahanannya.

"Lebih dari tiga tahun belakangan, rezim Iran telah menginvestasikan dalam jumlah besar baik dalam kemampuan pertahanan maupun penyerangan di ruang cyber," kata Ilan Berman, wakil presiden Dewan Kebijakan Luar Negeri Amerika.

"Sama signifikannya, para pemimpinnya kini nampaknya semakin memandang perang cyber sebagai kesempatan beraksi yang potensial melawan Amerika Serikat," katanya kepada subkomite Keamanan Dalam Negeri DPR.

Patrick Meehan, ketua komite Republikan, juga menyatakan kewaspadaan menyangkut ancaman keamanan cyber yang ditimbulkan Iran terhadap negara-negara barat.

"Saat program nuklir terlarang Iran terus membakar ketegangan antara Tehran dan Barat, saya terkesima dengan kemunculan kemungkinan kesempatan serangan lain berasal dari Iran -- kemungkinan bahwa Iran bisa melakukan serangan cyber terhadap dalam negeri AS," katanya. 

Legislator Republikan itu mengatakan Tehran dilaporkan telah menginvestasikan 1 miliar dolar guna meningkatkan kemampuan cyber, dan diyakini oleh sejumlah analis menjadi pelaku kejahatan serangan-serangan belakangan ini terhadap organisasi-organisasi baru.

"Iran secara sangat terang-terangan menguji kemampuan cybernya di kawasan itu dan, pada waktunya, akan memperluas jangkuannya," kata Meehan memperingatkan.

Dia menambahkan bahwa dia telah menyimpulkan sesudah konsultasi dengan para mitra AS-nya di Timur Tengah bahwa "Iran adalah aktor yang paling merusak dan ganas di kawasan itu dan akan terus menimbulkan rasa benci Amerika Serikat dan sekutu-sekutu kami -- terutama negara Israel."

Meehan mengingat kembali testimoni Senat awal tahun ini dari Direktur Intelijen Nasional James Clapper yang bersaksi bahwa operasi intelijen Iran terhadap Amerika Serikat termasuk kemampuan cyber, "telah meningkat secara dramatis tahun-tahun belakangan ini baik kedalaman maupun kompleksitasnya."

Para pakar panelis itu mengatakan keinginan Iran untuk membidik Amerika Serikat kemungkinan didorong keinginan untuk membalas dendam sesudah serangan worm Stuxnet 2010 yang melumpuhkan sentrifugal Iran yang digunakan untuk memperkaya uranium, menimbulkan kemunduran besar bagi program nuklir Iran.

Tak seorang pun telah mengaku bertanggung jawab atas serangan ini meskipun spekulasi telah mengarah pada Israel dan Amerika Serikat.

Stuxnet dan serangan-serangan cyber serupa yang diduga dilancarkan terhadap Iran oleh Barat kemungkinan telah memperkeras keputusannya untuk melancarkan serangan cyber versinya sendiri, kata para pakar.

"Bagi rezim Iran kesimpulannya jelas. Perang dengan Barat, paling tidak di medan cyber, telah dimasuki, dan rezim Iran sedang memobilisasi balasannya," kata Berman. 
 
Sumber : Antara