Pages

Jumat, Desember 09, 2011

Berita Foto : Pimpinan Minustah Kunjungi Camp TNI di Haiti

HAITI-(IDB) : Pimpinan tertinggi UN Minustah - Spesial Representative of Secretaris General (SRSG), Mr. Mariano Fernandes, melakukan kunjungan ke Bumi Garuda Indonesia di Gonaives-Haiti yang merupakan Camp Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda XXXII-A/Minustah.


Dalam kunjungannya, Mr. Marino didampingi oleh Force Commander Major General Luiz Ramos, Chief of Staff Kolonel Steve Charpenthier dan U-8 (Chief of Engineering Section) Kolonel Ivan Oliviera disambut langsung oleh Dansatgas Letkol Czi Winarno dengan jajar kehormatan.
edatangan Mr. Marino dan rombongan berkaitan dengan ketertarikan SRSG dengan Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda XXXII-A/Minustah yang merupakan Kontingen Indonesia pertama di Haiti, karena sudah mampu membuat Camp sendiri dengan cepat dan tepat waktu.


Secara keseluruhan, pimpinan Minustah dan rombongan merasa puas dan bangga dengan kehadiran Indonesia di Haiti dan sudah banyak menunjukkan hasil yang memuaskan dari tugas-tugas engineering.

Sumber : Detik

Satkopaska Koarmabar Latihan Gladi Tugas Tempur

DUMAI-(IDB) : Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) melaksanakan Latihan Gladi Tugas Tempur setingkat K-2 dengan melaksanakan Manuver Sea Rider Ship Boarding (VBSS), fast rope dan stabo, di Dumai, Jumat (9/12).
 
 Kegiatan latihan diawali dengan upacara pembukaan pada tanggal  5 Desember 2011 di Pondok Dayung dengan Inspektur Upacara Komandan Satkopaska Koarmabar Kolonel Laut (P) R. Eko Suyatno. Selanjutnya melaksanakan pergeseran pasukan (Serpas) dengan menggunakan KRI Teluk Celukan Bawang (TCB) - 532 ke daerah latihan di Dumai. Setibanya di dumai, melaksanakan latihan drill VBSS, drill fast rope dan stabo.
 
Latihan Tempur setingkat K-2 diikuti beberapa detasemen Satkopaska Koarmabar. Tujuan pelaksanaan latihan gladi tugas tempur adalah untuk memelihara, meningkatkan dan memantapkan keterampilan dan kesiapan operasional prajurit Satkopaska Koarmabar. Selain itu untuk mewujudkan kemampuan baik perorangan maupun kerjasama tim agar mampu serta menguasai tehnik maupun taktik prosedur di lapangan termasuk bekerjasama dengan unsur-unsur satuan lain guna mendukung tugas pokok TNI khususnya TNI Angkatan Laut.
 
Latihan Geladi Tugas Tempur Setingkat K2 Satuan Pasukan Katak Koarmabar dilaksanakan dua minggu pada pertengahan bulan Desember 2011 di Dumai Pekanbaru Riau. Selama latihan materi yang diberikan antara lain latihan teori dan praktek meliputi VBSS, Fast Rope dan Stabo, terjun free fall serta demolisi bawah air.
 
Pelaksanaan Latihan Geladi Tugas Tempur Setingkat K2 Satkopaska tersebut, sekaligus akan dilibatkan dalam demo memperingati Hari Nusantara tanggal 13 Desember tahun 2011 yang dipusatkan di Dumai, Pekanbaru Riau.

Sumber : Koarmabar

Pangarmatim : Perairan Indonesia Memiliki Nilai Strategi Penting

SURABAYA-(IDB) : Perairan Indonesia ditinjau dari kondisi geografis dan perkembangan lingkungan dewasa ini kawasan perairan Indonesia memiliki nilai strategik yang sangat penting, khususnya sebagai jalur perdagangan dan perekonomian dunia. Demikian antara lain dikatakan oleh Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksda TNI Ade Supandi, SE. dalam amanat tertulisnya, saat memimpin upacara penerimaan KRI Salawaku -842 dan KRI Badau-841,  di Dermaga Madura Koarmatim, Ujung Surabaya, Jumat (9/12).

Menurut Pangarmatim, nilai strategis tersebut membawa konsekuensi timbulnya berbagai kerawanan yang sewaktu-waktu dapat terjadi, sehingga harus diantisipasi dengan baik dan disiapkan upaya penanggulangannya secara tepat dan cepat. “Dengan kehadiran ke dua KRI ini akan memperkuat Koarmatim dalam penegakan kedaulatan dan pengendalian perairan yuridiksi nasional, khususnya yang menjadi tanggung jawab Koarmatim,”tegas Pangarmatim.

Dua KRI tersebut merupakan kapal perang hibah dari Pemerintah Brunei Darussalam, yang sebelumnya masuk jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat. KRI Salawaku – 642 dibuat di galangan Vosper Pty. Ltd. ,Singapura pada tanggal 3 Oktober 1978 dan diliuncurkan pada tanggal 16 Maret 2979 dengan Nama Kapal KDB Waspada P 02. Oleh pemerintah Brunei  dihibahkan kepada TNI AL pada tanggal 15 April 2011 serta diresmikan menjadi KRI Salawaku-642 di Jakarta. Kemudian resmi masuk jajaran TNI AL yang diterima oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Marsekal Madya TNI Eris Herriyanto, MA. di Dermaga Muara Naval Base Brunei.

KRI Badau dibuat di negara dan galangan kapal yang sama, hanya saja yang membedakan adalah tanggal peluncurannya. Kalu KRI Badau diluncurkan tanggal 25 Maret 1979. Pada tanggal 16 April 2011 sampai dengan 19 April 2011 dilaksanakan operasi penyeberangan dari Muara (Brunei Darussalam)-laut Cina Selatan, Pontianak, Selat Karimata, Laut Jawa, Jakarta.

KRI Salawaku yang semula masuk ke jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat di kelas kapal cepat setelah masuk ke Koarmatim, kapal tersebut masuk di jajaran kapal patroli. Perubahan kelas tersebut juga membawa perubahan pada nomor lambung kapal yang semula -642 menjadi -842. Di Koarmatim satuan Kapal patroli menggunakan nomor lambung dengan menggunakan angka kepala 8. Demikian juga dengan KRI Badau-841 yang semula di Koarmabar dijajaran kapal cepat menggunakan nomor lambung -641 setelah masuk Koarmatim bergabung dengan satuan kapal patroli nomor lambungnya menjadi -841.

Saat ini KRI Salawaku-842 dikomndani oleh Mayor Laut (P) Alfred Daniel Mathews dan KRI Badau-843 dikomandani oleh Mayor Laut (P) Komaruddin. Kedua komandan ini merupakan Komandan pertama kapal hibah tersebut setelah resmi masuk dalam jajaran kekuatan TNI Angkatan Laut.

Sumber : Koarmatim

Pembelian Enam Pesawat Sukhoi SU-30MK2 Masih Negosiasi

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan (Kemhan) sedang mengupayakan pembelian enam unit pesawat tempur Sukhoi Su-30MK2 dari Rusia, namun masih dalam tahap negosiasi.

"Pembelian enam unit pesawat Sukhoi dari Rusia masih dalam tahap negosiasi," kata Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya Eris Heriyanto usai peresmian Crisis Center Pramuka di Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Jakarta, Jumat.

Pembelian enam pesawat Sukhoi itu sebagai rencana strategis (Renstra) Kemhan dalam memenuhi kekuatan udara jet tempur Shukoi hingga satu skuadron atau setara 16 jet tempur.

Saat ini, TNI AU baru memiliki 10 jet tempur terdiri dua versi, yakni Shukoi Su-30MK2 dan Su-27SKM.

Penambahan Sukhoi itu untuk menambah kekuatan tempur TNI AU dalam menjaga kawasan udara Indonesia. Belajar dari pengalaman selama ini, jumlah pesawat yang ada belum mencukupi untuk mengamankan wilayah udara dari penyusupan pesawat asing.

Eris pun mengaku belum bisa menyebut harga pembelian enam unit Shukoi itu.

"Sistem pembayaran pembelian Shukoi kepada pemerintah Rusia melalui pinjaman lunak luar negeri. Karena saat ini masih proses negoisasi, kami belum bisa memastikan kedatangan enam jet tempur tersebut," ucapnya.

Sumber : Antara

China Rusia Berminat Pelajari Pesawat Siluman AS di Iran

TEHRAN-(IDB) : Pesawat mata-mata tak berawak RQ-170 Sentinel disebut-sebut sebagai salah satu pesawat paling canggih Amerika Serikat. Dioperasikan oleh CIA, Sentinel seharusnya menjadi "mata di langit" yang tidak terdeteksi alias siluman. Namun, Iran berhasil "membajaknya" saat pesawat itu terlalu dalam masuk wilayah udaranya.

Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizadeh, kepala unit antariksa Garda Revolusi Iran, mengatakan Iran "menyadari betul informasi teknologi tak ternilai" yang bisa diperoleh dari pesawat itu.

Sebelumnya, pihak Pentagon mengatakan kekhawatiran mereka soal kemungkinan Iran mengambil informasi tentang teknologi tersebut.

Bukan hanya Iran yang bisa mempelajari kehebatan pesawat itu. Rusia dan China dilaporkan langsung meminta izin pemerintah Iran untuk melihat dari dekat aset intelijen paling canggih itu.

Pesawat dengan panjang 27,43 meter dan tinggi (di atas roda) 1,82 meter itu mulai dioperasikan pada 2009. Sentinel mampu mencegat komunikasi dan mengambil gambar. Berbeda dengan pesawat mata-mata tanpa awak lain yang dioperasi oleh CIA, seperti Predator dan Reaper, Sentinel tidak dilengkap senjata. Jadi satu-satunya tugasnya adalah pengintaian.

Jika Rusia dan China diizinkan memeriksa Sentinel, tujuan mereka bisa adalah untuk mengidentifikasi teknologi canggihnya, lalu menirunya.

Pakar pesawat tanpa awak dari Royal United Service Institute, Inggris, Elizabeth Quintana, berpendapat, ketertarikan China dan Rusia terutama pada kemampuan pesawat itu menghindari deteksi radar.

"Teknologi siluman" juga digunakan oleh pesawat-pesawat tempur "generasi kelima" milik angkatan udara AS, yakni F-22 Raptor.

"China dan Rusia berusaha menandingi jet-jet tempur generasi kelima AS. China sangat ingin meniru apapun teknologi AS dan mereka sudah melakukan sejumlah lompatan," kata Quintana kepada Daily Telegraph, Kamis (8/12/2011).

Mereka juga akan mempelajari sensor yang dimiliki RQ-170, yang bisa mengamati areal yang luas, tanpa terdeteksi di ketinggian 50.000 kaki. Kedua negara itu juga berfokus pada kemampuan "menguping" Sentinel dan sistem misi yang memungkinan pesawat itu dipandu dan dikendalikan.

Pada 2001, China berhasil menahan pesawat pengintai P-3 Orion yang digunakan angkatan laut AS. Pesawat itu jatuh akibat bertabrakan di udara. Dengan menguasainya, China berhasil membuat langkah-langkah antisipasi terhadap sistem pengamatan oleh Orion. AS pun terpaksa meningkat kemampuan semua armada Orion.

Quintana berpendapat, Amerika pasti khawatir dengan kemungkinan "hal sama terjadi" dengan Sentinel. Sudah menjadi "prosedur standard" bagi militer AS untuk mengambil kembali atau menghancurkan pesawat yang jatuh. Dalam kasus Sentinel, rupanya pesawat itu terlalu jauh memasuki Iran sehingga operasi itu tidak mungkin dilakukan. 

Sumber : Kompas

Enam Kapal Perang TNI AL Sandar Di Tanjung Balai Karimun,

KARIMUN-(IDB) : Enam kapal perang TNI Angkatan Laut singgah di perairan Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau, Kamis untuk mengecek kesiapan armada dan logistik yang akan digunakan dalam latihan perang di Dumai, Riau, Sabtu (10/12).

Enam kapal perang lego jangkar berjejer mulai dari perairan depan Markas Komandan Pangkalan TNI AL Tanjung Balai Karimun hingga perairan depan Proyek Coastal Area atau Jalan Lingkar, masing-masing Kapal Republik Indonesia (KRI) Makassar 590, KRI Banda Aceh 593, KRI Banjarmasin 592, KRI Barakuda, KRI Sutanto 877 dan KRI Silaspapare 386.

"Kami singgah di Karimun untuk memeriksa kesiapan armada, personel dan logistik yang akan disertakan dalam latihan perang di Dumai Sabtu," kata Komandan Gugus Tempur Armada Bagian Timur Laksamana Pertama Sulaeman BN kepada para wartawan di atas KRI Makassar 590 yang lego jangkar persis di perairan depan Proyek Coastal Area.

KRI Makassar 590 dikomandani Letkol Laut (P) Fadelan. Kapal ini memiliki panjang 122 meter dengan bobot sekitar 7.800 ton.

Selain mengangkut ratusan prajurit TNI-AL, KRI Makassar juga membawa 11 tank, lima amphibi dan 6 tank untuk angkutan personel.

Kapal ini juga dilengkapi sarana prasarana olahraga, seperti lapangan bulutangkis, peralatan senam dan kebugaran dan lainnya.

"Seluruh sarana prasarana kita periksa dan uji coba agar benar-benar siap digunakan dalam latihan perang itu," ucap Sulaeman.

Latihan perang di Dumai akan melibatkan prajurit TNI-AU dan TNI-AD yang dijadwalkan akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dia mengungkapkan tujuan latihan perang di Dumai adalah untuk mengasah kemampuan prajurit agar siap tempur dalam upaya mempertahankan keutuhan NKRI.

Ditanya apakah tujuan latihan perang untuk mengoptimalkan pengamanan daerah perbatasan, dia mengatakan tujuan utama adalah mengasah kemampuan prajurit agar siap tempur dalam upaya mempertahankan keutuhan NKRI.

"Terpenting adalah menguji kesiapan prajurit sehingga siap tempur kapan saja. Negara tetangga juga tahu bahwa kita memiliki armada dan peralatan tempur," ucapnya.

Komandan KRI Makassar 590 Letkol Laut (P) Fadelan mengatakan kapal yang dikomandaninya memiliki fungsi sebagai alat angkut atau "Landing Platform Dock".

"Kapal ini diproduksi pada 2005 oleh Daesun Shipbuildings & Engineering, Korea Selatan. Dan ini merupakan kapal pertama dari dua kapal yang dibuat oleh perusahaan tersebut," ucapnya.

KRI Makassar, jelas dia, mampu menampung sekitar 700 prajurit, 13 peralatan temput dengan dilengkapi dua landasan helikopter atau helipad.

"Karena berfungsi sebagai kapal pengangkut, KRI Makassar tidak memiliki peralatan tempur canggih selain hanya dilengkapi meriam," kata seraya mengatakan KRI Makassar memiliki kecepatan 13 knot.

Sejumlah marinir di KRI Makassar dengan senjata lengkap tampak melakukan uji coba dan pengecekan senjata serta mendalami strategi yang akan diterapkan di dumai.

Para prajurit tampak sangat terampil menggunakan peralatan tempur seperti keluar masuk tank amphibi yang di atas KRI Makassar.

Sumber : Antara

Update : Iran Pamerkan Pesawat Mata-mata AS

TEHRAN-(IDB) : Iran dengan bangga membuktikan bahwa mereka memiliki satu pesawat mata-mata tanpa awak, RQ-170 Sentinel, milik Amerika Serikat.

Televisi Iran, Press TV, menayangkan sebuah video berdurasi dua menit yang menunjukkan sejumlah pejabat militer memeriksa pesawat yang sangat dirahasiakan itu, Kamis (8/12/2011). Pesawat sangat canggih itu terlihat utuh. Pesawat itu dipamerkan di bawah bendera Iran.

Pihak AS mengakui mereka kehilangan satu pesawat tak berawak itu dan mengatakan pesawat itu tidak berfungsi dan hilang kendali. RQ-170 Sentinel memiliki rentang sayap 27,43 meter dan tinggi (dengan roda) 1,82 meter.

Namun, Iran mengatakan, militernya berhasil membajak pesawat itu secara elektronik ketika pesawat itu terbang di atas kota Kashmar. Tim dari "unit perang elektronik" itu kemudian mengendalikannya hingga mendarat pada 4 Desember lalu.

Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizadeh, kepala unit antariksa Garda Revolusi Iran, mengatakan kepada media Iran bahwa pesawat itu "masuk dalam perangkap"  unit antariksa "yang kemudian berhasil mendaratkannya dengan kerusakan minimum".

Hajizadeh menyatakan, Iran "menyadari betul informasi teknologi tak ternilai" yang bisa diperoleh dari pesawat itu.

Sebelumnya, pihak Pentagon mengatakan kekhawatiran mereka soal kemungkinan mengambil informasi tentang teknologi tersebut.

Media Iran melaporkan, Kamis (8/12/2011), bahwa Kementerian Luar Negeri Iran telah memanggil duta besar Swiss di Teheran untuk menyatakan "protes atas invasi pesawat mata-mata AS ke wilayah udaranya".

Washington tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Iran sehingga urusan AS dengan negara itu dijembatani oleh Kedubes Swiss.

Sebuah laporan di New York Times, Kamis (8/12/2011), menyatakan, pesawat mata-mata tak berawak itu merupakan bagian dari program pengamatan untuk memetakan lokasi-lokasi reaktor nuklir Iran.  

Sumber : Kompas

Kemhan Tinjau Proses Pembuatan Dan Kualitas Alutsista Dalam Negeri

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin meninjau proses pembuatan kapal untuk modernisasi peralatan militer seperti kapal combattan, kapal angkut dan kapal tanker.

"Kita ingin melihat kualitas kapal, harganya maupun kemampuan militernya," kata Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin saat meninjau proses pembuatan kapal di Galangan I, Dok dan Perkapalan Koja Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (8/12).

Saat melakukan peninjauan, Wamenhan didampingi Irjen Kemhan Laksamana Madya TNI Gunadi, Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, Direktur Teknologi dan Industri Ditjen Potensi Pertahanan Kemhan, Brigjen TNI Agus Suyarso, Asisten Perencanaan Umum TNI, Laksda TNI Among Margono, Asisten Perencanaan KSAL, Laksamana Muda TNI Sumartono. “Nanti dalam pelaksanaan dari Dok Koja Bahari (DKB) ini diusahakan ada Tim representatif yang bertugas mengawasi proses produksi," kata Wamenhan.

Direktur PT. Dok Koja Bahari, Riry Syeried Jetta mengatakan perusahaannya membuat satu unit kapal tanker pada tahun 2011 sesuai dengan alokasi anggaran dari APBN-P tahun 2011 sebesar Rp205 miliar.

Kapal tanker minyak ini digunakan untuk pengisian bahan bakar, bantuan pengisian minyak untuk kapal perang di tengah laut. Menurutnya, pengerjaan kapal ini semuanya dikerjakan oleh tenaga dalam negeri.

Kemhan Awasi Kualitas Produksi Alutsista


Kementerian Pertahanan mengawasi pengelolaan manajemen keuangan untuk modernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI. Pengawasan tersebut sangat penting agar kualitas produksi Alutsista TNI bisa terjamin.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin saat mengadakan kunjungan kerja ke PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB), Jakarta Utara, Kamis (8/12).

Sjafrie menjelaskan Kementerian Pertahanan melakukan pengawasan karena Menteri Pertahanan sebagai pembina industri Pertahanan khususnya selaku Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan ( KKIP).

Berkaitan dengan KKIP, Wamenhan menjelaskan bahwa Kemhan memiliki kewajiban untuk memberikan peluang dan tantangan kepada industri pertahanan baik pemerintah ataupun swasta.

Menurut Wamenhan, pemerintah sedang mengakselarasi modernisasi alutsista TNI, khusus untuk modernisasi peralatan TNI AL yaitu sisi combatan dan sisi noncombattan. Wamenhan melakukan kunjungan kerja dengan tujuan untuk melihat proses pembuatan kapal non combatan untuk modernisasi peralatan militer, khususnya kapal jenis tanker dan jenis kapal Landing Ship Tank (LST).

Ditanya soal kemampuan keuangan negara dalam rangka modernisasi alutsista TNI, menurut Sjafrie, Kemhan akan mementingkan aspek manajemen supaya terjadi resultan antara kualitas produksi dan kualitas manajemen keuangan pembangunan alutsista TNI. Sjafrie menambahkan anggaran pembangunan kekuatan TNI dari tahun 2010-2014 mencapai Rp150 triliun.

Sumber : Jurnas

Kunjungan Wamenhan ke PT.Dok Dan Perkapalan Kodja Bahari

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin,  didampingi Irjen Kemhan Laksamana Madya TNI Gunadi Kabaranahan Kemhan, Mayjen TNI Ediwan Prabowo dan Dirtekind Ditejen Pothan Kemhan Brigjen TNI Agus Suyarso, Kamis (8/12), mengadakan kunjungan kerja  ke PT. Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (DKB), Jakarta Utara.
 
Kunjungan kerja Wamenhan itu bertujuan untuk melihat proses pembuatan kapal non combatan  dalam modernisasi peralatan militer khususnya kapat jenis  tangker dan jenis kapal Landing Ship Tank (LST). Disamping itu kunjungan Wamenhan ini juga dalam rangka melakukan pengawasan dalam pengelolaan manajemen keuangan untuk modernisasi Alutsista TNI.

Menurut Sjafrie Sjamsoeddin pengawasan ini perlu dilakukan karena Menhan sebagai Pembina industri Pertahanan khususnya selaku Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP). Ditambahkan, Wamenhan pengawasan ini juga sangat penting agar kualitas produksi Alutsista bisa terjamin. Menyinggung kemampuan keuangan negara dalam rangka modernisasi alutsista TNI ini Wamenhan mengatakan yang terpenting adalah manajemen

Pada kesempatan kunjungan kerjanya tersebut Wamenhan juga menjelaskan bahwa Kemhan memiliki kewajiban untuk memberikan peluang dan tantangan kepada industri pertahanan baik pemerintah ataupun swasta. 

Dijelaskan juga oleh Wamenhan, saat ini Kemhan sedang mengakselarasi modernisasi  alutsista TNI, khususnya modernisasi peralatan TNI AL  dari sisi combatan dan  non combatan.

Sumber : DMC