Pages

Jumat, Desember 02, 2011

Pemerintah Prioritaskan Penguatan Alutsisa Wilayah Timur

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan (Kemhan) akan memfokuskan kemampuan pertahanan khusus di kawasan Indonesia timur.

Peningkatan ini berkaitan dengan rencana penambahan alat utama sistem senjata (alutsista) yang cukup banyak untuk beberapa tahun mendatang. Kepala Pusat Penerangan TNI Laksamana Muda TNI Iskandar Sitompul menyatakan, pertahanan di Indonesia bagian timur memang sedang menjadi fokus pengembangan lantaran di sana banyak terdapat wilayah perbatasan darat.


Saat ini, jelasnya, proses kajian penambahan masih terus berlangsung di tiap matra (Angkatan Darat/AD, Angkatan Laut/AL, dan Angkatan Udara/ AU) sehingga belum bisa disebutkan secara pasti lokasilokasi yang bakal menjadi tempat pengembangan kekuatan.“ Ini bukan untuk waktu dekat, tapi harapannya sebelum 2024,”tegas Iskandar di Jakarta kemarin. Tiap matra, jelasnya, akan melakukan penguatan pertahanan seperti pembentukan divisi baru serta penambahan alutsista.Di AD, misalnya, saat ini sedang dipersiapkan pembentukan satu divisi baru Kostrad, yakni Divisi Mobil Udara.

Divisi ini akan melengkapi dua divisi sebelumnya yakni Divif-1 (lintas udara) dan Divif-2 (mekanis). Kebijakan ini juga didukung dengan rencana pengadaan alutsista, di antaranya tank dan helikopter serbu. Untuk AL, sekarang ini terus dipersiapkan penambahan satu armada besar sehingga akan menjadi tiga armada, yakni barat, timur, dan tengah. Selain itu direncanakan penambahan divisi Marinir di Sorong.

Adapun alutsista TNI AL yang akan menunjang program ini di antaranya pengadaan kapal selam, kapal cepat rudal, pesawat CN-235 MPA (maritime patrol aircraft), serta helikopter antikapal selam dan kapal permukaan. Untuk TNI AU akan ada penambahan 24 unit pesawat tempur F-16 blok 25 hibah Amerika Serikat yang di-upgrade ke blok 52 serta proyek pesawat antiradar KF-X/IF-X yang menjadi pendukung pengembangan. Pesawat-pesawat tersebut sebagian di antaranya akan ditempatkan di wilayah Indonesia timur.

Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin menerangkan, Kemhan terus berupaya meningkatkan kemampuan pertahanan di kawasan Indonesia timur, terutama yang memiliki objek vital strategis.Beberapa ditandai dengan peningkatan radar, infrastruktur pertahanan seperti landasan terbang,dermaga,dan revitalisasi gelar pasukan AD. Dia mencontohkan, peningkatan di blok Masela yang berbatasan dengan Darwin, Australia. Blok yang kaya dengan sumber daya minyak ini memiliki sejumlah pulau terdepan seperti Selaru.

Pulau ini akan diperkuat dengan ditambah infrastruktur pertahanannya seperti dermaga. Gelar pasukan batalion TNI AD di Saumlaki juga akan diperbesar.Demikian pula dengan pos- pos TNI AL ke depan akan ditingkatkan menjadi Pangkalan AL (Lanal). Untuk mendukung penguatan Angkatan Udara, tujuh landasan udara peninggalan Perang Dunia II di Morotai juga akan ditingkatkan kualitasnya. “Ini sudah menjadi perhatian dalam strategi militer masing-masing matra,”ujarnya.

Mengenai keterkaitan penguatan pertahanan di kawasan timur ini dengan kehadiran pasukan Amerika Serikat (AS) di Darwin,Australia, Sjafrie menyatakan, hal itu bukan menjadi ancaman. Menurut dia, pasukan AS di Darwin tidak akan mendirikan pangkalan baru, melainkan prajurit AS hanya akan bergabung dalam pangkalan milik Australia.“Sebanyak 2.500 prajurit AS itu hanya bergabung dalam pangkalan milik Australia. Ini dalam rangka rotasi,” jelas Wamenhan.

Karena itu,menurut dia,bagi Indonesia keberadaan pasukan itu tidak memengaruhi strategi pertahanan. Meski demikian, dalam konteks kewaspadaan, pemerintah juga tidak akan menafikan atensi dari berbagai kalangan seperti para pakar maupun media.

Sumber : Sindo

Indonesia Ajukan Joint Production Industri Pertahanan Dengan Jerman

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Indonesia mengajukan permohonan kerja sama industri militer dengan Republik Jerman dalam jangka panjang. Kerja sama yang akan dibangun tersebut meliputi produksi bersama antara perusahaan Indonesia dengan Jerman. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan itu dalam Pernyataan Pers Bersama Presiden Jerman, Christian Wulff di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (1/12).
 
Presiden berharap agar Pemerintah Jerman bersedia meningkatkan kerja sama militer yang telah berlangsung selama ini tidak hanya penyediaan alat pertahanan, melainkan juga produksi bersama industri pertahanan. “Contohnya PT Dirgantara Indonesia sekarang ada kerja sama dengan Airbus Military. Saya usul kerja sama strategis dan dalam long term (jangka panjang), tidak hanya procurement, tapi juga joint production,” ucapnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Atase Pertahanan Kedutaan Besar Indonesia di Jerman, Indonesia pernah membeli kapal selam dan vessels dari Jerman. Kerja sama latihan bersama yang telah dirintis sejak tahun 1972 sempat terhenti ketika tahun 1998 Indonesia diwarnai isu pelanggaran hak asasi manusia oleh militer. Namun, seiring reformasi militer yang terus berlangsung, Indonesia berharap kerjasama militer dengan Jerman kembali ditingkatkan.

Medio September lalu, Kementerian Pertahanan juga telah melakukan pembicaraan dengan produsen senjata Jerman, yaitu Rheinmetall di Berlin. Rombongan yang saat itu dipimpin oleh Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin itu mengobservasi produk meriam 155 mm serta menjajaki pembelian dan produksi bersama main battle tank TNI Angkatan Darat. Saat itu, Rheinmetall berkomitmen membantu modernisasi peralatan militer dan perlengkapan sumber daya manusia. Pada tahun 2012-2014 mendatang, TNI akan mendapat prioritas kredit dari kedua perusahaan tersebut.

Selain bidang militer, Presiden mengajukan empat bidang lain untuk ditingkatkan kerja samanya. Keempat bidang tersebut, yaitu investasi dan perdagangan, teknologi, pendidikan, riset dan inovasi. Dasar permohonan itu adalah karena Jerman sebagai negara yang sangat kuat di bidang teknologi sementara Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam dan kelas menengah yang sedang tumbuh. “Dari Indonesia mengusulkan beberapa agenda strategis yang bisa dilakukan karena Jerman negara kuat, dengan ekonomi terbesar di Eropa dan teknologi yang tinggi. Sedangkan Indonesia adalah ekonomi terbesar di ASEAN, punya resource yang besar dan peran internasional yang makin mengemuka. Dengan potensi kekuatan ini, kita bisa meningkatkan kerjasama strategis,” ucapnya.

Pada kesempatan itu, Wulff menyambut baik permohonan kerjasama dari Indonesia. Wulff yang datang untuk pertama kalinya ke Indonesia itu sangat mengapresiasi kebangkitan kembali Indonesia di Kawasan Asia. “Maka kami sangat tertarik untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara. Saya ucapkan terima kasih atas kerjasama dengan Indonesia selama 60 tahun menjalin kerjasama tanpa konflik. Kita menghadapi perayaan 60 tahun hubungan diplomatik yang baik dan dalam keluarga PBB, Indonesia terkenal sebagai negara yang berhasil ekonominya dan kaya sumber daya alam,” ujarnya.

Wulff juga mengaku sangat terkesan dengan Indonesia yang memiliki motto Bhineka Tunggal Ika sehingga memungkinkan penduduknya yang mayoritas beragama Islam namun memiliki tingkat toleransi tinggi sehingga orang hidup damai dan bebas memilih agamanya masing-masing. “Indonesia bisa jadi teladan untuk demokrasi di negara yang mayoritas Islam seperti negara di Afrika Utara dan Arab. Mereka harus memandang Indonesia untuk melihat bagaimana negara mayoritas Islam, berdemokrasi dengan pertumbuhan ekonomi, iklim transparansi,” katanya.

Untuk menindaklanjuti kerjasama antara kedua negara, Wulff menugaskan Kanselir Jerman Angela Markel untuk berkunjung ke Indonesia tahun depan. Rencananya, Markel akan didampingi pebisnis dan pengusaha Jerman. Saat ini, volume perdagangan antara Indonesia-Jerman mencapai 6 miliar USD, meningkat 22 persen dari tahun sebelumnya. Sementara, nilai investasi Jerman di Indonesia mencapai 300 juta USD dan akan ditargetkan akan ditingkatkan dua kali lipat pada tahun mendatang menyusul kedatangan Markel tersebut.

Sumber : PikiranRakyat

Indonesia Dipastikan Pesan 5 Helikopter Bell 412 Baru Dan Kemungkinan Besar Tambah 2 Unit Lagi

SINGAPURA-(IDB) : Bell Helicopter mengumumkan telah menerima pesanan lima helikopter Bell 412 baru dari Indonesia dan kemungkinan akan ditambah dua heli lagi dalam waktu dekat. Heli tersebut akan diproduksi bersama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan akan digunakan oleh beberapa lembaga Pemerintah Indonesia. 

Demikian isi siaran pers Bell Helicopter, salah satu divisi Textron Inc, yang disebarluaskan dari Singapura, Jumat (2/12/2011).

"Bell Helicopter punya sejarah panjang kemitraan dengan PT DI di Indonesia. Penjualan heli-heli ini adalah bagian dari keranga kerja kolaborasi industrial yang terus berlanjut. Kami percaya kemitraan ini akan terus berkembang dan kemungkinan akan diperluas di masa depan," tutur Larry D Roberts, Wakil Presiden Senior Bisnis Komersial Bell Helicopter.

Lima Bell 412 baru itu akan diserahterimakan ke pihak PT DI pada akhir tahun ini, dan selanjutnya akan dibawa ke markas PT DI di Bandung, Jawa Barat, untuk dipasangi berbagai muatan lokal, termasuk peralatan misi khusus sesuai pesanan, sebelum diantarkan ke berbagai institusi pemesan.

Heli Bell 412 adalah salah satu produk andalan Bell Helicopter. Heli ini merupakan pengembangan dari helikopter legendaris UH-1 (Huey), yang sangat diandalkan pasukan AS dalam Perang Vietnam. Berbagai institusi di Indonesia, mulai dari perusahaan carter pesawat sampai TNI, menggunakan heli tipe ini.

Sumber : Kompas

Pesawat F-16 Hibah Semakin Perkuat Pertahanan Udara RI

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, Indonesia akan meng-up grade pesawat tempur F-16 hasil hibah dari Pemerintah Amerika Serikat. Ini bertujuan agar kekuatan udara Indonesia semakin terbangun. “Kami akan meningkatkannya agar setara Blok 52,” kata Purnomo di Kementerian Pertahanan Jakarta, Jumat (2/12).

Dia menuturkan, dilakukan beberapa perbaikan agar pesawat tersebut siap. Saat ini, pesawat hibah tersebut adalah pesawat dengan Blok 25. Indonesia saat ini memiliki pesawat F-16 dengan Blok 15. Beberapa bagian yang ditingkatkan kemampuannya adalah engine system, karena kekuatan pesawat terbang, kata Purnomo, tergantung pada mesin.

Selain itu, avionik atau peralatan tempur pesawat tersebut akan ditingkatkan. Dikatakannya, peningkatan kekuatan tempur ini agar pesawat tersebut memiliki kemampuan bertempur (dogfight) udara-udara, dan udara-darat. Airframe atau badan pesawat juga diperbaiki agar mampu dioperasikan lebih lama. “Harus diperkuat agar bisa terbang hingga 4.000 jam terbang,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, jika masa terbang pesawat tersebut dipakai 200 jam terbang tiap tahun, maka akan mampu dipakai selama 20 tahun. “Atau paling sedikit 15 tahun,” ungkapnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I Tubagus Hasanuddin menyatakan, kekuatan pesawat hibah AS tersebut rendah. Menurut Hasanuddin, kemampuan pesawat tersebut yang hanya 4.000 jam terbang dan hanya bisa dimanfaatkan selama delapan tahun. Hal ini sangat jauh jika dibandingkan pesawat baru yang mampu terbang hingga 30 tahun.

Pesawat F-16 Fighting Falcon yang akan dihibahkan AS adalah jet tempur multiperan yang dikembangkan General Dynamics, yang kemudian diakuisisi Lockheed Martin. Meski pada awalnya dirancang sebagai pesawat tempur ringan, pesawat ini telah berevolusi menjadi pesawat multiperan yang tangguh dan amat populer.

Sumber : Jurnas

Target Modernisasi Alutsista TNI Terealisasi Tahun 2014

JAKARTA-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan menargetkan modernisasi Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) TNI terealisasi pada tahun 2014. Modernisasi Alutsista TNI ini didasarkan pada beberapa pertimbangan strategis negara.
 
“Keinginan pemerintah di tahun 2010 – 2014 menjadi masa untuk modernisasi, pada tahun 2014 dimana akhir KIB II modernisasi Alutsista sudah dapat terealisasi” ungkap Wamenhan saat mengadakan pertemuan dengan Pimpinan Redaksi Media Massa Nasional, Kamis Malam (1/12) di Jakarta.

Pertemuan yang difasilitasi oleh Pusat Komunikasi Publik Kemhan ini merupakan pertemuan silaturrahim dengan maksud untuk menjalin hubungan dan kerjasama yang baik antara Kemhan dengan media massa. Pertemuan ini juga menjadi kesempatan untuk menyampaikan kebijakan strategis Kemhan di bidang pertahanan negara. Secara khusus dalam pertemuan ini Wamenhan menyampaikan kebijakan terkait modernisasi Alutsista TNI.

Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Pemred Metro  TV Elman Saragih, Wartawan Senior Metro TV Suryo Pratomo, dan sejumlah Pemred dari media massa. Sementara itu, turut mendampingi Wamenhan Dirjen Perencanaan Pertahanan Kemhan Marsda TNI Bongas Silaen, Kabaranahan Kemhan  Mayjen TNI R. Ediwan Prabowo, S.IP dan Kapuskom Publik Kemhan Brigjen TNI Hartind Asrin.

Lebih lanjut Wamenhan menjelaskan, beberapa pertimbangan strategis pentingnya modernisasi Alutsista TNI antara lain, pertama untuk mewujudkan kekuatan dan kemampuan Pertahanan Negara yang memiliki perbandingan daya tempur strategis baik skala teknologi militer maupun skala penangkalan.

Kedua, merupakan perimbangan kekuatan strategis suatu negara yang memiliki prasyarat kekuatan politik-ekonomi dan pertahanan militer. Ketiga, realisasi Revolution in Military Affairs (RMA) bagi suatu negara termasuk lndonesia untuk mewujudkan kekuatan minimal (MEF) sebagai instrumen negara untuk melaksanakan fungsi negara berdasarkan keputusan politik.

Wamenhan mengatakan, modernisasi Alutsista TNI diprioritaskan kepada Alutsista yang bergerak, sebagai contoh kendaraan tempur, kendaraan taktis, pesawat tempur, pesawat angkut, penangkis serangan udara, kapal diatas pemukaan dan kapal dibawah permukaan atau kapal selam.

Dalam rangka tercapainya target modernisasi Alutsista tahun 2014, maka pemerintah dalam hal ini Presiden telah membentuk membentuk High Level Committee (HLC) yang bertugas untuk mengendalikan dan mengawasi mulai dari perencanaan pembiayaan sampai dengan kegiatan pengadaan Alutsista.

HLC diketuai oleh Wamenhan dan terdiri dari pejabat Eselon I dari Bappenas, Kemkeu, Kemhan, Mabes TNI/Angkatan dan TKP3B (Tim Konsultasi Pencegahan Penyimpangan Pengadaan Barang/Jasa). TIM Konsultasi tersebut terdiri dari Irjen Kemhan, Mabes TNI, Mabes Angkatan, BPKP, LKPP, MoU Kemhan – KPK.

Sumber : DMC

Indonesia Tertarik AkuisisiLeopard 2 A6 Belanda

DEN HAAG-(IDB) : Indonesia tertarik membeli tank tempur Leopard Belanda. Pihak-pihak terkait masih mempelajari apakah rencana akan berakhir pada sebuah kesepakatan.
 
Demikian pernyataan Menteri Pertahanan Belanda, Hans Hillen Rabu malam (30/11) dalam perdebatan di Parlemen mengenai anggaran kementeriannya tahun depan. 

HAM

Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekonomi juga akan mengkaji perihal ini dan mengambil keputusan akhir. Mereka akan melihat apakah penjualan memenuhi syarat-syarat internasional yang berlaku, seperti penghormatan hak asasi manusia. 

Juga akan dilihat apakah negara pembeli telah memenuhi kewajiban internasionalnya serta pada situasi politik dan kondisi keamanan yang sedang berlangsung di sana.

Kriteria

Menurut anggota parlemen dari partai Kiri Hijau (GroenLinks), Arjan El Fassed, berdasarkan daftar kriteria tersebut, dari sekarang sudah bisa disimpulkan bahwa Belanda tidak bisa menjual tank-tanknya ke Indonesia. Hillen menekankan bahwa ada kriteria penjualan yang tinggi dan Parlemen mengontrol ketat hal ini. 

Partai Sosial Demokrat (PvdA) dan Partai Sosial (SP) sepakat dengan himbauan GroenLinks kepada pemerintah untuk tidak menjual tank ke Indonesia. 

Kementerian Pertahanan telah memutuskan, tahun ini akan menjual keseluruhan 60 tank Leopardnya sebagai bagian dari langkah penghematan drastis.

Sumber : RNW

Danlanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI M. Syaugi Terbang Dengan F-5 Tiger

MADIUN-(IDB) : Dengan dicabutnya embargo dan kerjasama dibidang militer 0leh Amerika Serikat, beberapa waktu lalu, maka keberadaan pesawat tempur F-5/Tiger II, yang dioperasionalkan oleh Lanud Iswahjudi, dapat lebih maksimal sehingga menambah panjang pengabdian pesawat tempur F-5 Tiger, terhadap NKRI.

Untuk membuktikan bahwa pesawat tempur F-5/Tiger II, masih layak dan masih menjadi salah satu pesawat tempur andalan TNI Angkatan Udara, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI M. Syaugi, bersama Kasiops Skadron Udara 14 Mayor Pnb Haris, menjajal pesawat tempur buatan Northrop Co USA, setelah mengalami modernisasi avionik dan weapon system beberapa tahun lalu.

Tak dapat dipungkiri dengan dicabutnya embergo dari negeri produsen, Paman Sam, kesiapan pesawat tempur F-5/Tiger II, yang masih menjadi tulang punggung TNI Angkatan Udara dapat lebih maksimal, sehingga layak bila masa pengabdiannya sebagai pengawal kedaulatan NKRI di udara diperpanjang lagi.

Namun demikian semuanya akan sia-sia jika para perawat (Teknisi) burung besi tersebut tidak maksimal dalam melaksanakan pemeliharaan. Untuk itu orang nomor satu di Lanud Iwj tersebut, selalu menekankanmelaksanakan perawatan sesuai dengan prosedur dan zero accident all mision.
 
Sumber : TNI AU