Pages

Selasa, November 29, 2011

TNI AU Bangun Hanggar Untuk Skuadron Super Tucano

JAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Udara mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan pesawat Super Tucano dari Brasil dengan membuat shelter di Skuadron Udara 21 Wing 2 Lanud Abd Saleh, Malang, Jawa Timur.

Rencananya, pesawat yang dibeli sebanyak 16 unit itu akan tiba secara bertahap mulai triwulan pertama 2012. Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama (Marsma) TNI Azman Yunus mengatakan, saat ini pembuatan shelter masih berlangsung. Pembuatan dilaksanakan setelah ada kepastian pemerintah untuk membeli pesawat yang berfungsi untuk counter insurgency itu. “Super Tucano sudah pasti dan mulai tiba 2012 nanti, makanya kita buatkan shelter,” ungkapnya, kemarin.

Pesawat buatan Embraer Brasil ini disiapkan untuk menggantikan pesawat tipe sama yang telah dipensiunkan, yakni OV-10 Bronco, yang beberapa pesawat di antaranya pernah mengalami kecelakaan.

Sumber : Sindo

Pesawat F-16 Hibah dari AS akan Tiba di Indonesia 2014

JAKARTA-(IDB) :  Juru Bicara Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin kepada VOA di Jakarta, Senin mengatakan dua lusin pesawat F16 pemberian Amerika Serikat yang telah diperbaharui akan tiba di Indonesia mulai 2014.
 
Hartind mengatakan pesawat F16 model block 25 ini akan diperbaharui (diremajakan) menjadi block 52, dengan teknologi terbaru dan akan tiba di Indonesia dalam posisi siap pakai.

Dengan tibanya 24 pesawat F16 kata Hartind, Indonesia akan memiliki tiga skuadron yang akan cukup kuat untuk menjaga teritorial udara.

Menurutnya Indonesia saat ini masih kekurangan pesawat tempur untuk menjaga kedaulatan terutama di udara.

Ia mengatakan, "Untuk Patroli diudara menjaga kedaulatan NKRI di udara gitu. Jadi akan patroli di daerah-daerah, tentunya di kita kan punya koops-koops (koops 1 sampai IV) yah, jadi dari Jakarta sampai ke Papua sana. Nanti deployment-nya sesuai dengan koops-koops yang ada tergelar itu. Dengan adanya itu kira-kira kita sudah mencapai ke minimum esensial force dari kekuatan angkatan udara Indonesia."

Lebih lanjut Hartind menjelaskan peremajaan 24 pesawat F16 milik Amerika itu akan dibiayai oleh Indonesia. Saat ini, kata Hartind, pihaknya masih terus merundingkan harga dengan pihak Amerika Serikat agar biaya peremajaan pesawat F16 tersebut bisa di bawah 760 juta dolar AS.

Proses peremajaan F16 ini, kata Hartind, diperkirakan makan waktu selama tiga tahun. Hartind juga membantah jika pesawat hibah dari Amerika itu adalah barang rongsokan.

Menurutnya, pesawat yang akan dimodernisasi di perusahaan penerbangan Lockheed Martin itu memiliki ketahanan sekitar 20 tahun dengan 4.000 jam terbang.

Ia mengatakan rata-rata penerbang menghabiskan sekitar 150 jam terbang per tahun.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan itu menambahkan penerimaan hibah pesawat ini dinilai lebih efektif dan efisien jika dibandingkan dengan membeli pesawat baru.

"Kalau beli baru, kita cuma dapat 6 (pesawat) dengan uang segitu, tetapi kalau kita up grade yang ada sekarang kita dapat 24," ujar Hartind.

Kesepakatan transfer pesawat tempur ini diumumkan oleh Presiden Amerika Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bali beberapa waktu lalu.

Sementara itu, pengamat pertahanan dari Universitas Indonesia Andi Widjajanto menilai hibah pesawat F16 dari Amerika Serikat itu lebih tepat dibanding pemerintah membeli pesawat tempur baru.

Andi Widjajanto mengatakan, "Karena kalau membeli pesawat baru, berarti kita akan hanya datang Sukhoi 2730. Berarti nanti seluruh skuadron pesawat tempur baru kita itu Sukhoi. Dan kita akan mengulangi masalah ketergantungan ke (hanya) satu produsen, yang berusaha kita hindari. Karena berusaha melakukan diversifikasi ini kalau kita merencanakan akan punya 4 skuadron sampai 2014 maka skuadron lainnya tidak bisa Sukhoi harus mencari pesawat tipe lain dan dari pabrikan lain. (Ini) sangat signifikan, terutama untuk memproleh penguasaan dan pengendalian di udara."

Namun Andi Widjajanto juga menambahkan, bahwa pemerintah Indonesia harus transparan terkait hibah pesawat dari Amerika itu.

Sumber : Voanews

Perusahaan Militer Ukraina Tawari Indonesia ToT MBT

JAKARTA-(IDB) : Perusahaan militer Ukraina, Ukrspecexport, menawarkan penjualan `main battle tank` kepada pemerintah Indonesia. Penawaran ini menyusul rencana pemerintah membeli tank-tank tempur utama ini dari Eropa.

Kepala Divisi Penjualan Asia Tenggara Ukrspecexport, Iurii Volovych, menyebutkan jika disetujui mereka siap melakukan transfer teknologi dengan pemerintah Indonesia. "Kami siap bekerjasama dengan BUMN manapun yang ditunjuk pemerintah," ujarnya saat ditemui Tempo di Hotel Aryaduta, Senin, 28 November 2011.

Tank Bulat yang ditawarkan ini merupakan Tank buatan Ukraina yang selama ini memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sedang untuk penjualan luar negeri Tank ini baru ditawarkan pada pemerintah Indonesia. "Kami melihat tank ini sangat cocok untuk kawasan Indonesia yang tropis," ujarnya.

Tank Bulat pertama kali diproduksi tahun 2004. Merupakan pengembangan dari main battle tank varian yang sama. Tank ini memiliki berat 45 ton dengan sistem senjata yang terintegrasi dan dilengkapi " gun-fire control syestem."

Untuk harga, Iurii menyebut untuk tank Bulat yang ditawarkan tidak lebih mahal dibanding Main Battle Tank sejenis. Harga per unit barunya tidak lebih dari US$ 2,5 juta. Sejauh ini, perusahaannya bisa memproduksi banyak tank, tergantung pesanan dari konsumen.

Sedangkan untuk kerjasama dengan Indonesia, perusahaannya siap melakukan kerjasama penjualan dengan sistem alih teknologi. "Penggunaan konten lokal juga dimungkinkan sesuai kemampaun perusahaan pemesan," ujarnya.

Saat ini Kementerian Pertahanan masih merampungkan rencana pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas dari beberapa negara Eropa. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyebutkan rencana pembelian masih dinegosiasikan oleh Angkatan Darat. "Kami sejauh ini belum tahu persis rinciannya karena kan urusannya juga banyak," ujar Purnomo Jumat pekan lalu.

Menurut Purnomo, tim dari AD masih merumuskan harga, jumlah, dan jenis alutsista yang akan dibeli, apakah baru atau bekas pakai. Termasuk menentukan spesifikasi alutsista yang akan dibeli. "Yang baru diputuskan itu membeli main battle tank dan itu tank berat," lanjut Purnomo. Namun, sejauh ini, pemerintah merencanakan pembelian tank Leopard bekas buatn Jerman.

Sumber : Tempo 

Pemerintah Melalui Menteri BUMN Setujui Pembangunan PLTN

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah akhirnya menyetujui pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) berkapasitas 200 kilowatt (KW) untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat.

Demikian disampaikan Menteri BUMN Dahlan Iskan pada seminar nasional tentang kebijakan energi nasional dengan tema "KEN, Sebagai Fondasi Terwujudnya Kedaulatan Energi Menuju Kemandirian Bangsa" di Gedung DPR, Jakarta, Senin.

"Melihat kebutuhan energi yang terus meningkat, saya telah menyetujui pembangunan PLTN berkapasitas 200 KW," kata Dahlan.

Dahlan menjelaskan bahwa pembangunan PLTN di Indonesia memang banyak menuai kontroversi. Tapi jika melihat dari peristiwa kebocoran radiasi di PLTN Fukushima Jepang, menurut Dahlan, pembangunan PLTN tetap bisa dilanjutkan. Hal itu mengingat dalam peristiwa meledaknya PLTN Fukushima akibat guncangan gempa tersebut tidak ada korban jiwa satu pun.

"Saya sudah bertemu dengan banyak orang Jepang. Jadi begitu ada pengusaha yang minta izin bangun PLTN saya langsung menyetujuinya," katanya.

Dahlan menambahkan bahwa setelah pembangunan PLTN berkapasitas 200 KW selesai, pemerintah juga telah menyetujui pembangunan PLTN tahap berikutnya sebesar 2 MW.

"Setelah PLTN 200 KW selesai, maka akan ada pembangunan PLTN berikutnya dengan kapasitas 2 MW," ujarnya.

Sumber : Antara

PBB Inspeksi Peralatan TNI di Kongo

KONGO-(IDB) : Menjelang akhir penugasannya, pasukan Satgas Kizi TNI Kontingen Garuda XX-H/Monusco menerima inspeksi peralatan dan perlengkapan dari Tim COE (Contingent Owned Equipment) PBB, di Bumi Nusantara Camp Dungu. Tidak seperti biasanya, inspeksi kali ini dilaksanakan pada hari Minggu (27/11/2011).
 
Perwira Seksi Logistik Satgas, Kapten Czi Eko Pur Indriyanto dalam paparannya menjelaskan bahwa alat peralatan satgas baik alat berat, maupun kelengkapan pendukung lainnya tersebar di tiga lokasi pekerjaan yakni rehabilitasi jalan Dungu-Duru, Dungu internal road serta pemeliharaan bandara dan Log Base.

Adapun Tim yang melakukan pemeriksaan terdiri dari enam orang yaitu Mr. James Boima (Siera Leone) sebagai Ketua Tim, Miss Kristina Zovanovic (Serbia), Mr. Solomon Shok (Nigeria), Mr. Yossey (Honduras), Mayor Naseer (Pakistan) dan dr. Serger Eric Honore Yobo (Pantai Gading).

Selesai mendengarkan paparan, Tim COE terbagi menjadi dua kelompok. Untuk pengecekan alat berat di lokasi pekerjaan dilaksanakan oleh  Mr. James Boima dan Miss Kristina Zovanovic. Sedangkan di Camp Bumi Nusantara dan Dungu internal road oleh Mr. Solomon Shok, Mr.Yossey dan Mayor Naseer.  Dalam Inspeksi kali ini, Tim COE langsung melihat alat berat yang sedang operasional di lokasi pekerjaan.

Dari keenam Tim COE tersebut mengakui bahwa Satgas Kizi TNI Konga XX-H/Monusco yang sudah 13 bulan bertugas di wilayah Dungu-Kongo, banyak mengalami kemajuan dalam perawatan maupun perbaikan alat dibanding hasil pemeriksaan sebelumnya, namun masih ada beberapa kendaraan yang tidak siap operasional karena belum tersedianya spare part yang diperlukan.

Pada Inspeksi yang hanya dilakukan satu hari itu, Konga XX-H/Monusco pimpinan Letkol Czi Widiyanto (Dansatgas) tersebut dapat memberikan gambaran nyata bagi Tim COE dari PBB bahwa dengan tingkat kesiapan peralatan yang ada Satgas Indonesia akan  mampu melaksanakan tugas sebagai sebuah Satuan Zeni untuk mendukung misi pemeliharaan perdamaian di Kongo.

Sumber : Seruu

Iran Menambah Jumlah Kapal Selam

TEHRAN-(IDB) : Armada Angkatan Laut Iran kembali diperkuat dengan tambahan tiga kapal selam kelas Ghadir, yang dibuat sendiri oleh Iran. Kapal-kapal selam tersebut dirancang khusus untuk beroperasi di perairan dangkal Teluk Persia. 

Menurut stasiun TV nasional Iran, Minggu (27/11/2011), tiga kapal selam baru tersebut akan ditempatkan di pangkalan AL Iran di Bandar Abbas, Iran selatan. Detail jumlah armada kapal selam kelas Ghadir milik AL Iran tidak diketahui pasti, ada sumber yang menyebutkan Iran baru mengoperasikan empat kapal selam jenis itu, tetapi ada juga yang menyebut Iran sudah memiliki 11 kapal serupa.

Kapal selam, yang dirancang bangun oleh Iran sendiri itu diklaim mampu menembakkan rudal dan torpedo sekali gus di perairan Teluk Persia yang dangkal. Teluk Persia adalah salah satu jalur pelayaran pembawa pasokan minyak bumi terbesar di dunia.

Iran terus meningkatkan kemampuan pertahanannya di tengah ancaman serangan negara lain yang mencurigai Iran sedang mengembangkan senjata nuklir. 

 Sumber : Kompas