Pages

Selasa, November 15, 2011

Pasukan Pemngamanan KTT Asean Tiba Di Bali

NUSA DUA-(IDB) : KRI Banda Aceh-593 yang merupakan kapal perang modern jenis Bantu Angkut Pasukan (BAP) buatan terbaru dari PT.PAL Indonesia, pada hari Rabu, 09 November 2011 jam 09.15 WITA telah tiba di dermaga perikanan Pelabuhan Benoa-Bali dalam rangka menurunkan (debarkasi) pasukan pengamanan KTT Asean ke-19 yang terdiri dari gabungan Paspampres, Polisi Militer dan pasukan khusus dari TNI AD, AL maupun Udara berikut peralatan dan kendaraan taktisnya.

Selanjutnya KRI BAC-593 akan turut serta dalam pengamanan wilayah perairan laut sekitar Bali sekaligus menjadi kapal markas bagi 6 kapal perang lainnya yang tergabung dalam Satgaspamwila KTT Asean 2011, dengan Komandan Satgas Danguspurlaarmatim. 

Kegiatan pengamanan dan penyekatan wilayah laut mulai dari sebelum, selama hingga sesudah pelaksanaan KTT Asean 2011 diharapkan mampu mencegah segala macam bentuk ancaman yang datang dari laut.

Sumber : Koarmatim

2012 Korps Marinir Menambah Satu Divisi Sorong Dan 34 Tank BMP 3F Baru

SURABAYA-(IDB) : Korps Marinir akan memiliki divisi baru yakni Divisi III Sorong-Papua pada tahun 2012 untuk melengkapi Divisi I (Pasmar-1) di Surabaya dan Divisi II (Pasmar-2) di Jakarta.

"Embrionya sudah lama ada di Sorong, yakni satu batalyon di Papua, tapi nantinya akan ditingkatkan menjadi brigade dan akhirnya divisi," kata KSAL Laksamana TNI Soeparno di Surabaya, Selasa.

Ia mengemukakan hal itu setelah memimpin upacara HUT ke-66 Korps Marinir di Lapangan Tembak Lettu Anumerta FX Supramono, Kesatrian Marinir Karangpilang, Surabaya.

Didampingi Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) A Fariz Washington dan Komandan Pasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Sturman Panjaitan, ia menjelaskan penataan itu akan mendorong adanya tiga divisi yakni Divisi I di Jakarta, Divisi II di Surabaya, dan Divisi III di Sorong-Papua.

"Jadi, pengamanan kawasan perbatasan Indonesia dengan negara lain tidak akan ditambah, karena sudah dianggap cukup. Apalagi Marinir memang bukan untuk pengamanan perbatasan laut," ucapnya.

Selain itu, Korps Marinir juga akan menambah tank BMP-3 F sebanyak 54 unit tank dengan 34 tank baru akan direalisasikan pada tahun 2012, sedangkan sisanya menyusul.

"Ke-54 tank baru itu akan ditempatkan di wilayah barat dan timur dengan sebagian tank merupakan produksi dalam negeri. Yang jelas, kalau alat tempur kita bisa dibuat di dalam negeri, ya kita beli di sini," ujarnya.

Kendati demikian, menurut KSAL, Korps Marinir itu bukan pasukan "ecek-ecek" (sepele). "Anda bisa lihat sendiri kesiapan personel dan materiil dari Divisi Infanteri 1 dan 2 dengan seluruh alat tempurnya yang didatangkan ke sini pada HUT ke-66 Koprs Marinir," katanya.

Upacara HUT ke-66 Korps Marinir yang diikuti 6.155 prajurit itu dimeriahkan dengn atraksi dari 12 tank PT-76 buatan Rusia yang dipakai dalam Pertempuran Trikora pada tahun 1960-an, tiga pucuk Launcher RPG yang pernah dipakai di Aceh dan Timtim, sekaligus demonstrasi terjun statik oleh 60 peterjun dan terjun "Freefall" oleh 11 peterjun yang turun secara bersamaan (bertumpukan).

Sebelumnya (14/11), istri Komandan Korps Marinir yang juga Ketua Gabungan Jalasenastri Korps Marinir, Ny Nita Alfan Baharudin, merayakan HUT Korps Marinir dengan mengunjungi anggota Marinir Wilayah Timur yang dirawat di Rumah Sakit Marinir, Gunungsari, Surabaya.

Sumber : Antara

Pemantauan Wilayah Timur Menjadi Prioritas TNI AU

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat, menegaskan, TNI AU memprioritaskan pemantauan wilayah udara di Indonesia bagian timur guna memperkuat sistem pertahanan udara.

"Pemantauan wilayah udara di bagian timur Indonesia akan ter"cover" seluruhnya setelah beroperasinya satuan radar 245 di Saumlaki Maluku serta satuan radar 243 di Timika Papua," kata KSAU saat memberi arahan pada upacara peresmian beroperasinya satuan radar 245 di Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku, Selasa.

Upacara tersebut dihadiri para pejabat di jajaran TNI AU serta Bupati Maluku Tenggara Barat beserta muspida.

Menurut dia, pembangunan satuan radar 245 Saumlaki ini merupakan wujud dari program strategis untuk meng"cover" situasi dan kondisi serta kerawanan wilayah udara bagian timur Indonesia terhadap pelanggaran udara.

KSAU menjelaskan, radius jangkau satuan radar di Saumlaki sejauh 240 mil laut ini akan "over lapping" dengan dengan satuan radar 241 di Beraun Nusa Tenggara Timur (NTT) serta dengan satuan radar 243 di Timika Papua.

"Satuan radar 241 di Beraun sudah beroperasi sejak, sedangkan satuan radar 243 di Timika dijadwalkan akan mulai beroperasi pada Februari 2012," katanya.

Setelah beroperasinya satuan radar di Saumlaki dan Timika, dia berharap seluruh wilayah udara di Indonesia bagian timur-selatan dapat ter"cover" oleh satuan-satuan radar yang saling "over lapping", yakni satuan radar 244 Merauke, satuan radar 243 Timika, satuan radar 245 Saumlaki, serta satuan radar 243 Beraun.

Dengan beroperasinya satuan radar 245 di Saumlaki, kata dia, maka gelar Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosek Hanudnas) IV di wilayah Indonesia bagian timur terus dapat diwujudkan karena di wilayah ini terdapat sejumlah obyek vital nasional serta jalur penerbangan internasional.

Pada kesempatan tersebut, KSAU menjelaskan, beroperasinya satuan radar 345 Saumlaki merupakan rangkaian dari sistem pertahanan udara nasional yang dilaksanakan secara terencana, bertahap, berkelanjutan, dan saling terkait dengan sistem pertahanan udara di seluruh wilayah Indonesia.

"Dioperasikannya radar di sejumlah lokasi di wilayah Indonesia, guna tercapainya penguasaan dan pengendalian ruang udara nasional melalui operasi pertahanan udara berupa deteksi, identifikasi, penindakan, sekaligus menetralisir ancaman," katanya.

KSAU menambahkan, jika melihat dari kondisi kemampuan, kekuatan dan gelar radar, TNI AU dihadapkan pada luasnya wilayah udara nasional Indonesia, sehingga belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan yang diharapkan.

Hal ini, kata dia, karena masih terbatasnya jumlah radar yang dimiliki untuk mengcover seluruh wilayah udara nasional serta usia radar aktif yang relatif tua.

Dengan keterbatasan tersebut, menurut KSAU, maka pelaksanaan tugas pengamatan dan pemantauan seluruh obyek yang bermanuver di wilayah udar Indonesia, belum dapat dilaksankan secara maksimal.

KSAU juga mengakui, pembangunan satuan radar di wilayah timur Indonesia agak terlambat dibandingkan dengan wilayah barat dan wilayah tengah Indonesia, karena keterbatasan anggaran TNI AU.

Namun, kata dia, TNI AU bertekad bisa secepatnya membangun satuan radar di seluruh wilayah Indonesia terutama di wilayah timur Indonesia.

Dia berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat atau minimal stabil seperti saat ini yakni 6,4 persen, sehingga anggaran untuk TNI juga bisa lebih baik guna lebih mengoptimalkan sistem pertahanan seperti satuan radar.

Pada kesempatan tersebut, KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat beserta pejabat di jajaran TNI AU juga meninjau operasional satuan radar 245 Saumlaki. 

Sumber : Antara

TNI AU Resmikan Pengoperasian Radar Di Saumlaki Maluku

AMBON-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat akan meresmikan satuan radar 245 di Saumlaki, Maluku, Selasa (15/11), guna memperkuat sistem pertahanan di wilayah timur Indonesia.

"Radar ini adalah sarana pemantauan udara yakni suatu sistem dari Kohanudnas (Komando pertahanan udara nasional) yang termonitor dari Jakarta," kata Imam Sufaat di Ambon, Senin malam.

KSAU menjelaskan, dengan beroperasinya satuan radar maka dapat melakukan pemantauan pesawat tempur, peluru kendali, pesawat komersial, maupun pemantauan lainnya seperti penangkapan ikan di laut.

Ia mencontohkan, dengan beroperasinya radar maka kecelakaan pesawat bisa segera termonitor lokasinya.

Satuan radar 245 di Saumlaki yang akan diresmikan pada Selasa (15/11), menurut dia, adalah satuan radar ke 18 dari target 32 satuan radar di seluruh wilayah Indonesia.

Menurut dia, setelah satuan radar 245 di Saumlaki, berikutnya juga akan segera diresmikan satuan radar di Timika, Papua, yang direncanakan pada Februari 2011, kemudian selanjutnya di Jayapura, Morowali, dan Kalimantan.

Sedangkan sebelumnya, kata dia, juga telah diresmikan beroperasinya satuan radar di Merauke, Papua.

Satuan radar lainnya yang telah beroperasi di wilayah timur Indonesia, menurut dia, adalah di Kupang Nusa Tenggara Timur serta di Biak, Papua.

"Jika satuan radar di Saumlaki dan Timika sudah resmi beroperasi maka tidak semakin menguatkan sistem pertahanan udara di wilayah Timur Indonesia. Tidak ada lagi blank spot karena seluruh wilayah timur Indonesia sudah tercover," katanya.

Pada kesempatan tersebut, KSAU mengakui, pembangunan satuan radar di wilayah timur Indonesia agak terlambat dibandingkan dengan wilayah barat dan wilayah tengah Indonesia, karena keterbatasan anggaran TNI AU.

Namun TNI AU, kata dia, bertekad bisa secepatnya membangun satuan radar di seluruh wilayah Indonesia terutama di wilayah timur Indonesia.

Dia berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia terus meningkat atau minimal stabil seperti saat ini yakni 6,4 persen, sehingga anggaran untuk TNI juga bisa lebih baik, guna lebih mengoptimalkan sistem pertahanan seperti satuan radar.

Dalam rangkaian kegiatan peresmian satuan radar 245 di Saumlaki, Maluku, pada Selasa (15/11), sebelumnya KSAU juga menyempatkan diri melakukan kunjungan ke Landasan Udara Hasanuddin di Makassar Selawesi Selatan serta Landasan Udara Pattimura berikut mess prajurit TNI AU di Ambon Maluku, pada Senin.

Sumber : Dephan

Israel Siapkan Pasukan Untuk Serang Iran dan Hizbullah

TEL AVIV-(IDB) : Koran Zionis Israel menyatakan bahwa militer rezim Zionis Israel telah bersiap-siap untuk menggelar kemungkinan perang dengan Iran atau Hizbullah Lebanon. Sejak beberapa waktu lalu,  pasukan Israel melakukan berbagai latihan intensif untuk menyiapkan diri.
 
Televisi al-Alam Senin (14/11) melaporkan, koran  The Jerusalem Post menulis, Brigade 13 Batalyon Golan Israel telah melakukan latihan intensif di atas gunung el-Karmil, sebelah utara Israel. Latihan itu guna persiapan kemungkinan penyerangan terhadap Hizbullah atau Iran.
 
Jerusalem Post yang mengutip salah satu Panglima Batalyon Golan menambahkan, latihan itu dilakukan untuk persiapan terhadap serangan pada waktu siang maupun malam, sehingga kesalahan militer Israel pada perang tahun 2006 di Lebanon tidak terulang lagi. 

Sumber : Irib

Jerman Tolak Bahas Serangan Militer ke Iran

JERMAN-(IDB) : Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle mengatakan, Berlin tidak akan membahas operasi militer terhadap Iran atas program nuklirnya dan menganggap itu kontra-produktif.
 
"Kami tidak mengambil bagian dalam diskusi tentang intervensi militer. Kami percaya diskusi seperti itu kontra-produktif dan kita menolak itu," kata Westerwelle di Brussels, Belgia pada Senin (14/11) seperti dilansir AFP.
 
Kanselir Jerman Angela Merkel pada tanggal 11 November menyerukan kepada masyarakat internasional untuk sepenuhnya memanfaatkan upaya diplomatik guna memecahkan sengketa nuklir Iran.
 
Dia mengatakan kepada harian berbahasa Jerman, Leipziger Volkszeitung bahwa masyarakat internasional harus memanfaatkan seluruh kapasitas untuk manuver diplomatik dan Berlin siap memberikan kontribusi.
 
Amerika Serikat, rezim Zionis Israel, dan beberapa sekutu mereka menuduh Iran mengejar tujuan militer dalam program nuklirnya dan telah menggunakan alasan ini untuk mendorong pengenaan sanksi terhadap Tehran serta menyerukan serangan ke negara Islam itu.
 
Iranberpendapat bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota IAEA, memiliki hak untuk mengembangkan dan memperoleh teknologi nuklir untuk tujuan damai.
 
Para pejabat Tehran berjanji memberikan respon mematikan atas setiap serangan militer terhadap Iran. Mereka juga memperingatkan bahwa setiap tindakan semacam itu bisa mengakibatkan perang yang akan menyebar di luar Timur Tengah. 

Sumber : Irib