Pages

Kamis, November 10, 2011

Pemerintah Incar Alutsista Bekas Eropa

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah Indonesia sedang mengincar sejumlah alat persenjataan dari luar negeri, khususnya produksi negara-negara di Amerika dan Eropa. Pasalnya, krisis ekonomi di Eropa rupanya menyebabkan beberapa negara di sana mengurangi kekuatan militer mereka.
"Artinya apa? Kalau kekuatan militer mereka banyak dikurangi, artinya mereka juga akan melakukan penjualan alutsista. Murah sekali gitu lah," kata Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, usai mengikuti sidang soal alutsista di kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 10 November 2011.

Menurut Purnomo, dinamika inilah yang sekarang ini sedang disikapi oleh pemerintah. Artinya, pemerintah sedang memilah mana yang sesuai dengan kebutuhan dan mana yang tidak. "Lalu dananya ada enggak? Tadi itu juga dibahas. Yang jelas, Prancis, Belanda, Jerman, Italia, Spanyol," katanya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah memberikan waktu selama dua minggu untuk menyikapi apakah ada alat-alat persenjataan yang diperlukan oleh pemerintah.

"Tapi dengan pesan tidak boleh melebihi dari pagu yang sudah ditetapkan. Kebijakannya itu tidak boleh melebihi US$ 6,5 miliar, "ujarnya.

Sayangnya, meskipun Purnomo mengatakan yang dilakukan pemerintah adalah modernisasi alutsista, toh peralatan yang sedang diincar ternyata bukanlah barang baru.  

"Saya kira second ya. Masalahnya yang penting tidak boleh melebihi USD 6,5 milliar," ujarnya.

Sumber : Tempo

Kontrak Pengadaan Alutsista Harus Sesuai Prosedur

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan pebisnis yang ikut proses pengadaan dan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) harus mengikuti prosedur.

"Ikuti kebijakan pemerintah, kemudian ikut membangun kemandirian industri kita sendiri dan kemudian pantas dan tidak ada penyimpangan dan kongkalingkong dan mark up seperti terjadi di waktu lalu yang negara sangat dirugikan," kata Presiden saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Kamis.

Kepala Negara mengingatkan pimpinan TNI dan Polri untuk memperhatikan hal tersebut, seraya berharap Kementerian Keuangan, Bappenas dan Kementrian Pertahanan mempunyai kerangka sikap yang sama.

Presiden juga menilai Indonesia perlu melakuan percepatan dan penajaman kebutuhan TNI dan Polri.

Presiden yakin dapat melakukan modernisasi dan pemenuhan kebutuhan alat persenjataan TNI dan Polri yang dalam beberapa tahun lalu mengalami masalah karena membaiknya perekonomian nasional.

Sumber : Antara

Komisi I DPR Siapkan Anggaran Pengadan Kendaraan Dan Perumahan TNI

PALU-(IDB) : Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin menyatakan bahwa Komisi I DPR siap membantu anggaran perumahan dan kendaraan operasional bagi TNI Angkatan Darat di wilayah Sulawesi Tengah.

"Kami usahakan untuk membantu pembangunan perumahan dan kendaraan bagi TNI. Insya Allah realisasi anggarannya pada tahun 2012," kata Tubagus kepada wartawan usai meninjau perumahan Komando Resor Militer 132/Tadulako dalam kunjungan kerja Komisi I DPR RI di Palu, Rabu.

Meski besaran anggarannya belum diketahui, namun Tubagus mengatakan, Komisi I DPR RI akan mengupayakan secara optimal untuk pengadaan kendaraan dan pembangunan perumahan khusus bagi prajurit TNI pada tahun 2012.

Menurut dia, berdasarkan informasi yang diterimanya, baru 40 persen prajurit TNI Angkatan Darat di wilayah Sulteng yang memiliki rumah.

Ia menuturkan untuk menjaga netralitas, anggota TNI tidak boleh berbisnis dan berpolitik.

Untuk itu, kata dia, sebagai konsekuensi logisnya, maka kebutuhan hidupnya harus dipenuhi dan kesejahteraannya juga ditingkatkan.

Tubagus juga menyinggung soal persenjataan dan sarana angkutan bagi anggota TNI di Sulteng yang masih kurang dan jauh dari harapan.

Sebab, kata dia, potensi konflik di wilayah Sulteng seperti di Poso masih ada, sehingga diharapkan ada persiapan yang matang, khususnya dalam hal sarana angkutan.

"Sarana angkutan sangat penting. Pasukannya siap, tetapi kalau sarana angkutannya juga tidak siap maka tentunya akan repot juga," katanya.

Kedatangan Tubagus bersama delapan anggota komisi I DPR RI lainnya ke Palu itu dalam rangka kunjungan kerja reses masa persidangan.

Selain meninjau perumahan milik anggota TNI, dalam kunjungannya, Komisi I DPR juga melakukan pertemuan dengan petinggi TNI Angkatan Darat, Laut, dan Udara untuk mendengarkan pemaparan tugas dan kendala yang dihadapi TNI saat ini.

Pertemuan yang berlangsung tertutup di Ruang Rapat Bendera Merah Putih Markas Korem 132/Tadulako itu dihadiri Komandan Korem 132/Tadulako Kolonel (Inf) Muslimin Akib, Komandan Lanal Palu Kolonel Laut (P) Budi Utomo dan Kepala Dinas Operasi Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin Kolonel PNB Palito Sitorus.

Selain masalah keamanan, Komisi I DPR RI juga membicarakan masalah telekomunikasi.

Adapun anggota Komisi I DPR RI yang berkunjung di Palu yakni Tubagus Hasanuddin, Roy Suryo, Lily Wahid, Paskalis Kosay, Sidarto, Salim Mengga, Tri Tamtomo, Indra, dan Ahmad Muzani. 

Sumber : Antara

Radar Bandara Baru Dengan Jangkauan Seluruh Nusantara Bahkan Sampai Australia

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah segera melakukan tender pengadaan radar bandara untuk memperbarui radar yang ada saat ini. Investasi radar baru diperkirakan memakan daana Rp 700 miliar.

Radar yang terdiri dari perangkat sistem jaringan pengatur lalu lintas udara Jakarta Automated Air Traffic Control System (JAATS) akan dipasang di Bandara Soekarno-Hatta dan fungsinya menggantikan JAATS lama yang masih beroperasi.

Menteri Perhubungan, EE Mangindaan mengatakan, JAATS yang sekarang ini digunakan bandara paling sibuk di Indonesia itu usianya sudah cukup tua atau 15 tahun.

Padahal, Berdasarkan ketentuan International Civil Air Organization (ICAO), perangkat sistem Air Traffic Control (ATC) hanya bisa dioperasikan maksimal 10-15 tahun.

"Karenanya saya minta agar dilakukan penggantian perangkat radar segera dilakukan karena perangkat itu penting untuk keselamatan, kelancaran dan kenyamanan penerbangan," kata Mangindaan di Jakarta, Rabu (9/11/201).

Dengan JAATS baru, jelasnya, jangkauan radar akan semakin luas yaitu hingga di Papua, Australia dan Pulau Natuna. Padahal Indonesia masih memiliki radar di timur Indonesia yang di pasang di bandara Hasanuddin, Makassar.

Deputi Senior Manager PT Angkasa Pura II cabang Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, Mulya Abdi mengatakan, sebenarnya sistem radar di wilayah barat telah dilakukan berlapis-lapis.

Selain JAATS, diback up dengan Jakarta Automatic Aircraft Control System (JASS), Emergency Jakarta Air Traffic System (e-JATS) dan sistem manual.

"Jadi sebenarnya untuk sistem radar di barat Indonesia sudah prima. Kami juga terus melakukan pembaruan dan modernisasi," jelasnya.

Saat melihat perangkat ATC yang dioperasikan Angkasa Pura (AP) II tersebut, Menhub langsung meminta agar perangkatnya segera diganti. Perangkat cadangan baru ini nantinya akan langsung menggantikan posisi perangkat JAATS yang ada sekarang.

Menurut Menhub, selama pengadaan JAATS yang baru untuk pengganti yang ada saat ini belum selesai, AP II sudah harus menyiapkan perangkat untuk back up atau cadangan. Perangkat cadangan JAATS ini harus sudah siap operasi paling lambat Desember tahun ini atau Januari 2012.

Penyiapan perangkat jaringan sistem radar yang baru itu, kata Mangindaan, harus diikuti dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM). Khusus di Bandara Soekarno-Hatta ini, masih dibutuhkan 100 personil ATC untuk menambah pelayanan.

Bagi Menhub posisi tenaga ATC itu sangat penting, dengan demikian AP-2 diminta agar memperhatikan kesejahteraanya. Tenaga ATC ini memiliki tanggung jawab pekerjaan yang tinggi dengan konsentrasi penuh demi keselamatan penerbangan.

"Kesejahteraan kepada tenaga ATC itu sangat perlu agar mereka benar-benar bisa kerja tanpa harus memikirkan masalah keuangan. Mereka ini beda, karena itu saya minta ini diperhatikan," kata Menhub.

Hasil peninjauan di lapangan, Menhub menyimpulkan, program yang sedang dijalankan AP II dan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub tentang pembangunan gedung dan jaringan radar baru di Soekarno-Hatta nantinya akan jauh lebih baik. "Jangkauannya tentu lebih luas dari yang ada saat ini," kata Menhub.
Sumber : Yahoo

Presiden : Kemandirian Alutsista Membutuhkan Rencana Jangka Panjang

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan bahwa alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang belum diproduksi di dalam negeri agar dalam jangka menengah dan panjang harus membangun kerangka kerja sama yang konstruktif seperti joint invesment, joint production, joint research and development.

Dengan demikian keuntungan ekonomi bisa didapatkan dan transfer teknologi juga terjadi dan pada saatnya nanti bisa diproduksi di dalam negeri. "Saya senang kebijakan dasar kita ini telah benar dilaksanakan dan apabila dilaksanakan semua mendapatkan keuntungan yang riil pengguna sendiri maupun industri pertahanan kita. Kita sama-sama meninjau PT Dirgantara Indonesia dan melihat langsung produksi bersama PTDI dan Airbus Military untuk pesawat angkut CN-295 dan mendemonstrasikan kemampuan untuk mendukung operasi militer," kata Presiden saat sambutan pengantar Rapat Kabinet Terbatas tentang pengadaan alutsista di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (10/11).

Menurut Presiden, alangkah baiknya pesawat semacam pesawat CN-295 tidak sebatas dikonsumsi oleh jajaran TNI/Polri, tetapi juga pengguna di dalam negeri sendiri dan pihak lain apalagi menggunakan APBN. "Kita ingin yang kita lakukan kerja sama Airbus Military dengan PTDI dan saya sudah mendapatkan penjelasan kerja sama Korea Selatan dengan PTDI untuk membangun jet tempur militer jangka panjang. Itu juga terjadi di jajaran industri strategi kita di PAL dan Pindad," katanya.

Di Bandung, kata Presiden, mulai membahas produksi kendaraan taktis militer yang mampu diproduksi PT Pindad dengan produksi lain. "Saya kira ini yang harus sungguh dijalankan sehingga in the long runbenefit sekali lagi didapat dimana-mana," kata Presiden.
benar-benar kita lebih mandiri dan lebih maju,

Sumber : Jurnas

Presiden Berharap Kebijakan Modernisasi Alutsista Tidak Di Korupsi

JAKARTA-(IDB) :  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan para pebisnis yang terlibat dalam pengadaan alat-alat utama sistem persenjataan (alutsista) agar tidak kongkalingkong atau melakukan mark up.
 
"Saya ingatkan pebisnis yang mengikuti di bidang (proyek) ini ikuti kebijakan pemerintah kemudian ikut membangun kemandirian industri kita sendiri dan pantas. Tidak ada penyimpangan dan kongkalingkong apalagi mark up seperti terjadi diwaktu lalu yang negara sangat dirugikan," kata SBY dalam pengantar Rapat Terbatas membahas Pengadaan Alutsista di kantor Presiden Jakarta, Kamis (11/10/2011).

Presiden meminta pimpinan TNI/Polri untuk betul-betul melakukan sistem pengadaan seperti ini dan juga berharap jajaran Kemenkeu, Bappenas, dan Kemenhan mempunyai sikap yang sama.
"Sehingga mindset yang kita harapkan nanti diberikan kepada Menhan, karena sebagai contoh untuk TNI Angkatan Darat dengan lobi dan negosiasi ternyata ada oppurtunity yang bagus antara sekarang sampai 2014 mendatang pegadaan alutsista yang belum ada sekarang," kata SBY.

 Sumber : TribunNews

Presiden : 2009-2014 Modernisasi Alutsista Diharapkan Bisa Terwujud

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjanjikan modernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) diwujudkan pada periode pemerintahannya sekarang.
 
"Insya Allah periode ini modernisasi alutsista yang selama 20 tahun tidak tercapai akan kita kejar." kata SBY dalam pengantar Sidang Kabinet Terbatas soal Alutsista di kantor Presiden Jakarta, Kamis (10/11/2011).

Presiden mengatakan modernisasi alutsista akan dilakukan all out dan pengadaannya bisa dipertanggungjawabkan.

"Sekarang pertumbuhan ekonomi kita meningtkat dan belanja negara juga meningkat maka karena itu kita menuntut peningkatan alutsista," kata SBY.

Sumber : TribunNews

Pemerintah Sinkronisasi Modernisasi Alutsista TNI POLRI

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah telah menetapkan kebijakan modernisasi pembangunan pertahanan utamanya jajaran TNI dan dalam skala tertentu Polri termasuk rencana pengadaan alutsista untuk jangka menengah dan jangka panjang. Selama pembangunan 2009-2014, pemerintah juga sudah ditetapkan dukungan pengadaan alutsista.

"Telah saya putuskan dan kita telah menyinkronisasikan kebutuhan pertahanan jajaran TNI/Polri dan dukungan anggaran yang dikelola oleh Kemenkeu dan dalam batas tertentu Bappenas," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pengantar Rapat Kabinet Terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (10/11).

Presiden mengajak memikirkan pengadaan tambahan alutsista di luar yang sudah disetujui. Padahal batas anggaran sudah ditetapkan. "(Jika itu terjadi) tentu kita bahas kembali," kata Presiden. Kepala Negara mengingatkan, kembali kebijakan dasar alutsista yang mengharuskan membeli produk dalam negeri.

"Wajib hukumnya menggunakan alutsista produk industri pertahanan kita manakala alutsista sudah bisa diproduksi oleh jajaran industri pertahanan kita. Kalau belum bisa kita mesti membeli dari negara sahabat tanpa konditionalitas (syarat) apalagi konditionalitas politik," kata Presiden.

Sumber : Jurnas

New Brand Airbus Military C-295 Aircraft to Indonesia And Open The Door For The A400M

MADRID-(IDB) : Airbus Military, the aircraft division of EADS military transport, has closed the sale of nine C-295 aircraft to Indonesia, which puts the European consortium in an excellent position to achieve a medium-term contract in this country with the A400M.
 
La operación, que todavía no ha sido anunciada oficialmente por EADS, forma parte de un acuerdo comercial más extenso con el socio local PT Dirgantara Indonesia , según explicó Alberto Gutiérrez , director de operaciones de Airbus Military, durante unas Jornadas del Sector Aerospacial organizadas por MCA-UGT, informa el diario El Economista . The operation, which has not yet been officially announced by EADS, is part of a broader trade agreement with local partner PT Dirgantara Indonesia, explained Alberto Gutierrez, chief operating officer of Airbus Military, during a Workshop organized by the Aerospace Sector MCA -UGT, reports the newspaper The Economist. 

Fuentes de EADS confirmaron al citado periódico que la colaboración con esta empresa aeronáutica de Indonesia incluiría un acuerdo industrial en el que parte de los aviones se ensamblarían allí, como ya ha ocurrido en otras ocasiones con clientes como Turquía. EADS sources confirmed to the newspaper quoted the company's partnership with Indonesia's aviation industry would include an agreement in which part of the aircraft be assembled there, as has happened in the past with clients such as Turkey. De hecho, ya se firmó un acuerdo de intenciones a comienzos de octubre para sustituir los Fokker 27 por el C-295. In fact, already signed a memorandum of understanding in early October to replace the Fokker 27 by the C-295.
 
No ha trascendido el importe de la operación, pero la venta podría rondar los 500 millones de euros, dependiendo de cómo se reparta la carga industrial. It has gone beyond the amount of the transaction, but the sale could be around 500 million euros, depending on how the industrial load is distributed. La operación supondrá un año de carga de trabajo para el área de aviones de transporte militar de ligero y mediano tamaño, cuyas estructuras se realizan y se montan, respectivamente, en las factorías de Airbus Military en las localidades sevillanas de Tablada y San Pablo. The operation will be a year of work load for the area of ​​military transport planes of light and medium size, whose structures are made and assembled, respectively, in the factories of Airbus Military in Seville town of Tablada and Paul.
 
La intención de la filial de EADS es que Indonesia sea uno de sus primeros clientes de exportación del A400M, ya que considera que el país puede necesitar este avión por su peculiaridad geográfica: tiene 250 millones de habitantes repartidos en cientos de islas. The intent of the EADS subsidiary is that Indonesia is one of its first A400M export customers, as it believes that the country may need this aircraft for their geographic peculiarity: it has 250 million inhabitants in hundreds of islands.

Source : Infodefensa

Pesawat C-17 dan Rudal THAAD Dipasangi Onderdil Palsu

WASHINGTON DC-(IDB) : Beberapa alat utama sistem persenjataan (alutsista) produksi Amerika Serikat ternyata kemasukan berbagai suku cadang palsu yang sebagian besar berasal dari China. Di antara alutsista AS yang ketahuan dipasangi suku cadang palsu itu antara lain pesawat angkut militer C-17 Globemaster III, helikopter CH-46 Sea Knight, dan sistem pertahanan antirudal THAAD.

Demikian hasil penyelidikan Komite Angkatan Bersenjata Senat AS yang dipaparkan dalam sidang komite tersebut di Washington DC, Selasa (8/11/2011).

Pesawat C-17 selama ini menjadi kuda beban andalan Angkatan Udara AS. Sementara helikopter berbaling-baling ganda CH-46 digunakan sebagai pengangkut pasukan di Korps Marinir AS dan sistem pertahanan THAAD (terminal high altitude area defense) digunakan oleh Angkatan Darat AS untuk mencegat rudal-rudal menengah sejenis Scud.

Para senator AS khawatir, terpasangnya berbagai onderdil palsu di sistem persenjataan utama itu bisa membahayakan keselamatan prajurit AS di medan tempur dan membahayakan keselamatan AS sendiri.

"Kami tak bisa menoleransi risiko adanya pencegat rudal yang gagal mengenai sasaran atau seorang pilot helikopter tidak bisa menembakkan senjatanya atau kegagalan operasi lain hanya karena adanya suku cadang palsu ini," kata Senator John McCain, satu dari dua senator yang pertama kali mengungkapkan kebocoran jalur pasokan suku cadang terhadap industri senjata AS tersebut.

Senator Carl Levin, yang menjabat ketua komite tersebut, mengatakan, tim penyelidik komite telah menemukan sedikitnya 1.800 kasus yang melibatkan sekitar 1 juta komponen elektronik palsu sejak 2009. Itu semua, kata Levin, baru puncak dari sebuah gunung es permasalahan serius ini.

"Kegagalan satu komponen elektronik bisa menempatkan seorang prajurit, pelaut, penerbang, atau Marinir kami terancam bahaya dalam kondisi yang paling buruk. Membanjirnya komponen elektronik palsu ini makin membuat kami sulit meyakini bahwa suatu saat (kegagalan) itu akan terjadi," tutur Levin.

Dicuci di sungai

Beberapa kontraktor utama sektor pertahanan AS, seperti produsen pesawat Boeing, produsen radar dan rudal Raytheon, dan produsen alat komunikasi dan modul komando L-3 Communications, tak luput dari pasokan onderdil palsu ini. Dari hasil pelacakan para penyelidik, 70 persen komponen palsu—yang sebagian besar adalah komponen elektronik—tersebut berasal dari China serta 20 persen lainnya dari Inggris dan Kanada. Mereka juga menemukan barang-barang yang berasal dari Hongkong, kemudian dikirim menggunakan truk-truk ke beberapa kota di China daratan, termasuk kota yang dikenal sebagai pusat pembuatan barang palsu, Shantou, di Provinsi Guangdong.

Menurut Richard Sharpe, wakil presiden perusahaan distributor komponen elektronik independen SMT Corp, pemalsuan itu dilakukan dengan membersihkan berbagai jenis komponen elektronik bekas yang dilepas dari alat-alat elektronik di pasaran. Komponen-komponen bekas itu kemudian dibersihkan dengan mencucinya di sungai atau membiarkan tersiram air hujan.

Setelah dicuci, komponen bekas itu lalu dikeringkan dengan cara dijemur di pinggir sungai dan dimasukkan ke ember. Komponen itu kemudian diproses kembali menjadi seperti baru, lengkap dengan kardus kemasan mirip aslinya.

"Pemalsuan yang dilakukan di Shantou tidak dipandang sebagai pelanggaran hak atas kekayaan intelektual atau sesuatu yang tidak pantas. Kegiatan itu justru dipandang sebagai 'inisiatif ramah lingkungan' untuk memanfaatkan kembali material komponen elektronik yang sudah dibuang," tutur Sharpe.

Letnan Jenderal Patrick J O'Reilly, Direktur Badan Pertahanan Rudal AD AS, mengatakan, pihaknya dirugikan hingga 4 juta dollar AS untuk mengganti komponen-komponen palsu ini dari tujuh kasus penemuan komponen palsu pada sistem pencegat rudal THAAD-nya.

"Kami tak ingin keandalan sistem THAAD seharga 12 juta dollar AS itu rusak hanya karena dua komponen (palsu)," tutur O'Reilly. 

Sumber : Kompas

Rusia Berjuang Selamatkan Pesawat ke Mars

MOSKOW-(IDB) : Badan Antariksa Federal Rusia hingga Rabu (9/11/2011) malam ini masih terus berjuang mengendalikan kembali wahana antariksa Phobos-Ground, yang sedianya dijadwalkan sudah dalam perjalanan menuju Phobos, satu dari dua satelit alam Planet Mars.

Wahana tersebut sukses diluncurkan dengan roket pendorong Zenit-2 dari tempat peluncuran Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan, Rabu lepas tengah malam waktu Moskwa (pukul 03.16 WIB atau hari Selasa pukul 20.16 GMT).

Pesawat tersebut melepaskan diri dari roket pendorong sebelas menit kemudian, dan seharusnya menyalakan mesin pendorongnya sendiri dua kali untuk melontarkannya ke jalur penerbangan menuju Mars. Namun, hal itu tak terjadi dan pesawat tersebut akhirnya terjebak di orbit Bumi.

Pihak Rusia sempat kesulitan mengendalikan pesawat itu karena terbatasnya jaringan komunikasi dari permukaan Bumi ke posisi pesawat di orbit.

Mereka bahkan sempat meminta bantuan dari negara-negara di Amerika Selatan untuk melacak keberadaan wahana seberat 13,2 ton itu secara visual. Para astronom amatirlah yang kali pertama mengetahui keberadaan wahana itu tersangkut di orbit.

Kepala Badan Antariksa Federal Rusia Vladimir Popovkin mengatakan, para teknisi di Bumi punya waktu tiga hari untuk mengeset ulang program komputer Phobos-Ground dan mencoba meluncurkan kembali ke arah Mars sebelum baterai daruratnya mati.

Popovkin mengatakan, setelah baterai mati, wahana antariksa itu masih mampu mengorbit Bumi hingga dua minggu lagi.

Wahana seharga 170 juta dollar AS itu dijadwalkan tiba di orbit Planet Mars pada September 2012, dan mendarat di permukaan Phobos pada Februari 2013. Pesawat itu kemudian akan mengambil sampel tanah dari permukaan satelit berdiameter 20 kilometer itu dan pulang kembali ke Bumi pada Agustus 2014.

Jika usaha penyelamatan Phobos-Ground gagal, maka pesawat itu dikhawatirkan akan jatuh ke Bumi membawa tujuh ton bahan bakar nitrogen teroksida dan hydrazine yang sangat beracun.

Sumber : Kompas