Pages

Selasa, Oktober 11, 2011

MEF Tahap Awal Ditargetkan Terpenuhi 2014

JAKARTA-(IDB) : Pertahanan (menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan program prioritas Kementerian Pertahanan pada tahun ketiga Kabinet Indonesia Bersatu jilid kedua adalah mewujudkan Minimmum Essential Forces (MEF) atau Kekuatan pokok minimum.

“Program MEF dibagi dalam tiga rencana strategis (Renstra). Pada renstra pertama hingga tahun 2014, MEF diharapkan terwujud minimal 30 persen khususnya pengadaan Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) untuk matra darat, laut dan udara,” kata Menhan Purnomo Yusgiantoro usai Rapat Koordinasi Bidang Polhukam di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (10/10).

Menhan menjelaskan Kementerian Pertahanan akan memulai pembangunan kekuatan dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara secara efektif dimulai pada tahun ketiga Kabinet Indonesia Bersatu II yaitu pada bulan Oktober 2011. Menurutnya, Anggaran untuk pengadaan Alat Utama Sistem Persenjataan akan diambil dari Anggaran Pinjaman Luar Negeri (APLN). Namun karena ada pesan dari pemerintah agar menggunakan pinjaman dalam negeri maka hampir 50 persen dari APLN untuk pengadaan Alutsista menggunakan pinjaman dari dalam negeri.

Menhan meyakini bahwa kekuatan pertahanan Indonesia di masa mendatang cukup kuat.

“Kekuatan pertahanan kita cukup kuat,” katanya.

Terkait pembiataan pengadaan Alutsista, Menhan mengatakan akan diupayakan dengan Surat Utang Negara (SUN). Artinya kredit eksport untuk pengadaan alutsista juga akan terus dikurangi.

Sumber : Jurnas

Aktivitas TNI ke Camar Bulan Mulai Meningkat

SAMBAS-(IDB) : Aktivitas TNI dan media cetak, televisi dan online yang akan ke perbatasan Camar Bulan, di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Selasa (11/10), mulai ramai sejak mencuatnya pemberitaan mengenai pencaplokan batas negara di daerah tersebut oleh Malaysia.

Dari pantauan di lapangan, tampak belasan anggota TNI menggunakan kendaraan roda empat dan sejumlah wartawan media cetak dan elektronik baik lokal maupun nasional ikut antri untuk menyeberang menggunakan kapal motor pelayaran Semah di dermaga Tanjung Harapan - Teluk Kalong, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas.

"Sejak pukul 04.00 para penumpang sudah banyak yang antri untuk menyeberang dari Tanjung Harapan ke Teluk Kalong," kata staf Dinas Perhubungan dan Informatika, Kabupaten Sambas, Suryadi Saleh saat ditemui di lokasi penyeberangan tersebut.

Suryadi Saleh mengatakan, terjadi lonjakan penumpang dari arah luar kota Sambas tujuan Kecamatan Paloh dalam dua hari terakhir sejak mencuatnya kasus pencaplokan dan klaim dari Malaysia bahwa Camar Bulan merupakan wilayah negara tersebut.

Dusun Camar Bulan, Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, memiliki luas sekitar 1.499 hektare dan Tanjung Datu memiliki luas 80.000 meter persegi. Wilayah Camar Bulan dihuni sekitar 170 keluarga atau 700 jiwa penduduk yang semuanya berwarga negara Indonesia.

Menurut Gubernur Kalbar Cornelis, ada 1.440 hektare wilayah Indonesia masuk ke Malaysia karena patok yang bergeser di titik tapal batas A88 - A156 Camar Bulan di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, ke dalam wilayah Sarawak, Malaysia.

Cornelis mengaku telah mendapat informasi bahwa Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) sudah memasukkan Camar Bulan ke dalam wilayah Malaysia. Dengan tegas ia meminta supaya tidak ditandatangani karena sangat merugikan Indonesia, khususnya wilayah administrasi Kalbar. Gubernur bertekad akan mengajukan protes ke pemerintah pusat kalau wilayah Camar Bulan dinyatakan bukan milik Kalbar.

TNI Berbenah, Alutsista Dimodernisasi Menyeluruh Semua Matra

KUTAI BARAT-(IDB) : Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengatakan, kenaikan anggaran TNI akan difokuskan untuk membenahi dan memperbaki alat utama sistem persenjataan.

"Kami ingin berbenah dan ingin lebih modern, tentu saja," katanya di Lapangan Sepak Bola Kampung Linggang Amir, Kecamatan Linggang Bigung, Kutai Barat, Kalimantan Timur, Senin.
Kasad hadir di Linggang Amir untuk membuka resmi kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-87 di Kutai Barat.

TNI, katanya, menyambut baik rencana kenaikan anggaran Kementerian Pertahanan, khususnya TNI, sebesar 35 persen atau sekitar Rp6 triliun.

Menurut Kasad, TNI sudah lama merencanakan untuk mengganti, memperbaiki, hingga mempermodern alat utama sistem persenjataan (alutsista).

Kenaikan anggaran untuk sistem pertahanan tersebut memang sudah lama dinantikan TNI. "Ya kami ingin membangun peralatan agar lebih maksimal menjaga dan membela, mempertahankan negara ini," tegas Kasad.
Menurut Kasad, saat ini TNI tetap berusaha memaksimalkan apa yang sudah dimiliki, baik dengan pemeliharaan ataupun modifikasi, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Senada dengan Kasad, Kepala Penerangan Kodam VI/Mulawarman, Kolonel Kavaleri Prantara, mengatakan, Kodam VI/Mulawarman akan merenovasi panser BT-50 agar tetap bisa dipakai dalam berbagai medan tugas.

Panser-panser itu, katanya, kemudian disebut retrovit (renovasi dan vitalisasi) BT-50. Sebagian panser-panser ini sudah berumur lebih 30 tahun.

Dengan renovasi tersebut, katanya, panser-panser tersebut tetap bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan tugas-tugas tentara mengawal Tanah Air.

"Kalaupun tidak dipakai lagi oleh TNI, bisa dialihkan untuk kesatuan lain. Atau tidak lagi untuk tugas tempur, tapi untuk pengendalian massa," papar Kolonel Kavaleri Prantara.

TMMD di Kutai Barat akan berlangsung selama 21 hari sejak Senin (10/10). Kegiatan tersebut diikuti satu kompi pasukan atau 150 personel dari berbagai batalyon di lingkungan Korem 091 Aji Surya Natakesuma (ASN) dengan dipimpin Letkol Inf Zulkifli, Komandan Kodim 0912 Kutai Barat.

Sumber : Antara

Marinir Latihan Terjun Payung Khusus di Laut

SURABAYA-(IDB) : Sebanyak 384 prajurit marinir berlatih penerjunan khusus di laut. Latihan dimulai di Bhumi Marinir, Gunung Sari, Surabaya, Senin (10/10/2011).

Latihan ditujukan agar pasukan marinir dapat dikirim dengan cepat ke daerah penugasan yang memakan waktu lama, jika harus dikirim lewat laut.

Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M Alfan Baharudin dalam pembukaan latihan mengatakan, kemampuan terjun payung atau Para Jumping Instruktur dan Para Dasar Rupanpur tentunya akan sangat menunjang pelaksanaan tugas yang diembankan Korps Marinir.  

"Diharapkan, para peserta mampu menjadi instruktur dan petunjuk, baik darat maupun laut, sehingga manakala kita mendapatkan tugas untuk melaksanakan serbuan amfibi dengan cepat ke suatu trouble spot. Jika menggunakan KRI, maka itu akan memakan waktu yang lama sehingga kebugaran dan kesiapan prajurit akan berkurang. Prajurit marinir siap untuk diterjunkan ke laut, dengan menggunakan teknik rubber duckrubber duck operations," kata Alfan. atau lebih dikenal dengan 

Pelatihan yang berlangsung pada 10 Oktober-3 November 2011 ini akan diikuti 384 peserta. 

Sumber : Kompas

Pangdam IV Diponegoro : Malaysia Bukan Ancaman Serius

SRAGEN – Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyatakan siap diterjunkan mengamankan perbatasan di kawasan Camar Bulan, Kalimantan Barat, yang diklaim pemerintah Malaysia.

Panglima Daerah Militer (Pangdam) IV Diponegoro Mayjen TNI Mulham Asrof mengaku, siap dengan kondisi terburuk sekalipun, yakni perang fisik.

“Yang namanya tentara tugasnya perang, yah harus siap dong,” kata Mayjen TNI Mulham Asrof kepada wartawan di Sragen, Jawa Tengah, Senin (10/10/2011).

Pangdam menegaskan, sudah menjadi tugas tentara menegakkan dan mengamankan kedaulatan NKRI dari ancaman asing.

Namun, kata Pangdam, perang bukanlah satu-satunya jalan untuk menyelesaikan persoalan. Meskipun, diakuinya, Malaysia bukanlah ancaman serius bagi NKRI.

“Meski (Malaysia) bukan ancaman yang serius, saya melihat klaim ini tidak begitu mengkhawatirkan, apalagi kita bertetangga, semua bisa dibicarakan baik-baik,” tuturnya.

Dalam hal ini, TNI tidak bisa berdiri sendiri, masih ada unsur lain diantarannya Kementerian Luar Negeri, untuk menempuh jalur diplomasi.

"Sehingga sudah ada tugas dan kewajibannya masing-masing. Dan saya kira pasti akan selesai dengan damai," jelas Pangdam. 

Sumber : Okezone:

Korea Selatan Ekspor Tiga Kapal Selam Ke Indonesia Senilai US$ 1,1 Miliar

SEOUL-(IDB) : Daewoo Shipbuilding & Engineering menyatakan telah menyepakati perjanjian dengan pemerintah Indonesia mengenai penjualan tiga kapal selam. Nilai perjanjian ini mencapai US$ 1,1 miliar.
 
Tiga kapal selam mulai dibuat pada November 2011. Pembuat kapal asal Korea Selatan itu menyatakan penjualan ke Indonesia tersebut menandai ekspor kapal selam untuk yang pertama kalinya.
"Kami telah melakukan pembicaraan dan menandatangani kontrak pengiriman kapal selam dengan Kementerian Pertahanan Indonesia," jelas manajemen Daewoo.

Sumber : Kontan