Pages

Sabtu, Oktober 08, 2011

Berita Foto : Peringatan HUT TNI Ke-66 Di Libanon

BEIRUT-(IDB) : Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/UNIFIL atau Indobatt menggelar upacara peringatan HUT ke-66 TNI di Lapangan Parade Soekarno, Markas Indobatt, Libanon Selatan, Rabu (5/10/2011). Tema peringatan HUT TNI ini 'Dengan Keterpaduan dan Profesionalisme, TNI Bersama Komponen Bangsa Siap Menjaga dan Menegakkan Kedaulatan Serta Keutuhan NKRI'.


Bertindak sebagai inspektur upacara peringatan HUT ke-66 TNI ini adalah Komandan Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa.


Komandan Indobatt Letkol Inf Hendy Antariksa menginspeksi pasukan.


Bertindak sebagai komandan upacara adalah Kasipers Indobatt Kapten Adm Arief Jatmiko Novianto.


Seluruh prajurit Indobatt mengikuti upacara peringatan HUT ke-66 TNI.

Sumber : Detik

Kapal Selam Baru Segera Bergabung Dengan Armada AL Iran

Kapal Selam Ghadir
TEHRAN-(IDB) : Kapal selam baru produksi dalam negeri Iran bernama Fateh akan segera bergabung dengan armada Angkatan Laut Republik Islam, dalam misi perlindungan kepentingan maritim negara ini. 
 
Fars News (6/10) melaporkan, sebelumnya empat unit kapal selam Ghadir telah bergabung dengan armada Angkatan Laut Republik Islam Iran beberapa bulan lalu, selain meningkatkan penjagaan wilayah maritim negara ini, sekaligus membuktikan bahwa para ahli dalam negeri mampu memproduksi salah satu sistem pertahanan paling rumit yang beberapa di antaranya bahkan lebih sulit dari produksi pesawat tempur. 

Kapal selam Fateh berbobot 600 ton dan termasuk tipe kapal selam menengah Republik Islam Iran, yang diperkirakan akan dikerahkan untuk menjaga wilayah perairan negara bersama dengan kapal selam Ghadir. Sama seperti Ghadir, kapal selam Fateh juga memiliki kemampuan bermanuver di perairan dangkal. Fateh mampu menjalankan misi hingga lima pekan di kedalaman lebih dari 200 meter. 

Saat ini Iran telah mengerahkan 10 kapal selam Ghadir berpatroli di perairan Teluk Persia. 

Tahun ini, untuk pertama kalinya Iran mengirim kapal selam Yunes kelas dolphin menjalankan misi di perairan bebas, guna menunjukkan kekuatan maritimnya. 

Dalam beberapa tahun terakhir, para ahli Iran terus mengembangkan riset teknologi produksi kapal selam tipe dolphin dan kilo. 

Sumber : Irib

Proyek KFX Cikal Bakalnya Pesawat F-33 Indonesia Korsel

RINDAM-(IDB) : Indonesia sempat menjadi negara pertama yang mampu membuat pesawat turboprop dengan sistem fly-by-wire N250. sebuah tehnologi yang hanya digunakan oleh pesawat tempur F-16.
Dunia saat itu tercengang, karena Indonesia tidak dikenal maju industri dirgantaranya. Sayang, krisis ekonomi yang terjadi pada 1998 ikut memupus program industri strategis tersebut, termasuk pengembangan pesawat jet nasional N2130. Harapan untuk mampu mengembangkan pesawat non sipil untuk kebutuhan TNI AU juga terhapus.
Setelah hampir 15 tahun mati suri, industri dirgantara Indonesia kembali dilirik pihak asing. Korea Selatan menawarkan kerjasama program pengembangan pesawat tempur Korean Fighter X (KFX). Dan, Juli 2010 lalu kesepakatan kerjasama kedua negara telah disepakati.
Proyek senilai US$ 6 miliar itu tadinya ditanggung sendiri oleh Pemerintah Korsel. Namun kesulitan finansial memaksa negeri ginseng itu mencari mitra pendanaan. Pilihan jatuh kepada Indonesia.
Indonesia sendiri akan mengambil bagian sebanyak 20 persen total biaya. Sisanya, 60 persen oleh Pemerintah Korsel dan 20 persen lagi oleh Korea Aerospace Industries Ltd. Dari pembagian ini, imbalan yang akan diterima Indonesia berupa pelibatan PT DI dalam pembuatan KFX, mendapatkan 50 unit KFX dan menjadi mitra pemasaran pesawat tempur tersebut.
Pemerintah Korsel sangat optimis dengan proyek ini. KFX direncanakan dapat terbang perdana pada 2020 dan pensiun 2050. Pesawat tempur ini dirancang sebagai pesawat tempur kelas menengah dengan kemampuan stealth (siluman). KFX dikabarkan akan lebih baik dibandingkan F-16 Block 52.
Setelah Indonesia bergabung dalam proyek KFX, Turki juga menyatakan ketertarikannya. Negara bekas kesultanan Islam ini menyatakan minatnya untuk bergabung dalam proyek pengembangan KFX.
Dengan bergabungnya Indonesia dan adanya minat Turki, menjadikan proyek KFX mirip pengembangan JSF-35 AS. Saat itu, AS menarik negara sekutunya untuk bergabung dalam pengembangan pesawat tempur tersebut. Ada kemungkinan Korea Selatan ingin membangun aliansi baru pertahanan di Asia?
Keterlibatan Indonesia dalam proyek ini, bisa jadi menguntungkan. Khususnya dalam rangka mengembangkan kemampuan merancang pesawat tempur untuk memenuhi kebutuhan pertahanan udara Indonesia.
Pesawat tempur KFX ini sejatinya akan dirancang untuk masuk dalam kelompok pesawat tempur generasi 4,5 yang berarti melebihi F-16 Block 52 dan harus mempunyai 6 kemampuan yaitu :
  1. kemampuan pesawat tempur untuk melakukan manuver ekstrim agar mendapat posisi serang paling menguntungkan (Air Combat Manuverability).
  2. Pesawat tempur harus bisa terbang lincah sehingga harus menggunakan teknologi fly by wire untuk kontrol penerbangannya.
  3. Penggunaan teknologi trust vectoring nozzles yang mampu mengubah-ubah arah semburan gas buang mesin jet agar pesawat tempur mempunyai kemampuan terbang dalam kecepatan rendah dan mampu melakukan belokan tajam.
  4. Kemampuan untuk terbang jelajah pada kecepatan supersonik dalam waktu yang lama.
  5. Radar pesawat tempur berkemampuan menjejak target diluar batas cakrawala atau beyond visual range
  6. Kemampuan menyerap dan membiaskan pancaran radar atau teknologi stealth.
Pesawat tempur KFX nantinya akan berkursi tunggal dan di sokong oleh mesin kembar setara dengan kelas General Electric F414 atau SNECMA M88 yang digunakan pada F/A-18E/F Boeing dan Dassault Rafale. Bila kerjasama Indonesia – Korsel berhasil maka pesawat tempur yang awalnya berkode KFX tersebut akan berganti nama menjadi F-33 dan di harapkan mampu mendongkrak kekuatan TNI AU  serta meningkatkan daya tawar Indonesia dalam pergaulan internasional.
Sumber : RindamVBrawijaya

Pemerintah Alokasikan USD 325 Juta Untuk Pembelian Alutsista Baru

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah menyiapkan dana sebesar USD 325 juta untuk pemenuhan kebutuhan pembelian pesawat tempur  TNI Angkatan Udara (AU).
 
“Kita mengalokasikan anggaran 225 juta dolar AS untuk angkutan sedang ini, tetapi kita mengikuti proses,” ujar Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letjen TNI Purn Sjafrie Sjamsoeddin di Lanud Halim Perdanakusuma, Jumat (7/10).

Sebelumnya bersama anggota DPR komisi I, III, dan VI, Wamenhan mengikuti demo terbang pesawat NC-295 buatan Spanyol dari Halim PK ke  Lampung, dan kembali lagi ke Halim.

Menurut Sjafrie, proses ini mencakup pertimbangan dari pengguna yakni TNI, DPR, dan pengambil keputusan (pemerintah).

Sjafrie menjelaskan, pemerintah tengah menjajaki pembelian pesawat yang nantinya akan diproduksi PT DI berdasarkan lisensi EADS Military.

Maggie Bergsma, Airbus Head of Media Relations Communications mengatakan, pihaknya  akan mengadakan tinjauan performa PT DI berikut pembekalan manajemen  sehingga memperkuat performa PT DI. Hal itu tidak hanya dalam memproduksi pesawat, tetapi juga dalam memasarkannya,” ujar Maggie.

PT DI sendiri kini sudah mampu membuat pesawat sesuai kebutuhan TNI. Kebutuhan alutsista yang dapat dipenuhi PT DI dibagi dalam empat jenis. Pertama, produk pesawat terbang militer tipe CN235 MPA sebanyak 1 unit senilai Rp350 miliar per unit pada 2012 untuk TNI AU.

Selain itu, juga bisa dibuatkan CN235 Patroli Maritim sebanyak tiga unit seharga masing-masing 30 juta dolar AS untuk TNI AL. Terakhir, pesawat pengganti F-27 dan NC-212 sebanyak 8 unit senilai USD 325 juta untuk TNI AU tahun 2011.

Kedua, kelompok helikopter jenis BELL 412 EP tipe serbu sebanyak delapan unit bernilai 85 juta dolar AS pada tahun 2011 dan 2012. Lalu BELL 412 EP tipe angkut delapan unit senilai USD 85 juta .

Selain itu, bisa juga dibuatkan helikopter jenis Fennec AS-550 sebanyak delapan unit seharga USD 90 juta pada tahun 2011. Ketiganya ditawarkan kepada TNI AD.

Adapun helikopter yang ditawarkan ke TNI AU adalah helikopter jenis EC-725 Cougar Combat SAR sebanyak enam unit bernilai USD 200 juta dan helikopter NAS-332 Super Puma sebanyak dua unit senilai Rp.370 miliar.

Sementara helikopter yang ditawarkan kepada TNI AL adalah tiga unit BELL 412 EP angkut sedang senilai USD 30 juta dan satu unit AS-565 Panther AKS sebesar Rp200 miliar.

Ketiga, PT DI juga siap menyediakan dua unit SUT Torpedo tipe 364 MKO untuk TNI AL senilai Rp60 miliar (untuk penjualan tahun 2013-2014).

Keempat, PT DI juga bisa menyediakan satu paket simulator terjun payung untuk TNI AD senilai Rp76 miliar.

Dengan demikian, total potensi pasar dalam negeri yang ingin digaet PT DI antara 2011-2014 adalah USD 905 juta plus Rp1,087 triliun. Itu setara Rp9,23 triliun.

Sumber : Kompas

Lanal Morotai Diresmikan Oleh Pangarmatim

MOROTAI-(IDB) : Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda TNI Ade Supandi, S.E meresmikan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Morotai di Kabupaten Pulau Morotai Propinsi Maluku Utara, Rabu (5/10).

Dalam peresmian tersebut dihadiri oleh Bupati Pulau Morotai Drs. Rusli Sibua, Komandan Lantamal IX Laksamana Pertama TNI Rahardjo Dwi Prihanggono, S.H, Danlanal Ternate Kolonel Laut (P) Untung Sukoco, Kabinda Maluku Utara Laksamana Pertama TNI Joko Hariyanto, Komandan KRI Slamet Riyadi Kolonel Laut (P) Eko Wahyono, Asintel Pangarmatim Kolonel Laut (P) Bambang Udoyo, Asrena Pangarmatim Kolonel Laut (P) Firman M, Asintel Danlantamal IX Kolonel Laut (P) Arif Sumartono, Aslog Danlantamal IX Kolonel Laut (T) Didik Joko Sukmono, Komandan Lanud Morotai Mayor Lek Damar Hari Sadewo, Dandim Tobelo serta pasukan upacara Perwira, Bintara, Tamtama, Polri, Pegawai Dinas Perhubungan serta siswa-siswi SMK dan SUPM Pulau Morotai.

Letkol Laut (P) Purwadi merupakan Komandan Lanal Morotai pertama yang mengemban tugas untuk memimpin Lanal Morotai. Lanal Morotai yang memiliki pintu masuk lalu lintas internasional melalui Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) III tentunya akan memicu munculnya kerawanan terhadap kemungkinan terjadinya tindak pelanggaran oleh kapal-kapal asing.

Dalam amanatnya Pangarmatim mengatakan, bahwa pembentukan Lanal Morotai merupakan salah satu realisasi kebijakan pemimpin tentang gelar pangkalan dalam rangka mewujudkan TNI AL yang dapat diandalkan dan dibanggakan oleh bangsa Indonesia. Pengembangan dan pembangunan TNI AL merupakan suatu tuntutan kebutuhan sebagai salah satu faktor pendukung dalam meningkatkan peran TNI AL sebagai alat negara di bidang pertahanan laut.

Pembentukan Lanal Morotai juga menandai semakin meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap negara kepulauan, tergugahnya jiwa dan semangat bahari nasional, serta orientasi pemerintah yang menyangkut pembangunan nasional pada aspek kelautan yang telah mendorong kesadaran untuk memelihara kekuatan pertahanan laut yang kuat untuk menjalin kepentingan nasional di laut.

Pesatnya perkembangan dinamika global pada aspek maritim, lanjut Pangarmatim, khususnya peningkatan kuantitas kapal-kapal asing pengguna laut di ALKI serta perairan-perairan perbatasan, memerlukan kehadiran satuan operasi TNI AL secara terus menerus dalam rangka penegakan hukum dan menjaga keamanan di wilayah yuridiksi nasional. Oleh karena itu, kehadiran satuan operasional TNI AL harus didukung dengan gelar pangkalan yang efektif, agar mampu mendukung kesiapsiagaan dan ketahanlamaan operasi.

Laut Maluku bagian Utara merupakan pintu masuk lalu lintas internasional lewat ALKI III, hal ini tentunya menjadi kerawanan dan kemungkinan terjadinya tindak pelanggaran oleh kapal-kapal asing, baik dalam pelanggaran hukum di laut ataupun gangguan keamanan seperti perompakan, pembajakan serta penangkapan ikan secara ilegal ataupun kejahatan lintas negara (transnational crime). Untuk mengantisipasi potensi kerawanan yang timbul maka perlu adanya monitoring, pengawasan serta pengendalian yang intensif oleh unsur-unsur TNI AL guna melindungi kepentingan nasional.

Secara historis, pulau Morotai memiliki catatan bersejarah dalam perang dunia ke II, bahkan oleh Jendral Dauglas Mc Arthur, Morotai disulap menjadi Pusat Komando Tentara Sekutu dengan membangun 7 lapangan terbang dan pelabuhan militer yang besar di Tanjung Dahegila sehingga kapal-kapal besar dapat merapat di pelabuhan tersebut. Berangkat dari catatan sejarah tersebut serta hasil analisis dan studi kelayakan suatu pangkalan militer, posisi Pulau Morotai sebagai titik awal dukungan operasi dipandang sangatlah strategis, guna memberikan dukungan logistik kepada unsur-unsur operasional TNI AL dan melakukan Monitoring, Surveilance and Controlling di kawasan Laut Maluku sebagai pintu masuk Utara ALKI III. Sehubungan dengan pertimbangan tersebut, maka pembentukan dan peresmian Lanal Morotai menjadi suatu kebutuhan yang sangat kita harapkan bersama.

Keberadaan Lanal Morotai juga akan mampu mengamankan hasil-hasil pembangunan yang dilakukan oleh Provinsi, maupun daerah setempat khususnya aspek kelautan. Dalam konteks semangat otonomi daerah, peran Lanal Morotai dalam melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut, hendaknya bersinergis serta menjadi pendorong bagi pelaksanaan pembangunan daerah sehingga mampu meningkatkan kemandirian daerah dan kesejahteraan rakyat. Terrealisasinya pembentukan Lanal Morotai tentu tidak terlepas dari dorongan, dukungan dan bantuan Gubernur Maluku Utara, Bupati Morotai, satuan TNI, instansi terkait serta segenap lapisan masyarakat.

Selain meresmikan Lanal Morotai, Pangarmatim juga melaksanakan peletakan batu pertama dilahan yang akan dipakai untuk pembangunan Mako Lanal Morotai. Selanjutnya dilaksanakan pembukaan selubung papan nama di gedung sementara Lanal Morotai dan pelaksanaan penanaman pohon Trembesi oleh Ibu Endah Ade Supandi di halaman Mako sementara Lanal Morotai.
 
Sumber : Koarmatim

Kopaska Dan Navy Seals Latihan Demolisi

SURABAYA-(IDB) : Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL dan US Navy Seal melaksanakan latihan penghancuran sasaran menggunkan bahan peledak (Demolisi) bertempat di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir Karang Tekok Situbondo, Selasa (04/10). Kegiatan itu merupakan rangkaian Latihan Bersama (Latma) Flash Iron 11-02 JCET antara Kopaska TNI AL dan US Navy Seal.

Pasukan khusus negeri Paman Sam itu memaparkan tentang sistim, cara kerja dan prosedur pengamanan dan penggunaan bahan peledak yang mereka miliki kepada personel Pasukan Katak yang mengikuti kegiatan Latma tersebut. Mereka membawa peralatan demolisi yang tergolong canggih dan belum dimiliki oleh militer Indonesia yaitu bahan peledak berbentuk padat jenis C4.



Mesikipun sudah tidak asing dengan peralatan demolisi namun pasukan khusus TNI AL itu tetap memperhatikan setiap instruksi yang disampaikan oleh personel Navy Seal dengan seksama. Satu persatu personel Kopaska mendapat kesempatan untuk merakit bahan peledak jenis C4 secara langsung. Selanjutnya mereka memasang peledak itu di sebuah lembah yang berada di area perbukitan Puslatpur Marinir Karang Tekok kemudian meledakkanya dari jarak yang aman.

Gladi demolisi itu disaksikan langsung oleh Komandan Satuan (Dansat) Kopaska Koarmatim Kolonel Laut (P) Yeheskiel Katiandago yang terus memantau jalannya latihan bersama Flash iron 11-02. Hasil yang didapat dari materi latihan demolisi itu bagi prajurit yang baru masuk jajaran Kopaska adalah mendapat pengetahuan baru tentang perakitan bahan menggunakan C4.

Sumber : Koarmatim

Iran Kembangkan Pesawat Tempur Canggih Baru

TEHRAN-(IDB) : Menteri Pertahanan Republik Islam Iran, Brigjend Ahmad Vahidi mengatakan Iran telah meluncurkan sebuah proyek baru terkait rancangan dan pembuatan pesawat tempur canggih baru.
 
Seperti dilaporkan IRNA, Menhan Vahidi Kamis (06/10) mengatakan Iran telah memiliki pengalaman yang cukup lewat rancangan dan produksi massal pesawat Saeqeh (Thunderbolt) dan Azaraksh (Lightening). Hal itu disampaikannya saat mengunjungi Pangkalan Udara Nojeh di kota Hamedan yang terletak 400 kilometer Barat Daya Tehran, ibukota Iran.

Di lain pernyataannya, Brigjend Vahidi menyebut keberhasilan mendisain dan memroduksi pesawat tempur canggih bukti kemampuan industri pertahanan Iran, sekaligus menggagalkan sanksi sepihak PBB yang dimotori oleh Amerika dan Eropa.

Sementara itu, Brigjend Mohammadreza Karshki mengatakan, bulan Februari lalu Angkata Udara Republik Islam Iran telah memulai proyek besar merancang dan membangun pesawat tempur paling canggih Iran. Ditambahkannya, proyek ini dikerjakan dengan kerjasama AU dan Dephan Iran.

Iran mengoperasikan skuadron pertama dari pesawat Saeqeh dalam pertunjukan udara bulan September 2010.

Sumber : Irib

Sistem Perisai Rudal AS Mulai Isolasi Rusia

MOSKOW-(IDB) : Rusia mengkritik upaya Amerika Serikat untuk memperluas sistem rudal NATO, menyusul kesepakatan baru yang akan memungkinkan penempatan kapal perang Amerika di pantai Spanyol.
 
Penyebaran kapal perang anti-rudal akan mewakili peningkatan yang signifikan dalam kemampuan sistem anti-rudal AS di zona Eropa, dan perjanjian dengan Spanyol tidak bisa menafikan kekhawatiran," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan pada Kamis (6/10) seperti dilansir Reuters.

Pernyataan itu muncul setelah Spanyol setuju untuk menjadi tuan rumah setidaknya empat kapal NATO sebagai bagian dari program militer untuk Eropa.

Kemlu Rusia mengancam untuk menghentikan kerjasama dengan Amerika terkait sistem lain program rudal bersama.

"Jika peristiwa itu terus berkembang, kesempatan untuk mengubah pertahanan rudal dari daerah konfrontasi menjadi subyek kerjasama, akan hilang," tambah pernyataan tersebut.

Program AS-NATO menyerukan penyebaran awal kapal berbasis anti-rudal balistik di Mediterania, diikuti oleh sistem berbasis darat di Rumania, Polandia dan Turki.

Pemerintah Moskow telah lama menentang rencana NATO itu, dengan alasan bahwa program perisai rudal tidak untuk mengamankan sekutu Washington di Eropa, tetapi secara efektif ditujukan kepada Rusia. 

Sumber : Irib

Kasal menerima Kunjungan Kehormatan Panglima Armada 7 Amerika

Kasal Terima Panglima Armada-7 Amerika
JAKARTA-(IDB) : Panglima Armada-7 Amerika Serikat Vice Admiral (Laksamana Madya) Scott Swift mengadakan kunjungan kehormatan kepada Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno di Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap Jakarta Timur, Jumat (7/10).

Kunjungan orang pertama di Armada Ketujuh Amerika Serikat yang didampingi Atase Laut USA di Indonesia Kolonel Adrian Jansen ini dalam rangka memperkenalkan diri sehubungan Laksamana Madya Scott Swift baru saja dilantik menjadi Panglima Armada Ketujuh AS pada 7 September 2011 lalu.

Menurut Panglima Armada Ketujuh Amerika Serikat Laksamana Madya Scott Swift negaranya memandang bahwa Indonesia sebagai negara penting di kawasan Asia Pasifik. Karena kepentingan inilah Indonesia dijadikan negara pertama yang ia kunjungi dalam rangka perkenalan dirinya selaku pejabat baru. 

Selain perkenalan, dibicarakan pula masalah keangkatanlautan kedua negara serta permasalahan maritim lainnya. Turut mendampingi Kasal pada penerimaan tersebut Wakasal Laksdya TNI Marsetio, M.M. dan Waasrena Kasal Laksma TNI Desi Albert Mamahit, M.Sc. Tampak Kasal Laksamana TNI Soeparno dan tamunya saat melaksanakan salam komando. 

Sumber : Poskota

Menhan Menerima Kunjungan Panglima Angkatan Tentera Laut Diraja Brunei Darussalam

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro, Kamis (6/10) di Kantor Kementerian Pertahanan RI menerima kunjungan kehormatan Panglima Angkatan Tentera Laut Diraja Brunei Darussalam, Laksamana Pertama (L) Dato Seri Pahlawan Haji Abdul Halim Bin Haji Mohd Hanifah SMB ndc, MA, psc.
 
Maksud kunjungan Panglima Angkatan Tentera Laut Diraja Brunei Darussalam kali ini adalah menyampaikan perkembangan kerjasama pertahanan, khususnya Angakatan Laut kedua negara. Selain itu dalam pertemuan tersebut juga di bahas peluang-peluang kerjasama bidang industri pertahanan dalam hal pembangunan kapal perang kedua negara.

Pada kesempatan kunjungannya itu, Laksamana Pertama (L) Dato Seri Pahlawan Haji Abdul Halim Bin Haji Mohd Hanifah juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Indonesia khususnya Kementerian Pertahanan RI, sehubungan dengan keikutsertaannya dalam kegiatan BRIDEX 2011 yang lalu.

Saat menerima kunjungan Panglima Angkatan Tentara Laut Diraja Brunei Darussalam, Menhan didampingi oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal), Laksamana Madya TNI Marsetio, M.M, serta sejumlah pejabat di jajaran Kemhan

Sebelum berkunjung ke Menhan, Panglima Angkatan Tentara Laut Diraja Brunei Darussalam telah bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Soeparno, Kantor Mabes TNI Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta.

Sumber : DMC

2013, Antonov 158 Garapan Iran-Ukraina Akan Beroperasi

TEHRAN-(IDB) : Direktur Perindustrian Pesawat Iran, Mohammad Ali Sirati menyatakan, "Pesawat komersial Antonov pertama yang diproduksi secara kolektif oleh Republik Islam dan Ukraina, akan bergabung dalam jalur penerbangan domestik Iran pada tahun 2013. 
 
IRNA (6/10) melaporkan, Sirati dalam jumpa persnya mengatakan, "Agar Antonov dapat disesuaikan dengan kondisi cuaca dan iklim Iran, kami telah membeli dua unit jenis pesawat tersebut lebih cepat dari jadwal produksi yang telah ditetapkan."

Satu dari dua pesawat Antonov tersebut akan beroperasi awal 2012. 

Sirati mengatakan, "Di akhir periode operasional dua armada pesawat itu, Iran akan memproduksi Antonov 158 dengan bantuan perusahaan induk Antonov di Ukraina dan menurut rencana, produk pertamanya akan dapat beroperasi pada tahun 2013."

Seraya menekankan pentingnya investasi di bidang ini, Sirati memaparkan, "Mengingat potensi pasar yang ada, kemungkinan Iran memerlukan 80 armada pesawat Antonov 158. Terlebih lagi, pemerintah menekankan poin bahwa pesawat tersebut harus diproduksi di dalam negeri."

Namun menurutnya, hingga kini belum ada angka pasti soal investasi yang diperlukan karena proyek ini harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pasar dan maskapai penerbangan nasional. 

Pesawat Antonov 158, memiliki kapasitas angkut 100 penumpang, mampu menempuh 2.500 kilometer dan dengan kecepatan maksimum 870 kilometer per jam. Pesawat ini mampu terbang pada ketinggian 11.600 meter di atas permukaan laut. Landasan pacu yang diperlukan hanya 2.000 meter dan masa efektif operasionalnya mencapai 80 ribu jam terbang atau 30 ribu penerbangan.

Perusahan Perindustrian Pesawat Iran menjatuhkan pilihan kepada pesawat Antonov 158 berdasarkan pada pertimbangan sisi ekonomis operasional dan pemeliharaannya. Diharapkan pesawat tersebut dapat memenuhi tuntutan penerbangan domestik dan internasional Iran. 

Sumber : Irib

AL Iran Mempunyai Hak Gelar Patroli di Perairan Internasional

TEHRAN-(IDB) : Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Habibullah Sayyari mengatakan, Iran memiliki hak untuk hadir di perairan internasional dan melalukan patroli di laut lepas.
 
"Kehadiran kami di perairan internasional tidak mencederai kepentingan negara-negara lain," ujar Sayyari seperti dikutip IRNA pada Senin (3/10).

Komandan Iran itu menegaskan bangsa Iran hanya menginginkan perdamaian dan bukan mencari perang, tetapi akan membela hak-haknya. "Teluk Aden merupakan bagian dari perairan internasional di mana kita harus hadir karena sensitivitas dan aspek ekonomi," tandas Sayyari.

Dia menambahkan bahwa Angkatan Laut Iran sejauh ini telah mengirim armada 15 ke laut lepas dan telah melindungi 1.300 kapal dagang dan tanker minyak.

Sejalan dengan upaya internasional anti-pembajakan, Angkatan Laut Iran telah melakukan patroli di Teluk Aden sejak November 2008 dalam rangka untuk melindungi kapal dagang dan tanker minyak yang dimiliki atau disewa oleh Iran atau negara lain.

Teluk Aden, yang menghubungkan Samudera Hindia dengan Terusan Suez dan Laut Mediterania, merupakan koridor energi strategis, terutama karena minyak Teluk Persia dikirim ke Barat melalui Terusan Suez.

Sumber : Irib