Pages

Senin, Oktober 03, 2011

TNI Persiapkan Armada Baru Untuk Ketiga Matra

JAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan berfokus mengembangkan sumber daya manusia dan pembangunan alat utama sistem persenjataan (alutsista) sampai 2014 mendatang. Panglima TNI Agus Suhartono mengatakan dua hal itu menjadi agenda yang mendesak dilaksanakan. Untuk mewujudkan hal tersebut ketiga matra TNI akan menambah divisi dan batalion.

"Postur dan struktur TNI yang dikembangkan ke depan bercirikan peningkatan profesionalisme TNI. Itu diwujudkan dengan memusatkan diri pada tugas-tugas pertahanan," katanya usai memimpin gladi resik upacara peringatan HUT ke-66 TNI di Markas Besar TNI Cilangkap Jakarta Timur, Senin 3 Oktober 2011.

Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad) akan menambah satu divisi linud, satu batalion armed, dua brigade infanteri, dan dua batalion infanteri. Satuan tempur setingkat brigade dan batalion juga akan dibangun di beberapa Komando Daerah Militer (Kodam).

Sementara itu, di bawah koordinasi TNI Angkatan Laut juga akan dikembangkan tiga armada, dari sebelumnya hanya dua armada dan tiga pasukan marinir. Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Suparno mengatakan Armada RI Kawasan Tengah akan dibentuk melengkapi armada kawasan timur dan barat.

"Karena ada tiga alur laut Indonesia dan tiga daerah rawan di setiap armada yang memerlukan pengawasan," kata dia. Pembentukan armada baru juga bertujuan agar alutsista lebih merata. Sedangkan pelaksanaan pembentukan armada akan dilakukan bertahap.

Tak ketinggalan, TNI Angkatan Udara juga akan membentuk empat skadron baru, terdiri dari berbagai pesawat dan helikopter serta tiga satuan radar dan tiga detasemen khusus. "Juga mengembangkan pasukan khas (paskhas) dan pembentukan beberapa pangkalan udara," kata Panglima Agus.

Sumber : Tempo

Kolinlamil MInim Dukungan Anggaran Maupun ALutsista

SURABAYA-(IDB) : Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yang bertugas melaksanakan pembinaan terhadap potensi angkutan laut nasional guna kepentingan pertahanan keamanan negara maupun pembangunan nasional didukung peralatan yang terbatas.  Selain unsur peralatan yang sudah tua, dengan kisaran usia dari 50 tahun, dukungan anggaran pemeliharaan Kolinlamil juga sangat terbatas. 

“Karena itu, pola kepemimpinan Komandan Satuan (Dansat) dan para komandan unsur sangat berpengaruh terhadap kesiapan KRI dan profesionalisme prajurit dalam melaksanakan pemeliharaan dan perawatan secara berkesinambungan terhadap seluruh alutsista yang dimiliki, yang pada akhirnya sangat menentukan kesiapan unsur-unsur tersebut untuk dioperasikan,” kata Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksamana Muda (Laksma) TNI Agung Pramono dalam upacara serah terima jabatan (sertijab) Komandan Satuan Lintas Laut Militer (dansatlinlamil) Surabaya di Lapangan Apel Mako Baru Satlinlamil Surabaya, Senin (03/10).  

Satlinlamil Surabaya, kata Pangkolinlamil dalam siaran persnya, bertugas melaksanakan pembinaan kekuatan dan kemampuan terhadap unsur-unsur organiknya termasuk di dalamnya pembinaan personel dan material berikut dukungan logistik dan administrasi dalam rangka kesiapan operasi angkutan laut militer (anglamil), maupun dalam rangka menunjang pembangunan nasional.  

Dansatlinlamil Surabaya berganti komandan dari Kolonel Laut (P) Irwan Achmadi kepada Kolonel Laut (P) Ferial Fachroni. Serah terima jabatan dansatlinlamil ini dipimpin oleh Pangkolinlamil. Hadir pada upacara tersebut Irkolinlamil, Aslog, Aspers, Asrena Pangkolinlamil, Komandan Satlinlamil Surabaya, Kadismatbek, Kadisharkap, Kadisku, dan Kadispen Kolinlamil serta para Komandan Unsur/KRI jajaran Satlinlamil Surabaya.  Usai upacara Pangkolinlamil didampingi pejabat teras Kolinlamil yang hadir pada upacara sertijab tersebut, melaksanakan penanaman pohon beringin putih di halaman kantor Satlinlamil Surabaya dilanjutkan dengan inspeksi ke KRI Banjarmasin-592 di Dermaga Madura Timur dan ke KRI Teluk Saleh-510 serta KRI Teluk Bone-511 di Dermaga Semampir Ujung Surabaya.

Sumber : Jurnas

Kapal Selam TNI AL Joint Production Korsel Menggunakan System Senjata Mutakhir

JAKARTA-(IDB) : Kapal selam untuk mendukung pelaksanaan tugas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dalam mengamankan wilayah laut Indonesia akan memiliki sistem senjata paling mutakhir.

Kapal selam ini merupakan buatan Korea Selatan yang dilakukan dalam bentuk joint production Indonesia-Korsel. "Kapal selam yang paling canggih saat ini tipe 214. TNI AL akan memadukannya dengan mengambil bodi kapal tipe 209 1.500 ton, tapi dengan sistem persenjataan 214," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno kepada wartawan usai menghadiri gladi bersih upacara peringatan HUT TNI di Markas Besar (Mabes) TNI di Cilangkap Jakarta, Senin (3/10). KSAL menambahkan, Indonesia telah memiliki kapal selam jenis 209 berbobot 1.300 ton.

KSAL menuturkan, saat ini kemampuan industri pertahanan dalam negeri belum mampu untuk membangun kapal selam. Karenanya pengadaan kapal selam ini dilakukan dalam bentuk joint production dengan Korsel. Kerja sama yang akan menghasilkan tiga unit kapal selam ini akan dilakukan di kedua negara.

Pembangunan kapal selam pertama dilakukan di Korea disertai pengiriman ahli dari Indonesia untuk mempelajari teknologinya. "Yang kedua separuh-separuh oleh kedua negara, dan yang ketiga baru di bangun di Indonesia," jelas KSAL.

Dijelaskan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di tempat yang sama, pengadaan alat utama sistem senjata (Alutsista) harus dibeli dari produksi dalam negeri. "Kalau belum bisa, kita lakukan joint production. Kalau joint production pun tidak bisa, boleh membeli, seperti kapal selam ini," kata Panglima. Namun demikian, kata Panglima, pembelian kapal selam buatan Korsel ini menguntungkan Indonesia karena dapat dilanjutkan dengan joint production sehingga terjadi transfer teknologi.

Pada Jumat (30/9) lalu KSAL mengatakan, biaya pembangunan tiga kapal selam ini menghabiskan dana Rp9,5 triliun. Pengadaan kapal selam untuk TNI AL ini menjadi prioritas setelah pengadaannya terlambat 2-3 tahun. Untuk menyusul keterlambatan ini, pengadaan kapal Selam tersebut akan dipercepat dari 30 bulan menjadi hanya 1,5 tahun.

Sumber : Jurnas

Meriam Kaliber 155 MM Korsel Segera Perkuat TNI AD

MEDAN-(IDB) : Gaya khas militer. Tapi, begitu bicara soal kampung halaman, jenderal bintang tiga kelahiran Medan 1954 itu begitu rileks dan antusias. Kenangan masa remaja masih begitu melekat di benak Letjen Azmyn Yusri Nasution, yang kini menjadi Pangkostrad.

Alumni SMA 2 Medan itu masih ingat betul, dulu suka main kebut-kebutan motor di kawasan bundaran dekat bandara Polonia, yang sekarang ada SPBU-nya.

“Dulu di situ penuh, kalau sore kebut-kebutan di situ,” ujar mantan Aster Panglima TNI itu, saat ditemui sejumlah wartawan, usai acara Kerja Bhakti Kostrad di Masjid Istiqlal dan Gereja Kathedral, Jakarta, Jumat (30/9).

Mantan Pangdam XVII/Cenderawasih itu tak memungkiri, di kala remaja dirinya nakal, seperti para remaja Medan pada umumnya. “Saya agak nakal. Nakal boleh asal tak jahat. Nakal itu biasa, laki-laki,” ujar alumni AKABRI 1977 itu.

Kampung halaman suami HS Hanum Siregar itu ada dua, yakni Medan dan Padangsidimpuan. Ini lantaran ayahnya, Kol Infantri HM Nurdin Nasution, dari Medan mendapat tugas menjadi bupati Padangsidempuan, dari 1960-1975.  Sekolah TK di Medan, lantas SD di Padangsidimpuan, mengikuti sang ayah.

Masa kanak-kanak di Padangsidempuan itu juga membentuk sifat karakter tentara yang tiga kali terjun di Operasi Seroja, Timtim, itu. Meski dari keluarga muslim, AY Nasution kecil begitu baur dengan umat Kristen.

“Di samping rumah dinas bapak saya ada gereja, teman bermain saya juga banyak yang beda agama. Saya sering bermain di gereja, menarik lonceng. Pagi jam enam datang ke gereja, menarik lonceng, sore datang lagi menarik tali lonceng lagi,” kata bapak dua anak itu.

“Masa kecil itu mempengaruhi saya,” imbuhnya. Kemarin, dengan mengerahkan 1.200 pasukan Kostrad, AY Nasution bersama Wali Kota Jakarta Pusat Dr H Saefullah, MPd, memimpin kerja bakti pembersihkan kawasan Masjid Istiqlal dan Gereja Kathedral. Bahkan, dia ikut naik perahu karet bersama sejumlah pasukannya untuk membersihkan kali di seputar Istiqlal.

Saat di Gereja Kathedral, didampingi Romo Broto,  pria yang mengeyam pendidikan di sejumlah negara itu juga tak sungkan masuk gereja, mengagumi arsitektur bangunan gereja.

“Jangan ada pejabat dan tokoh-tokoh masyarakat di Sumut yang membuat pengkotak-kotakan berdasarkan suku dan agama. Jangan dipilah-pilahkan, itu sangat tidak baik,” pesannya saat ditanya kondisi Sumut saat ini.

Budaya Batak, katanya, juga sangat membentuk karakternya. “Harus diingat, agama itu belakangan lahir, adat budaya duluan,” katanya. “Budaya, dalihan na tolu. Itu yang membuat Sumut bertahan, tak terganggu oleh pengaruh upaya perpecahan dari luar,” imbuh pria yang mengawali karir militer sebagai Danton 1/A Yon 521 DAM VIII/Brawijaya, itu.

Penugasan militer, yang selalu di operasi dan tak pernah di intelijen, membuatnya lebih bersifat terbuka dan selalu berpikiran positif.  “Berpikir positif, kreatif, dan optimis. Kalau di intelijen, harus curiga terus,” ucapnya berseloroh.

Eh, kapan Panglima biasanya balik Medan? Dia cerita, lantaran di Sumut tak ada kesatuan Kostrad, maka tak ada alasan dinas ke Medan. Jadi, ke Medan jika ada acara keluarga atau undangan resmi dari kolega. “Atau saat ziarah. Kuburan orangtua saya dan mertua saya, bertetangga, di Taman Makam Pahlawan di Medan,” pungkasnya.

Karya Bhakti

Dalam rangka peringatan HUT TNI ke-66 tahun 2011, seribu orang prajurit Kostrad melaksanakan karya bhakti di areal Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta Pusat, Jumat (30/9). Pemilihan lokasi, dilatarbelakangi cakupan wilayah Pembinaan Teritorial Makostrad dan terbatasnya tenaga yang dapat dipekerjakan oleh pengurus masjid, khususnya pada bagian sungai yang melintas areal Istiqlal.

Di areal masjid terbesar di Asia Tenggara yang diarsiteki oleh Ir Silaban, Panglima Kostrad menanam pohon Trembesi sebagai wujud partisipasi Letjen TNI AY Nasution terhadap program penghijauan nasional. Gereja Katedral juga merupakan sasaran karya bakti prajurit Kostrad yang berdekatan dengan Istiqlal. Pemilihan sasaran ini untuk menjaga keseimbangan dan kebersamaan antara penganut agama dalam mengimplementasikan Pancasila. Dengan peralatan yang sangat sederhana, prajurit Kostrad sudah mampu menyelesaikan sasaran karya bhakti dengan baik dalam tempo 3 jam. 

Turut hadir mendampingi Pangkostrad, Kaskostrad Mayjen TNI Hendra Rizal, para Asisten dan Kabalak Kostrad serta Wali Kota Jakarta Pusat. Wali Kota Jakarta Pusat turut menyambut pelaksanaan karya bakti prajurit Kostrad, karena selain membantu Pemkot Jakarta Pusat dalam penanganan kebersihan, juga sebagai wujud Kemanunggalan TNI dengan rakyat. Hal senada juga disampaikan oleh pihak manajemen Masjid Istiqlal maupun Gereja Katedral, bahkan mereka berharap ke depan kegiatan karya bakti Kostrad bukan yang terakhir.

Meriam Kostrad Produksi 1942

Setiap menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) TNI, persoalan alat utama sistem persenjataan (alutsista) selalu menjadi topik pembicaraan dan keprihatinan. Persenjataan berat yang digunakan Komando Cadangan Staregis Angkatan Darat (Kostrad) misalnya, meriam yang ada merupakan tipe 76 produksi 1942 dan 1948.

Meriam dengan jarak tembak 14 kilometer itulah yang digunakan Yonarmed 10/2/1 Kostrad saat menggelar latihan menembak di Lapangan Tembak Armed, Pusdikpassus, Batujajar, Jabar, sejak 28 September dan berakhir Senin (3/10) hari ini.

Meski demikian, sebanyak 826 personel Kostrad yang ikut latihan tetap semangat, saat ditinjau langsung Pangkostrad  Letjen TNI Azmyn Yusri Nasution, akhir pekan lalu. Dalam arahannya di depan pasukan, AY Nasution mengatakan, meski senjata-senjata berat yang digunakan sudah berumur tua, namun lantaran bagus perawatannya, meriam itu masih layak digunakan di pertempuran.

“Karena kita rawat dengan baik, maka masih layak dan ampuh untuk pertempuran,” ujar alumni AKABRI 1977 itu. Dia juga mengingatkan para prajuritnya agar serius berlatih. Alasannya, latihan yang memakan biaya Rp4 miliar itu harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat. Pria kelahiran Medan itu menyebutkan, satu peluru yang diluncurkan dari meriam itu harganya Rp12 juta.

“Ingat, sekali tembak Rp12 juta. Duuung…Rp12 juta. Duung…Rp12 juta. Semua uang rakyat. Jadi tak boleh main-main, harus serius. Lakukan yang terbaik dan tetap semangat,” pesannya.

Meski senjata berat yang digunakan sudah uzur, kepada wartawan AY Nasution mengatakan, yang terpenting bukan soal umur senjata. “Tapi harus dilihat sasarannya. Hancur nggak? Mati nggak? Kita nggak persoalkan tahun produksinya,” kata Mantan Pangdam XVII/Cenderawasih itu.

Kabar yang menggembirakan, dalam waktu dekat segera datang meriam tipe 105 dari Korea Selatan, yang jarak tembaknya bisa mencapai 14 kilometer. “Ke depan, TNI AD juga akan menyiapkan type 155, yang jarak tembaknya 50 kilometer,” ujarnya.

Saat latihan menembak di bawah terik matahari itu, AY Nasution juga ikut menembak dengan meriam. Dia juga ikut mendekati ke sasaran tembak yang jaraknya 7 kilometer dari pos penembakan, guna mengecek kena tidaknya sasaran. Yang memprihatinkan, teropong yang digunakan para prajurit Kostrad untuk melihat titik sasaran, juga sudah uzur, yakni teropong gunting produksi Yugoslavia tahun 1940. 

Sumber : HarianSumut

Kontingan Garuda XXXII - A / Minustah Diberangkatkan Ke Haiti

JAKARTA-(IDB) : Sebagai bentuk kesertaan Indonesia dalam kancah pergaulan dunia, Markas Besar TNI akan segera memberangkatkan kekuatan Batalion Zeni Komposit yang akan tergabung dalam Batalion Minsfah PBB ke Haiti, Kepulauan Karibia. Misi ini sesuai dengan mandat resolusi PBB yang ditegaskan dalam Sidang Umum PBB beberapa saat lalu.

Misi di Haiti ini (Mission Nations de Unites pour la rehabilitation de Haiti - Minusfah merupakan misi kemanusiaan yang dijalankan unsur militer negara-negara anggota PBB. Batalion Zeni Komposit akan bergabung dengan beberapa kompi serupa dari negara-negara yang telah lebih dulu mengirimkan kontingennya.

Kali ini, Batalion dari Indonesia itu dipimpin Letnan Kolonel Zeni Winarno. Mereka akan berada di Haiti selama 12 bulan dengan arahan misi dan supervisi dari PBB. Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono, melepas secara resmi keberangkatan mereka di Markas Besar TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.

Perwira penerarangan kontingen Indonesia, Letnan Satu Zeni Rofki, menyatakan, "Misi utama kami adalah membantu rehabilitasi sarana fisik yang hancur di Haiti akibat kerusakan yang ditimbulkan bencana alam. Itu tugas pokok kami."

Sebelum berangkat, batalion itu mendapat pelatihan dalam berbagai hal, mulai dari kursus bahasa Inggris dan tambahan bahasa Perancis hingga teknis khusus terkait bangunan. "Kami juga membantu pendirian kembali landasan bandar udara yang sempat hancur di sana," katanya.

Sumber : Antara 


167 Prajurit TNI Dikirim Ke Haiti

JAKARTA-(IDB) : Sekitar 167 personel Tentara Nasional Indonesia diberangkatkan ke Haiti untuk bergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB di Haiti (Mission des Nations Unies por la Stabilisation en Haiti/MINUSTAH).

Ke-167 personel TNI itu tergabung dalam Satuan Tugas KIZI TNI Kontingen Garuda XXXII-A/MINUSTAH 2011 dan dilepas keberangkatannya oleh Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Mabes TNI CIlangkap, Senin.

"Ini merupakan kontingen TNI yang pertama kali ditugaskan ke Haiti dan merupakan bukti penguatan kepercayaan PBB terhadap kemampuan pasukan TNI," katanya menegaskan.

Panglima menegaskan pula agar para prajurit dapat menjaga nama baik TNI dan bangsa serta negara Indonesia. "Para prajurit juga agar selalu menjaga prilaku dan sikapnya, menjaga diri dari penyakit dan lakukan pemeliharaan peralatan dan persenjataan yang digunakan agar maksimal mendukung tugas-tugas TNI selama di Haiti," tuturnya.

Satuan tugas ke Haiti dipimpin oleh Letnan Kolonel (Czi) Winarno dan berjumlah 167 orang terdiri atas 143 personel TNI Angkatan Darat, 21 personel TNI Angkatan Laut dan tiga personel TNI Angkatan Udara. Sebanyak 16 orang di antaranya perwira, 36 bintara, dan 115 tamtama.

Satgas KIZI TNI Konga XXXII-A/MINUSTAH akan bertugas di Haiti selama satu tahun. Satgas ini memiliki kemampuan melaksanakan tugas-tugas "vertical constructions" dan "horizontal constructions" dalam rangka mendukung tugas PBB di Haiti.

MINUSTAH atau Mission des Nations Unies por la Stabilisation en Haiti adalah misi perdamaian yang dibentuk PBB pada 2004 dengan misi, antara lain, memberikan bantuan kemanusiaan, pemulihan keamanan dan stabilitas serta rekonstruksi ekonomi pascagempa di Haiti pada 12 Januari tahun lalu.

Dewan Keamanan PBB melalui Resolusi 1908 tahun 2010 dan Resolusi 1927 tahun yang sama mengirimkan komponen personel yang akan terus ditambah sampai mencapai 8.940 orang serta komponen polisi sampai 4.391 orang.

Pengiriman satuan tugas dilakukan dalam tiga gelombang. Pertama pada 11 Agustus 2011 dikirim seluruh alat perlengkapan satgas dengan menggunakan kapal bersama tiga personel. Berikutnya pada 18 September dikirim "advance party team" dengan kekuatan 16 personel untuk menyiapkan basecamp dan akomodasi.

Terakhir, personel dikirimkan pada hari ini dengan penerbangan PBB dari Bandara Halim Perdanakusuma. 

Sumber : Antara

Tidak Semua Data Intelegen Bais TNI Berbagi Dengan BIN

JAKARTA-(IDB) : Dalam RUU intelijen, Badan Intelijen Negara (BIN) akan menjadi koordinator lembaga-lembaga intelijen, termasuk Badan Intelijen Strategis (BaIS) TNI. Menanggapi hal ini, Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono menilai tidak semua info dari BaIS pelu dibagi ke BIN.

"Pada dasarnya badan intelijennya TNI itu adalah pengumpulan data untuk kepentingan tugas pokok TNI. Jadi masing-masing badan intelijen memiliki peran masing-masing, memiliki fungsi dan tugas masing-masing. Nah untuk BaIS TNI adalah penyuplai informasi data intelijen yang digunakan untuk mendukung tugas pokok TNI," ujar Agus di sela-sela acara Gladi bersih HUT TNI di mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (3/10/2011).

Agus menambahkan selain informasi untuk tugas pokok TNI, ada info yang harus terus dibagikan ke BIN. Informasi seperti terorisme contohnya. Namun Agus menambahkan sebagai lembaga intelijen TNI, kendali BaIS tetap akan berada di tangan TNI.

"Tentu ada suatu tataran tertentu, misalkan masalah informasi tentang terorisme, itu yang bisa dikoordinasikan. tetapi tentang peran dan fungsinya masing-masing itu tentu tetap akan menginduk pada
organisasinya masing-masing. Karena pada dasarnya intelijen itu digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok," lanjut Agus.

TNI mengaku masih menunggu hasil akhir UU intelijen ini. Setelah itu baru TNI akan melakukan pendalaman dan pembahasan terkait koordinasi intelijen dengan BIN.

"Tapi dalam persepsi saya yang dikoordinasikan adalah masalah sharing informasi dan kegiatan-kegiatan yang sifatnya harus terkoordinasi," tutupnya.

Sumber : Detik

Kasad Mencoba Kehandalan Pesawat Tempur Sukhoi

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mencoba kehandalan pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara di Jakarta, Senin.

Sebelum menjajal kehandalan pesawat tempur buatan Rusia itu, Kasad Pramono Edhie mendapat pengarahan serta menjalani uji kesehatan dan tekanan darah oleh tim Kedokteran Penerbangan TNI Angkatan Udara.

Usai beristirahat beberapa saat putra mantan Komandan Resimen Pasukan Khusus Angkatan Darat (RPKAD, kini Kopassus), Sarwo Edhie Wibowo (almarhum), yang juga adik Ibu Negara Hj. Ani Susilo Susilo Bambang Yudhoyono itu langsung menuju pesawat Sukhoi SU-30MK2 yang akan membawanya terbang.

Dalam penerbangan sekitar 45 menit itu, Kasad didampingi penerbang Letkol Pnb Untung Suropati yang sehari-hari menjabat Komandan Skuadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar. Turut mendampingi di pesawat sejenis lainnya Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat yang terbang didampingi Mayor Pnb Vincent.
 
Kasad dan Kasau terbang diatas ketinggian 10 hingga 15 ribu kaki selama 45 menit meliputi wilayah Jakarta hingga ke Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.

Usai merasakan kehandalan Sukhoi, Kasau Marsekal Imam Sufaat menyematkan Wing Kehormatan Penerbang kepada Kasad Pramono Edhie, karena yang bersangkutan telah memberikan kontribusi berarti bagi kemajuan TNI Angkatan Udara.

Sementara Kasad Pramono Edhie kepada ANTARA menyatakan sangat bangga mendapat Wing Kehormatan Penerbang tersebut. Penghargaan Wing Kehormatan Penerbang sebelumnya telah diberikan kepada beberapa petinggi militer dan polri lainnya seperti Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno dan Kepala Polri Jenderal Pol Timur Pradopo.

Sumber : Antara

KRI Sultan Iskandar Muda-367 tiba di Lebanon

BEIRUT-(IDB) : Kapal perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Iskandar Muda-367 yang dikomandani Letkol Laut (P) Agus Hariadi tiba di Dermaga Beirut, Lebanon, untuk melaksanakan misi perdamaian.

Perwira Penerangan (Papen) Satgas Yonmek Konga XXIII-E/UNIFIL atau INDOBATT (Indonesian Battalion), Mayor Pasukan Banu Kusworo, kepada ANTARA News melalui surat elektronik dari Lebanon, Minggu, melaporkan bahwa KRI Sultan Iskandar Muda itu tiba di Lebanon pada 1 Oktober 2011.

"Kapal yang kedatangannya diterima oleh Wakil Komandan INDOBATT Letkol Mar Harnoko itu akan melaksanakan misi seperti yang sudah dilaksanakan dua KRI yakni KRI Diponegoro-365 dan KRI Frans Kaisiepo-368," katanya.

Sementara itu, upacara penyambutan kedatangan kapal Perang Indonesia di Dermaga Beirut itu dipimpin oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Lebanon, Dhimas Samodra Roem.

Acaranya juga dihadiri oleh Atase Pertahanan RI untuk wilayah Mesir dan Lebanon, Kolonel Laut (P) R. Teguh Isgunarto, Komandan Kontingen Indonesia, Kolonel Pnb Yulianta, dan Wadan Sektor Timur UNIFIL, Kolonel Laut (E) Joko Edy Supriyanto.

Selain itu, Dansatgas SEMPU, Letkol Cpm Dwi Prasetyo Wiranto, Dansatgas MCOU, Letkol Caj G.T Sirumorang, Dansatgas Indo FPC, Mayor Inf Henri Mahyudi dan beberapa staf kedutaan serta perwira TNI.














"Wadan Satgas Indobatt sendiri saat menerima kapal itu didampingi oleh Pasiplan, Mayor Mar Profs Degratmen, Kapten Mar Eko Budi Prasetyo dan Kapten Laut (KH) Iwan Riswanto," katanya.

Dalam pelayaran dari Indonesia ke Lebanon, KRI Sultan Iskandar Muda-367, menempuh jarak 6.555 mil laut, ditempuh dalam waktu satu bulan dengan singgah di beberapa negara di kawasan Asia.

Di Lebanon, kapal perang jenis Sigma ini tergabung dalam Satuan Tugas Maritim Konga XXII-C/UNIFIL dan akan bergabung dengan Maritime Task Force UNIFIL, bersama kapal dari negara lain.

"Untuk wilayah operasinya, KRI Sultan Iskandar Muda-367 akan melaksanakan tugasnya di salah satu zona laut dari beberapa zona yang menjadi tanggung jawab UNIFIL," katanya.

Untuk bergabung dalam satuan tugas Maritim, setiap kapal perang harus memenuhi beberapa persyaratan minimal, antara lain mampu mengoperasikan/mengendalikan Helly, melakukan operasi SAR laut, mampu melakukan pengisian BBM di laut, memiliki fasilitas kesehatan kelas satu dan memiliki "combat management system" secara "real time".

Persyaratan lain yang harus dimiliki oleh satuan kapal perang ini yaitu mampu melaksanakan "self protection", mampu mengidentifikasi kapal kawan/lawan, memiliki berbagai jenis persenjataan, memberikan bantuan kepada satuan Angkatan Laut Lebanon/Lebanese Navy dan kapal tersebut harus dilengkapi dengan helikopter.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Lebanon, Dhimas Samodra Roem, dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat datang di Lebanon dan bergabung dengan prajurit TNI lainnya dalam melaksanakan misi perdamaian.

Dalam waktu yang sama (1/10), Satgas Indobatt juga memperingati Hati Kesaktian Pancasila di Lapangan Parade Soekarno, Markas Batalyon, UN Position 7-1, Adshit Al Qusayr, Lebanon Selatan.

"Bertindak selaku Inspektur Upacara (Irup), Komandan INDOBATT, Letkol Inf Hendy Antariksa, dengan Komandan Upacara Perwira Food, Kapten Caj Supriyatna. Upacara yang digelar pukul 08.00 waktu setempat tersebut ditandai dengan pembacaan cuplikan `Tragedi Nasional` yang menyertai Hari Kesaktian Pancasila," katanya. 


Sumber :  Antara

Berita Foto : Gladi Resik TNI Ke - 66

JAKARTA-(IDB) : Jelang HUT TNI ke-66 sejumlah prajurit TNI di beberapa daerah melaksanakan gladi bersih memperingati HUT TNI, Senin (3/10). Gladi bersih dilakukan dibeberapa daerah diantaranya Makassar dan Jakarta. Untuk Jakarta pusat peringatan HUT akan dilakukan di Markas Besar TNI, Cilangkap Jakarta Timur. 

HUT TNI di Jakarta mengangkat tema "Dengan Keterpaduan dan Profesionalisme TNI Bersama Komponen Bangsa Siap Menjaga dan Menegakkan Kedaulatan serta Keutuhan NKRI". 






Sumber Antara

Aktor Dan Model Muda Hyun Bin, Jadi Duta Pertahanan Korsel

JAKARTA-(IDB) : Aktor dan model asal Korea Selatan, Hyun Bin, akan berkunjung ke Markas Komando Korps Marinir, Cilandak, awal pekan ini. Kepala Pusat Penerangan Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal Hartind Asrin mengatakan Duta Industri Pertahanan Korea untuk Indonesia itu datang atas undangan Kedutaan Besar Korea di Indonesia.

Hyun Bin dijadwalkan tiba di Jakarta, 4 Oktober, untuk tampil di Cilandak dua hari kemudian. Kedatangannya dalam rangka mempererat hubungan kerja sama Indonesia-Korea Selatan. "Korea Selatan kan sedang ancang-ancang untuk meningkatkan kerja sama pertahanan dengan Indonesia," katanya ketika dihubungi.

Indonesia dan Korea Selatan memang sedang giat menjalin kerja sama di bidang pertahanan. Tahun ini, kerja sama pengembangan pesawat tempur Korean-Indonesia Fighter Xperiment (KIF-X) dimulai. Kedua negara juga sedang membicarakan rencana jual-beli pesawat latih T-50 Golden Eagle. Indonesia sendiri menawarkan pesawat angkut CN-235 buatan PT Dirgantara Indonesia.

Delegasi Kementerian Pertahanan baru-baru ini juga berkunjung ke Korea Selatan untuk membicarakan rencana kerja sama lain di bidang jaringan sistem keamanan. Lawatan selama satu minggu itu dilakukan pada 19 September lalu. "Tapi kerja sama yang ini belum bisa diungkap," kata Hartind.

Pemerintah Korea Selatan menunjuk Hyun Bin sebagai Duta Industri Pertahanan karena popularitasnya yang cukup tinggi di Tanah Air. Aktor berusia 29 tahun ini memperoleh beberapa penghargaan atas perannya dalam drama televisi Secret Garden yang disiarkan jaringan televisi SBS. Ia juga populer sebagai bintang iklan Samsung Smart TV.

Hyun Bin yang lahir dengan nama Kim Tae Pyung bergabung dengan program wajib militer sejak Maret lalu. Ia ditempatkan di divisi infanteri tempur Korps Marinir di Pulau Baeknyeong dan akan bertugas di sana selama dua tahun.

Sumber : Tempo