Pages

Senin, September 19, 2011

Indonesia Segera Kembali Membeli Sukhoi Dan F16

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah terus memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista) tanah air. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mendatangkan pesawat tempur buatan Rusia yaitu Sukhoi. 

"Setidaknya kami akan mendatangkan satu skuadron Sukhoi," ungkap Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoto seusai rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin (19/9).

Satu skuadron tersebut terdiri dari 16 pesawat Sukhoi baru jenis Su-27. Selain pesawat Sukhoi, pesawat tempur yang bakal didatangkan kembali yakni pesawat F16 buatan Amerika Serikat (AS).

Purnomo menegaskan pembelian pesawat tempur mutakhir tersebut merupakan rangkaian program modernisasi alutsista 2010 sampai 2014. Pemerintah sudah menetapkan alokasi anggaran mencapai Rp 99 triliun yang terdiri dari Rp 32,5 triliun untuk pemeliharaan dan perawatan (harwat)dan sisanya Rp66,5 triliun untuk belanja modal alutsista.

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menambahkan beberapa persenjataan yang bakal dibeli di antaranya minimum battle tank. "Ini tank-tank utama yang mempunyai kaliber 120 mm," katanya.

Pemerintah juga bakal menambah jumlah tank amphibi serta sejumlah kapal perang untuk memperkuat TNI Angkatan Laut. "Kita juga mempersiapkan untuk membeli kapal pengganti Dewa Ruci karena sudah tua. Diganti dengan kapal kelas yang sama tetapi lebih besar," katanya.

Sumber: Kontan

Utang Pembelian Alutsista US$2,5 Miliar Segera Dibayar

JAKARTA-(IDB) : Mabes TNI lega mendapatkan kepastian pembayaran tunggakan pembayaran alat utama sistem senjata (alutsista) periode 2005-2009 sebesar US$2,5 miliar.

Penglima TNI Agus Suhartono mengatakan alokasi dana itu sudah pasti dari Menkeu Agus Martowardojo yang kini tinggal proses pencairannya.

"Itu ada juga pembiayaan 2005-2009 yang belum selesai. Itu harus dibayar dan tadi sudah ditetapkan US$2,5 miliar," ujarnya di Istana Presiden, hari ini.

Dia menambahkan pemerintah telah menetapkan pula dukungan dana pembelian alutsista baru untuk periode 2010-2014 dengan nilai mencapai US$4,5 miliar.

Dalam hal ini, ungkapnya, dana itu digunakan untuk berbagai peralatan militer, diantaranya tambahan pesawat tempur Sukhoi dan F16.

"Untuk kapal laut mulai dari kapal pengganti Dewa Ruci, yang sudah tua. Itu mau diganti dengan kelas yang sama, tapi agak lebih besar sedikit. Terus kapal perusak," ujarnya.

Sumber: Bisnis

Pemerintah Segera Memperkuat TNI AD Dengan Main Battle Tank

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah mulai membahas rencana pengadaan alat utama sistem senjata (Alutsista) melalui skema kredit ekspor bagi persenjataan yang belum dapat diproduksi di dalam negeri.

Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di Kantor Presiden Jakarta, Senin mengatakan, pembahasan penggunaan skema tersebut merupakan agenda rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Senin siang.

"Kita siang ini akan membicarakan mengenai kredit ekspor mana yang akan disetujui oleh presiden untuk itu. Kita ketahui bahwa saat ini kita berupaya pengurangan pembiayaan dari kredit ekspor akan lebih banyak diharapkan industri dalam negeri, oleh karena itu dari anggaran yang ada mana yang biasa diadakan di luar negeri kita alihkan ke dalam negeri dan yang memang belum bisa diproduksi di dalam negeri itu yang akan diarahkan pada kredit ekspor," kata Panglima TNI.

Agus mengatakan, sejumlah persenjataan yang belum bisa diproduksi di dalam negeri namun diperlukan dalam proses modernisasi peralatan TNI antara lain sejumlah pesawat tempur dan juga helikopter serta tank.

Untuk tank, ia mengatakan ada rencana untuk pengadaan tank bagi TNI Angkatan Darat mengingat usia tank yang dimiliki saat ini sudah tua.

"Hampir semua angkatan (membutuhkan modernisasi-red), angkatan darat tanknya sudah tua-tua, oleh karena itu kita juga akan mengadakan `main battle tank`. `Main battle tank` kita juga belum bisa buat, kita akan berupaya disetujui kredir ekspor sehingga bisa (membeli-red) `main battle tank` untuk angkatan darat," katanya.

Sementara untuk TNI Angkatan Laut, pembelian ke luar negeri kemungkinan dalam pengadaan helikopter, sementara kapal-kapal perang sudah ada yang bisa diproduksi di dalam negeri melalui skema kerjama sama produksi dengan pihak luar negeri.

"Kalau kapal, fregat sudah produksi dalam negeri kerjasama bersama kita dorong terus. Sementara ini kita pertimbangkan industri dalam negeri dengan produksi bersama," kata Agus.

Mengenai jumlah kredit ekspor, Agus belum bisa memastikan karena masih akan diputuskan dalam rapat kabinet terbatas yang dipimpin presiden dan Wapres namun perkiraan awal sebesar 6,5 juta dolar AS.

"Tapi itu belum pasti akan dilihat lagi," katanya.

Rapat terbatas tersebut dihadiri juga oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menkeu Agus DW Martowardojo, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam dan Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo.

Sumber: Antara

Update : Untuk Pengawasan Modernisasi Alutsista Dibentul HLC

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah menganggarkan sekitar Rp99 triliun untuk biaya perawatan dan pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) sampai dengan 2014.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro di Kantor Kepresidenan di Jakarta, Senin, mengatakan, alokasi anggaran itu merupakan salah satu hal yang dibahas dalam rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Ini program nasional yang langsung di bawah koordinasi Presiden," katanya.

Rapat terbatas di kantor presiden itu adalah rapat keempat yang membahas tentang alutsista. Menurut Purnomo, rapat tersebut juga membahas finalisasi daftar alutsista yang menjadi prioritas untuk segera dibeli atau diproduksi.

Purnomo mengatakan, sistem senjata yang masih dibutuhkan antara lain kapal selam dan kapal cepat rudal untuk angkatan laut, helikopter serbu dan serang, serta helikopter angkut untuk angkatan darat.

Pemerintah juga akan menentukan sumber pendanaan dari program penguatan alutsista itu. Menurut Purnomo, sumber dana itu bisa dari APBN, pinjaman dalam negeri, atau pinjaman luar negeri.

Dia menegaskan, pemerintah juga telah membentuk "High Level Committee", semacam kelompok yang bertugas untuk mengelola dan mengawasi proses pengadaan dan penguatan alutsista.

"High Level Committee" diketuai oleh Wakil Menhan, Sjafrie Sjamsoeddin dan beranggotakan sejumlah orang dari Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan, Bappenas, BPKP, LKPP, dan beberapa instansi pengawas internal di kementerian terkait.

Sementara itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Armida Alisjahbana mengatakan, pemerintah telah menganggarkan Rp99 triliun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 untuk penguatan alutsista.

Pemerintah membaginya menjadi dua alokasi anggaran, yaitu Rp32,5 triliun untuk pemeliharaan dan perawatan alutsista, serta Rp66,5 triliun untuk belanja modal.

Armida menjelaskan, Bappenas akan mengirim surat kepada Kementerian Keuangan sebagai rekomendasi tentang penguatan alutsista itu. Kemudian, menteri keuangan akan menentukan sumber pendanaan program tersebut.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo yang juga ikut dalam rapat terbatas menjelaskan, ada empat sumber dana program penguatan alutsista, yaitu sumber pendanaan rupiah murni, rupiah murni pendamping, pinjaman dalam negeri, dan pinjaman luar negeri.

"Ini adalah sumber pendanaan dari pertahanan keamanan, dan ini juga sudah direncanakan sampai dengan 2014," katanya.

Bahkan, menurut Agus, pemerintah telah menyusun rencana setelah 2014. Dia menjelaskan, pemerintah telah mengantisipasi jika pembelian atau produksi alutsista selesai setelah 2014.

Sumber: Antara

Pemerintah Anggarkan Rp 99 T Untuk Percepatan Modernisasi Alutsista TNI

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp 99 triliun untuk percepatan peremajaan dan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI yang sebagian berasal dari pinjaman luar negeri. Penggunaannya antara lain pengadaan tiga kapal selam TNI AL, tank TNI AD serta pesawat tempur Sukhoi TNI AU.

Demikian keputusan rapat kabinet terbatas rencana pengadaan alutsista TNI dengan pembelanjaan pinjaman luar negeri 2010-2014. Rapat berlangsung di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (19/9/2011).

"Sampai 2014 yang dibicarakan menyangkut anggaran sekitar Rp 99 triliun sebagai anggaran yang sudah masuk kedalam dateline dari RPJMN 2010-2014," ujar Kepala Bappenas Armida Alisjahbana.

Dana sebesar Rp 99 trilyun itu terdiri dari Rp 32,5 trilyun untuk pemeliharaan dan perawatan. Sedangkan Rp 66,5 trilyun sisanya untuk belanja modal. Pencairan dana untuk pelaksanaan proyek tersebut akan berlangsung secara bertahap mulai tahun ini hingga 2014 mendatang.

"Penetapan mulai sekarang, sehingga tiap tahun dialokasikan melalui mekanisme RAPBN dan APBN. Itu akan dimulai tentu mulai tahun ini, 2012 sampai 2014," ujar Armida.

Untuk keperluan pengawasan sekaligus percepatan pelaksaan proyeknya dibentuk High Level Commission (HLC) yang terdiri dari BPKP, Kemenkeu, LKPP, Kemenhan dan Bappenas. Komisi tersebut akan dipimpin oleh Wakil Menteri Pertahanan, Syafrie Syamsuddin.

"HLC itu akan ditetapkan melalui keputusan presiden dalam waktu dekat ini," papar Menhan Poernomo Yosgiantoro pada kesempatan sama.

Apa saja alutsista baru yang akan dibeli untuk TNI?

"Misal kapal selam, kita pesan 3 dan akan dibuat di PT PAL. Untuk udara, seperti helikoper angkut, helkopter serbu, pesawat sukhoi dan pengganti pesawat Bronco. Untuk darat, seperti tank. Kita juga lihat untuk kondisi di Kalimantan dan Papua cocoknya alutsista yang bagaimana," jawab Menhan.

Sumber: Detik

TNI AL Segera Menambah Tank Amfibi BMP-3F

JAKARTA-(IDB) : Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Marsetio mengatakan bahwa TNI Angkatan Laut segera menambah armada tempurnya yakni tank amfibi BMP-3F dari Rusia hingga menjadi satu batalyon.

"Akan segera kita tambah armadanya hingga menjadi satu kekuatan penuh, sekitar 54 unit," katanya ketika dikonfirmasi ANTARA usai membuka Lomba Pembinaan Satuan Korps Marinir di Markas Komando Brigif-2 Marinir di Cilandak, Jakarta, Senin.

Laksamana Madya Marsetio mengemukakan penambahan tank BMP-3F itu akan dilakukan secara bertahap sesuai rencana srategis TNI Angkatan Laut hingga 2024 dalam kerangka pembangunan kekuatan pokok minimum.

"Tentu kita lakukan bertahap pengadaannya, sesuai rencana strategis TNI Angkatan Laut," katanya.

Wakasal menuturkan Korps Marinir merupakan salah satu komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) selain kapal perang, pesawat udara dan pangkalan TNI Angkatan Laut.

"Karena itu, Korps Marinir juga memerlukan perkuatan baik dari segi personel maupun persenjataan," katanya.

"Pembinaan SDM terus dilakukan baik secara fisik maupun jasmani. Persenjataannya pun perlu terus ditingkatkan. Sehingga prajurit-prajurit marinir siap ditempatkan di mana pun, dalam waktu relatif singkat dalam kondisi apapun," ujar Marsetio.

Korps Marinir Indonesia telah mengoperasikan 17 unit tank amfibi BMP-3F dari Rusia sejak 11 Desember 2010. Kendaraan tempur infantri itu bahkan ikut dikerahkan pada operasi pembebasan kapal MV Sinar Kudus di Somalia pada April 2011. BMP-3F merupakan ranpur terkuat yang dimiliki angkatan bersenjata Indonesia dibandingkan PT-76 dan BVP-2 bahkan lebih mematikan dari tank yang dimiliki Angkatan Darat.

Semula Indonesia pada tahap pertama akan membeli 20 unit tank amfibi BMP-3F dengan anggaran Rp445 miliar pada 2009. Namun karena penyusutan nilai kurs rupiah maka dengan anggaran sebesar itu, Indonesia baru bisa membeli 17 unit

Sumber: Antara

Sekitar 1.000 Prajurit Marinir Saling Uji Kemampuan

JAKARTA-(IDB) : Sekitar 1.000 prajurit Korps Marinir dari Pasmar 1 Surabaya dan Pasmar 2 Jakarta, serta Brigif 3 Lampung saling menguji kemampuan dalam gelar pertandingan olah raga pembinaan satuan di Jakarta, Senin.

"Kegiatan ini merupakan pembinaan personel yang diwujudkan dalam pertandingan olah raga yang menitikberatkan pada kemampuan jasmani, fisik dan ketrampilan prajurit," kata Wakil Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Marsetio.

Berbicara saat membuka Lomba Pembinaan Satuan Marinir 2011 di Markas Komando Brigif 2 Marinir, Cilandak, ia menambahkan ajang ini juga bertujuan memunculkan bibit atlet unggulan baik di tingkat nasional maupun internasional.

"Terutama untuk cabang olah raga dayung dan menembak," katanya menambahkan.  


Ajang Lomba Pembinaan Satuan Marinir, lanjut Marsetio, juga merupakan arena untuk memantapkan kesiapan prajurit baik dari segi fisik maupun jasmani serta ketrampilannya untuk ditempatkan dimana pun, dalam kondisi apapun.

Kegiatan tahunan Korps Marinir itu berlangsung 19 hingga 27 September 2011 dan diikuti sekitar 1.000 personel dari 16 batalyon dari Pasmar 1, Pasmar 2 dan Brigif 3.

Sedangkan materi lomba yang dipertandingkan adalah menembak pistol, senjata laras panjang, dan tembak jitu.

Selain itu untuk materi lomba air dipertandingkan renang laut dan dayung perahu karet. Dipertandingkan pula halang rintang dan kebut gunung melintasi Gunung Gede pada 24-26 September 2011.

Sumber: Antara

Semua Matra Membutuhkan Modernisasi Alutsista

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono, Senin (19/9/2011), menyatakan, semua angkatan di TNI memerlukan modernisasi. Alat utama sistem senjata yang dimiliki Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sudah berusia tua. 

"Setiap angkatan butuh modernisasi. Tank A ngkatan Darat tua-tua . Angkatan Laut juga sama," ujar Agus sebelum mengikuti rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden.

Rapat yang dimulai pukul 11.00 itu membahas rencana pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). Dalam rapat, Presiden Susilo Bambang Yudh oyono dan sejumlah menteri terkait, seperti Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, akan mengambil keputusan pengadaan alutsista yang menggunakan kredit ekspor. "Mana yang akan disetujui Pak Presiden untuk kredit ekspor," ucap Agus.

Menurut Pangima TNI, saat ini Indonesia berupaya mengurangi pembiayaan dari kredit ekspor. Maka, pengadaan alutsista pun diarahkan pada industri dalam negeri. "Jadi, dari anggaran yg ada, mana yang bisa diadakan di dalam negeri, akan kita alihkan ke dalam negeri. Sedangkan yang belum bisa diproduksi di dalam negeri akan diarahkan ke kredit ekspor," ujarnya.

Dalam RAPBN 2012, Kementerian Pertahanan merupakan satu dari tujuh kementerian/ lembaga yang mendapat alokasi anggaran sangat besar, yakni di atas Rp 20 triliun. Alokasi tersebut diprioritaskan bagi upaya modernisasi alutsista.

Saat menyampaikan Keterangan Pemerintah atas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2012 beserta Nota Keuangannya, Agustus lalu , Presiden mengumumkan, Kementerian Pertahanan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 64,4 triliun. 

Sumber: Kompas

TNI Membutuhkan Sekitar US$6,5 Juta Kredit Ekspor Untuk Pengadaan Alutsista

JAKARTA-(IDB) : Panglima TNI Agus Suhartono mengatakan Tentara Nasional Indonesia membutuhkan sekitar US$6,5 juta pendanaan dari pinjaman luar negeri berupa kredit ekspor, untuk membeli alat utama sistem persenjataan  selama periode 2010-2014.

 Agus mengatakan  dalam rapat terbatas mengenai alutsista yang akan dipimpim Presiden Susilo Bambang Yudhoyono siang ini,  akan membahas peralatan mana saja yang pengadaannya  dilakukan dengan cara kredit ekspor tersebut.

 ”Tergantung dari mana peralatan disetujui, baru akan dihitung. Sementara ini kalau tak salah , kemarin memang  US$6,5 juta, tapi itu belum pasti,baru  siang ini [dirapatkan],”  kata Agus menjawab pertanyaan wartawan di Istana Presiden hari ini.

 Panglima TNI mengatakan pemerintah akan berupaya melakukan pengurangan pembiayaan dari kredit ekspor untuk  alutsista, dan diarahkan pengadaannya ke industri dalam negeri.

 Menurutnya, kalaupun dilakukan  kredit ekspor, hanya untuk alutsista yang belum bisa diproduksi di dalam negeri, seperti helikopter AKS, F-16, dan Sukhoi. Sementara untuk suku cadangnya  ada  yang sudah bisa diadakan dari dalam negeri, tergantung lisensi yang diberikan pabrik pembuatnya.

 ”Kredit ekspor tentunya apa-apa  yang belum bisa dirpoduksi di dalam negeri,” kata Agus.

 Agus mengatakan saat ini semua angkatan di TNI membutuhkan modernisasi peralatan, baik Angkatan Darat, Angkatan Laut dan angkatan lainnya.

Sementara untuk pengadaan kapal, ujarnya, pemerintah . cenderung mendorong produksi bersama.

Sumber: Bisnis

Berita Foto : Indobatt Latihan Menembak Bersama Pasukan Perancis

LEBANON-(IDB) : Seorang prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Yonmek Konga XXIII-E atau yang dikenal dengan Indobatt (Indonesian Batallion) menjelaskan tentang senjata SS-1 Vi kepada sejumlah prajurit Prancis sesaat sebelum melakukan latihan menembak di lapangan Tembak Sektor Timur UNIFIL, Ebel Al Saki, Lebanon Selatan.
Selain latihan menembak, juga dilaksanakan patroli bersama dan pengenalan kesenjataan kontingen Prancis, dengan tujuan meningkatkan kerjasama antara kedua kontingen dalam mengemban misi sebagai peacekeeper di Lebanon.

Seorang prajurit Prancis membantu sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Yonmek Konga XXIII-E atau yang dikenal dengan Indobatt (Indonesian Batallion) dalam melakukan latihan menembak dengan menggunakan senjata Famas milik Kontingen Prancis di lapangan Tembak Sektor Timur UNIFIL, Ebel Al Saki, Lebanon Selatan.

Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Yonmek Konga XXIII-E atau yang dikenal dengan Indobatt (Indonesian Batallion) meakukan demo menembak dengan menggunakan pistol disaksikan sejumlah prajurit Prancis saat melakukan latihan menembak di lapangan Tembak Sektor Timur UNIFIL, Ebel Al Saki, Lebanon Selatan.

Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Yonmek Konga XXIII-E atau yang dikenal dengan Indobatt (Indonesian Batallion) dan sejumlah prajurit Prancis sesaat setelah melakukan latihan menembak dengan menggunakan senjata Famas milik Kontingen Prancis di lapangan Tembak Sektor Timur UNIFIL, Ebel Al Saki, Lebanon Selatan.
Sumber: Antara

Prancis Tingkatkan Kerja Sama Pertahanan Denga Indonesia

PARIS-(IDB) : Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin mengakui Prancis sangat bersemangat dalam meningkatkan kerja sama pertahanan dengan Indonesia

"Prancis siap menandatangani kesepakatan antara kedua Menteri Pertahanan pada bulan November," ujar Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin usai mengadakan pertemuan dengan Menteri Muda Pertahanan Prancis, Marc Laffineur, di London, Minggu .

Dalam pertemuan dengan Menteri Muda Pertahanan Prancis Marc Laffineur, Wamenhan didampingi Kepala Badan Sarana pertahanan Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo, Asisten Perencanaan dan Anggaran Angkatan Udara Marsda TNI Rodi Suprasodjo dan Atase Pertahanan KBRI Paris Kolonel PNB Erwin B Utama.

Kunjungan mantan Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan itu ke Prancis adalah dalam rangkaian kunjungan kerjanya di tiga kota Berlin, Madrid dan Paris dalam upaya memantapkan kerja sama pertahanan dengan ketiga negara Eropa, yakni Jerman, Prancis, dan Spanyol selama seminggu dari tanggal 12 hingga 18 September 2011.

Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan bahwa latar belakang kunjungannya ke tiga negara khususnya ke Prancis adalah menindaklanjuti dari kunjungan Presiden Perancis Nicholas Sarkozy ke Indonesia tahun 2009 dan Perdana Menteri Perancis Francois Fillion.

Menurut Sjafrie Sjamsoeddin, kunjungannya ke Paris intinya adalah meningkatkan kerja sama pertahanan dengan Prancis dan memastikan konsep dari kesepakatan yang dilakukan antara kedua kepala negara dalam Partnership Cooperation Agreement dalam waktu dekat bisa ditandatangani antara Menteri Pertahanan kedua negara.

Tidak Bisa Bertemu Langsung

Dikatakannya hal itu menjadi pembahasannya dengan Marc Laffineur, yang berlangsung pada Minggu pagi, yang dalam pertemuannya itu Menteri Pertahanan Prancis tidak bisa bertemu langsung dengannya menulis surat pribadi untuk Sjafrie Sjamsoeddin, dan menyampaikan pesan agar kesepakatan itu bisa segera terlaksana.

Dari hasil pertemuan antara Wamenhan dengan Marc Laffineur, yang dilakukan pada hari libur, Minggu disepakati dokumen perjanjian kerja sama dapat dilakukan pada bulan November 2011.

Wamenhan menghargai kesungguhan dari pihak Prancis yang bersedia menerima rombongan dari Indonesia meskipun pada saat hari libur, Minggu sekalipun. Hal ini memberikan arti bahwa Prancis menilai hubungan pertahananya dengan Indonesia sangat penting, ujar mantan Panglima Kodam Jakarta Raya .

Menurut mantan pengawal pribadi Presiden Soeharto, hasil dari pertemuan itu ada lima bagian yang mendapat penekanan penting yaitu dalam dokumen kesepakatan yang akan ditandatangani tersebut yaitu dialog strategi pertahanan, "exchange intelligent", "capacity building", "peacekeeping" dan "defence industry".

Sjafrie Sjamsoeddin yang ikut dalam operasi Flamboyan di Timor Timur mengatakan kelima poin tersebut menjadi substansi dari kesepakatan yang akan ditindaklanjuti diantara kedua Negara yang mendapat respon positif dari Menteri Muda Pertahanan Perancis melalui suratnya.

Dalam pembahasan kesepakatan kerja sama pertahanan Defence Cooperation Agreement/DCA antara Prancis dan Indonesia itu disepakati untuk mengikutsertakan pihak swasta seperti dari Indonesia seperti PT Pindad , perusahaan Industri Manufaktur Indonesia yang bergerak dalam bidang Produk Militer dan Produk Komersial serta PT. Dirgantara Indonesia (PTDI).

Menurut mantan Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI , kehadiran Dirut PT Pindad dan PTDI dalam kunjungannya ke tiga Negara di Eropa itu juga dalam rangkaian modernisasi peralatan militer Indonesia.

Hal ini sejalan dengan kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menginginkan agar peralatan militer Indonesia perlu diperbaharui dalam rangka memenuhi kebutuhan modernisasi.

Untuk itu pemerintah meningkatkan anggaran pertahanan dalam upaya modernisasi, tidak luput dari ketelitian manajemen dan kecermatan serta pembelian berbagai alat dengan tepat guna dan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan TNI.

Mengenai arah kebijaksanaan industry pertahanan Indonesia, Kepala Staf Garnisun I DKI Jakarta mengatakan kebijaksanaan industri pertahanan Indonesia diharapkan akan menuju kemandirian sehingga perlu dilakukan berbagai langkah diantaranya transfer teknologi dengan melibatkan industri pertahanan yang saling menguntungkan baik dalam skala menengah yang didukung industri dalam dan luar negeri.

Menurut mantan Panglima Kodam Jakarta Raya, banyak negara mengakui keunggulan produk pertahanan Indonesia dan bahkan saat kunjungannya ke Airbus Militery di Sevilla, Spanyol , disebutkan bahwa saat ia menyaksikan perusahaan itu menyelesaikan berbagai pesanan banyak komponen pesawat yang dibuat di Airbus tersebut sekitar 40 sampai 60 persen diproduksi Indonesia.

Bahkan untuk CN 212, selain mesin, hampir 100 persen mengunakan suku cadang yang diproduksi oleh PTDI di Bandung. Ia menyatakan bangga suku cadang Indonesia digunakan oleh berbagai Negara dalam memproduksi pesawat semacam CN 235, NC295 dan CN212.

"Saya merasa bangga dan sebagai bangsa Indonesia meliat produki komponen yang diproduksi oleh perusahaan dari dalam negeri digunakan untuk membuat pesawat yang dilakukan Airbus itu merupakan suatu kehormatan dan membuat martabat kita meningkat," demikian Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin.

Sumber: Antara

Presiden Rapat Terbatas Bahas Pengadaan Alutsista TNI

JAKARTA-(IDB) : Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hari ini di jadwalkan kembali memimpin rapat terbatas di bidang politik dan hukum dan keamanan (Polhukam).

Dalam rapat tersebut, salah satunya akan dibahas tentang rencana pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan Pembelanjaan Pinjaman Luar Negeri Tahun 2010-2014.

Berdasarkan informasi dari Biro Pers Kepresidenan, Senin (19/9/2011), rapat terbatas akan di gelar di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, pada pukul 11.00 WIB.

Dalam pembukaan rapat terbatas bidang Polhukam sebelumnya, Kamis 8 September lalu, Presiden meminta agar dalam pengadaan peremajaan Alutsista untuk TNI dan Polri, tidak ada penyimpangan dan korupsi.

Orang nomor satu negeri ini juga meminta agar pengadaan alutsista dapat tepat sasaran.  

Sumber: Okezone

DI Sangat Kompeten, Kerjasama Dengan Airbus Military Bersifat Jangka Panjang

C 295 AEW
MADRID-(IDB) : Kolaborasi Airbus Military (AM), sebelumnya CASA, dengan PTDI telah melahirkan produk NC- 295, sebuah pesawat angkut militer taktis bermesin turboprop ganda.

Hal itu disampaikan Wamenhan RI Sjafrie Sjamsoeddin kepada detikcom melalui kontak Atase Pertahanan RI di Madrid, Kol. Caj. Erry Herman, Jumat (16/9/2011).

Dalam peninjauan ke Airbus Military yang terletak di Sevilla, Wamenhan didampingi oleh Wakasad Letjen TNI Budiman, Dirjen Strahan Mayjen TNI Puguh Santoso, Kabaranahan Mayjen TNI Ediwan P, Asrena Kasau Marsda TNI Rodi Suprasodjo, Athan Kol. Caj. Erry Herman, Dirut PTDI Budi Santoso, Direktur Restrukturisasi PT PPA Saiful Haq, Kol. Tek Sujatmiko dan May. Laut (KH) Isam Adi.

Seusai pertemuan dengan manajemen AM, Wamenhan menjelaskan bahwa kerjasama AM dengan PTDI sekurangnya memberi empat manfaat bagi kepentingan nasional.

"Pertama, tambahan penyerapan tenaga kerja 2000 orang. Kedua, prosentase kandungan lokal PTDI mencapai 40%-60%. Ketiga, peningkatan kemampuan produksi. Keempat, PTDI menjadi capture market di Asia Tenggara," papar Wamenhan.

Menurut Wamenhan, contoh produk AM yang dipasarkan ke Amerika dan Nigeria sudah menggunakan komponen PTDI, rinciannya CN-212 100%, CN-235 40-60% dan NC-295 40%- 60%.

"Perlu saya tegaskan di sini sesuai pembicaraan saya dengan AM bahwa PTDI bukan sebagai subkontraktor tetapi menjadi mitra sejajar. AM menganggap kerjasama dengan PTDI sebagai win- win solution," tandas Wamenhan.

Lanjut Wamenhan, pihak AM dalam hal ini Senior Vice President Asia Pasific Ignacio Alonso juga telah meyakinkan ke pemerintah RI bahwa PTDI mempunyai kemampuan untuk berkolaborasi dengan AM.

Versi militer 295 adalah pengembangan lebih lanjut dari pesawat angkut sipil Spanyol-Indonesia, yang dinilai sukses secara komersial di pasar internasional dari seri CN-235.

Patut dicatat, bahwa pesanan pertama seri 295 versi militer ini datang dari Angkatan Bersenjata Spanyol, yang menunjukkan keberpihakan mereka pada teknologi nasional.

C-295 dikembangkan dalam versi pengangkut militer dengan kapasitas 73 pasukan, 48 pasukan para, 27 brankar, 5 palet ukuran 2,24 x 2,74 meter atau 3 truk militer. Kemudian versi patroli kelautan/anti kapal selam serta versi peringatan dini udara dan pengendalian dengan kubah radar 360 derajat.

Saat ini C-295 dipakai oleh Angkatan Udara di 13 negara, yakni Finlandia, Ceko, Portugal, Spanyol, Polandia, Brazil, Aljazair, Chili, Kolombia, Mesir, Ghana, Yordania, dan Meksiko, dengan total jumlah ada 75 pesawat dan kontrak produksi per 4/8/2011 sebanyak 85 pesawat.

Sumber: Detik