Pages

Jumat, September 16, 2011

TNI AL Lantamal VII Kupang Laksanakan Uji Kelaikan

KUPANG-(IDB) : Bertempat di Dermaga Pelra Lantamal VII pelabuhan Tenau Kupang, Kasubdis Jitu Dislaikmatal ( Kepala Sub Dinas Uji Mutu) Mabesal Kolonel Laut (T) Heri Suyanto beserta rombongan melaksanakan uji kelaikan terhadap unsur Patroli dijajaran Satkamla Lantamal VII Kupang. Didampingi Aslog Lantamal VII Letkol Laut (T) Sony Agustoro, Rombongan dari Dislaikmatal melaksanakan uji terhadap  KAL Kembang, Patkamla P. Atauro, Patkamla Batu Ata dan Sea Raider.

Dalam rangka melaksanakan Tupoknya, maka kondisi teknis unsur laut Satkamla Lantamal VII  yang dimiliki diharapkan selalu dalam kondisi prima. Kondisi teknis unsur laut yang prima mengandung arti, bahwa unsur laut tersebut harus dapat beroperasi dan melaksanakan fungsinya sesuai dengan fungsi asasinya, sehingga pencapaian hasil dari penugasan yang diberikan akan dapat dilaksanakan dengan optimal oleh unsur-unsur laut dibawah satkamla VII kupang. Penentuan kondisi teknis unsur laut agar berfungsi sesuai fungsi asasinya dilakukan melalui serangkaian proses uji kelaikan. 

Penyelenggaraan uji kelaikan merupakan rangkaian dari fungsi kelaikan yang harus dilakukan dalam sistem pembinaan kelaikan material TNI AL. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi terjadinya kecelakaan pada saat operasi, dalam rangka mendukung kebijakan zero accident

Tujuan Uji  kelaikan oleh jajaran Dislaikmatal Mabesal dimaksudkan untuk mengefektif dan mengefisienkan serta mengoptimalkan proses pemeliharaan unsur laut Satkamla lantamal VII, sehingga dapat mencapai usia maksimalnya dengan tingkat penurunan kemampuan yang terukur. Hasil uji tersebut akan dilaporkan ke komando atas sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan dalam bidang operasi dan logistik TNI AL.

Sebelum melaksanakan uji kelaikan unsur KAL di bawah jajaran Satkamla Lantamal VII, Tim dari Dislaikmatal MABESAL di terima oleh Laksma TNI Karma Suta, SE di ruang kerja Danlantamal VII Kupang.
Sumber: TNI AL

PT PAL Butuh Ribuan Tukang Las Untuk Membantu Sukseskan MEF TNI

JAKARTA-(IDB) : PT PAL Indonesia (Persero) membutuhkan 2.023 tukang las atau welder hingga 2014 untuk mengejar target produksi kapal niaga tahun 2011-2015 yang mencapai puncaknya pada tahun 2014. Di samping tukas las, PT PAL juga membutuhkan tenaga instalatur atau fitter sebanyak 3.756 orang hingga tahun 2014.

Demikian terungkap dalam dokumen Rencana Bisnis PT PAL 2011-2015 yang diterima Kompas di Jakarta, Kamis (15/9/2011). Dokumen ini telah dipaparkan secara resmi oleh direksi PT PAL dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR pada 8 September 2011.

Dalam dokumen tersebut dipaparkan bahwa kebutuhan tukang las dan instalatur akan meningkat setiap tahun. Pada tahun 2011, kebutuhan tukang las masih sebanyak 852 orang dan 1.583 instalatur. Tahun 2012 bertambah menjadi 1.243 tukang las dan 2.309 instalatur. Tahun 2013 meningkat lagi menjadi 1.752 tukang las dan 3.255 instalatur. Tahun 2014, kebutuhan itu mencapai puncaknya, yakni sebanyak 2.023 tukang las dan 3.756 instalatur.

Kebutuhan tukang las akan berkurang pada tahun 2015 menjadi 1.820 orang dan 3.380 instalatur. PT PAL memperkirakan tenaga tukang las dan instalatur terbanyak akan diambil dari subkontraktor.

Kebutuhan tenaga tukang las dan instalatur itu searah dengan perkiraan lepasan produk antara 2011-2015. Pada tahun 2011, kebutuhan tenaga tukang las dan instalatur masih sedikit karena target lepasan konstruksi badan kapal niaga yang dikejar adalah 9.633 ton. Lalu, pada tahun 2012 sebanyak 14.053 ton, tahun 2013 sebanyak 19.810 ton, dan tahun 2014 sebanyak 22.865 ton. Dan, pada tahun 2015 diharapkan berproduksi 20.575 ton.

Kebutuhan tukang las dan instalatur di Divisi Kapal Niaga PT PAL merupakan yang terbanyak dibandingkan divis lain, baik Divisi Rekayasa Umum maupun Divisi Kapal Perang. Namun, khusus di Divisi Kapal Perang ada kebutuhan spesifik, yakni harus ada 198 tukang las baja dan 107 instalatur baja, serta satu instalatur aluminium pada tahun 2014. 

Sumber: Kompas

Join Production Dengan Negara Lain Memberi Peluang Industri Strategis Nasional Maju Berkembang

JAKARTA-(IDB) : Dalam rangka untuk memodernisasi peralatan pertahanan bagi TNI, pemerintah menetapkan kebijakannya yang sangat strategis untuk mendukung kemandirian industri pertahanan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan pada negara-negara lain. Selain itu secara simultan, industri pertahanan nasional saat ini tengah didorong untuk terus meningkatkan kualitas produksi untuk peralatan pertahanan dan kemampuan untuk meningkatkan daya saing.

Meski pemerintah telah berkomitmen dan berupaya untuk memberdayakan Industri pertahanan dalam negeri baik Badan Usaha Milik Pemerintah ataupun Swasta, jika didalam pelaksanaannya belum sepenuhnya mampu, harus dikejar melalui kolaborasi, produksi dan pengembangan bersama negara lain.

Hal tersebut diungkapkan Sekjen Kemhan RI, Marsdya TNI Eris Heriyanto saat membuka Lokakarya Kerjasama Pertahanan RI dan Pemerintah Republik Serbia, Kamis (15/9) di Kantor Kemhan RI.

Selain dihadiri oleh Menteri Pertahanan Republik Serbia Dragan Sutanovac beserta delegasinya, lokakarya Kerjasama Pertahanan kedua negara ini juga di isi dengan presentasi Direktur Eksekutif Persenjataan dan Peralatan Pertahanan Perusahaan YUGOIMPORT – SDPR J.P. Industri Pertahanan Republik Serbia, Nenad Miloradovic, Ph.D.

Sehubungan dengan hal tersebut dengan adanya lokakarya kerjasama pertahanan ini, Sekjen berpendapat merupakan forum diskusi untuk membahas beberapa peluang kerjasama bidang industri pertahanan antara Indonesia dan Republik Serbia juga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam membangun industri pertahanan Indonesia di masa depan.

Menurut Sekjen, dipahami bahwa teknologi dan kualitas industri pertahanan Serbia telah sesuai dengan standar internasional NATO. Hal ini terbukti secara teknis kemampuan industri pertahanan Serbia memiliki keuntungan dan kualitas dalam hal persenjataan, amunisi ringan, peralatan individu, mesin senjata, kapal patroli cepat dan beberapa lainnya yang diakui oleh banyak negara.

Namun, Sekjen menuturkan seluruh potensi kerjasama dengan beberapa negara akan tetap dipelajari dan disesuaikan dengan kebutuhan serta postur pertahanan TNI. “ Pihak Indonesia akan membuka peluang kerjasama jika didalamnya terdapat kemungkinan program Transfer of Tecnology, dan Joint Production,Ujar, Marsdya TNI Eris Heriyanto.

Sumber: DMC

TNI Dan AB Thailand Waspadai Perkembangan Politik Laut China Selatan

BANGKOK-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia dan Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand sepakat mewaspadai perkembangan politik di Laut China Selatan.

Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono di Bangkok, Kamis (15/9/2011), menjelaskan, Indonesia-Thailand sepakat meningkatkan kerja sama intelijen, operasi, dan latihan bersama.

Menghangatnya suasana keamanan di Laut China Selatan dengan tampilnya kekuatan China, serta kerusuhan di negara yang telah maju sekalipun, secara tidak langsung akan berdampak pada situasi keamanan di kawasan ASEAN.

"Sebagai dua negara anggota ASEAN yang memiliki perbatasan maritim perlu waspada dan senantiasa siaga dengan kemungkinan terkena imbas dampak buruk dari bergejolaknya situasi keamanan di beberapa wilayah tersebut," kata Agus seusai pertemuan Sidang ke-5 Indonesia Thailand High Level Committee (ITHLC) tahun 2011 di Bangkok, Thailand, 13-15 September 2011.

Panglima TNI menyatakan, Indonesia dan Thailand tidak mungkin terlepas dari fenomena perkembangan lingkungan global yang dinamis, perkembangan dinamika keamanan di berbagai negara, seperti yang terjadi di Tunisia, Mesir, Suriah dan Libia, ditambah situasi keamanan di Pakistan dan Afganistan, juga di Semenanjung Korea.

Indonesia dan Thailand memiliki sejumlah agenda latihan dan patroli bersama. 

Sumber: Kompas

Skadron 31 Halim Perdanakusuma Angkat Nama Indonesia Di Dunia Internasional

JAKARTA-(IDB) : Skadron Udara 31 TNI AU sarat pengalaman misi internasional yang mengangkat nama Indonesia di dunia internasional.

Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI M. Nurullah saat melantik Letkol (Pnb) Eko Sujatmiko secara sebagai Komandan Skadron Udara 31 di Jakarta, Rabu (14/9/2011) mengatakan, kualitas profesional harus dijaga dengan pengalaman tugas internasional yang dimiliki satuan itu.

"Kita harus menumbuh kembangkan sifat kepedulian dari setiap personel Skadron Udara 31 khususnya terhadap alusista yang dioperasikan", kata Danlanud.

Skadron Udara 31 terlibat misi kemanusiaan bantuan bencana luar negeri seperti Iran, Pakistan, Philipina, Myanmar, China dan lain-lain. Di dalam negeri, Skadron Udara 31 terlibat Operasi Militer Selain Perang (OMSP) diantaranya tsunami di Aceh, Sibolga, gempa bumi di Yogyakarta, Manokwari, Maumere dan Bengkulu.

Untuk menjaga kualitas kesatuan, Danlanud Halim meminta para prajurit menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan suasana negatif, menjaga soliditas satuan dan kerjasama serta koordinasi kelompok yang harmonis, guna mewujudkan suasana kerja yang kondusif sehingga produktivitas kerja meningkat.

Komandan Skadron Udara 31 yang baru, Letkol (Pnb) Eko Sujatmiko adalah Alumni AAU 1994 sebelumnya menjabat Kasi Base Ops Dinas Operasi Lanud Halim Perdanakusuma.

Sedangkan pejabat lama Letkol (Pnb) Iman Handojo, Alumni AAU 1993, akan menempati jabatan baru sebagai Pabandyadalkual Paban VI/Binprofops Sopsau di Mabes TNI AU Cilangkap.  

Sumber: Kompas

Update : KASAU Bersama Dubes Korsel Yang Baru Bahas Program Bersama KF / IF - X

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat membahas proyek pesawat tempur RI-Korea Selatan dengan Duta Besar Korea HE Young Sun-kim dalam kunjungan perkenalan di Mabes TNI AU di Cilangkap, Kamis (15/9/2011).

"Agar kerja sama terus berlangsung baik, khususnya pada program KF-X yang merupakan pesawat tempur untuk generasi yang akan datang," kata KSAU.

KF-X merupakan peswat tempur modern dengan spesifikasi di atas F-16 dan di bawah F-35. Duta Besar Korea Selatan menyampaikan bahwa industri pertahanan Korea akan mengembangkan kerja sama dalam industri pembangunan perkapalan sehingga nantinya kerja sama tersebut akan saling menguntungkan bagi kedua negara.

KSAU pada kesempatan tersebut menyampaikan ucapan selamat atas jabatan sebagai Duta Besar Korea di Indonesia.

KSAU didampingi Aspam Kasau Marsda TNI Gunpanadi, Asops Kasau Marsda TNI Agus Munandar, Aslog Kasau Marsma TNI Mulyono, Waasrena Kasau Marsma TNI M Syafii, dan Kadispenau Marsma TNI Azman Yunus. Adapun Duta Besar Korea HE Young Sun-kim didampingi Atase Pertahanan Moon Dae Cheol. 

Sumber: Kompas

Indonesia Serbia Jajaki Join Production Munisi Kaliber Besar (MKB)

JAKARTA-(IDB) : Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) diperkirakan akan membeli Munisi Kaliber Besar (MKB) buatan Serbia. Siang ini, produsen senjata Serbia Yugoimport SDRP J.P melakukan presentasi produk industri pertahanan mereka dalam acara Lokakarya Kerjasama Indonesia-Serbia di Gedung Urip Sumoharjo, Kementerian Pertahanan, Kamis (15/9).

“Kita nggak bisa bandingkan dengan negara lain karena masing-masing punya beberapa keunggulan.

Tapi dibanding yang lain, Serbia unggul di bidang munisi,”kata Sekjen Kemhan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto.

Menurut Eris, senjata buatan Serbia memiliki daya jangkau yang tinggi disebabkan faktor munisi yang baik. “Tapi masih akan kami kaji. Saya sampaikan pada Dirtekind untuk dikumpulkan apa saja yang kita mau dan inginkan, yang ada pada mereka,”katanya.

“Untuk produk lain ada saingan misalnya Korea, Turki, Prancis. Tapi munisi besar mereka unggul,”kata Direktur Teknologi Industri Pertahanan (Dirtekindhan) Brigjen TNI Agus Suyarso.

Namun begitu, kata Agus, Perlu dilakukan kajian mengenai fungsi, kebutuhan, dan biaya yang harus dikeluarkan Indonesia. “Nanti kita bilang, bikin munisi sama dia. Tapi nantinya Pindad harus investasi. Jadi harus dibicarakan,”katanya.

Dia menambahkan, Indonesia sudah pernah membeli munisi berat Serbia, ketika negara ini masih bernama Yugoslavia,T 105 mm. Agus berharap, RI- Serbia tidak hanya melakukan jual beli, tapi kerjasama dalam bentuk join production. “Kalau bisa ada transfer teknologinya, jangan cuma beli doang. Kita ingin ini betul-betul terealisasi,”katanya.

Jika ini dapat terwujud, lanjut Agus, kedua negara bisa melakukan kerjasama lebih lanjut. “Teknologi-teknologi lain yang merupakan turunannya, propelant, selongsong, komponen tank, komponen pesawat bisa saja dilakukan kalau dia sebagai original productnya,”tambah Agus.

Sumber: Jurnas

Kerjasama Indonesia Serbia Harus Sesuai Skala Prioritas Dan Juga Kebutuhan

JAKARTA-(IDB) : Indonesia dan Serbia sepakat untuk melakukan kerja sama produksi dibidang pertahanan. Hal ini akan ditindaklanjuti setelah Kementerian Pertahanan melakukan studi kelayakan terhadap industri pertahanan Serbia.

Menurut Sekjen Kemhan, Marsekal Madya TNI Eris Herryanto, Kemhan akan mempelajari kemungkinan kerja sama sesuai kebutuhan Indonesia. Kerja sama produksi itu, kata dia, harus sejalan dengan postur dan agenda penguatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) sesuai Minimal Essential Forces (MEF) Indonesia. “Saya lihat mereka sangat memberi kesempatan pada kita untuk memberikan teknologi,”katanya usai menghadiri Lokakarya Kerja sama Indonesia-Serbia di Gedung Urip Sumoharjo kementerian Pertahanan, Kamis (15/9).

Menurut dia, kebijakan untuk melakukan kerja sama produksi dilakukan setelah evaluasi diantara negara yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan Indonesia. Kebutuhan itu disesuaikan dengan keinginan, dan keuntungan teknologi yang bisa didapatkan Indonesia. “Jika itu terpenuhi, itu yang akan ditindak lanjuti,”kata Eris.

Presentasi Alutsista oleh YugoImport SDPR J.P dari Serbia yang dilakukan siang ini, kata Eris, untuk menjajaki keinginan Indonesia di bidang senjata dengan apa yang bisa dipenuhi Serbia. “Saya sampaikan pada Direktur Teknologi Industri Pertahanan, untuk dikumpulkan apa saja yang kita mau dan inginkan yang ada pada mereka,”jelasnya.

Direktur Teknologi Industri Pertahanan (Dirtekindhan) Brigjen TNI Agus Suyarso mengatakan, Direktorat Teknologi dan Industri Pertahanan Kemhan akan melakukan studi kelayakan agar dapat membandingkannya dengan tawaran negara lain. “Kita harus menghimpun datanya, hingga punya bandingan dengan negara lain, biayanya berapa, investasi industrinya berapa, jumlah yang bisa kita produksi, itu harus dibanding-bandingkan dengan yang lain,”kata Agus.

Sumber: Jurnas

Alutsista Produksi Serbia Lebih Murah Dibanding Negara Lain

JAKARTA-(IDB) : Upaya Indonesia memenuhi Minimum Essential Forces (MEF) akan didukung Serbia. Kedua negara telah sepakat menjalin kerja sama di bidang pertahanan dengan penandatanganan nota kesepahaman yang diwakili Menteri Pertahanan (Menhan) kedua negara.

“Pada tahun 1960-an, Indonesia punya kekuatan pertahanan terbesar di regional, dan alutsistanya kebanyakan datang dari Yugoslavia, yang sekarang namanya Serbia,” kata Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro usai penandatanganan nota kesepahaman RI-Serbia di Kementerian Pertahanan di Jakarta, Selasa (13/9).

Pertimbangan kerja sama dengan Serbia didasari oleh teknologi dan mutu hasil industri pertahanan Serbia yang telah memenuhi standar internasional baik standar NATO maupun standar negara bekas Uni Soviet atau GOST.

Beberapa produsen amunisi negara lain seperti Belgia, Spanyol, dan Malaysia, kata Menhan, juga membeli komponen-komponen tertentu terutama raw material dari Serbia. “Termasuk yang dibeli Indonesia dari Belgia dan Afrika Selatan,” katanya.

Soal harga, produk-produk industri pertahanan Serbia berada di bawah harga produk negara-negara barat. “Karena ketersediaan raw material dan ongkos buruhnya lebih rendah,” katanya. Maka kerja sama militer dengan Serbia memiliki prospek menjanjikan. Yakni berupa kelebihan, kemampuan, atau keunggulan pabrik-pabrik senjata dan amunisi Serbia.

“Ini bisa digunakan untuk menyempurnakan ujicoba peluncuran roket LAPAN dan penyempurnaan uji coba mortir buatan Pindad yang belum stabil,” kata Menhan.

Sumber: Jurnas

Serbia Tawarkan Alutsista Ke Indonesia

M-84 MBT Serbia
JAKARTA_(IDB) : Republik Serbia mempromosikan industri pertahanan mereka ke Indonesia, Kamis (15/9/2011) di Kementerian Pertahanan.

Menteri Pertahanan Serbia, Dragan Sutanovac, menjelaskan, pihaknya memiliki industri pertahanan sejak tahun 1950-an yang memproduksi beragam jenis senjata.

"Kami juga memiliki keahlian dalam pembuatan amunisi, kedokteran militer, dan fasilitas pelatihan," kata Dragan.

Dragan juga menawarkan beasiswa untuk siswa perwira TNI belajar di Serbia. Saat ini, siswa dari Jerman, China, dan Rusia belajar di Serbia.

Wakil Presiden Direktur Yugo Impor (produsen senjata Serbia) memberi paparan produk senjata Serbia dari tank tempur utama (main battle tank), rudal alas, pesawat jet latih tempur, hingga peluncur roket multitabung. 

Sumber: Kompas

KSAU Harap Program Pesawat Tempur KF / IF - X Lancar

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU ), Marsekal TNI Imam Sufaat, mengharapkan kerja sama yang sudah dirintis sekarang ini dengan Korea Selatan, dapat berjalan baik di waktu yang akan datang,  khususnya pada program KF-X yang merupakan pesawat tempur untuk generasi akan datang.

Hal ini disampaikan Imam  saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Korea, HE Young Sun Kim, dalam rangka kunjungan perkenalan, di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (15/9/2011).

Imam pada kesempatan itu menyampaikan ucapan selamat atas jabatan sebagai Duta Besar Korea di Indonesia.

Young Sun Kim menyampaikan bahwa industri pertahanan Korea akan mengembangkan kerja sama dalam industri pembangunan perkapalan, sehingga nantinya kerja sama itu akan saling menguntungkan bagi kedua negara. 

Sumber: Kompas

AL Malaysia Berhasil Gagalkan Aksi Perompakan

LAUT YAMAN-(IDB) : Anggota pasukan angkatan laut Malaysia meletuskan tembakan peringatan. Alhasil, sekitar 15 orang yang diduga bakal merompak kapal MT Stealth Eagle lintang-pukang melarikan diri.

Menurut warta Xinhua dan The Star pada Kamis (15/9/2011), kejadian itu berada di 30 mil laut dari Al-Mukha, Yaman. Kawasan itu dikenal memang rawan perompak asal Somalia. 

Waktu itu, kapal tanker tersebut tengah membawa 56.000 metrik ton minyak mentah rendah belerang berikut 26 personel. Barang bawaan itu nilainya sekitar 200 juta ringgit atau setara dengan 64,66 juta dollar AS.

"Para perompak kami ketahui menguntit kapal tanker sekitar 15 menit menggunakan speed boat," demikian kata juru bicara pihak AL Malaysia yang tak disebutkan namanya. 

Sumber: Kompas

AU Indonesia Dan Singapura Latihan Di Pekanbaru

PEKANBARU-(IDB) : Skadron Tempur (Skapur) TNI AU dan Republic of Singapore Air Force (RSAF) berlatih bersama di Pekanbaru, Riau, Kamis (15/9/2011).

Latihan Joint Fighter Weapon Course (JFWC) TNI AU - RSAF diikuti Skadron F-5 dan F-16 RSAF, serta Skadron Hawk-109/209, Skadron F-5 dan Skadron F-16 TNI AU.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama TNI Azman Yunus mengatakan, latihan itu merupakan salah satu kegiatan latihan bersama terbesar, dari yang pernah dilaksanakan TNI AU dan RSAF.

Rencananya latihan tersebut akan berlangsung sampai tanggal 11 November 2011 dan akan ditutup oleh KASAU dan CAF RSAF. Latihan itu merupakan lanjutan kegiatan serupa pada tanggal 11 Agustus 2011 di Singapura.  

Sumber: Kompas