Pages

Senin, September 05, 2011

10 Perusahaan Dari Tiga Negara Mengikuti Tender Pengadaan Kapal Dewa Ruci

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Soeparno, mengatakan, saat ini tercatat 10 perusahaan kapal mancanegara ikut tender pengadaan kapal layar tiang tinggi menggantikan KRI Dewaruci. "Sepuluh perusahaan itu dari tiga negara, antara lain Belanda," katanya ketika ditemui di ruang kerjanya di Jakarta, Senin (5/9).

Ia menegaskan kapal latih KRI Dewaruci sudah saatnya diganti mengingat usianya yang sudah mencapai setengah abad lebih. KRI Dewaruci dibuat pada 1952 oleh HC Stulchen dan Sohn Hamburg, Jerman dan pertama kali diluncurkan pada 24 Januari 1953.

Pada Juli 1953, kapal tersebut dilayarkan dari Jerman ke Indonesia oleh taruna dan kadet AAL untuk menjadi kapal latih calon perwira TNI AL. Kapal dengan panjang 58,30 meter, lebar lambung 9,50 meter, draft 4,50 meter, dan bobot mati 847 ton itu, telah dilengkapi dengan sistem navigasi canggih dan komputerisasi.

Kapal tipe "Barquentin" ini memiliki tiga tiang utama dengan 16 layar. Selain itu, kapal tersebut dilengkapi mesin berkekuatan 986 PK diesel dengan kecepatan maksimal 10,5 knot.

"Jadi, untuk proses pengadaan seperti tender sudah dimulai sejak sekarang sehingga diharapkan pada 2014 sudah jadi," kata Soeparno. Ia menambahkan, kapal baru pengganti Dewaruci tetap merupakan kapal layar tiang tinggi namun lebih besar dan canggih.

Kasal mengatakan seluruh proses pengadaan pengganti KRI Dewaruci telah dikoordinasikan dengan Mabes TNI dan Kementerian Pertahanan. "Semua proses berjalan baik sesuai prosedur," katanya.

KRI Dewaruci baru tiba dari muhibah singkatnya ke sebagian Asia di Dermaga Ujung, Komando Armada RI Kawasan Timur, Surabaya. Sejak 5 Juli 2011, KRI Dewaruci menempuh pelayaran dari Surabaya-Filipina-China-Thailand-Batam, dan kembali ke Surabaya pada 26 Agustus 2011.

"Pada 2012, Dewaruci masih akan mengemban misi penggemblengan bagi para kadet TNI Angkatan Laut sekaligus membawa misi diplomasi selama sepuluh bulan ke Amerika," kata Kasal Soeparno.

Sumber: Republika

Menhan Korsel Akan Kunjungi Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan Hartind Asrin membenarkan kabar yang menyatakan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Kwang Jin akan berkunjung ke Indonesia.

"Rencananya sih, hari kamis (8/9)," ungkapnya, Senin (5/9). Hartind menjelaskan kunjungan Menhan Korea Selatan tersebut akan membahas kerja sama pertahanan dengan Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro. "Salah satunya adalah alutsista," tambahnya.

Hartind menambahkan alutsista yang dimaksud salah satunya adalah pesawat tempur yang merupakan joint product antara Indonesia dan Korea Selatan.

"Pesawat tersebut adalah generasi 4,5 yang sekelas dengan F-18," terangnya. Hartind menjelaskan saat ini Indonesia telah mengirimkan tim yang berjumlah 37 orang yang terdiri atas PT DI, TNI-AU, dan Kemenhan untuk menindaklanjuti kerja sama alutsista tersebut dengan pihak Korea Selatan.

"Dalam 18 bulan ke depan 5 pesawat akan selesai," pungkasnya.

Swedia Mampu Buat Jubah Kamuflase Untuk Ranpur

SWEDIA-(IDB) : Jubah ajaib yang bisa membuat orang bisa menghilang dalam Film Harry Potter menjadi inspirasi para ilmuwan militer. Para ahli teknologi militer kini telah mendisain 'jubah' kamuflase tembus pandang yang melindungi tank dari radar pendeteksi panas milik musuh.

Tak hanya itu, teknologi baru ini bisa memindai gedung-gedung atau tanah lapang, lalu mereproduksi pola panas dan dingin-nya pada panel yang terletak di lambung kendaraan militer.

Lalu, sebuah gambar inframerah dihasilkan -- memungkinkan mesin tersebut menyatu dengan lingkungannya. Musuh pun bakal mengira tank bersenjata lengkap itu mobil, atau bahkan sapi.

Perangkat kamuflase ini sedang dikembangkan oleh ilmuwan BAE System di Swedia. Uji coba perangkat ini akan dilakukan dalam dua tahun mendatang. Penelitian tentang perangkat ini, yang disebut juga Adaptiv juga telah disampaikan pada Kementerian Pertahanan Inggris.

Bagaimana bisa kendaraan tempur dikamuflase? Jangan bayangkan bentuknya mirip jubah Harry Potter. Kunci dari teknologi ini ada pada pada plat logam heksagonal-- ukurannya kira-kira sebesar tangan -- yang bisa dipanaskan atau didinginkan dalam sekejap.

Plat ini dapat digunakan untuk menyembunyikan bangunan, kapal, atau helikopter yang terbang rendah. Sekitar 1.000 plat dibutuhkan untuk menutupi sebuah tank kecil.

Direktur proyek, Peter Sjolund kepada The Sunday Times mengatakan, sistem plat tersebut bekerja seperti layar televisi termal. "Ini juga membawa koleksi gambar. Dalam lingkungan perkotaan, kita bisa mengubah penampakannya menjadi mobil. Atau di pelabuhan, tank bisa terlihat seperti kontainer," kata dia.

Sjolund menambahkan, jika gambar yang ada dalam koleksi tidak cocok dengan lingkungan sekitar, sistem ini memungkinkan penggunanya mengambil gambar dari lingkungan sekitarnya dan lantas memakainya.

Ditemui terpisah, Profesor Sir John Pendry dari Imperial College mengatakan efek dari produk ini tergantung pada di mana posisi musuh berada. Sebab, sudut yang berbeda bisa membuat penyamaran meyakinkan, atau justru tak sempurna. Pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk membuat temuan ini makin sempurna.

Sumber: Antara

Latma Kapal Selam TNI AL Dengan AL Amerika, Singapura Dan Korsel Segera Digelar

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno mengatakan, pihaknya tengah merintis latihan bersama kapal selam dalam latihan bersama dengan tiga negara yakni Amerika Serikat, Singapura dan Korea Selatan.

"Kami sedang merintis, bahkan dengan AS kita harapkan sudah bisa dimulai pada 2012," katanya menjawab ANTARA di Jakarta, Senin.

Kasal mengemukakan, tahapan kerja sama latihan kapal selam diawali dengan pertukaran awak kapal selam TNI Angkatan Laut dengan awak kapal angkatan laut tiga negara itu.

"Selanjutnya awak kapal selam TNI Angkatan Laut akan diperkenalkan dengan kapal selam dari angkatan laut tiga negara itu, begitu pun sebaliknya," ujar Soeparno.

Tahapan selanjutnya, tambah dia, latihan bersama kapal selam antara TNI Angkatan Laut dengan angkatan laut AS, Singapura dan Korsel dalam bingkai latihan bersama bilateral yang rutin dilakukan TNI Angkatan Laut dengan angkatan laut tiga negara itu.

"Latihan bersama kapal selam itu, tidak melulu kapal selam dengan kapal selam. Bisa saja kapal selam dengan kapal atas permukaan sesuai skenario latihan yang telah disepakati. Jadi banyak ragam dan pola latihan yang akan dilakukan disesuaikan dengan pola ancaman keamanan maritim nasional, regional maupun internasional," tutur Soeparno.

Tentang ancaman terhadap kedaulatan RI utamanya wilayah perairan dengan kehadiran kapal selam tiga negara itu dalam rangka latihan bersama, Kasal mengatakan,"semua hal tentu sudah diperhitungkan sangat matang,".

Soeparno menambahkan,"banyak kapal selam negara tertentu yang melintas di sekitar wilayah perairan Indonesia selama ini. Indonesia merupakan negara kepulauan dan berada di persimpangan dua samudra besar. Jadi semua kemungkinan sudah dipertimbangan dengan matang,".

Terkait kesiapan kapal selam TNI Angkatan Laut beserta awaknya, Kasal menyatakan sangat siap.

Sumber: Antara

DPR : Matra Laut Harus Jadi Prioritas Kemhan Tahun 2012

JAKARTA-(IDB) : Komisi I DPR RI meminta Kementerian Pertahanan (Kemhan) agar memberi prioritas penguatan postur pertahanan dan keamanan laut. Prioritas ini perlu ditetapkan sebagai program utama 2012, menyusul peningkatan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) bidang pertahanan sebesar Rp 64,4 triliun.

Hal tersebut dikatakan Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Enggartiasto Lukita yang dihubungi secara terpisah di Jakarta, Minggu (4/9).

Seperti diketahui, Kemhan menetapkan 75 persen untuk belanja kelengkapan kantor dan kesejahteraan prajurit. Sedangkan, 25 persen untuk belanja alat utama sistem senajata (alutsista). 

Selama ini, dikatakan Mahfudz, wilayah laut Indonesia masih rawan pelanggaran hukum dan penyeludupan. "Karena itu, perlu ada penambahan alutsista yang berteknologi tinggi untuk mengantisipasi pelanggaran itu," ujar dia.

Ia menyontohkan penambahan kapal selam dan kapal patroli cepat yang dilengkapi persenjataan canggih. 

Selain itu, Mahfudz menilai, pengawasan perbatasan laut Indonesia dengan negara tetangga masih perlu diberi prioritas, selain peningkatkan kesejahteraan para prajurit yang menjaga perbatasan negara. 

"Seperti halnya di wilayah laut yang masih lemah, di wilayah perbatasan juga lemah dalam pengawasannya selama ini. Sehingga pada 2012, DPR akan dorong agar ada peningkatan pasukan TNI yang ditempatkan di sepanjang wilayah perbatasan, untuk menjaga keamanan, teritorial dan sebagainya," kata dia. 

Selanjutnya, program prioritas ketiga adalah penambahan pasukan dan gelar persenjataan di wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga. DPR akan mendorong TNI untuk bisa menambah penempatan alutsistadi wilayah perbatasan untuk memberikan efek gentar terhadap pihak asing. 

"Dalam gelar persenjataan di wilayah perbatasan ini, akan banyak ditempatkan persenjataan darat dan udara. Seperti penambahan dan penempatan rudal dengan jangkauan sekita 20-40 km," tegas Mahfudz.  

Lokasi Strategis 

Sementara itu, Enggar mengatakan, gelar kekuatan persenjataan TNI di wilayah perbatasan itu akan ditempatkan di beberapa lokasi strategis seperti, di wilayah Sumatera yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura, di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. 

"Misalnya, di Papua yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini dan NTT yang berbatasan dengan Timor Leste, pada 2012 belum menjadi skala prioritas untuk gelar persenjataan TNI," ujar dia. 

Pada sisi lain, usulan program prioritas Kemhan tetap memperhatikan peningkatan sarana dan prasana TNI nonperang, seperti penanggulangan bencana alam. 

Selama ini, kata Enggar, peran TNI cukup efektif dimobilisasi untuk operasi nonperang, terutama dalam penanggulangan bencana. 

Misalnya dalam kasus tsunami di Aceh dan Nias. Ternyata alat angkut TNI kita kan masih terbatas terutama heli untuk droping logistik dan obat-batan, masih terbatas. 

"Sehingga kita perkirakan juga akan ada penambahan pesawat angkut untuk TNI. Yaitu hibah dari pesawat Hercules dari Australia 4 unit, yang kini masih terus diretrofit. Pada 2012 diperkirakan 2 unit selesai dilakukan retrofitnya dan sisanya tahun berikutnya," tegas Enggar.

Sumber: SuaraKarya