Pages

Jumat, Agustus 19, 2011

DPR Setujui Anggaran Kemhan 2012 Sebesar Rp 64,4 Triliun Untuk Mencapai MEF

JAKARTA-(IDB) : Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengatakan, hingga 2014, Kementerian Pertahanan (Kemhan) membutuhkan anggaran mencapai Rp 150 triliun. Namun, hingga tahun 2011 ini, dari total kebutuhan anggaran untuk terpenuhinya Minimum Essential Force (MEF), belum mencapai 30 persennya.

"Sehingga alokasi untuk Dephan pada RAPBN 2012 sebesar Rp 64,4 triliun itu sesungguhnya sebagai bagian skenario untuk tercapainya MEF hingga 2014," ujar Mahfudz Siddiq kepada Jurnalparlemen.com, Jumat (19/8).

Mahfudz menjelaskan, guna tercapainya renstra hingga 2014, perlu kebijakan politik anggaran untuk bisa menambah anggaran di Kemhan, khususnya untuk keperluan alutsista tersebut.

"Cuma kan begini, banyak orang berpikir bahwa meningkatkan anggaran alutsista ini tidak punya impact terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat. Karena kita kan punya masalah itu kan. Nah, menurut saya, cara pandang ini yang perlu diluruskan," ujar Wasekjen DPP PKS ini.

Kata Mahfudz, Komisi I telah mempunyai kebijakan politik bahwa modernisasi alutsista TNI itu juga harus didorong dengan melibatkan industri strategis dalam negeri. Diharapkan, hal itu akan memberikan dampak secara ekonomi dan kesejahteraan karena akan banyak menyerap tenaga kerja dalam negeri sendiri.

"Makanya kemarin kan telah kita dorong sekitar Rp 1,3 triliun, itu belanja alutsista di dalam negeri yaitu di PT DI, PT PAL, PT Pindad. Dengan demikian hal ini akan berimbas pada penyerapan tenaga kerja dalam negeri untuk pengerjaan produksi alutsista yang menjadi kebutuhan TNI saat ini," tegasnya.

Lebih lanjut Mahfudz mengatakan, program modernisasi alutsista, terutama untuk keperluan kontrol wilayah laut. Hal ini akan memberi dampak untuk menutup imbas kerugian negara selama ini atas praktek kejahatan illegal fishing dan illegal logging lewat wilayah laut, yang setiap tahun kerugiannya dari kejahatan tersebut mencapai sekitar Rp 40 triliun.

"Menurut saya, ini yang harus diluruskan. Peningkatan alutsista harus tetap dapat meningkatkan kontribusi kemampuan ekonomi bagi masyarakat dan penciptaan lapangan kerja. Kalau itu menjadi cara pandang semua, saya kira semua pihak tidak perlu keberatan atas penambahan dan peningkatan anggaran pada Kemhan selama 2014 untuk mencapai Rp 150 triliun tersebut," tegas anggota DPR Dapil Jawa Barat VIII ini.

Sumber: Detik


DPR Usulkan Empat Program Prioritas Untuk Kemhan

JAKARTA-(IDB) : Kementerian Pertahanan mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 64,4 triliun dalam R-APBN 2012. Komisi I DPR sebagai mitra kerja Kemhan akan mengusulkan sejumlah program prioritas untuk dapat dilaksanakan tahun depan.

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengungkapkan, program prioritas utama 2012 yang pertama adalah penguatan postur pertahanan laut. "Selama ini, wilayah laut kita yang luas masih lemah dan rawan dengan berbagai pelanggaran. Karenanya, perlu adanya penambahan kekauatan di laut. Baik penambahan kapal laut dan kapal selam. Hal ini untuk pengawasan, kontrol, dan patroli di laut," jelasnya kepada Jurnalparlemen.com, Jumat (19/8).

Program usulan yang kedua adalah peningkatan kontrol di wilayah perbatasan dan terluar NKRI. "Seperti halnya di wilayah laut yang masih lemah, di wilayah perbatasan juga lemah dalam pengawasannya selama ini. Sehingga pada 2012, DPR akan dorong agar ada peningkatan pasuskan TNI yang ditempatkan di sepanjang wilayah perbatasan, untuk menjaga keamanan, teritorial dan sebagainya," kata Mahfudz.

Selanjutnya, untuk program prioritas yang ketiga adalah penambahan pasukan dan gelar persenjataan di wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga. DPR akan mendorong TNI untuk bisa menambah penempatan alutsistadi wilayah perbatasan untuk memberikan efek gentar terhadap pihak asing.

"Dalam gelar persenjataan di wilayah perbatasan ini, akan banyak ditempatkan persenjataan darat dan udara. Seperti penambahan dan penempatan rudal dengan jangkauan sekita 20-40 km," tegasnya.

Mahfudz menambahkan, gelar kekuatan persenjataan TNI di wilayah perbatasan itu akan ditempatkan di beberapa lokasi strategis seperti, di wilayah Sumatera yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Singapura, di Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat.  "Sementara di Papua yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini dan NTT yang berbatasan dengan Timor Leste, pada 2012 belum menjadi skala prioritas untuk gelar persenjataan TNI," ujarnya.

Usulan program prioritas Kemhan berikutnya adalah peningkatan sarana dan prasana TNI non perang. Misalnya untuk penanggulangan bencana alam. Selama ini, peran TNI cukup efektif dimobilisasi untuk operasi-oprasi non perang, terutama dalam penanggulangan bencana. Misalnya dalam kasus tsunami di Aceh dan Nias. Ternyata alat angkut TNI kita kan masih terbatas terutama heli untuk droping logistik dan obat-batan, masih terbatas.

"Sehingga kita perkirakan juga akan ada penambahan pesawat angkut untuk TNI. Yaitu hibah dari pesawat Hercules dari Australia 4 unit, yang kini masih terus diretrofit. Pada 2012 diperkirakan 2 unit selesai dilakukan retrofitnya dan sisanya tahun berikutnya," pungkas Mahfudz 

Sumber: Jurnamen 

Iran Segera Gelar Manuver Udara Internasional Pertamanya

TEHRAN-(IDB) : Angkatan Udara Republik Islam Iran (IRIAF) menyatakan akan menggelar manuver bersama dengan sebuah negara regional pada bulan September mendatang yang menandai manuver udara internasional pertama IRAF. Wakil Panglima Angkatan Udara Iran, Brigadir Jenderal Aziz Nasirzadeh, Rabu (17/8) menyatakan bahwa manuver perang tersebut akan digelar pada bulan September setelah seluruh persiapan selesai. Demikian dilaporkan Farsnews. 

Namun Nasirzadeh tidak menyebutkan negara mana yang akan berpartisipasi dalam manuver tersebut. Pejabat tinggi militer Iran itu hanya menekankan pentingnya manuver tersebut di kancah regional dan internasional. 

"Menggelar manuver perang mengindikasikan kehebatan kekuatan dan kesiapan dalam menggapai target-target yang telah ditentukan," katanya.

Pada bulan Februari, Panglima IRIAF, Brigadir Jenderal Hassan Shahsafi, juga mengkonfirmasikan rencana manuver udara Iran bersama salah satu negara di kawasan.

Sumber: Irib

Filipina Positif Order Alutsista Ke Indonesia

MALANG-(IDB) : Filipina memesan sejumlah pesawat dan amunisi dari Kementrian Pertahanan Indonesia yang sebelumnya menawarkan sejumlah alat utama persenjataan produk dalam negeri.

Kepala Subdirektorat Teknologi Pertahanan Kementerian Pertahanan Kolonel TNI AU Taufik Arief, saat berada di Malang, Jawa Timur, Kamis mengatakan, tawaran itu langsung mendapat tanggapan positif dari Filipina dengan memesan sejumlah peralatan dalam negeri.

Seperti pesawat angkut CN 235 produksi PT Dirgantara Indonesia, kapal jenis LPD produksi PT PAL serta amunisi dan senapan serbu produksi PT Pindad.

"Adanya negara lain yang berminat dengan persenjataan yang kita produksi, membuktikan keandalan industri pertahanan dalam negeri," katanya.

Taufik mengatakan, transaksi pemesanan tersebut sudah dilakukan dan akan dikirim pada September mendatang.

"Tujuan negara tatangga memesan sejumlah peralatan itu untuk mendukung sistem pertahanan udara, darat dan laut mereka," katanya.

Selain itu, pemesanan dilakukan dalam rangka kerjasama dan komitmen negara-negara ASEAN dalam komite industri pertahanan ASEAN.

"Dalam komite ini, seluruh anggota negara-negara ASEAN saling mendukung industri pertahanan, termasuk Indonesia dengan Filipina," katanya.

Sementara itu, pemesanan kapal type LPD oleh Filipina itu juga bekerjasama dengan Daewoo Korea Selatan.

"Kita akan kirim secara bertahap, dan sementara akan dikirim kapalnya dahulu, sesuai dengan pengadaan di Filipina," katanya.

Sumber: Antara

TNI AL Ditempatkan di Atas Kapal Sipil

JAKARTA-(IDB) : Para pelaut Indonesia yang tergabung dalam Solidaritas Pelaut meminta TNI AL mengawal kapal sipil yang melintasi perairan rawan bajak laut.

Ketua Solidaritas Pelaut Pius Ladja Pera yang dihubungi di Jakarta, Kamis (18/8/2011) mengatakan, pihaknya menemui Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Soeparno untuk meminta pengawalan.

"Kita belajar dari kasus Somalia dan juga kerawanan di Selat Malaka. Para pelaut kapal dagang meminta agar ada pengawalan dari TNI AL di atas kapal berbendera Indonesia," ujar Pius.

Sebelumnya, Laksamana Soeparno yang ditemui Kompas di Markas Besar TNI AL di Cilangkap, pagi harinya, menjelaskan, TNI AL siap untuk menempatkan personil di kapal-kapal sipil berbendera Indonesia.

"Sri Lanka juga mengadakan pengawalan serupa. Ini lebih efisien disbanding mengirim kapal patroli di perairan Somalia. Kita sudah siap tetapi sejauh ini belum ada permintaan langsung untuk mengawal," kata Soeparno.

Dalam skema tersebut, para prajurit TNI AL dengan kualifikasi tempur seperti Korp Marinir dan Komando Pasukan Katak (Kopaska) ditempatkan di atas kapal-kapal sipil yang berlayar di perairan rawan bajak laut seperti di kawasan Teluk Aden yang marak dibayangi bajak laut Somalia. 

Sumber: Kompas

Militer AS Bangun Kendaraan Tempur Masa Depan

Kendaraan tempur darat jenis Bradley yang sudah berusia tua.
WASHINGTON-(IDB) : Militer Amerika Serikat, Kamis (18/8/2011), mengatakan telah memberikan kontrak senilai hampir 900 juta dollar AS kepada produsen senjata Inggris BAE Systems dan perusahaan AS General Dynamics untuk mengembangkan kendaraan tempur darat generasi masa depannya. 

Pentagon mengatakan, pihaknya telah menggelontorkan 450 juta dollar AS kepada BAE dan 440 juta dollar AS kepada General Dynamics untuk mengembangkan desain yang kompetitif, terjangkau, dan dapat dioperasikan bagi sebuah kendaraan tempur infanteri Angkatan Darat yang baru (IFV) selama dua tahun ke depan.

Kendaraan yang diharapkan mampu mengangkut sembilan anggota infanteri itu dijadwalkan bisa dioperasikan pada 2018 untuk menggantikan kendaraan jenis Bradley dan Strykers yang sudah tua, kata Pentagon dalam sebuah pernyataan. Pentagon, yang anggarannya naik dua kali lipat sejak serangan 11 September 2001, dalam tahun-tahun mendatang menghadapi pemotongan anggaran drastis saat AS berupaya mengendalikan defisit anggaran.

"Mengingat kondisi ekonomi yang dihadapi bangsa saat ini, Angkatan Darat menyadari bahwa sangat penting untuk terus mengatasi kebutuhan seperti yang kami bangun, serbaguna tetapi terjangkau, kendaraan tempur darat generasi masa depan," kata Sekretaris Angkatan Darat John McHugh dalam pernyataan itu.

"Ini merupakan tonggak penting dalam program modernisasi Angkatan Darat kami," kata Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Martin E Dempsey. "GCV merupakan kendaraan tempur pertama yang dirancang dari awal untuk lingkungan IED (bom rakitan). Kendaraan itu akan berlapis baja dan punya kemampuan untuk manuver lintas negara dengan sembilan anggota infanteri di dalamnya.

Sumber: Kompas

"Stealth" China Contek Desain Rusia?

Inilah model pesawat Mikoyan 1.44 buatan Rusia, yang diduga mendasari desain pesawat J-20 China.
MOSKOW-(IDB) : Pembicaraan mengenai pesawat tempur berteknologi stealth pertama buatan China kembali menghangat setelah muncul spekulasi bahwa pesawat itu dirancang berdasarkan desain pesawat Rusia yang tak jadi diproduksi. Spekulasi itu muncul karena ada banyak kesamaan mendasar antara garis desain pesawat J-20 China dan gambar rancangan pesawat Mikoyan 1.44 Rusia.

J-20 menggegerkan dunia saat muncul dan terbang perdana, Januari lalu. Seorang narasumber yang dekat dengan kalangan industri pertahanan Rusia mengatakan kepada Reuters, kesamaan desain J-20 dan Mikoyan 1.44 mengindikasikan teknologi Mikoyan, produsen pesawat-pesawat MiG Rusia, telah dipindahtangankan kepada pihak China."Sepertinya mereka (para desainer China) mendapat akses ke berbagai dokumen terkait Mikoyan (1.44), pesawat yang tidak menang tender di Kementerian Pertahanan (Rusia)," tutur sumber yang tak bersedia menyebut namanya itu, Kamis (18/8/2011).

Kesamaan desain yang paling kentara adalah penggunaan canard (sayap kecil) di depan sayap utama berbentuk delta dan dua sayap tegak yang miring. Penggunaan canard pada pesawat J-20, yang dimaksudkan sebagai pesawat stealth (siluman, sulit terlacak radar), ini sempat dipertanyakan para pengamat dunia penerbangan. Pasalnya, meski membantu pesawat lebih lincah bermanuver, sayap tambahan ini membuat pesawat lebih mudah terdeteksi radar.

Pengamat independen yang memantau hubungan Rusia dan China, Adil Mukashev, mengatakan, ada kemungkinan transfer desain ini terkait dengan transaksi keuangan. "China menukar beberapa bagian teknologi, termasuk bagian ekor Mikoyan itu, dengan uang," kata dia.

Pihak Kementerian Pertahanan China menolak berkomentar tentang spekulasi ini. Sementara pihak United Aircraft Corporation, yang kini menjadi perusahaan induk Mikoyan, membantah telah ada transfer desain atau teknologi kepada China.

China sudah lebih dulu membantah bahwa desain dan teknologi J-20 diambil dari teknologi pesawat-pesawat siluman AS, termasuk bangkai F-117 Nighthawk milik AS yang jatuh di Serbia tahun 1999. Sekilas, dari samping, bentuk J-20 yang memanjang justru mengingatkan pada bentuk prototipe pesawat YF-23 buatan AS.

Sumber yang dikutip Reuters juga mengatakan, para pejabat China diundang oleh Rusia saat rancangan Mikoyan 1.44 pertama kali ditampilkan kepada publik, akhir 1990-an. Pada akhirnya, program Mikoyan 1.44 ini ditolak oleh Kementerian Pertahanan Rusia karena kurang memiliki teknologi pengelak radar. Proyek pesawat tempur generasi kelima Rusia kemudian diserahkan kepada pesaing Mikoyan waktu itu, Sukhoi.

Sukhoi kemudian menggarap desain Sukhoi PAK FA atau Sukhoi T-50, yang terbang perdana Januari lalu, dan ditampilkan pertama kali kepada publik dalam MAKS Air Show di dekat Moskwa, Rusia, Selasa pekan ini. Sukhoi T-50 akan dikembangkan bersama India dan diharapkan mulai diproduksi tiga tahun mendatang.

Sumber: Kompas

F-16 Dan Sukhoi Kmbali Ke Pangkalannya Masing-Masing

JAKARTA-(IDB) : Berhasil melaksanakan misi Fly-pass yang membanggakan kemarin di HUT Republik Indonesia ke-66 (17/8), pesawat tempur TNI Angkatan Udara F-16 Fighting Falcon dan pesawat tempur Sukhoi, hari ini (Kamis, 18/8) kembali ke Home Base masing-masing, F-16 Fighting Falcon ke Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi, Madiun dan pesawat tempur Sukhoi ke Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanudin, Makasar.

Menurut penuturan Komandan Skadron Udara 11 Letkol Pnb Untung Suropati yang memimpin satu Flight pesawat tempur Sukhoi, diketahui kegiatan Fly Pass ini merupakan kali pertama dilakukan di atas Ibukota RI tepatnya diatas lingkungan Istana Merdeka disepanjang sejarah TNI AU.

“Hal ini tentu saja sangat membanggakan, tetapi dibalik kebanggaan itu ada tanggungjawab yang sangat besar pula”, tegas dari kedua Komandan Skadron Udara 3 dan Skadron Udara 11 disela-sela persiapan mengenakan pakaian tempurnya di Lanud Halim Perdanakusuma.

Lebih lanjut dikatakannya, tidak ada bedanya dengan kegiatan Fly Pass lainnya, seperti pada kegiatan Hari Ulang Tahun TNI AU 9 April lalu di atas wilayah Lanud Halim Perdanakusuma,. hanya saja ciri-khas Jakarta dengan kondisi berkabut tipis diatas Ibukota, menjadi perhatian lebih bagi ke-12 Penerbang Tempur saat melakukan manuver di atas langit Istana. “Pada fly Pass kali ini para penerbang tempur tersebut menggunakan formasi Delta” ujarnya.

Mewakili para Penerbang Letkol Pnb Untung Suropati dari kokpit pesawat Sukhoi menyampaikan ucapan selamat HUT RI serta ungkapan syukur Jayalah Indonesia, yang disimak oleh Presiden RI beserta seluruh undangan dan peserta upacara memberikan aplos yang gemuruh di halaman Istana Merdeka.

Sumber: TNI AU

Update : Korut, Latgab AS-Korsel Adalah "Pengumuman Perang"

SEOUL-(IDB) : Korea Utara pada Kamis mengecam latihan militer bersama antara Amerika Serikat dan Korea Selatan sebagai deklarasi "perang habis-habisan".

Latihan 10-hari itu merupakan "provokasi keji yang tak terampunkan" terhadap negara komunis, kata Komite Reunifikasi Damai Korea (CPRK), Korea Utara.

"Ini adalah deklarasi perang habis-habisan terhadap DPRK (Korea Utara)," kata badan negara itu dalam sebuah pernyataan berbahasa Inggris yang disiarkan oleh Kantor Berita Pusat Korea, KCNA.

Latihan itu, yang dimulai pada Selasa, melibatkan lebih dari 530.000 tentara, termasuk sekitar 3.000 personil militer dari AS dan pangkalan-pangkalan lain di sekitar Pasifik.

Kedua sekutu telah menggambarkan latihan tahunan `Ulchi Freedom Guardian` (UFG) itu sebagai latihan pertahanan dan rutin, tetapi CPRK mengatakan, ini merupakan latihan untuk serangan melawan kepemimpinan Korea Utara, pangkalan nuklir dan rudal Korea Utara.

UFG telah melucuti Amerika Serikat dan Korea Selatan dari "topeng perdamaian dan dialog mereka," kata CPRK.

Badan ini menambahkan bahwa kedua negara bereaksi terhadap `upaya yang sabar untuk perdamaian` Pyongyang dengan "manuver provokatif untuk perang agresi ".

Kantor Berita Korea Selatan Yonhap, mengutip pejabat militer, mengatakan latihan itu akan memperlihatkan pasukan mensimulasikan deteksi dan penghancuran bom atom Korea Utara, rudal-rudal dan senjata kimianya.

Komentar CPRK itu terjadi sehari setelah negara komunis itu menanggapi awal latihan dengan bersumpah akan meningkatkan persenjataan nuklirnya.

Juru bicara kementerian luar negeri Korea Utara mengatakan Rabu, bahwa latihan yang "sangat provokatif dan agresif " itu menunjukkan tongkat AS dalam berbagai tujuan permusuhannya "untuk menahan Korea Utara dengan kekuatan senjata".

"Ini adalah jelas bahwa Korea Utara harus meletakkan taji untuk memperkuat persenjataan nuklir, untuk pertahanan diri baik secara kualitas maupun kuantitas untuk mengatasi situasi ini," katanya.

Korea Utara biasanya mencap latihan bersama kedua negara itu seperti latihan untuk invasi dan meluncurkan sendiri kontra-latihan.

Pekan lalu Pyongyang mendesak Washington dan Seoul untuk menunjukkan kesediaan mereka menuju denuklirisasi dengan mengakhiri latihan perang, dan menuntut perjanjian perdamaiam untuk menggantikan gencatan senjata saat ini yang mengakhiri perang Korea pada tahun 1950-1953.

Para pejabat Pyongyang bertemu dengan rekan-rekannya di Seoul dan Washington bulan lalu, meningkatkan harapan bahwa pembicaraan yang melibatkan dua Korea, Rusia, China, Jepang dan Amerika Serikat dapat berlanjut setelah pertemuan terakhir pada Desember 2008.

Korea Utara telah berulang kali menyatakan keinginan untuk kembali ke forum perundingan, tapi Amerika Serikat telah mendesak Pyongyang agar menunjukkan ketulusan lebih dan memperbaiki hubungan.

Sumber: Antara

Kontingen Garuda Amankan Pertemuan Tripartit Lebanon-Israel

KAIRO-(IDB) : Kontingen Garuda Tentara Nasional Indonesia dari Satuan Tugas (Satgas) "Indonesia Force Protection Company (Indo FPC)" dipercaya untuk mengamankan jalannya pertemuan tingkat perwira senior Tripartit di wilayah konflik Lebanon Selatan pada Kamis (18/8).

"Seperti bulan-bulan sebelumnya, Satgas Indo FPC mendapatkan kepercayaan dari pimpinan tertinggi UNIFIL (Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon) untuk mengamankan pertemuan segitiga antara Lebanon, Israel dan UNIFIL," kata Bintara Penerangan Satgas Indo FPC, Nur Kholis, yang dihubungi ANTARA dari Kairo, Kamis.

Pertemuan segitiga atau Tripartit tersebut beranggotakan perwira senior dari Lebanese Army Force (LAF), Israeli Defences Force (IDF) dan Komandan Tertinggi (UNIFIL), Mayor Jenderal Alberto Assarta Ceuvas.

Tim Escort pimpinan Lettu Inf Andy Yuliazi dan Danru Kawal Sertu Mar Karsim menjalankan kepercayaan tersebut, bekerja sama dengan Force Commander Close Protection Team dan Srilanka Force Protection Team.

"Salah satu tugas pokok dalam misi pengawalan Tripartite Meeting ini adalah menjamin keamanan terhadap gangguan yang mungkin timbul selama pelaksanaan kegiatan dan memberikan rasa aman bagi peserta Tripartite," kata Nur Kholis.

Tripartite Meeting diselenggarakan setiap bulan dengan agenda pembahasan tentang isu-isu terakhir seputar kondisi keamanan di perbatasan Lebanon-Israel.

Disebutkannya, pertemuan Tripartit ini penting dilakukan secara rutin untuk mempertahankan kelangsungan stabilitas perdamaian di Lebanon Selatan.

Nur Kholis mengungkapkan bahwa hampir tiap hari penerbangan gelap pesawat tempur Israel melanggar kedaulayan Lebanon sehingga menimbulkan kemarahan Beirut.

"Penerbangan gelap dari negara Israel hampir setiap hari melintasi batas udara Lebanon, belum lagi polemik terkait pelanggaran batas maritim," kata Nur Kholis.


Detik Proklamasi

Di sisi lain, Kontingen Garuda TNI memeriahkan peringatan 66 tahun detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di tiga titik panas konflik bersenjata di Lebonon Selatan.

"Peringatan HUT ke-66 Proklamasi Kemerdekaan RI ini dihadiri pula oleh para Komadan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon dan tokoh masyarakat setempat," kata Komandan Kontingen Garuda TNI, Kol Pnb Yulianta.

Para Komandan Pasukan PBB yang menghadiri peringatan Kemerdekaan RI itu, antara lain, Komandan UNIFIL Mayor Jenderal Alberto Assarta Ceuvas, dan Deputi Komandan UNIFIL, Brigadir Jenderal Santhi Bonfanti.

Upacara pengibaran Bendera Merah-Putih itu dipusatkan di tiga tempat, yaitu, selain di Markas Besar UNIFIL di Naqoura, juga di Sektor Timur dan di Indobatt, kata Nur Kholis.

Bertindak sebagai inspektur upacara di Markas Besar UNIFIL adalah Komandan Kontingen Garuda, Kol Pnb Yulianta dengan Komandan Upacara Kapten Inf Gustiawan, sementara di Sektor Timur dipimpin oleh Wakil Komandan Sektor Timur Kol laut (E) Joko Edi, dan inspektur upacara di Indobatt adalah Komandan Batalyon Indobatt, Letkol Inf Hendy Antariksa.

Menurut Yulianta, selain itu TNI juga mengirimkan wakilnya untuk mengikuti jalannya upacara detik-detik proklamasi di KBRI Beirut.

Di wilayah Naqoura atau Markas Besar UNIFIL HQ, upacara diikuti oleh, selain staf pimpinan UNIFIL, juga satuan gabungan dari Satgas Indonesia Force Head Quarter Support Unit (FHQSU), Indonesia Force Protection Company (FPC), Satgas Medis (Indomed), Satgas Sector East Military Police Unit (SEMPU), Satgas Maritime Task Force (MTF), Satgas MCOU, dan Satgas CIMIC.

Kolonel Yulianta menjelaskan, semangat kebersamaan antaranggota Kontingen Garuda terlihat dari semaraknya pertandingan olah raga di hari-hari menjelang peringatan detik-detik proklamasi.

"Walaupaun peringatan HUT RI kali ini dilaksanakan secara sederhana dan dalam suasana puasa, namun tidak mengurangi semangat dan antusias anggota Kontingen Garuda untuk memeriahkannya yang diawali dengan pertandingan olah raga," katanya.

Cabang olah raga yang diperebutkan di antaranya futsal, voli, bulutangkis dan tenis meja.

Penyerahan hadiah pemenang perlombaan dan penghargaan bagi personel berpresi dilakukan seusai upacara pengibaran bendera.

Sebagai acara penutup pada petang hari 17 Agustus diadakan tasyakuran dan buka puasa bersama seusai upacara penurunan Bendera Merah-Putih.

Acara tasyakuran dan buka puasa bersama ini diikuti pula oleh staf pimpinan UNIFIL dari negara lain dan para pemuka masyarakat Lebanon Selatan.

Sumber: Antara

Sukhoi T-50, Pesawat Tempur Siluman Tandingan F-22 Raptor AS

MOSKOW-(IDB) : Rusia memamerkan jet tempur anti-radarnya Sukhoi T-50, yang dirancang atas kerja samanya dengan India, sebagai alternatif jet siluman sejenis produksi Amerika F-22 Raptor.

Pesawat supersonik yang terbang untuk pertama kalinya di pameran udara MAKS 2011, di dekat Moskow itu, didesain untuk mengimbagi F-22 dalam kemampuan operasionalnya. Demikian dilaporkan BBC, Rabu (17/8) kemarin.

Sukhoi T-50 itu memudahkan pilot untuk melakukan manuver yang sebelumnya tidak dapat dilakukan dengan pesawat-pesawat tipe terdahulu. Rusia berencana memproduksi 1,000 Sukhoi T-50 itu dalam beberapa dekade mendatang dengan harapan India akan membeli 200 unit di antaranya.

T-50 dilengkapi kemampuan menghadapi segala cuaca dan mampu terbang hanya menggunakan jalur pacu sepanjang 300 hingga 400 meter, dapat melakukan penerbangan supersonik jarak jauh dengan menggunakan pengisian bahan bakar di udara, dan kemampuan menyerang target udara dan darat bersamaan.

Media massa Rusia melaporkan bahwa tahun lalu lebih dari 10 milyar USD dialokasikan untuk proyek produksi jet tempur siluman yang akan dipasarkan dengan harga 100 juta USD per unit. Adapun F-22 Raptor produksi Amerika Serikat yang prototipenya dipamerkan untuk pertama kalinya lebih dari 20 tahun lalu, dijual dengan patokan harga 140 USD per unit.

Sumber: Republika

Inggris Tawarkan Typhoon Ke Pemerintah Indonesia

JAKARTA-(IDB) : Inggris berkomitmen meningkatkan kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang, yang selama ini sudah terjalin baik, mulai dari bidang ekonomi, perdagangan, perubahan iklim, pendidikan, perang terhadap terorisme dan ekstremisme, hingga pertahanan.

Di sektor pertahanan, tidak menutup kemungkinan Inggris akan menawarkan berbagai persenjataan terbarunya untuk dibeli Indonesia.

Demikian diungkapkan Duta Besar Inggris, Mark Canning, di sela-sela acara berbuka puasa bersama wartawan di kediaman resminya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2011).

Canning adalah Dubes Inggris yang baru untuk Indonesia, menggantikan dubes lama, Martin Hatfull.

Menurut Canning, Indonesia dan Inggris memiliki hubungan kerja sama yang baik di bidang pertahanan. "Kami telah menjual beberapa peralatan pertahanan penting ke Indonesia, contohnya pesawat Hawk," ujar diplomat karir, yang pernah bertugas di Kedubes Inggris di Jakarta, tahun 1993-1997, itu.

Saat ditanya, apakah Inggris juga akan berusaha menjual pesawat tempur terbarunya, Eurofighter Typhoon, kepada Indonesia, Canning menjawab antusias, "Saya akan berusaha menjual apa pun yang saya bisa."

Industri pertahanan menjadi salah satu sektor industri yang diandalkan negara-negara Barat untuk membantu pemulihan ekonomi, yang terkena krisis berkepanjangan hingga saat ini. Negara-negara Asia, yang menjadi kekuatan ekonomi baru di dunia, menjadi pasar menggiurkan dari industri pertahanan ini.

Namun, segencar apa pun promosi yang dilakukan produsen senjata Eropa, mereka hampir selalu kalah dengan produk-produk AS. Pesawat Rafale yang dibuat pabrikan Dassault dari Perancis, misalnya, sudah dipromosikan sejak tahun 2000, tetapi belum pernah sekalipun memenangkan kontrak pembelian.

Di Maroko, Rafale kalah dengan F-16 Block 52 buatan Lockheed Martin, AS. Sementara AU Korsel dan Singapura lebih memilih F-15 Eagle produksi Boeing daripada Rafale.

Demikian juga dengan Typhoon, pesawat tempur yang dikembangkan bersama oleh Inggris, Jerman, Italia, dan Spanyol dalam konsorsium Eurofighter, itu, baru mendapat dua pelanggan di luar negara-negara pembuatnya, yakni Austria dan Arab Saudi.

Maret lalu, sempat muncul berita di harian The Times, Inggris, Kementerian Pertahanan Inggris sedang dalam pembicaraan serius dengan pemerintah Indonesia, yang ingin membeli 24 pesawat Typhoon senilai 5 miliar poundsterling (Rp70,3 triliun). Namun, berita ini langsung dibantah salah satu menteri di Kementerian Pertahanan Inggris, Gerald Howarth, sehari kemudian.

Indonesia memiliki sejarah pahit pembelian senjata dari Inggris. Pesawat Hawk 100/200 yang dipesan TNI AU dari Inggris akhir dekade 1990-an lalu sempat tertunda-tunda pengirimannya, dan bahkan sempat dikirim tanpa perlengkapan radar, komunikasi, dan perangkat navigasi (Kompas, 8/4/2000), setelah Indonesia diembargo karena dituduh menggunakan pesawat itu untuk mengebom pemberontak Timor Timur. 

Sumber: Kompas

Australia Tunggu Pesawat F-35 Sampai Tahun Depan

CANBERRA-(IDB) : Australia akhirnya tak mau menunggu lebih lama lagi untuk mendapat kepastian soal program Joint Strike Fighters (JSF) yang mengembangkan pesawat tempur masa depan, F-35 Lightning II. Jika sampai tahun depan nasib program, yang molor hingga bertahun-tahun, itu belum jelas, maka Australia akan memilih membeli pesawat lain.

Demikian diungkapkan Menteri Pertahanan Australia Stephen Smith dalam sesi sidang dengan parlemen di Canberra, Rabu (17/8/2011). Menurut Smith, Pemerintah Australia tak akan membiarkan jadwal pengiriman F-35 yang terus tertunda-tunda mengganggu kemampuan Angkatan Udara Australia (AU Australia).

"Saya tidak mengusulkan untuk menunggu sampai menit-menit terakhir. Saya mengusulkan untuk merekomendasikan kepada pemerintah agar kita mengambil keputusan pada tahun depan," ucap Smith di hadapan para wakil rakyat Australia.

Meski sampai saat ini pemerintah belum menetapkan pesawat pengganti F-35 itu, Smith mengatakan bahwa alternatif paling dekat adalah menambah armada pesawat tempur/pengebom F/A-18E/F Super Hornet.

Saat ini Australia telah mengoperasikan 20 pesawat Super Hornet, dari total 24 pesawat yang dipesan dari Boeing pada 2007. Empat pesawat terakhir pesanan Australia dijadwalkan dikirim pada akhir tahun ini.

Super Hornet adalah pengembangan dari pendahulunya, F/A-18 Hornet. Menurut The Military Balance 2010, AU Australia saat ini mengoperasikan 55 pesawat F/A-18A (berkursi tunggal) dan 16 F/A-18B (berkursi tandem). Namun, pesawat-pesawat yang sudah mulai menua ini akan dipensiunkan pada 2020.

Untuk mengganti armada pesawat tempurnya itu, Australia bergabung dengan program JSF bersama negara-negara sekutu terdekat AS lainnya, seperti Kanada, Inggris, Italia, Norwegia, Denmark, Belanda, dan Turki. Meski sumbangan dana terbesar tetap datang dari AS, negara-negara tersebut turut menyumbang dana pengembangan pesawat, yang dikerjakan oleh Lockheed Martin Corp, bekerja sama dengan Northrop Grumman dan BAE Systems.

Program tersebut berambisi membuat sekitar 2.400 pesawat F-35, pesawat tempur generasi kelima yang berkemampuan stealth (siluman, tak terdeteksi radar). Australia sendiri memesan F-35 sebanyak 14 unit dan berharap dua pesawat pertama akan dikirimkan pada tahun anggaran 2014/2015.

Namun, pengiriman pesawat tersebut terus tertunda-tunda karena berbagai masalah dan dana pengembangan yang terus membengkak. Dari perkiraan dana awal sebesar 233 miliar dollar AS, kini biaya program itu telah melonjak menjadi 385 miliar dollar AS.

Biaya produksi pesawat itu bisa makin besar jika AS, yang sedang melakukan pemotongan besar-besaran terhadap anggaran pengeluaran pemerintah, termasuk anggaran pertahanan, memotong jumlah pesanannya.

Australia berencana memesan F-35 sebanyak 100 unit senilai 16 miliar dollar AS. Namun, dengan penundaan dan ketidakpastian program JSF, Smith mengatakan bahwa tahun depan Pemerintah Australia akan memutuskan apakah mereka jadi memesan tambahan F-35 atau tidak.

Jika sudah dioperasikan, maka F-35 akan menjadi pesawat tempur berteknologi stealth ketiga yang dioperasikan AU AS, setelah F-117 Nighthawk dan F-22 Raptor. Meski sekilas bentuknya mirip, F-35 berukuran lebih kecil dari Raptor, dan memiliki kemampuan tempur di bawah F-22.

Sumber: Kompas