Pages

Jumat, Agustus 05, 2011

Diam-Diam Vietnam Bangun Armada Kapal Selam

Kilo Class 636
HANOI-(IDB) : Vietnam akan memiliki armada kapal selam dalam tempo enam tahun, kata menteri pertahanan Vietnam mengkonfirmasi laporan-laporan pada Kamis (4/8/2011), pada saat China meningkatkan ketegaran maritimnya yang menyebabkan keprihatinan kawasan.

Media Rusia melaporkan, pada Desember 2009, Vietnam telah sepakat untuk membeli setengah lusin kapal selam tenaga-diesel senilai dua miliar dolar. Namun pihak pemerintah Hanoi tidak bersedia mengomentari berita kesepakatan itu.

"Dalam lima-enam tahun mendatang, kita akan memiliki satu brigade enam kapal selam kelas 636 kilo," kata Menteri Pertahanan Phung Quang Thanh seperti dikutip oleh surat kabar yang dikendalikan negara, Tuoi Tre.

Dalam laporan tersebut Thanh mengatakan, armada itu bukan dimaksudkan sebagai ancaman bagi negara-negara di kawasan. "Membeli kapal selam, rudal, jet-jet tempur dan peralatan lainnya untuk pertahanan diri," katanya tanpa menyebutkan bagaimana Vietnam membayar untuk investasi angkatan lautnya itu.

"Itu tergantung pada kemampuan ekonomi kita. Vietnam belum menghasilkan persenjataan dan peralatan militer modern, yang mahal untuk impor," katanya.

Para ekonom mengatakan, ekonomi negara itu sedang berada dalam kekacauan dengan ancaman inflasi, perdagangan besar dan defisit anggaran, belanja negara tidak efisien, dan kesengsaraan-kesengsaraan lainnya.

"Banyak sistem peralatan persenjataan militer Vietnam yang sudah kuno, tapi pekan ini Vietnam menerima pengiriman pertama dari tiga pesawat patroli pantai untuk polisi laut," kata produsen, Airbus Militer yang berbasis di Madrid.

Ketika berita-berita tentang kesepakatan Rusia pertama muncul, para analis mengatakan akuisisi itu bertujuan untuk memperkuat klaim Hanoi terhadap Beijing di Laut China Selatan.
Kedua pihak memiliki sengketa teritorial yang baru-baru ini kembali memanas. Ketegangan-ketegangan meningkat pada Mei ketika Vietnam menuduh kapal penjaga perairan China memotong kabel-kabel eksplorasi kapal survei minyak di zona ekonomi eksklusif negara.

Negara-negara lain di kawasan juga menuduh Cina dalam beberapa bulan terakhir ini menjadi lebih agresif, dalam menegakkan klaimnya atas bagian-bagian dari Laut China Selatan.

Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam dan Taiwan juga memiliki klaim yang tumpang tindih untuk semua atau bagian dari perairan itu, yang diyakini kaya akan deposit minyak dan gas.

Sumber: Kompas

Untuk Hadapi China Taiwan Perkuat Pertahanan

TAIPE-(IDB) : Presiden Taiwan Ma Ying-jeou mengatakan, negara harus memperkuat pertahanannya terhadap spionase China. Pernyataan itu muncul setelah serangkaian skandal mata-mata yang menyebabkan hubungan kedua negara menjadi tegang. Kegiatan intelijen China terus berlangsung meskipun hubungan keduanya memanas.           
Ma mengatakan, Taiwan perlu "secara aktif mencegah" setiap kebocoran rahasia ke China dan harus melakukan upaya kontra penyusupan. Pernyataan Ma itu dikeluarkan Biro Keamanan Nasional, Jumat (5/8/2011).            
Menurut Biro Keamanan Nasional, Ma mengeluarkan pernyataan sikapnya itu dalam pertemuan intelijen, Kamis. Tujuannya untuk mengatasi masalah keamanan yang dihasilkan dari meluasnya masalah lintas-selat.           

Hubungan antara Taiwan dan China telah membaik sejak Ma berkuasa tiga tahun lalu, namun persoalan keamanan tetap rawan. Kedua pihak telah memata-matai satu sama lain sejak perpecahan mereka pada tahun 1949, akhir perang saudara.           

Beijing masih menganggap pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya menunggu reunifikasi, jika perlu dengan kekerasan. Militer Taiwan awal tahun ini menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada seorang jenderal tentara dan petugas intelijen yang memata-matai untuk China.           

Sang jenderal Taiwan terpancing "perangkap madu" mata-mata perempuan China yang mengumpulkan informasi untuk Beijing. Sementara perwira China dilaporkan telah membantu mengungkap jaringan beberapa mata-mata Taiwan di daratan.

Seorang pensiunan agen mata-mata Taiwan baru-baru ini memperingatkan, setidaknya 10 mata-mata China diyakini telah menyusup ke satuan keamanan pulau itu.

Sumber: Kompas

9 Ranjau Laut Berhasil Dinetralisasi

TUBAN-(IDB) : Sebanyak 9 ranjau laut yang terdeksi oleh Satuan Tugas (Satgas) Latihan Tindakan Perlawanan Ranjau III/2100 berhasil dinetralisasi (diledakan) di sekitar Pantai Palang Tuban, Kamis (4/8). Peledakan  ranjau ini merupakan hasil pendeteksian selama lebih kurang dua bulan dari area latihan seluas 37 juta meter persegi, memanjang dari pantai Palang sampai dengan 11 Nm ke utara.

Kegiatan yang berlangsung mulai tanggal 4 hingga 15 Agustus tersebut bertujuan untuk menghancurkan ranjau atau membuat rangkaian/system pemicu ledakan ranjau tidak dapat berfungsi. Diperkirakan ranjau-ranjau tersebut merupakan peninggalan Perang Dunia II yang terbenam di bawah lumpur dasar laut sedalam 3 sampai 5 meter pada kedalaman laut 8 hingga 30 meter.

“Setelah proses netralisasi, kegiatan dilanjutkan dengan melaksanakan rechecking (chek ulang) untuk memastikan bahwa area tersebut benar-benar telah bersih dari ranjau,”kata Komandan Satuan Ranjau Koarmatim Kolonel Laut (P) Benny Sukandani, SE, MM yang sekaligus bertindak selaku komandan latihan. 

Lebih lanjut dikatakan Komandan Satran Koarmatim, pada saat kegiatan dinyatakan selesai atau kontak ranjau yang ditemukan berhasil dinetralisasi, maka Mabes TNI AL dalam hal ini Dinas Hidro-oseanografi TNI AL akan membuat peta laut dengan memberikan tanda area yang telah dibersihkan sebagai daerah bebas ranjau, kemudian diinfokan kepada seluruh pengguna laut melalui Berita Pelaut Indonesia (BPI) bahwa area tersebut dapat digunakan untuk menunjang pembangunan nasional.

KRI Pulau Rengat 711
Kegiatan latihan itu sendiri dimulai sejak tanggal 23 Mei 2011, yang melibatkan 172 personel yang terdiri dari personel Satran Koarmatim yaitu Kapal Perang Type Buru Ranjau KRI Pulau Rengat-711, Diskesarmatim, Satkopaskaarmatim, Dislambair, Arsenal, Labinsen dan Dishidros TNI AL. Latihan direncanakan berakhir hingga tanggal 27 Agustus mendatang.

Sumber: Koarmatim

Pangkalan Udara Pacitan Akan Difungsikan Kembali

JAKARTA, KOMPAS.com - Pangkalan udara (Lanud) Pacitan, Jawa Timur, difungsikan kembali.
Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI M. Syaugi yang membawahi sejumlah landasan udara (airstrip) di Jawa Timur dalam kunjungan di Pacitan, Kamis (4/8/2011) mengatakan, airstrip dan detasemen di Pacitan difungsikan kembali karena memiliki fungsi strategis.
"Grass strip-landasan rumput-yang sudah ada akan diaktifkan dan perlu diadakan perbaikan serta pengembangan. Selanjutnya akan digunakan untuk mengembangkan potensi dirgantara di Kabupaten Pacitan," ujar M Syaugi yang dikutip Dinas Penerangan TNI-AU.

Syaugi meninjau kondisi landasan rumput di airstrip Pacitan yang potensial untuk dikembangkan seiring pembangunan jalan lingkar pantai selatan Jawa.  Wilayah selatan Pulau Jawa memiliki sejumlah airstrip yang dibangun jaman Hindia-Belanda dan pendudukan Jepang.

Airstrip tersebut memiliki nilai strategis militer dan ekonomi. Saat ini di sebelah selatan Jawa baru dua airstrip yang dikembangkan untuk kepentingan komersil yakni di Cilacap dan Banyuwangi.

Sejumlah airstrip di dekat Pangandaran digunakan untuk pengiriman bantuan tanggap bencana saat gempa dan tsunami melanda kawasan itu.

Sumber: Kompas

Rusia Incar Kontrak Baru 3 Miliar Dollar

Varian MiG-29 K dilengkapi kait penahan di bagian ekor, yang berfungsi membantu pendaratan di kapal induk. Versi pesawat ini lah yang dipesan Angkatan Laut India
MOSKOW-(IDB) :  Di saat negara-negara produsen pesawat tempur di Eropa kesulitan menjual produknya, Rusia justru terus mendapat pelanggan baru. Lembaga think tank pertahanan CAST, Kamis (4/8/2011), mengatakan, dalam waktu dekat Rusia akan mendapat tiga kontrak pembelian baru yang ditaksir bernilai total hampir 3 miliar dollar AS (Rp25,5 triliun).
Kontrak sebesar itu antara lain berasal dari India, yang memesan 40 pesawat tempur Sukhoi Su-30MKI senilai 2 miliar dollar AS. Pesawat varian dari Su-30 ini akan dibuat bersama dengan perusahaan pembuat pesawat India, Hindustan Aeronautics. "Ada peluang sangat besar Angkatan Udara India akan menandatangani pembelian 40 Su-30MKI akhir tahun ini," tutur Direktur CAST Ruslan Pukhov.
Sebelumnya, India telah memesan 16 pesawat MiG-29K/KUB, varian MiG-29 yang bisa beroperasi dari kapal induk. Sebelas pesawat pesanan tersebut telah dikirim pekan ini. "Mereka (India) tak pernah merasa cukup dengan senjata (buatan) Rusia," imbuh Pukhov.

Pemesan kedua adalah Kementerian Pertahanan Rusia sendiri, yang berminat memberi 24 MiG-29K untuk menggantikan armada Su-33, yang selama ini menjadi tulang punggung kekuatan udara yang bisa beroperasi dari satu-satunya kapal induk Rusia, *Admiral Kuznetsov*. Kontrak ini bernilai 960 juta dollar AS.

Sementara kontrak ketiga, yang diharapkan bisa segera ditandatangani, adalah pembelian enam pesawat jet latih tempur Yak-130. Enam pesawat ini pada awalnya dipesan oleh Libya sebelum PBB menerapkan embargo senjata. Menurut Pukhov, calon kuat pembeli pesawat-pesawat ini adalah Kazakstan.

Ekspor senjata Rusia tahun lalu hampir menyentuh nilai 10 miliar dollar AS, menjadikan negara itu tetap bercokol sebagai eksportir senjata terbesar kedua di dunia setelah AS. Penjualan persenjataan Rusia sempat menurun tahun ini setelah meletusnya gelombang revolusi dan musim semi Arab di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Sebagian negara di kawasan ini, seperti Aljazair, Suriah, dan Libya, selama ini dikenal sebagai pelanggan setia produk-produk senjata Rusia.

Rusia juga dicoret dari daftar calon pemasok proyek pengadaan pesawat tempur India senilai 11 miliar dollar AS, April lalu, setelah India lebih condong pada pesawat Rafale buatan Perancis dan Eurofighter Typhoon buatan konsorsium Eropa.

"Ada unsur politis dalam keputusan (India) itu. Mereka tahu telah membeli terlalu banyak senjata dari Rusia, jadi demi alasan diplomatik, mereka harus berusaha menyeimbangkan pemasok (senjata) mereka," papar Pukhov.

Meski demikian, penjualan persenjataan Rusia diperkirakan akan terus stabil dengan datangnya beberapa calon pembeli baru. Vietnam, misalnya, selain memesan enam kapal selam kelas Kilo 636 juga memesan 12 pesawat tempur Su-30MK2.

Sumber: Kompas

AU Filipina Berkunjung ke Sesko TNI AU

Illustration
LEMBANG-(IDB) : Sekolah Staf dan Komando TNI-Angkatan Udara (Sesko TNI-AU) menerima kunjungan delegasi AU Filipina (Philipine Air Force-PAF) di Lembang, Jawa Barat.
Komandan Seskoau Marsekal Muda TNI Boy Syahril Qamar menerima kunjungan delegasi Filipina yang dipimpin Kolonel Jose G. Mirandila Jr.

Seskoau menampilkan serangkaian kegiatan seperti simulasi operasi udara. Kunjungan itu merupakan bagian dari kegiatan Kelompok Kerja AU (Air Working Group) antara TNI-AU dan PAF sejak tanggal 2-5 Agustus 2011 di Bandung, Jawa Barat.

"Hubungan TNI-AU dan PAF selama ini berlangsung baik," kata Boy Syahril. Delegasi PAF menyaksikan film dokumenter tentang sejarah, visi-misi dan tugas serta fungsi Seskoau.

Delegasi PAF juga meninjau fasilitas pendidikan, sarana belajar, mess Perwira Siswa (Pasis) dan demo simulasi operasi udara di ruang Olah Yudha (Wargaming) Seskoau.

Seperti dengan Angkatan Udara Singapura, Malaysia dan Thailand. TNI-AU juga kerap mengadakan latihan bersama dengan PAF di kawasan Sulawesi dan Filipina Selatan yang menjadi wilayah perbatasan dua Negara. 

Sumber: Kompas

Ditargetkan System Navigasi KFX Selesai 2013

SEOUL-(IDB) : KAI dan National Defense Research Institute (ADD) melakukan pengembangan sistem navigasi pesawat yang telah ditandatangani kedua belah pihak yang diumumkan pada tanggal 26 juli 2011.

proyek ini dikembangkan oleh Korsel untuk mendukung AU Korsel sekitar 30-40 tahun kedepan untuk mengganti pesawat F-4/F-5 yang sudah uzur. Melalui proyek ini kami fokus untuk pengembangan pesawat tempur yang memiliki kemampuan diatas KF-16 AU Korsel, rencananya pesawat ini memiliki kemampuan multirole.

Penelitian pengembangan sistem navigasi ini digunakan dalam sistem persenjataan dan pengembangan teknologi untuk melakukan tugas-tugas atau simulasi serta model pengujian dan pengujian memproduksi prototipe.

Pengumuman permintaan proposal dalam pengembangan navigasi proyek KF-X telah dilakukan bulan februari lalu, kemudian dilakukan evaluasi oleh pihak KAI untuk penawaran yang akan digunakan, melakukan negosiasi biaya yang diperluakan dan akan meninjau bila kesepakatan telah tercapai

Pada akhir tahun depan, akan diperlihatkan hasil pengembangan KF-X melalui persyaratan navigasi operasional militer, serta mewujudkan bentuk desain dasar, sistem air superiority dan sistem teknologi mengunci target.

Pihak KAI diharapkan pada tahun 2013 membuat prototipe proyek pengembangan navigasi pada sistem pesawat.

Sementara itu, KAI akan melakukan pengembangan pesawat latih T-50 lebih lanjut dengan melakukan kerjasama dengan pihak industri pertahanan Indonesia, hal ini dilakukan untuk memperkuat kemitraan strategis antar kedua negara.

Sumber: Kookbang

Proyek KFX Indonesia Korsel Resmi Dibuka Dan Dimulai

DAEJON-(IDB) : Indonesia dan Korea Selatan memiliki tujuan yang sama dalam upaya meningkatkan kerjasama pertahanan khususnya untuk meningkatkan kemampuan pertahanan kedua negara melalui pengembangan dan produksi poduk-produk pertahanannya secara optimal. Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) Marsdya TNI Eris Herryanto, S.Ip., M.A saat mengadakan KF-X/IF-X Kick off meeting, Selasa (2/8), di Daejeon, Korea Selatan. 

Dihadapan Komisaris Defense Acquisition Program Administration (DAPA), Duta Besar  Indonesia untuk Korea Selatan, Agency for Defence Development (ADD) Korea, Sekjen mengatakan bahwa program pesawat jet tempur Korea Fighter Xperiment (KFX) atau jet tempur generasi 4,5, KF-X/IF-X merupakan program strategis kedua negara dimana program ini sejalan dengan arah tujuan kebijakan pertahanan nasional yang   berupaya untuk meningkatkan kemampuan dalam negeri secara berkelanjutan serta memberdayakan industri pertahanan Indonesia.

Program pembangunan KF-X/IF-X telah mencapai tonggak penting dengan dimulainya tahap pengembangan teknologi yang merupakan  tahap penting dari program pembangunan KF-X/IF-X. “Dengan pertimbangan ini, kami telah memilih tim engineering Indonesia yang saya percaya akan mendedikasikan semua pengalaman mereka untuk mendukung program ini,” tegas Sekjen.

Dalam kesempatan tersebut atas nama pemerintah Indonesia, Sekjen menyerahkan tim engineeringengineering KF-X/IF-X, Sekjen berpesan bahwa kesempatan baik yang telah diberikan bangsa dan negara hendaknya dapat dijadikan modal untuk mengembangkan keahlian dan pengalaman dalam program teknologi yang canggih ini. Tim engineering Indonesia yang berjumlah 37 orang terdiri dari TNI AU, ITB, Kemhan dan PT DI akan bergabung bersama dengan tim dari Korea dalam rangka untuk memulai tahap awal kerja sama ini. Indonesia untuk bekerja sama dengan tim Korea dalam menyelesaikan program KF-X/IF-X ini. Kepada tim 

Diakhir sambutannya, Sekjen menyampaikan bahwa Kementerian Pertahanan sangat mendukung berdirinya Pusat Penelitian dan Pengembangan Gabungan atau Combined Research and Development Center (CRDC). Dengan berdirinya CRDC Sekjen yakin dan percaya bahwa CRDC dimasa depan dapat memberikan kesempatan lebih baik bagi kedua negara untuk saling memahami satu dengan yang lainnya. Sekjen berharap industri pertahanan Korea kiranya dapat bersama-sama dengan Industri Pertahanan Indonesia melakukan kerja sama dan latihan bersama demi tercapainya tujuan yang diharapkan.

Hadir mendampingi Sekjen dalam kunjungan kerja ke Korea kali ini diantaranya Dirjen Pothan Kemhan Dr. Ir. Pos M. Hutabarat, M.A, Ph.D, Kabalitbang Prof.Dr.Ir.Eddy Sumarno Siradj, M.Sc dan Direktur Teknologi Industri Ditjen Pothan (Dir. Tekind) Brigjen TNI Ir. Agus Suyarso, Kepala Biro Perencanaan Brigjen TNI Drs. Mikdala Buchari dan wakil dari BPPT.

Sumber: DMC

TNI Masih Yang Terbaik Di ASEAN, Urutan Ke 18 Di Dunia

GFP-(IDB) : Sebuah analisis yang dipublikasikan Global Fire Power belum lama ini memberikan evidence yang obyektif untuk menunjukkan peta kekuatan militer negara-negara di seluruh dunia.  Berdasarkan uji data yang mendukung kekuatan militer, daya tahan, stamina dan survival yang mendukungnya, Indonesia berada pada tempat terhormat, di urutan ke 18, menduduki puncak klasemen di kawasan ASEAN, bahkan mengungguli kekuatan Australia yang ada di posisi ke 24 ranking militer seluruh dunia.  

Urutan 10 besar ranking militer se dunia dipegang secara berturut-turut : AS, Rusia, China, India, Inggris, Turki, Korsel, Perancis, Jepang dan Israel.   Kemudian urutan 11 sampai dengan 20     besar adalah Brasil, Iran, Jerman, Taiwan, Pakistan, Mesir, Italia, Indonesia, Thailand dan Ukraina.  Ranking negara ASEAN yang lain adalah Filipina ada di posisi ke 23, Malaysia posisi ke 27, Singapura ke 41.

Analisis ini memberikan sebuah definisi tentang peta kekuatan militer yang sesungguhnya, tidak terfokus pada keunggulan jumlah pesawat tempur atau kapal combatan seperti yang selama ini menjadi opini publik.  Itu sebabnya walaupun Singapura punya kekuatan pesawat tempur terbanyak di ASEAN, negara pulau itu tetap tidak mampu mengungguli Malaysia, Filipina dan Indonesia.  Indikator kekuatan alutsista bukan merupakan faktor penentu keunggulan militer sebuah negara.

Kita selama ini terpengaruh dengan opini psikologis bahwa  Jakarta akan hancur dalam waktu dua jam jika diserang oleh pesawat tempur Singapura.  Padahal apa iya, ini kan negara kepulauan yang paling besar di dunia, punya 240 juta penduduk berkarakter nasionalis, sumber daya alamnya melimpah dan yang terpenting dalam strategi militer, negara kita terdiri dari ribuan titik pertahanan. Bandingkan dengan negara pulau itu, hanya beberapa titik di sebuah pulau.  Secara hankam, pulau itu lebih mudah ditaklukkan.  Yang jelas angkatan udara tidak menjadi faktor utama untuk memenangkan pertempuran karena ibu dari segala perang adalah angkatan darat.  
                                                                                                                  
Sekedar perbandingan, berikut disampaikan peta kekuatan militer antara Indonesia dan Malaysia berdasarkan analisis Global Fire Power :
Negara                                 INDONESIA                            MALAYSIA          Ranking                                              18                                                          27
Total Population                         245,613,043                                        28,728,607
Military Manpower Available        129,075,188                                        14,817,517
Fit for Military Service                 107,538,660                                        12,422,580
Reaching Military Age Yearly           4,455,159                                            519,280
Active Military Personnel                    438,410                                            124,000
Active Military Reserves                      400,000                                           640,199
Total Aircraft                                           510                                                 258
Total Land-Based Weapons                     1,577                                              2,465
Total Naval Units                                      136                                                  65
Towed Artillery                                          59                                                  54
Merchant Marine Strength                       1,244                                                 321
Major Ports and Terminals                            9                                                    5
Aircraft Carriers                                           0                                                    0
Destroyers                                                   0                                                   0
Frigates                                                       6                                                   4
Submarines                                                  2                                                  2
Patrol Coastal Craft                                     31                                                 37
Mine Warfare Craft                                      12                                                  4
Amphibious Operations Craft                         8                                                  1
Defense Budget                       $4,740,000,000                             $3,500,000,000
Foreign Reserves                    $96,210,000,000                         $106,500,000,000
Purchasing Power              $1,030,000,000,000                         $414,400,000,000
Oil Production                            1,023,000 bbl                                  693,700 bbl
Oil Consumption                        1,115,000 bbl                                   536,000 bbl
Proven Oil Reserves             4,050,000,000 bbl                          2,900,000,000 bbl
Roadway Coverage                        437,759 km                                    98,721 km
Railway Coverage                              5,042 km                                     1,849 km
Waterway Coverage                         21,579 km                                     7,200 km
Coastline Coverage                         54,716 km                                      4,675 km
Major Serviceable Airports                         684                                              118
Square Land Area                        1,904,569 km                                 329,847 km
Total Labor Force                          116.500.000                                  12.200.000

Dari data diatas beberapa catatan bisa kita letakkan pada kondisi terkini, misalnya posisi cadangan devisa RI saat ini sudah mencapai  $ 122.000.000.000,- (Akhir Juli 2011), jumlah KRI saat ini  berkisar 152 unit.  Kapal-kapal yang berstatus KAL, KKP dan Polisi Air tidak diperhitungkan oleh GFP, padahal kapal-kapal jenis ini ikut berperan dalam patroli keamanan laut atau patroli pantai (Patrol Coastal Craft).  Kemudian komponen cadangan (Active Military Reserves) jumlahnya bisa melebihi perhitungan GFP jika Satuan Pengamanan, Satuan Polisi Pamong Praja, Pertahanan Sipil masuk dalam perhitungan.

Analisis GFP yang disajikan merupakan evidence yang cukup obyektif dan terbarukan, mampu menyajikan data terkini yang memberikan gambaran menyeluruh dari kekuatan militer sebuah negara berdasarkan kekuatan sumber daya militer,  sistem persenjataan,  kekuatan armada angkatan laut, dukungan logistic dan sebaran pangkalan,  sumber daya alam untuk survival, dukungan financial dan kondisi geografis.  Yang menarik kekuatan pesawat tempur digabung dengan sistem persenjataan lain apakah itu pesawat angkut, helikopter, tank, panser, artileri yang menjadi kekuatan angkatan darat.  Sementara kekuatan angkatan laut menjadi faktor terpisah dan memberikan kontribusi real pada kekuatan militer sebuah negara.

Nah, semakin jelas bahwa kita adalah yang terbaik di kawasan ini dalam ranking kekuatan militer.  Oleh sebab itu kita perlu mengeliminir opini-opini psikologis yang mengunder estimate kekuatan TNI, seakan-akan TNI yang paling lemah, seakan-akan TNI tak mampu mengatasi serangan udara Singapura, seakan-akan TNI tak mampu mengawal teritori NKRI. Dalam kondisi minimum essential force yang belum tercapai militer kita ternyata mampu menduduki ranking 18 dunia.  

Padahal mulai tahun 2012 sd tahun 2014 saja akan berdatangan setidaknya 60 pesawat tempur baru berbagai jenis,  15 pesawat angkut berbagai jenis, 55 Heli tempur berbagai jenis,  30 Kapal Cepat Rudal, 3 Kapal Selam, 2 Fregat, ratusan Tank dan Panser berbagai jenis.  Belum lagi proyek rudal surface to surface, surface to air, rudal anti tank dan ribuan roket Rhan produksi dalam negeri.

Ini artinya peluang untuk meningkatkan ranking militer itu sangat terbuka.  Namun lebih dari itu, kita harus selalu percaya diri dengan kemampuan hulubalang pengawal negara kita, dengan semangat tempurnya, dengan kualitas prajuritnya yang selalu mengungguli tentara negara jiran.  Sekali lagi militer kita adalah yang terunggul diantara para jiran.  Dan itu harus kita rawat dan pelihara dengan suplai alusista yang modern dan menggentarkan. Dan itu harus konsisten dan berkesinambungan,-

Sumber: Analisa

Pesawat Perang India Jatuh, Dua Tewas

NEW DELHI-(IDB) : Sebuah pesawat angkatan udara India jatuh pada hari Kamis (4/8/2011) menewaskan pilot dan seorang gadis yang ada di tanah, kata seorang pejabat. Dua hari sebelumnya kecelakaan serupa melibatkan pesawat tempur era-Soviet MiG-21.       
Pesawat yang jatuh kali ini adalah Jaguar buatan Inggris, jatuh setelah lepas landas dari sebuah pangkalan udara di kota Gorakhpurutara, 650 km dari New Delhi. Hal itu diungkap juru bicara angkatan udara Amit Mahajan per telepon.

Setelah jatuh, puing pesawat justru menimpa seorang gadis,kata Mahajan. Belum dijelaskan secara rinci, berapa orang di dalam pesawat. Dijelaskan, selain gadis yang ada di tanah, pilot pesawat juga tewas.           

Otoritas terkait  menambahkan, penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab kecelakaan. India memasukkan Jaguar sebagai salah satu pesawat latih pada tahun 1979 dan kemudian membangun jet perang lokal di bawah lisensi Inggris.           

Pada hari Selasa, jet tempur MiG-21 jatuh dinegara bagianRajasthan, menewaskan pilot. Sepuluh varian MiG di angkatan udara India jatuh tahun lalu.  India berencana untuk menggantikan pesawat tempur tua dengan 123 pesawat militer baru dari rencana pembiayaan 12 miliar dollar AS.

Sumber: Kompas