Pages

Jumat, Juli 29, 2011

Habibie Ingin Kembalikan Kejayaan Industri Dirgantara Indonesia

LONDON-(IDB) : Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie bersama sekitar 45 orang mantan karyawan IPTN serta tenaga ahli Indonesia di bidang kedirgantaraan yang tersebar di Bremen, Ausburg, Muenchen dan Hamburg mengadakan acara silaturahmi di Hamburg. Pertemuan yang berlangsung selama tiga jam itu diisi dengan pemberian wejangan serta pemaparan mengenai perkembangan industri penerbangan nasional. 

Konjen RI Hamburg, M. Estella Anwar Bey, menyampaikan apresiasi kepada Prof. Habibie yang berkenan memberikan pencerahan mengenai revitalisasi industri penerbangan di Indonesia. Itu termasuk masalah pembenahan SDM yang semakin berkurang serta pemberdayaan komponen dan tenaga ahli nasional untuk memenuhi kebutuhan penerbangan di tanah air.

''Dalam pemaparannya, Prof. Habibie menyampaikan keinginan dan keyakinan akan kembalinya kejayaan industri dirgantara Indonesia yang mengalami kemunduran sejak 1995,'' demikian keterangan pers KJRI Hamburg yang diterima Antara London, Jumat (29/7).

Habibie mengatakan bahwa mundurnya kedirgantaraan Indonesia tersebut antara lain disebabkan kurangnya upaya pemerintah untuk memfasilitasi produk dari PT Dirgantara. Apabila ingin memajukan industri penerbangan nasional, pemerintah harus lebih serius dan memiliki komitmen kuat untuk mengembangkan industri dirgantara. Hal tersebut termasuk mengalokasikan anggaran khusus untuk kepentingan riset.

Untuk memajukan industri kedirgantaraan Indonesia, tidak hanya diperlukan kebijakan yang baik dari pemerintah. Kebijakan tersebut juga harus disertai tindakan nyata dalam mendukung riset yang dilakukan oleh para tenaga ahli dan cendikiawan.

''Pada 16 tahun lalu, Indonesia sudah mampu membuat pesawat N-250 Gatot Kaca dan CN-235 serta produk-produk lainnya yang sempat mendulang sukses di dunia penerbangan nasional dan internasional,'' kata Habibie. ''Namun saat krisis, atas desakan IMF, kejayaan industri tersebut terpaksa harus pupus karena berbagai alasan.''

Habibie menyatakan masyarakat dan pemerintah Indonesia tentu rindu akan kejayaan industri dirgantara seperti pada era 1990-an. Namun, keinginan tersebut diharapkan jangan sampai masuk perangkap untuk berpolemik seperti dahulu sehingga industri dirgantara melemah.

''Saat ini pemerintah tampaknya memiliki keinginan kembali untuk memajukan industri penerbangan nasional, namun keinginan tersebut harus didukung oleh riset dan ketersediaan para ahli teknologi. Dalam kaitan ini, pemerintah harus menyediakan wadah agar para ahli teknologi Indonesia dapat berkiprah dan berkarya di negeri sendiri,'' ujarnya.

Sumber: Republik

TNI AU Segera Dapat Tambahan 4 Pesawat Hercules Hibah Australia

YOGYAKARTA-(IDB) : TNI Angkatan Udara akan menerima pesawat angkut Hercules yang merupakan hibah dari pemerintah Australia. Hibah pesawat yang diberikan Australia ini berjumlah 4 unit. "Tahun ini kami akan mendapat 4 unit pesawat hercules dari Australia. Tinggal menunggu pemerintah Australia saja,"kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat di Yogyakarta, Jumat (29/7).

Selain itu, kata KSAU, pada tahun 2012, TNI AU juga akan mendapat tambahan pesawat Sukhoi berjumlah 6 unit.

Lebih lanjut KSAU menjelaskan, TNI AU akan mengadakan penambahan 9 pesawat Hercules untuk menggenapkannya menjadi 2 skadron. Empat unit hibah dari Australia ini merupakan bagian dari rencana penambahan itu. Tapi KSAU tidak menyebutkan dari mana penambahan lima unit sisanya.

Dua skadron pesawat Hercules TNI AU itu akan terdiri dari pesawat tanker, pesawat VIP, dan pesawat operasional untuk mengangkut dua batalyon. Sebelumnya, TNI AU mendapat tawaran hibah pesawat angkut C-130 Hercules dari pemerintah Amerika, Australia, dan Norwegia. Ketiga negara itu menawarkan akan memberikan potongan khusus yang diberikan pada pemerintah Indonesia. Namun yang sudah dipastikan adalah hibah dari Australia.

Sumber: Jurnas

BATAN Berikan Beasiswa Nuklir...!!!!

Illustration
PANGKAL PINANG-(IDB) : Batan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menyerahkan beasiswa untuk 18 pelajar Bangka Belitung di Pangkal Pinang, Jumat (29/7/2011). Para penerima beasiswa akan mempelajari ilmu-ilmu dasar yang menunjang teknologi kenukliran.

Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Batan, Hendriyanto, mengatakan, ilmu dasar penunjang kenukliran saat ini kurang diminati generasi muda. Karena itu, Batan menyelenggarakan program tersebut untuk mendorong penambahan sumber daya terkait nuklir.

"Beasiswa ini salah satu cara mendorong generasi muda mempelajari ilmu terkait kenukliran," ujarnya.

Tahun ini, Batan memberikan beasiswa kepada 18 pelajar. Mereka akan mempelajari ilmu penunjang kenukliran empat perguruan tinggi dalam negeri. Berdasarkan seleksi, satu pelajar diterima di Institut Teknologi Bandung, dua di Universitas Indonesia, empat di Universitas Gadjah Mada, dan sisanya di Sekolah Tinggi Teknik Nuklir.

"Seleksi dilakukan internal Batan dan perguruan tinggi tujuan," ujarnya.

Adapun seleksi internal Batan diikuti 140 pelajar dan menghasilkan 30 nominator. Para pelajar yang lolos seleksi internal didaftarkan ke seleksi penerimaan mahasiswa baru di empat perguruan tinggi tujuan. Hasilnya, hanya 18 dari 30 pelajar lolos seleksi.

"Mereka yang lolos seleksi perguruan tinggi akan menerima beasiswa belajar dan biaya hidup," tuturnya.

Sumber: Kompas

Kemhan Alokasikan APBN-P 2011 Untuk Pengadaan Alutsista Dalam Negeri

JAKARTA-(IDB) : Dalam rangka mendukung pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan  bersama DPR telah menyepakati bahwa anggaran belanja negara khususnya untuk APBN-P 2011 yang dialokasi untuk pengadaan Alat Utama Sistem Senjata (Alutistsa) TNI dalam rangka memenuhi Minimum Essential Force (MEF),  nantinya akan dipergunakan melalui pengadaan dalam negeri.

Demikian dikatakan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sjafrie Sjamsoeddin selaku Sekretaris Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) saat memberikan pengarahan tentang optimalisasi penggunaan anggaran APBN-P produksi dalam negeri kepada perusahaan industri pertahanan dalam negeri baik Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP) maupun Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), Jum’at (29/7)  di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta.

Selain dari BUMNIP dan BUMS,  hadir dalam acara tersebut sejumlah pejabat dari  Kemhan, Kemenkeu serta Tim Asistensi KKIP. Hadir pula Tim Konsultasi KP3B.  Tim KP3B  terdiri dari pejabat Inspektorat Kemhan dan TNI, BPKP, LKPP dan Monitoring KPK.

Wamenhan lebih lanjut menjelaskan, Kementerian Pertahanan pada tanggal 21 Juli 2011 melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi I DPR RI,  dimana  dalam rapat tersebut telah disetujui alokasi perubahan anggaran perubahan untuk MEF dibelakukan untuk industri pertahanan dalam negeri.

Menurut Wamenhan,  hal  tersebut sangat menggembirakan bagi semua pihak, tahun 2011 pada APBN- 2011 difokuskan MEF-nya itu untuk membeli dari dalam negeri.  Karena  sudah menjadi suatu komitmen bersama, tentunya  hal tersebut akan menjadi peluang sekaligus tantangan bagi industri pertahanan dalam negeri baik BUMNIP maupun BUMS selaku produsen.

Menghadapi peluang dan tantangan tersebut, lebih lanjut Wamenhan meminta kepada BUMNIP dan BUMS, pertama untuk meningkatkan kualitas manajerial (infratruktur, manajemen dan SDM), keduaketiga memenuhi ketiga kriteria pengadaan ( harga, kualitas dan waktu). tertib administrasi, prosedural dan sesuai mekanisme.

Selain menjelaskan tentang optimalisasi penggunaan anggaran APBN-P 2011 untuk memenuhi MEF melalui pembelian dalam negeri, dalam kesempatan tersebut Wamenhan selaku Sekretaris KKIP juga menjelaskan tentang skema optimalisasi  industri pertahanan dalam rangka revitalisasi industri pertahanan dalam negeri.

Skema optimalisasi tersebut meliputi beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah yang mengarah kepada keberpihakan pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri antara lain kebijakan pengadaan Alutsista yang memprioritaskan produksi dalam negeri, pembentukan KKIP dan penyusunan Rancangan Undang – Undang Revitalisasi Industri Pertahanan.

Sumber: DMC

RI-Papua Nugini Belum Ada Kata Sepakat Soal Perbatasan

JAYAPURA-(IDB) : Sugeng Hariyono, Kepala Biro Perencanaan, Kerja Sama, dan Hukum di Badan Nasional Pengelola Perbatasan mengatakan, hingga kini Pemerintah Indonesia belum mencapai kesepakatan dengan Pemerintah Papua Nugini (PNG) ihwal pengelolaan perbatasan.

"Masalah Papua dengan PNG ada di tingkat negara. Segmen batas banyak yang belum disepakati," kata Sugeng di sela-sela Lokakarya Peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kawasan Perbatasan Papua yang dihelat Badan Nasional Pengelola Perbatasan di Jayapura, Kamis, 28 Juli 2011.

Diungkapkan Sugeng, dalam pembahasan yang digelar di Batam beberapa waktu lalu, perundingan kedua negara masih alot. Jika Indonesia menawarkan opsi beberapa segmen pos lintas batas, Pemerintah PNG hanya fokus pada satu segmen. Masalah garis batas perbatasan pun, Pemerintah RI dan PNG belum seia-sekata.

"Ini sudah dibahas sejak lama, tapi nggak selesai-selesai. Pembahasan satu segmen saja bisa dilakukan dalam sepuluh putaran perundingan. Jadi, memang soft diplomacy dari pemerintah kita sangat dibutuhkan untuk lobi-lobi," kata Sugeng.

Adapun mengenai hubungan antarwarga Papua dengan PNG sendiri, diklaim BNPP nyaris tidak ada masalah. Sejauh ini, masyarakat dua negara di perbatasan hidup berdampingan secara harmonis, mengingat penduduk asli memang berasal dari leluhur yang sama.

Sugeng mencontohkan, banyak warga PNG yang kerabatnya tinggal di Kabupaten Keerom, Papua. "Makam nenek moyang orang PNG juga banyak yang di Keerom," ujarnya. "Jadi, kalau gesekan sosial relatif nggak ada. Secara budaya dan sosial keduanya satu keluarga."

Seperti diketahui, BNPP yang ada di bawah pengarahan tiga menteri koordinator dan beranggotakan sepuluh menteri, Panglima TNI, Kepala Polri, Kepala Badan Intelijen Negara, Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, serta Gubernur Provinsi perbatasan, diberi mandat untuk mengelola dan menetapkan kebijakan pembangunan perbatasan.

Menurut Sugeng, dari dua belas provinsi Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara lain, Provinsi Papua-lah yang Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya paling rendah. Itulah sebabnya, BNPP menilai perbatasan Papua layak mendapat prioritas anggaran dan perhatian dari Pusat dan pemerintah daerah.

"Ini pekerjaan sektoral. BNPP hanya bertugas mempercepat dan mensistematisasi pembangunan di daerah perbatasan dan meningkatkan IPM. Tapi, untuk pelaksanaan di lapangan adalah pekerjaan rumah pemda dan kementerian terkait," kata dia.

Selain Papua, sebelas provinsi Indonesia yang berbatasan darat dan laut dengan negara lain adalah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.

Sumber: Tempo

AS Hancurkan Rudal dalam Uji Tembak di Pasifik

WASHINGTON-(IDB) : Militer AS Rabu menghancurkan salah satu rudal berkemampuan nuklir antar benua di atas Samudera Pasifik setelah gagal berfungsi selama uji coba, kata para pejabat.

Rudal Minuteman III - yang gagal lima menit setelah lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di Kalifornia pada saat keamanan berjaga-jaga setelah "anomali penerbangan," kata pernyataan militer.

Pihak militer berharap untuk menembakkan beberapa rudal berjelajah 4.200 mil (6.750 kilometer) ke Atol Kwajalein dalam penerbangan enam jam yang akan memberikan data program antar balistik kepada AS.

"Pembentukan parameter terlampaui dan pengiriman pengendali merusak perintah," kata Kolonel Matius Carroll, kepala keamanan untuk Ruang Sayap 30.

Pihak militer mengatakan pihaknya akan memberikan rincian lebih lanjut di kemudian hari mengenai masalah itu.

"Angkatan udara ... akan menyelidiki anomali tertentu dan memeriksa jika mereka dapat menentukan apa yang menyebabkannya," juru bicara Pentagon Kolonel Dave Lapan.

"Ini adalah misi yang sangat kompleks yang mereka lakukan," katanya. Rudal - dinamai "Minutemen" dalam Perang Revolusioner AS yang dipersiapkan untuk berperang melawan penjajah Inggris - adalah andalan dari program senjata Perang Dingin nuklir.

Amerika Serikat, sementara berkomitmen untuk mengurangi senjata nuklir berdasarkan perjanjian START dengan Rusia, mempertahankan 450 rudal Minutemen III yang berlaku aktif di pangkalan-pangkalan negara bagian Plains Montana, North Dakota dan Wyoming.

Kepulauan Marshall, yang memperoleh kemerdekaan dari Amerika Serikat pada 1986, baru-baru ini setuju untuk tetap menyewa lapangan pengujian rudal sampai 2066.

Atol Kwajalein yang terletak di sebelah kepulauan pulau Ebeye, memiliki julukan tak menyenangkan "wilayah kumuh di Pasifik."

Sumber: Antara

Update : Kekuatan Udara Jadi Posisi Tawar Konflik

YOGYAKARTA-(IDB) :  Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat, mengatakan kekuatan udara dapat menjadi "bargaining power" dalam upaya menyelesaikan konflik antaranegara. 

"Kita harus punya kekuatan udara yang kapabel dan kuat," kata Kasau dalam upacara Peringatan Hari Bakti TNI AU Ke-64 di Lapangan Dirgantara, Akademi Angkatan Udara (AAU) Adisutjipto, Yogyakarta, Jumat pagi.

Menurut dia, kekuatan udara itu melalui kekuatan operasi taktis, operasi strategis, pertahanan udara, "air mobility" dan lainnya. "Kalau kita ingin menjadi angkatan udara yang kapabel dan memiliki 'bargaining power', kita harus melakukan semua itu," tutur Imam.

Ia juga mengatakan, politik dalam diplomasi dengan dukungan TNI, khususnya Angkatan Udara maka negara lain akan memperhatikan negosiasi yang dilakukan oleh Indonesia. "Amerika merupakan negara 'supor power' (adidaya) maka dengan kekuatan itu negara akan berpikir. Sekarang ini dalam rangka memenuhi 'Minimum Essensial Force' (MEF), kita bangun semua kekuatan TNI, sehingga nanti 2024 kita bisa melakukan operasi apa saja," ujarnya, menegaskan.

Sumber: Republika

MEF TNI AU Sangat Mendesak

YOGYAKARTA-(IDB) : Sebagai salah satu komponen pertahanan negara, kekuatan TNI AU harus terus mengikuti perkembangan lingkungan strategis. Hal ini penting agar TNI AU menjadi salah satu komponen kekuatan yang dapat memiliki kekuatan tawar dalam menyelesaikan konflik antar negara.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, agar dapat melaksanakan tugas sebagaimana disebut UU 34/2004 tentang TNI, kebijakan awal yang harus ditempuh adalah memenuhi Kekuatan pokok minimum/ minimum essential forces (MEF). "Kita harus punya kekuatan udara yang kuat, meliputi operasi taktis, operasi strategis, air defence, air mobility, dan recognized,"kata Imam.

Untuk menjadi angkatan udara yang berkemampuan, kata Imam, TNI AU harus melakukan semua itu. "Kalau negara kita ingin punya kekuatan yang memiliki kekuatan tawar. Kemampuan politik dalam diplomasi ditambah dukungan TNI semua matra, akan enak. Orang akan memperhatikan saat bernegosiasi dengan kita,"katanya.

Untuk mencapai kemampuan tersebut,kata KSAU, TNI sedang membangun semua kekuatannya. "Sehingga nanti 2024 kita bisa melakukan operasi apa saja dengan kemampuan yang baik,"pungkasnya.

Sumber: Jurnas

KCR Optimalkan Pengamanan Laut Wilayah Barat

JAKARTA-(IDB) : Pemerintah akan mengoptimalkan Kapal Cepat Rudal (KCR) untuk pengamanan laut RI wilayah barat. Hal ini merupakan salah satu upaya pemenuhan kekuatan pokok militer yang diagendakan hingga 2024.

"KCR ini lebih adaptable untuk wilayah barat karena lautnya dangkal. Untuk wilayah timur diutamakan kapal-kapal besar karena disamping lautnya dalam, ombak besar, juga ancaman yang harus dihadapi,"kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai silaturahmi dengan para pemimpin media massa di Kementerian Pertahanan di Jakarta, Rabu malam (27/7).

Dikatakan Menhan, pemerintah menargetkan 10 KCR dalam 5 tahun ke depan. Hal ini karena produksinya bisa dikerjakan di dalam negeri melalui PT. Pal

Menhan menambahkan, untuk memperkuat armada pertahanan laut wilayah timur, pemerintah akan membangun kapal fregat. "Kami percayakan pada PT Pal. Harapannya nanti bisa dikerjakan PT Pal secara menyeluruh. Sekarang baru 40-50 persen local contentnya,"katanya.

Dalam 5 tahun ke depan, pemerintah juga akan membangun kapal selam untuk pengamanan wilayah laut Indonesia. Pembangunan kapal selam ini rencananya akan dilakukan melalui join production agar terjadi transfer technology.

Kapal Cepat Rudal adalah kapal patroli berukuran 70 meter. Selain dilengkapi senjata, kapal ini juga dilengkapi rudal sesuai namanya.

Sumber: Jurnas

Gudang Amunisi Indobatt Sudah Sesuai Standart

JAKARTA-(IDB) : Tim inspeksi Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Selatan (UNIFIL) menilai gudang amunisi batalyon Indonesia (Indobatt) sudah sesuai standar pengamanan yang ditetapkan.

Komandan Satgas Konga XXIII-E/Unifil (Indobatt), Letkol Inf Hendy Antariksa dalam surat elektronik kepada ANTARA di Jakarta, Jumat mengatakan Tim Inspeksi UNIFIL yang berjumlah tiga orang, dipimpin Kapten Tahiru Issah.

Inspeksi dilaksanakan di seluruh gudang penyimpanan amunisi Indobatt yang berada di area UN POSN 7-1 Adshit Al Qusayr, UN POSN 9-2 Az Ziqqiyah, UN POSN 9-63 El Addaisse dan UN POSN 7-3 Marjayoun.

Inspeksi gudang amunisi Indobatt oleh UNIFIL bertujuan untuk mengecek dan memastikan, apakah sistem penyimpanan amunisi yang dilakukan oleh Indobatt dalam kondisi aman dan sesuai prosedur yang diberikan oleh UNIFIL, serta tertib administrasi.

Tim inspeksi UNIFIL memeriksa gudang amunisi Kompi Delta, Kompi Echo, Kompi Bantuan dan Markas Batalyon yang terletak di satu tempat yaitu di area UN POSN 7-1, Adshit Al Qusayr.

"Dilanjutkan ke Kompi Charlie yang terletak di area UN POSN 9-2 Az Ziqqiyah," kata Hendy.

Pemeriksaan juga dilakukan terhadap gudang amunisi Kompi Alfa yang berada di area UN POSN 9-63 El Addaisse, dilanjutkan pengecekan gudang amunisi Kompi Bravo yang berkedudukan di UN POSN 7-3 Marjayoun.

Dari hasil pemeriksaan, tim inspeksi menyatakan gudang penyimpanan amunisi Indobatt sudah memenuhi standar UNIFIL dan menilai sistem administrasinya berjalan dengan tertib.

Sumber: Antara

Menanti Kapal Selam Buatan Indonesia

Dua kapal selam segera dibuat RI bersama negara rekanan. Teknologinya masih rahasia.

JAKARTA-(IDB) : Indonesia segera menambah kekuatan armada laut dengan membuat kapal selam sendiri. Dua kapal selam itu rencananya akan dikerjakan mulai awal 2012. Keduanya direncanakan memperbarui alat utama sistem senjata (alutsista) yang selama ini dinilai ketinggalan zaman.

"Awal 2012 sudah bisa mulai dibuat. Kalau tidak keduanya ya dibuat satu dulu," kata Kepala Pusat Komunikasi Kementerian Pertahanan, Brigjen Hartind Asrin kepada
VIVAnews.com, Kamis 28 Juli 2011.

Dua kekuatan kapal selam baru ini diharapkan mampu menambal sejumlah kelemahan pertahanan laut Indonesia. Kedua kapal selam itu juga akan dilengkapi teknologi militer terbaru.


Namun Hartind masih merahasiakan teknologi yang akan dipasang di kedua kapal selam ini. "Cari saja teknologi kapal selam paling mutakhir. Itu yang akan kita pasang nanti," kata dia.


Menurut dia, dua kapal itu akan dibangun dengan sistem
joint production bersama negara lain. Sejumlah negara sudah dijajaki, dan proposal kerja sama sudah disebar. Namun, dia menolak menyebut ke negara mana saja proposal itu diedarkan. "Bagian itu rahasia," kata dia.

Hartind mengatakan, kepastian negara rekanan itu baru bisa diketahui akhir tahun ini. "Setelah lebaran mungkin sudah bisa diketahui," kata dia.


Pembuatan dua kapal selam ini ditargetkan selesai dalam waktu tiga hingga empat tahun. Namun, Hartind mengatakan kapal selam bisa kelar lebih cepat dari target itu, jika negara rekanan telah memiliki kapal yang sudah dibuat. "Tergantung negara rekanan nanti. Kalau dia sudah punya kapal yang sudah mulai dibuat, sudah 50 persen misalnya, berarti bisa lebih cepat selesainya," kata Hartind. 


Sementara itu, pengamat militer, Andi Wijayanto mengatakan beberapa negara berpotensi menjadi rekanan Indonesia untuk membuat kapal selam ini. Dia menyebut Korea Selatan, Prancis, Rusia, China, dan Jerman bisa menjadi rekanan.


Namun, lanjut dia, Korea Selatan dan Prancis menjadi negara terakhir yang melaju dalam seleksi rekanan Indonesia. "Rusia, China, dan Jerman tak akan menawarkan lagi konsep kapal selam," kata dia.


Menurut Andi, teknologi dua kapal selam yang akan dibuat itu tak akan jauh dari dua kapal selam tipe U-209 yang saat ini dimiliki Indonesia.


Dia menambahkan, dua kapal selam yang akan berpotensi dibuat Indonesia adalah kapal selam mini. Rancang bangun kapal ini akan dibuat PT PAL, Surabaya. Sementara itu, kapal selam kedua adalah jenis diesel yang akan dibuat oleh negara rekanan.


Kemandirian


Menurut Hartind, selain memperkuat armada laut, tujuan pembuatan kapal selam dengan sistem
joint production ini untuk menumbuhkan kemandirian Indonesia dalam memenuhi persenjataan pertahanannya.

Dengan program ini diharapkan terjadi proses alih teknologi kepada Indonesia. "Kita harus bisa mandiri supaya peralatan militer tidak tergantung dengan negara lain," kata dia.


"Kalau tergantung, begitu diembargo kita tidak akan kesulitan lagi. Embargo sama dengan ancaman negara."


Pembuatan kapal selam ini juga direncanakan menggunakan komponen lokal, khususnya kapal yang dibuat oleh PT PAL. "Meski demikian, kita jamin kualitasnya bagus," kata dia.


"Kalau kapal yang dibuat di negara rekanan kemungkinan komponennya sebagian besar masih datang dari luar."


Kebutuhan Ideal


Renstra TNI AL menyebutkan pada tahun 2024 idealnya Indonesia memiliki 10 unit kapal selam. Jumlah itu dinilai akan mampu menjaga kedaulatan wilayah NKRI yang sebagian besar terdiri dari lautan.


Dalam sistem pertahanan, kapal selam ini sangat diperlukan terutama bagi laut di kawasan timur Indonesia. "Di timur lautnya sangat dalam, sehingga cocok untuk kapal selam," kata Hartind. Kawasan barat lautnya dangkal, sehingga lebih tepat untuk kapal permukaan.


Andi Wijayanto, mengatakan kawasan timur Indonesia selama ini dijadikan jalur lalu lintas kapal selam negara lain. Sedikitnya, kata Andi, ada tiga titik rawan yang harus dijaga dengan menggunakan kapal selam. "Laut Sulawesi, Laut Aru, dan Laut Natuna," ujarnya.


Dari tiga titik itu, Laut Sulawesi dan Laut Aru adalah titik rawan bagi pertahanan laut Indonesia. "Di dua titik itu, lalu lintas kapal selam negara lain sering melintas dari Laut Pasifik ke Samudra Hindia," kata dia. Kapal selam Australia, Jepang, China, Rusia, dan Amerika menggunakan jalur itu. "Titik rawan ini harus dijaga dengan menempatkan kapal selam".


Anggaran Cekak


Ongkos pembuatan dua kapal selam itu telah dimasukkan dalam anggaran pertahanan 2010/2011. Hartind mengatakan Indonesia akan memilih negara rekanan yang menawarkan harga paling rendah dengan kualitas terbaik. "Kita pilih negara yang menawarkan harga paling rendah dengan kualitas yang bagus," kata dia.


Terkait anggaran pertahanan, Andi Wijayanto sangat menyayangkan alokasi dana yang diberikan. Menurut dia, anggaran untuk pertahanan Indonesia terlalu cekak.


Dia menambahkan, Indonesia tak akan mampu memenuhi kebutuhan minimal 10 kapal selam pada 2024. "Karena alokasi anggaran di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tidak pernah mencapai kebutuhan. Selalu defisit," kata Andi.


Untuk mengejar target ideal itu, terlalu berat bagi Indonesia. Untuk saat ini saja, kata Andi, harusnya anggaran pertahanan itu sekitar Rp70 triliun lebih. "Saat ini alokasi di negara kita belum pernah tembus Rp50 triliun," kata dia.


Armada Kapal Selam 


Saat ini, Indonesia hanya memiliki dua kapal selam, yaitu KRI Cakra (401) dan KRI Nanggal (402). Dua kapal itu merupakan tipe 209 buatan Jerman.


KRI Cakra dan Nanggala dibuat oleh Howaldtswerke, Kiel, Jerman pada 1981. Dari umurnya jelas sudah tua, dan merupakan kapal selam tipe 209/1300.


Tenaganya digerakkan oleh motor listrik Siemens jenis low-speed disalurkan langsung (tanpa gearshaft ke baling-baling kapal. Total daya yang dikirim adalah 5000 shp (shaft horse power).
 

Tenaga motor listrik datang dari baterai besar yang beratnya sekitar 25% dari berat kapal. Baterai dibuat oleh Varta (low power) dan Hagen (Hi-power). Tenaga baterai diisi oleh generator yang diputar 4 buah mesin diesel MTU jenis supercharged.

Senjata terdiri dari 14 buah terpedo buatan AEG , diincar melalui periskop buatan Zeiss yang diletakkan disamping snorkel buatan Maschinenbau Gabler.


Kedua kapal selam memiliki berat selam 1,395 ton. Dengan dimensi 59,5 meter x 6,3 meter x 5,5 meter. Diperkuat oleh mesin diesel elektrik, 4 diesel, 1 shaft menghasilkan 4,600 shp, yang sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 21,5 knot. Kapal itu diawaki oleh 34 pelaut.


Sebagai bagian dari armada pemukul KRI Cakra dan Nanggala dipersenjatai 14 buah torpedo 21 inci dalam 8 tabung. Keduanya memiliki sonar dari jenis CSU-3-2 suite

Sumber: Vivanews

Tahun 2012 TNI AU Panen Alutsista

YOGYAKARTA-(IDB) : Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) akan menambah puluhan pesawat tempur, baik jenis Super Tocano, T- 50, F-16, Sukhoi hingga pesawat angkut jenis Hercules untuk memperkuat pertahanan dan kekuatan udara 2012 mendatang.

“Terhitung Maret 2012 nanti, sebanyak 16 unit atau satu skuadron pesawat Super Tocano yang menggantikan jenis OV-10 akan didatangkan secara bertahap,” kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Imam Sufaat di Yogyakarta, Jumat (29/7/2011).

Menurut dia, setiap tiga bulan, sebanyak empat unit pesawat Super Tocano akan didatangkan, sementara pesawat TI50 saat ini telah ditandatangani kontrak, dan diharapkan telah datang pada 18 bulan ke depan.

Mengenai proses mendapatkan hibah 24 unit F-16 dari Amerika Serikat, kata Kasau, hanya tinggal menunggu keputusan Kongres Amerika dan pihaknya akan mengirimkan pilot untuk belajar di Amerika.

Pesawat tempur jenis Sukhoi juga akan ditambah enam unit lagi pada tahun 2012.

Sumber: Surya

TNI Harus Menguasai Teknologi dan Paham Budaya Daerah

PALEMBANG-(IDB) : Wilayah Sumatera Selatan yang luas, dengan hasil bumi yang melimpah memerlukan penjagaan. Upaya penjagaan tersebut bukan hanya melibatkan tentara sebagai alat Negara, tetapi juga satu kesatuan yang dinamis antara seluruh jajaran TNI,Polri dan rakyat.

Sejak resmi dilantik dan sertijab Pangdam II Sriwijaya dari Mayjen TNI Agus Gunaedi Pribadi 28 Juni 2011 yang lalu,kini Mayjen TNI Soewarno Widjonarko diamanahkan oleh Negara bersama Kodam II Sriwijaya untuk menjaga seluruh wilayah Teritorial.Apa kesan pertama mantan Kadispen TNI Angkatan Darat itu terhadap Sumsel dan bagaimana dengan pengamanan wilayah Sumsel dari berbagai ancaman luar dan dalam? Berikut petikan wawancaranya dengan wartawan SINDO Muhammad Uzair beberapa waktu lalu.

Apa kesan anda tentang Sumsel?

Pertama,saya sangat senang sekali pulang ke Sumsel, khususnya Palembang. Sebab,saya pernah bertugas di sini selama Sembilan tahun, yakni tahun 1980 hingga tahun 1989.Pertama yang bertugas mulai menjadi Danton di Brigade 8 Garuda Merah,kemudian menjadi Danton 143 Lampung.Tahun 1985,saya menjadi komandan kompi dan bertugas di Batalyon Infanteri 141 Muaraenim. Saya kemudian sekolah ke Australia.

Kini anda memimpin Kodam II Sriwijaya, kiat apa saja yang anda lakukan agar dapat menjaga wilayah teritorial Sumsel?

Yang pertama,kita harus pahami dan mengerti budaya masyarakat setempat.Sejak pertama bertugas,saya perintahkan kepada anak buah saya agar terlebih dahulu mengenali budaya,minimal bisa menyanyi satu lagu daerah.Makanya, staf saya perintahkan untuk bisa menyanyi satu lagu daerah Sumsel,misalnya lagu kebile- bile.Budaya itu juga, menjadi bagian dari desertasi saya untuk memahami budaya. Kini saya masih melakukan penelitian di Bangka Belitung, tentang kaum pinggiran dan suku minoritas.Penelitian saya masih berlanjut yakni Prespektif pertahanan dari masyarakat grass root.

 Isu terorisme saat ini menjadi tren yang tidak terpisahkan dari pertahanan Negara. Nah,apa yang akan dilakukan Kodam II Sriwijaya agar Sumsel bebas dari aksi terorisme ini?

Kita harus bekerja dengan maksimal,harus bekerjasama dengan jajaran Kepolisian, TNI Angkatan Udara, dan TNI Angkatan laut. Yang pasti, harus selalu berkoordinasi dengan semua angkatan dan kepolisian untuk memaksimalkan pertahanan ini.

Dari Kodam II Sriwijaya sendiri bagaimana?

Saya sudah sampaikan kepada seluruh pimpinan dan anak buah saya. Jangan tidur, dan harus terus terjaga.Karena itulah beban dan tanggungjawab sebagai pimpinan teritorial. Tugasnya memang berat,siang kehujanan malam ya kemalaman.Tidak ada alternatif lain, harus benar-benar menjaga secara total seluruh wilayah teritorial. Selalu saya katakana,buka mata,buka telinga dan sinergi dengan masyarakat.

Apa ada pasukan khusus yang disebarkan?

Pastinya ada sebanyak 200 orang rider terlatih, dan selalu siap sedia kapan dan dimanapun memaksimalkan penjagaan teritorial ini dari berbagai ancaman.Selain itu,ada juga Babinsa yang tersebar di seluruh wilayah, mereka terlatih dan juga memaksimalkan penjagaan.

Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam ikut menjaga dan mempertahankan NKRI, pola pembinaan apa dan bagaimana dari pihak TNI AD?

Saya fikir begini, masyarakat tidak mau menderita, mereka tidak mau terjajah lagi. Dengan demikian mereka pasti berpihak pada NKRI, dan saya yakin mereka akan berpihak untuk membela Negara Indonesia dari ancaman luar dan dalam. Sewaktu saya ke Korea,hingga kini terdapat dua kawasan yang berseteru yakni Korea Utara dan Korea Selatan. Teman Korea Selatan dari angkatan darat mengatakan, saya kalau tidak sampaikan pada masyarakat, bagaimana cara bela diri,bagaimana cara menembak maka kita semua akan mati karena di serang dari utara, makanya rakyat harus kuat.

Mereka masih mendoktrin masyarakat seperti itu. Tapi Indonesia, tidak harus melewati doktrin seperti halnya Korea Selatan. Sebab Indonesia punya pengalaman di jajah,dan baru 66 tahun menikmati kemerdekaan. Jadi, ketika senjata TNI di rebut oleh negara lain pastilah rakyat akan membela.

Bagaimana dengan peningkatan SDM tentara?
Saya sekarang berusaha meningkatkan SDM, yakni perwira harus melek teknologi. Saya perintahkan, bagi para perwira yang melakukan paparan harus menggunakan laptop. Karena kedepan kita tidak bisa ngomong kosong aja. Makanya sejak sekarang semua perwira sudah berlatih memahami tekhnologi komputer. Untuk diketahui, sekarang tentara yang berpangkat Letnan sudah banyak yang jago komputer. Sesuai briefing saya pertama kali, saya tidak mau ada perwira yang paparan dengan cara ngomong kosong saja,tanpa ada bukti.Makanya kita membiasakan diri menggunakan infocus dan laptop.

Jadi ke depan seluruh tentara harus melek teknologi?

Ya, harus. Kalau tidak melek teknologi, maka tentara akan menjadi penonton saja di era digital. Sekarang saja, tentara keluaran akademi militer berpangkat Letnan Dua sudah menggunakan sistem komputerisasi. Bahkan Tamtama pun sudah mulai belajar Komputer.Makanya harus punya sumber daya yang tinggi, dan untuk menciptakan tentara yang cerdas dengan SDM yang siap.

Sumber: Sindo

Cina: Amerika Harus Berhenti Menjual Senjata ke Taiwan

BEIJING-(IDB) : Juru Bicara Kementerian Pertahanan Cina, Geng Yansheng, menuntut Amerika Serikat menghindari penjualan senjata moderen kepada Taiwan. 
 
IRNA (28/7) melaporkan, hal itu dikemukakan Yansheng dalam jumpa persnya di Beijing seraya mengatakan, "Sikap Cina terkait penjualan senjata Amerika kepada Taiwan tidak berubah." 

Menyinggung dampak negatif dari kebijakan Amerika Serikat itu, Yansheng menilai penjualan senjata ke Taiwan akan merusak hubungan dan kerjasama Washington-Beijing. 

Cina tahun lalu mereaksi berlanjutnya penjualan senjata moderen kepada Taiwan dengan menangguhkan hubungan dan kerjasama militernya dengan Amerika Serikat. 

Pejabat Cina itu mengatakan, "Kami berharap Amerika Serikat melaksanakan komitmennya terhadap Cina dan tidak merusak hubungan bilateral kedua negara khususnya di bidang kerjasama militer dengan menjual persenjataan kepada Taiwan."

Kontrak penjualan senjata Amerika Serikat senilai 6,4 milyar USD dan juga 66 unit jet tempur kepada Taiwan, termasuk di antara masalah yang merisaukan para pejabat tinggi Cina. 

Pemerintah Beijing menilai Taiwan sebagai wilayah yang tidak dapat dipisahkan dari Cina dan oleh karena itu, para pejabat Beijing menunjukkan sensitifitas lebih terkait hubungan Taiwan dengan negara-negara lain. 

Menurut para pejabat Cina, penjualan senjata ke Taiwan akan membahayakan stabilitas dan keamanan di Selat Taiwan. 

Namun Amerika Serikat berulangkali mengabaikan peringatan Cina dan menyatakan akan tetap melaksanakan komitmen militernya terhadap Taiwan serta melanjutkan pejualan senjata ke negara itu. 

Sumber: Irib

Kemampuan Militer Iran Menakutkan Israel

BEIRUT-(IDB) : Mohammad Abbas, purnawirawan militer Lebanon mengisyaratkan kemajuan besar yang dicapai Republik Islam Iran di berbagai bidang. "Kemajuan Iran tersebut membuat Rezim Zionis Israel ketakutan," ungkap Abbas. Ditambahkannya, Iran baru-baru ini mampu memproduksi sistem radar yang menggantikan produk Rusia. Padahal Rusia hingga kini terkesan mengulur-ulur waktu penyerahan sistem radarnya kepada Iran.
 
Saat diwawancarai IRNA, Mohammad Abbas menandaskan, peningkatan kemampuan dan peralatan militer serta pertahanan adalah hak legal Iran untuk menghadapi ancaman Rezim Zionis Israel dan Amerika Serikat. "Apalagi AS dan Iran setiap hari senantiasa mengancam akan menyerang instalasi nuklir Iran," tambah Abbas.

Menurutnya Iran berusaha sedapat mungkin berusaha mempersiapkan diri menghadapi agresi musuh. Ditekankannya, di sisi lain, Israel berusaha menghubungkan intalasi nuklir Tehran dengan peningkatan kemampuan militer Iran dengan harapan dapat menyelewengkan opini publik dunia sehingga negara Barat dan dunia lainnya memusuhi Iran.

"Para petinggi Israel menebarkan propaganda anti Iran dengan menyatakan militer serta kemampuan Iran di bidang sistem anti rudal diklaim dapat mencapai seluruh Timur Tengah, London, Moskow dan mungkin sekitar AS. Hal ini ditempuh Israel untuk memprovokasi negara dunia agar memusuhi Iran, namun menyadari sepenuhnya bahwa Tel Aviv lihai dalam menebar propaganda menyimpang di dunia," ungkap Abbas.

Sumber: Irib

TNI AL Dapat Tambahan Alutsista Baru

KARIMUN-(IDB) : Pangkalan TNI AL Tg. Balai Karimun merupakan satuan kerja dibawah Komando Pembinaan Pangkalan Utama TNI AL IV Tanjung Pinang yang letaknya sangat strategis karena berada dijalur perairan Selat Malaka. 

Wilayah kerja Lanal Tg. Balai Karimun yang berbatasan langsung dengan dua negara yaitu Malaysia dan Singapura menyimpan berbagai macam potensi ancaman dan permasalahan yang sangat kompleks misalnya gangguan keamanan laut, perompakan, penyelundupan, illegal fishing,illegal loging, illegal mining, peredaran narkoba dan pelanggaran wilayah perbatasan. 

 Salah satu tugas pokok Pangkalan TNI AL Tg. Balai Karimun antara lain melaksanakan patroli keamanan laut dalam rangka menjamin terwujudnya situasi kondusif diperairan wilayah kerja Lanal Tg. Balai Karimun dan untuk mengoptimalkan  tugas tersebut Lanal Tg. Balai Karimun telah mendapat dukungan Alat Utama Sistim Persenjataa baru (Alusista) satu unit Speed Boat Sea Rider (type X2K RIB) dari PT. Lundin Industry Invest (PMA) alamat Jl. Lundin No. 1 Sukowidi Banyuwangi, Jawa Timur.
Guna menguji kemampuan Alutsista tersebut baru-baru ini Palaksa Lanal Tg. Balai Karimun Mayor Laut (P) Agustinus Djoko P bersama para pengawak Sea Riders melaksanakan uji coba pengoperasian  Sea Rider di Perairan Selat Durian Karimun.
Kegiatan uji coba tersebut dilaksanakan dengan mengelilingi Perairan Selat Durian selama sekitar  satu setengah jam dengan tingkat kecepatan dari rendah sampai kecepatan maksimal. Keunggulan Sea Rider adalah memiliki kecepatan dan kelincahan untuk mendekati sasaran, sehingga sangat cocok digunakan untuk mendukung kegiatan patroli dalam rangka mengeliminir berbagai aksi kejahatan di Laut. (Lanal TBK)
Spesifikasi Speed Boat Sea Rider :
Type : Speed Boat (X2K RIB)
Panjang : 11.2 meter
Lebar : 2.9 meter
Draft : 0.70 meter
Kontruksi : GRP Fiberglass
Permesinan : Outboard (suzuki DF 250 PK / 2 unit)
Kecepatan Maksimal : 45 Knot
Tahun Pembuatan : 2010
Sumber: TNI AL

Rahasia Negara Harus Aman Dari Hacker Dan Cracker

JAKARTA-(IDB) : Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan sistem informasi negara harus dilindungi dari gangguan dan ancaman kejahatan dunia maya (cyber crime).

"Ancaman terhadap negara tidak lagi menyangkut kekuatan militer, tetapi lebih luas spektrumnya yakni nirmiliter seperti ancaman "cyber crime"," katanya, disela-sela seminar Secure Asia/Government Information Security, di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan,"Oleh karena itu perlu memahami perkembangan sistem teknologi informasi terutama memahami bagaimana proteksi sistem yang ada.

Menurut Purnomo, Kementerian Pertahanan sendiri punya Lembaga Sandi Negara yang tugasnya memberikan proteksi pada sistem informasi negara yang dikembangkan, hingga mampu memproteksi sistem pertahanan negara dari ancaman peretas dari luar yang teknologinya lebih maju.

"Tentunya "hecker" teknologinya lebih maju lagi. Kita kikuk kepada kemajuan teknologi ini," katanya mengakui. Karena itu, sistem keamanan pada sistem informasi negara sangat diperlukann ujar Menhan menegaskan.

"Bagaimana kita mengamankan data dan apa yang kita punya dalam sistem informasi kita sehingga tidak disalahgunakan untuk kepentingan yang lain," ujarnya.
Sumber: Republika

Kapal Selam Indonesia Mulai Dibuat Awal 2012 Dengan Teknologi Mutakhir

JAKARTA-(IDB) : Indonesia segera membuat dua kapal selam untuk memperkuat alat utama sistem senjata (alutsista). Dua kapal selam itu, direncanakan mulai dibuat awal 2012 mendatang.

"Awal 2012 sudah bisa mulai dibuat. Kalau tidak keduanya ya dibuat satu dulu," kata Kepala Pusat Komuniukasi Kementerian Pertahanan, Brigjen Hartind Asrin kepada VIVAnews.com, Kamis 28 Juli 2011.

Kapal selam ini, kata dia, akan dilengkapi dengan teknologi terbaru. Namun, dia mengaku tak mengetahui secara pasti teknologi yang akan dipasang di dua kapal selam ini nantinya. "Cari saja teknologi kapal selam paling mutakhir. Itu yang akan kita pasang nanti," kata dia.

Menurut dia, dua kapal itu akan dibangun dengan sistem joint production bersama negara lain. Satu kapal direncanakan dibuat di negara rekanan. Satu lagi dibuat di dalam negeri. "Di dalam negeri akan kita buat di PT PAL, Surabaya," kata dia. Saat ini, lanjut dia, Indonesia sudah menjajaki sejumlah negara untuk membuat dua kapal selam ini. Proposal pembuatan kapal selam pun sudah di sebar ke beberapa negara yang akan dijadikan rekanan. Namun, dia tak mau menyebut ke negara mana saja proposal itu diberikan. "Tak boleh kita sebutkan, itu bagian dari rahasia," kata dia.

"Yang jelas tim untuk itu sudah kita kirim ke beberapa negara, nanti saja, sabar. Setelah semua fix, baru kita buka."

Hartind mengatakan, kepastian negara calon rekanan itu kemungkinan baru bisa diketahui akhir tahun ini. "Setelah lebaran mungkin sudah bisa diketahui," kata dia.

Hartind pun tak mau menyebutkan berapa anggaran dana yang disediakan untuk pembuatan dua kapal selam ini. Menurut dia, anggaran dana itu tergantung dari negara rekanan pembuatan kapal. "Kita pilih negara yang menawarkan harga paling rendah dengan kualitas yang bagus," kata dia.

Rencana pembuatan kapal selam ini juga telah dipaparkan oleh Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro. Menurut dia, Indonesia harus bisa membuat persenjataan sendiri agar bisa mandiri. Sejauh ini, Indonesia baru memiliki dua kapal selam buatan Korea.

Sumber: Vivanews

Pengabdian Sang Hercules

BALIKPAPAN-(IDB) :  Pesawat Hercules C-130 yang kini diparkir di base ops Sepinggan Lanud Balikpapan ternyata menyimpan banyak kisah bersama NKRI sejak 1960.


Pesawat ini didatangkan dalam rangka latihan pertahanan udara yang dilaksanakan di base ops Sepinggan, Rabu (27/7/2011).

Menurut Minggus, CMU I first Engineer Hercules C-130, pesawat berbadan lebar ini adalah pesawat pengangkut udara untuk pasukan militer dan sipil yang paling banyak dipakai di dunia. Terbang dengan empat mesin turboprop, dioperasikan oleh 12 awak (pilot,co-pilot, plat engineer, juru radio, pilot master, loadmaster dan teknisi). Pesawat ini mampu mendarat dan lepas landas dari jalur pendek atau jalur yang tidak disiapkan dan lintasan rumput.

Awalnya Hercules buatan Amerika Serikat ini adalah pengangkut tentara dan pesawat kargo. Kini digunakan untuk berbagai macam peran, untuk keperluan militer maupun sipil, termasuk gunshot (perang), latihan terjun payung, patroli maritim, pengamatan cuaca, pengisian bahan bakar di udara, pemadam kebakaran udara, missi kemanusiaan, penyelamatan (SAR), ambulans udara, dll.

"Pesawat ini mempunyai banyak fungsi, selain untuk pasukan perang juga digunakan sebagai pengangkut barang, logistik. Untuk C-130 ini sudah pernah menjelajah seluruh Indonesia. Tarakan, Gorontalo, ujung Pandang, Jakarta. Tetapi yang paling sering adalah untuk tugas kemanusiaan," jelas Minggus.

Pesawat ini mampu mengangkut 64 orang penumpang tidak termasuk awak atau berdaya angkut 12,5 ton. Besarnya lambung kapal juga memungkinkan untuk dimasuki sebuah helikopter dengan telebih dahulu melepas baling-baling dan juga dapat memuat tank maupun panser bila diperlukan.

Sistem pengoperasian pesawat ini sudah otomatis, jadi bisa dibayangkan di zamannya adalah termasuk pesawat dengan tekhnologi tinggi. Pesawat bermesin 4 dengan jenis baling hammilton ini membutuhkan 27.000 liter avtur untuk sekali pengisian penuh tangki. Pesawat ini juga dilengkapi dengan toilet yang dapat digunakan dalan keadaan darurat (urinal draine).

Minggus mengatakan, pesawat ini juga telah ditumpangi orang nomor satu Indonesia, Presiden Soekarno. Bila diperlukan, pesawat dapat disetting sedemikian rupa untuk keperluan VVIP. 
Sumber: Tribun