Pages

Minggu, Juli 17, 2011

TNI Tampil Beda Di Olimpiade Militer Ke-5 Di Brazil

RIO DE JANEIRO-(IDB) : Dengan semangat persahabatan dan solidaritas sesama bangsa, kontingen Tentara Nasional Indonesia (TNI)  melambaikan bendera merah putih dan bendera Brazil bersama-sama saat defile pada pembukaan Olimpiade Militer Dunia yang diselenggarakan di kota Rio de Janeiro. 

Atraksi yang tidak dilakukan oleh kontingen dari negara lain ini, menyedot perhatian puluhan ribu penonton yang menyaksikan acara tersebut. Tak pelak lagi, gemuruh tepuk tangan bergema di Stadion Olimpic Joao Havelange yang menjadi kebanggaan masyarakat Brazil.  

Olimpiade Militer Dunia yang  digelar hari Sabtu 16 Juli 2011 waktu setempat  merupakan olimpiade yang ke-5 setelah sebelumnya diselenggarakan di kota Hyderabad, India pada tahun 2007.  Olimpiade ini pertama kali diselenggarakan  di kota Roma, Italia pada tahun 1995.  Selanjutnya berturut-turut pada tahun 1999 di kota Zagreb, Croatia, dan pada tahun 2003 di kota Catania, Italia.

 Pesta pembukaan yang dihadiri oleh Presiden Brazil Dilma Rousseff ini menampilkan atlet legendaries Pele yang pernah memperkuat team sepak bola Angkatan Darat Brazil pada tahun 50-an. Pele didaulat mendampingi seorang atlet yang bertugas menyalakan api kejuaraan.

Selama berlangsungnya pesta pembukaan ini,  sang maskot olimpiade “Arion” sesekali muncul bersama-sama dengan tayangan penampilan ketiga Angkatan Bersenjata Brazil dalam misi perdamaian dunia.
         
Enam ribu  atlet dan dua ribu delegasi dari 100 lebih negara ikut berpartisipasi memeriahkan pesta olahraga yang akan berlangsung selama 9 hari.  TNI menjadi salah satu peserta dalam kejuaraan ini dan  mengirimkan 90 atlet dan ofisial untuk bertanding dalam 8 cabang olahraga.

Sumber: Dephan

PT DI Sedang Garap Helikopter Pesanan Korsel, TNI AL Dan TNI AU

PT DI juga tengah mengerjakan pesanan komponen Airbus 320 setiap bulannya.

BANDUNG-(IDB) : PT Dirgantara Indonesia (PT DI) tengah mengerjakan pesanan helikopter Super Puma pesanan pasukan penjaga pantai Korea Selatan senilai US$90 juta (Rp767,52 miliar). Perusahaan plat merah itu juga mengerjakan helikopter untuk Angkatan Laut senilai US$70 juta (Rp596,96 miliar). "Kami juga tengah mengerjakan helikopter untuk Angkatan Udara," ujar Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso kepada VIVAnews.com

Selain pesanan itu, PT DI juga tengah mengerjakan pesanan komponen Airbus 320 setiap bulannya. Perseroan optimis pesanan komponen itu akan naik 50 persen pada 2015. "Tahun depan diminta naik 20 persen dan mungkin 2015 naik 50 persen dari kapasitas yang sekarang", ujar Budi


Pendapatan PT DI sendiri tahun ini diperkirakan Rp1,6 triliun yang berasal dari penjualan komponen dan pesanan helikopter. Ia menargetkan pendapatan tahun depan dapat mencapai Rp2 triliun. "Sesudah Rp2 triliun baru kami bisa bernafas," tambah Budi.


PT DI sendiri dilingkupi permasalahan modal yang kurang, sehingga tak berani mencari order pesanan. Untuk itu perseroan sangat mengharapkan adanya penyertaan modal negara (PMN). Pemerintah dan Komisi VI telah membahas pemberian PMN sebesar Rp3,9 triliun namun persetujuan belum diketuk palu.

Sumber: Vivanews

Huntington Ingalls Industries Awarded US Navy Materials Contract For LPD-27 Transport Ship

AMERIKA-(IDB) : The U.S. Navy awarded Huntington Ingalls Industries a $98 million cost-plus-fixed-fee advance procurement contract modification for long-lead materials for LPD 27, the 11th amphibious transport dock ship of the USS San Antonio (LPD 17) class.

The work, which will be conducted by the Ingalls Shipbuilding division in Pascagoula, will include the purchase of long-lead-time materials and major equipment in support of the new ship, such as main engines and diesel generators and other equipment, including electrical switchboards, deck equipment and fire extinguishing systems.

This is the second advance procurement contract for LPD 27. The first contract was awarded in October 2010.

"This contract provides means to continue our development and efficient planning to build LPD 27," said Doug Lounsberry, vice president and program manager of the LPD program, Ingalls Shipbuilding. "It is necessary for our supply chain management so the essential equipment will be aligned and ready to effectively meet our schedule commitments with our Navy customer."

The 11 ships of the LPD 17 class are a key element of the Navy's ability to project power ashore. Collectively, the ships functionally replace more than 40 ships (LPD 4, LSD 36, LKA 113 and LST 1179 classes of amphibious ships), providing the Navy and Marine Corps with modern, sea-based platforms that are networked, survivable and built to operate with 21st century platforms, such as the MV-22 Osprey and the Expeditionary Fighting Vehicle (EFV).

The LPD 17-class ships are 684 feet long and 105 feet wide and displace approximately 25,000 tons. Their principal mission is to deploy the combat and support elements of Marine Expeditionary Units and Brigades. 

The ships can carry up to 800 troops and have the capability of transporting and debarking air cushion (LCAC) or conventional landing craft and EFVs, augmented by helicopters or vertical take-off and landing aircraft such as the MV-22. These ships will support amphibious assault, special operations or expeditionary warfare missions through the first half of the 21st century.

Source: Shephard