Pages

Sabtu, Juni 11, 2011

Lima Hercules Segera Perkuat TNI-AU

Hercules C-130 type H
JAKARTA-(IDB) : Sebanyak lima unit pesawat angkut C-130 Hercules akan segera memperkuat TNI Angkatan Udara, kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat di Jakarta, Sabtu.

Ditemui ANTARA usai memimpin serah terima jabatan Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara I, Kasau Marsekal Imam Sufaat mengatakan lima pesawat angkut C-130 itu akan tiba di Indonesia dalam dua tahun mendatang secara bertahap.

"Kami membutuhkan sembilan pesawat Hercules, dalam dua tahun ini semoga bisa dipenuhi lima dulu. Dengan penambahan sembilan unit itu, maka TNI Angkatan Udara akan memiliki 30 unit," katanya.

Ketigapuluh unit Hercules itu, lanjut Imam terdiri atas pesawat tanker sebanyak dua unit, pesawat VIP dua unit, dan pesawat operasional untuk mengangkut dua batalyon sebanyak 26 unit.

Ia menuturkan, untuk memenuhi sembilan unit Hercules ke depan maka pihaknya telah menjajaki beberapa tawaran dari beberapa negara.

"Dari beberapa tawaran itu, kami pilih yang terbaik," kata Kasau.

Hingga kini setidaknya tiga negara yang menawarkan hibah pesawat angkut C-130 Hercules kepada Indonesia, seperti Amerika Serikat, Australia dan Norwegia.

Pemerintah Amerika Serikat dan Australia menawarkan enam pesawat angkut C-130 Hercules tipe E dan J dengan potongan harga khusus kepada pemerintah Indonesia pada 2012.

Enam Hercules hibah dari AS itu merupakan pesawat yang sebelumnya diperuntukkan bagi tiga negara di Asia dan Afrika. Namun, semua sebelum dihibahkan ke Indonesia telah mengalami perbaikan dan modifikasi.

AS menjanjikan bantuan pengadaan enam pesawat angkut C-130 Hercules tipe H dan J untuk Indonesia. Bantuan berupa potongan harga dengan menggunakan fasilitas Foreign Military Financing (FMF) dan bantuan suku cadang bagi pesawat angkut berat Hercules.

Sementara Pemerintah Norwegia menawarkan empat unit pesawat angkut C-130 Hercules tipe H kepada Indonesia, yang telah digunakan Angkatan Udara Norwegia.

Sebelum dihibahkan, Norwegia sepakat untuk melakukan peremajaan terlebih dulu atas biaya mereka. Empat unit Hercules tipe H yang ditawarkan tersebut keseluruhannya bernilai 66 juta dolar AS.

Sedangkan Australia menawarkan Hercules Tipe J, sesuai hasil kunjungan Kepala Staf Angkatan Udara Australia pada awal 2011, maka Australia akan segera menyerahkan hibahnya kepada Indonesia.

Sumber: Antara

KSAU: Hibah F-16 Tunggu Parlemen AS

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan hibah dua skuadron pesawat F-16C/D Fighting Falcon dari Amerika Serikat masih menunggu persetujuan parlemen negara tersebut.

Kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu, ia menambahkan, "Semoga pada Agustus mendatang, seluruh proses sudah selesai termasuk persetujuan dari parlemen AS, sehingga pada tahun ini sudah dapat tandatangan kontrak,".

Kasau melanjutkan,"jika tahun ini sudah dapat ditandatangani kontraknya, maka tahun depan delapan unit pesawat tersebut diharapkan sudah masuk memperkuat TNI Angkatan Udara,`.

Imam menuturkan pihaknya sudah melakukan pemaparan baik kepada Mabes TNI, Kementerian Pertahanan dan DPR tentang rencana hibah dua skuadron pesawat F-16 tersebut.

"Bahkan kami juga sudah menyampaikan secara rinci mengapa TNI Angkatan Udara lebih memilih menerima hibah tersebut dibandingkan dengan membeli pesawat serupa berjenis terbaru namun dengan harga lebih mahal. Kita paparkan segala kekurangan dan kelebihannya," ungkapnya.

F-16 Fighting Falcon adalah jet tempur multiperan yang dikembangkan General Dynamics, yang kemudian diakuisisi oleh Lockheed Martin, AS. Meski pada awalnya dirancang sebagai pesawat tempur ringan, belakangan telah berevolusi menjadi pesawat multiperan yang tangguh dan amat populer.

Indonesia pernah memiliki 12 unit F-16 blok 15OCU yang terdiri atas delapan F-16A dan empat F-16B. Namun, anggota Komisi I (Hankam dan Luar Negeri) DPR, Fayakhun Andriadi, mengatakan, Indonesia kini hanya memiliki 10 F-16 model A/B atau F-16 generasi pertama. Indonesia hendak mengembangkannya menjadi satu skuadron penuh dengan berencana membeli enam unit F-16 terbaru model C/D.

Namun, munculnya tawaran dari AS untuk menghibahkan F-16 kepada Indonesia. AS kini memiliki 24 F-16 C/D yang masih baik dan masih dapat di-retrofit menjadi F-16 C/D terbaru karena AS telah meningkatkan kelas pesawatnya ke F-18.

Sebelum dihibahkan, AS membantu melakukan retrofit 24 unit pesawat F-16 C/D itu dan "upgrade" 10 unit F-16 A/B milik Indonesia menjadi F-16 generasi terbaru.

Jika tawaran AS itu diterima, jumlah pesawat F-16 model C/D Indonesia kelak setelah "retrofit" dan "upgrade" akan menjadi 32 unit atau dua skuadron.

Sumber: Antara

KSAU: Pelanggaran Wilayah Meningkat

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat mengemukakan, kegiatan pelanggaran wilayah baik di darat, laut maupun udara meningkat.

"Meski berdasar analisa intelijen dalam beberapa waktu ke depan tidak akan ada invasi terbuka, namun pelanggaran wilayah makin meningkat baik di darat, laut maupun udara," katanya, saat memimpin upacara serah terima jabatan Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Pangkoopsau) I di Jakarta, Sabtu.

Imam mengatakan, pelanggaran wilayah itu disertai dengan aksi pencurian sumber daya alam baik di darat maupun di laut.

"Pembalakan liar, pencurian ikan marak terjadi di wilayah kita. Karena itu. Berbagai bentuk pelanggaran wilayah disertai kegiatan ilegal seperti pencurian ikan tersebut dapat menjadi potensi konflik bagi dua negara atau beberapa negara," katanya.

Terkait itu, lanjut Imam, sebagai salah satu komando utama yang bertugas menegakkan kedaulatan di udara dan mendukung kedaulatan negara di laut dan darat, Koopsau I harus terus melaksanakan peran dan tugas pokoknya dengan maksimal.

Kasau mengakui, untuk melaksanakan peran dan tugas pokoknya secara maksimal masih terkendala terbatasnya tingkat kesiapan alat utama sistem senjata karena anggaran yang terbatas.

"Namun, bukan berarti dengan keterbatasan itu, jajaran Koopsau I tidak dapat melakukan tugas pokoknya dan perannya. Diperlukan manajemen yang baik yang dapat mensinergikan potensi SDM, alat utama sistem senjata dan lainnya," ujarnya.

Imam menegaskan, diperlukan kreativitas, inovasi yang realistis untuk menjalankan tugas pokok dan peran Koopsau I secara maksimal dihadapkan pada keterbatasan yang ada.

Koopsau I yang bermarkas komando di Jakarta menaungi 19 pangkalan udara atau lanud, tiga detasemen, dan 40 pos TNI AU. Wilayah tanggungjawabnya membentang dari Sabang hingga sebagian Kalimantan Tengah dan sebagian Jawa Tengah.

Sumber: Antara

Marsma TNI Sunaryo Resmi Jadi Pangkoopsau I

JAKARTA-(IDB) : Marsekal Pertama TNI Sunaryo resmi menjabat Panglima Komando Operasi TNI Angkatan Udara (Pangkoopsau) I menggantikan Marsekal Muda TNI Dede Rusamsi yang akan menduduki jabatan Wakil Kepala Staf Angkatan Udara.

Upacara serah terima jabatan Pangkoopsau I dipimpin Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu.

Marsma Sunaryo merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara 1982 dan sempat menjabat sebagai Komandan Skuadron Udara 7 Kalijati, Subang, Jawa Barat.

Pria kelahiran Bojonegoro, 14 Juli 1956, itu juga sempat dipercaya menjabat Komandan Pangkalan Udara Jayapura, Komandan Pangkalan Udara Atang Sendjaja, Bogor, dan terakhir sebagai Wakil Gubernur Akademi Angkatan Udara.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat dalam sambutannya mengatakan, dengan pergantian jabatan Pangkoopsau I, kualitas pelaksanaan peran dan tugas Komando Operasi Angkatan Udara I, semakin meningkat.

"Sebagai salah satu kotama, Koopsau I memiliki tugas pokok melakukan pembinaan kemampuan dan kesiapsigaan operasional TNI AU dalam menegakkan kedaulatan negara di udara, mendukung penegakkan kedaulatan negara di darat, laut dan udara," katanya.

KASAU mengakui, keterbatasan anggaran yang berdampak pada tingkat kesiapan alat utama sistem senjata masih menjadi tantangan klasik yang harus dihadapi.

"Karena itu, sebagai pemimpin Pangkoopsau harus mampu membina dan menumbuhkan daya kreatifitas dan inovasi untuk mengatasi tantangan itu sekaligus mencarikan solusi terbaik untuk mengatasi keterbatasan itu," kata Imam menegaskan. 

Sumber: Antara

Kasad Harapkan Peningkatan Kerja Sama Pertahanan Dengan AS

Latihan berasama RI-Amerika beberapa waktu yang lalu
JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta mengharapkan kerja sama dengan Amerika Serikat dapat terus ditingkatkan didasari saling percaya dan saling menghormati.

"Saya harapkan, latihan ini makin meningkatkan hubungan militer kedua negara, khususnya angkatan darat kedua pihak dilandasi rasa percaya dan saling menghormati," katanya, pada pembukaan latihan TNI AD dan Angkatan Darat AS, di Bogor Jumat.

Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Direktur Latihan Komando Jenderal George oisutta mengatakan pula latihan bersama angkatan darat kedua negara selain memantapkan profesionalisme prajurit juga untuk mempererat dan memperkokoh hubungan kedua negara.

"Latihan ini bertujuan meningkatkan interoperability diantara peserta latihan, menyiapkan sarana daya mampu bagi negara pengirim pasukan PBB, serta meningkatkan hubungan kedua negara," ujar Kasad.

Latihan bersandikan "Garuda Shield 2011" mengkhususkan peningkatan kemampuan dan profesionalitas para peserta latihan tentang beragam kegiatan operasi perdamaian sesuai standar PBB atau Standar Generic Training Module (SGTM).

"Indonesia sering dilibatkan dalam misi perdamaian PBB, sehingga kerja sama dengan AS bisa mempelajari dinamika dan metode operasi dalam misi perdamaian dunia," ujar George.

Ia menambahkan, dalam latihan itu akan dipadukan sistem yang berlaku bagi kedua pihak sehingga terwujud satu sistem terpadu yang menjadi pedoman saat melaksanakan operasi perdamaian PBB.

"Setiap daerah konflik memiliki karakteristik masing-masing yang berbeda satu sama lain. Karena itu , perlu pola penanganan yang tidak sama pula antara daerah satu dengan lainnya," kata Kasad.

Terkait itu, dalam latihan tersebut dilakukan berdasarkan skenario yang semirip mungkinan dengan kondisi medan tugas yang sebenarnya sehingga operasi yang dilakukan berhasil baik, demikian George.

Latihan bersama "Garuda Shield 2011" dilakukan di Pusat Pendidikan Zeni, Bogor. Gladi lapang akan dibeberapa titik di wilayah bogor dan sekitarnya.

Selain itu, latihan bersama juga akan diisi dengan kegiatan bakti sosial bagi masyarakat sekitar, seperti pengobatan massal, pembangunan sarana dan prasarana umum.

Sumber: Antara

Kasum TNI Tinjau Latihan Militer Bersama Indonesia-China

JAKARTA-(IDB) : Kepala Staf Umum TNI Letjen TNI Suryo Prabowo meninjau langsung pelaksanaan latihan bersama TNI dengan Angkatan Bersenjata China atau People`s Liberation Army (PLA) di Bandung, Jawa Barat, Jumat.

Ia mengatakan, latihan bersama yang baru kali pertama diadakan tidak saja bertujuan meningkatkan keterampilan, kemampuan dan profesionalisme prajurit, namun juga untuk menjalin saling pengertian dan kesepahaman militer kedua negara.

"Latihan ini tidak semata untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan, akan tetapi bagaimana latihan antara Kopassus TNI AD dan People`s Liberation Army (PLA) China menghasilkan pemahaman, kesetaraan dan manfaat bersama bagi kedua pihak," kata Suryo.

Latihan bersama tersebut bersandikan "Sharp Knife" dimulai pada 5 hingga 18 Juni 2011 di Pusdikpassus Batujajar.

Kegiatan itu merupakan wahana untuk mempererat hubungan kedua negara khususnya di bidang militer antara Kopassus dengan PLA China.

Secara umum, latihan tersebut bertujuan meningkatkan kemampuan serta keterampilan anggota Kopassus dan PLA China dalam bidang taktik dan teknik operasi khusus secara perorangan maupun kelompok.

Tidak itu saja, latihan itu juga bertujuan meningkatkan hubungan kerja sama antara Kopassus dan PLA China.

Sedangkan sasaran latihan diantaranya adalah mampu melaksanakan teknik dan taktik pembebasan sandera, serbuan rumah ban, praktek penerjunan dan bersosialisasi dengan China melalui olahraga dan pertukaran budaya.

Materi latihan bersama antara lain meliputi menembak tepat, reaksi, serbuan ruangan, pembebasan sandera di gedung, terjun statik, olahraga dan pertukaran budaya.

Didampingi Danpusdikpassus Kolonel Inf Santos Gunawan Matondang dan Kepala Tim Koordinasi Latihan PLA China Kolonel Senior Xu Huan Lin, Kasum TNI mengunjungi daerah latihan didahului menerima paparan dari Komandan Latihan Letkol Inf Enoh Solehudin.

Dalam kesempatan tersebut, Kasum TNI beserta rombongan juga mengecek peralatan latihan yang digunakan.

Sumber: Antara

Pengadaan Alutsista TNI Sesuai Skala Prioritas

SURABAYA-(IDB) : Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida S Alisjahbana menegaskan, pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) di lingkungan TNI harus mengedepankan skala prioritas dan memenuhi kebutuhan pokok minimum.

"Pemerintah memiliki komitmen dalam percepatan pemenuhan MEF (Minimum Essential Forces) tahap pertama dalam jangka waktu lima tahun," katanya kepada wartawan di sela-sela kunjungan kerja ke Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) di Surabaya, Jumat.

Dalam kunjungan itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas didampingi Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, KSAL Laksamana TNI Soeparno, dan sejumlah pejabat Kementerian Pertahanan, Bappenas, serta Mabes TNI.

Armida mengakui masih banyak alutsista yang dibutuhkan untuk mendukung tugas TNI. Namun, anggaran yang diperlukan juga tidak sedikit sehingga harus ada pertanggungjawaban dan berfungsi efektif.




"Prioritas MEF (Kekuatan Pokok Minimum) alutsista tergantung 'user' (TNI) yang dikoordinasikan dengan Kementerian Pertahanan. Semua harus terintegrasi, termasuk revitalisasi industri pertahanannya," tambahnya.

Ia menambahkan, kunjungannya ke Koarmatim dan dilanjutkan ke PT PAL bertujuan untuk mengetahui kemajuan dari pencapaian MEF, terkait pengembangan industri pertahanan dalam negeri.

Menurut Armida, sebagai negara kepulauan, pemerintah sedang berusaha mengimplementasikan program ekonomi jangka panjang, yang salah satu program utama di dalamnya adalah pengadaan alutsista TNI dan juga industri perkapalan.

"Keduanya harus dikembangkan bersama-sama dengan memperhatikan sejauh mana dampak positif terhadap perekonomian," tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Bappenas dan rombongan melihat beberapa alutsista milik TNI AL yang dipamerkan di Koarmatim, seperti tank amfibi buatan Rusia, kapal perang KRI Clurit dan KRI Banjarmasin, serta sejumlah peralatan senjata dan amunisi.

KRI Clurit yang merupakan kapal perang jenis kapal cepat rudal dan baru bergabung di jajaran TNI AL pada akhir April 2011, adalah produksi industri perkapalan dalam negeri PT Palindo Marine, Batam.

Begitu juga KRI Banjarmasin dari kapal perang jenis "Landing Platform Dock" (LPD) merupakan hasil karya PT PAL dan bergabung di jajaran TNI AL sejak akhir 2010. Sedangkan peralatan senjata dan amunisi produksi PT Pindad.

Sumber: Antara