Pages

Minggu, April 24, 2011

Dua Pilar Dunia Islam Akan Segera Bersatu

TEHRAN-(IDB) : Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Ali Akbar Salehi meminta pihak berwenang Mesir untuk mengambil langkah berani guna meningkatkan volume hubungan Tehran-Kairo.
 
Selama konferensi tentang transformasi regional di Tehran pada hari Sabtu (23/4), Salehi menyatakan kesiapan Iran untuk meningkatkan level hubungan antara kedua negara.

"Kami telah mengumumkan kesiapan kami. Dan kami berharap pihak berwenang Mesir, dalam pandangan pertukaran verbal dan korespondensi, mengambil langkah berani secepat mungkin untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara," ujar Salehi seperti dilaporkan IRNA.

Menyinggung tekanan yang dihadapi pemerintah Mesir dalam menjalin hubungan dengan Iran, Salehi mengatakan, pemerintah Kairo tahu bagaimana mengatasi tekanan seperti itu.

"Iran dan Mesir adalah dua pilar dunia Muslim dan saling melengkapi satu sama lain. Interaksi mereka akan membantu perdamaian, stabilitas, dan keamanan di kawasan," tambahnya.

Iran memutuskan hubungan dengan Mesir setelah Kairo menandatangani perjanjian Camp David 1978 dengan rezim Zionis Israel dan memberikan suaka politik kepada Syah despotik, Mohammad Reza Pahlevi.

Pada tanggal 29 Maret, dalam konferensi pers pertamanya sebagai menteri luar negeri Mesir, setelah penggulingan mantan Presiden Hosni Mubarak, Nabil El Arabi mengatakan, Kairo siap untuk membuka lembaran baru dengan Tehran.

Pada tanggal 1 April 2011, Salehi menanggapi pernyataan itu dan mengatakan, meskipun mengalami pasang surut, hubungan bersejarah antara Iran dan Mesir telah berkelanjutan.

Sejak itu, para pejabat Iran dan Mesir telah menekankan pentingnya memperbaiki hubungan Tehran-Kairo. 


Sumber: Irib

Ancaman Militer Terhadap Iran Telah Berlalu

Panglima Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran), Brigjen Muhammad Ali Jafari
TEHRAN-(IDB) : Panglima Pasukan Garda Revolusi Islam Iran (Pasdaran), Brigjen Muhammad Ali Jafari menyatakan, "Puncak ancaman militer dalam beberapa tahun terakhir telah berlalu. Ancaman penting yang dihadapi Revolusi Islam saat ini adalah ancaman ekonomi dan dengan diumumkannya tahun ini sebagai tahun Jihad Ekonomi, kita akan dapat mengalahkan ancaman tersebut dengan semangat jihad." 
 
Brigjen Jafari dalam wawancaranya dengan kantor berita Fars hari ini (23/4) membahas masalah ancaman ekonomi yang dihadapi Revolusi Islam seraya mengatakan, "Iran dari sisi sumber-sumber alam dan sumber daya manusia, adalah sebuah negara kuat dan kaya. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi negara harus lebih tinggi dari saat ini".

Ditambahkannya, "Republik Islam Iran telah melalui tahap ancaman keamanan dan militer. Puncak ancaman militer terhadap Iran terjadi dalam beberapa tahun lalu dan saat ini tidak ada lagi negara yang dapat dengan mudah menyerang Iran."

Lebih lanjut dijelaskannya bahwa Amerika Serikat beranggapan dengan menduduki Irak dan Afghanistan, mereka dapat menekan Iran. Namun mereka sadar bahwa yang terjadi tidak demikian.

Dikatakannya, "Ancaman politik selalu ada namun ancaman serangan militer telah berlalu dan kini tantangan terpenting Iran adalah di ibidang ekonomi. Embargo yang diterapkan terhadap Iran juga dalam rangka melancarkan tekanan di sektor ekonomi."

Sumber: Irib

Iran Produksi Hovercrat Pertama yang Dilengkapi Rudal

TEHRAN-(IDB) : Komandan senior Angkatan Laut Republik Islam Iran, Laksamana Muda Sayid Mahmoud Mousavi, mengkonfirmasikan untuk pertama kalinya Iran memproduksi hovercraft yang dilengkapi dengan rudal jarak jauh.
Dalam wawancaranya dengan IRNA (23/4), Mousavi mengatakan, "Iran merupakan satu-satunya negara di dunia yang memproduksi hovercrafts yang dilengkapi dengan rudal dari permukaan-ke-permukaan". 

Mousavi menjelaskan pentingnya keberhasilan pemasangan sistem rudal tersebut pada kendaraan militer amfibi itu seraya mengatakan, "Adapun menyangkut kualitasnya, kendaraan amfibi itu mampu bergerak dengan cepat dan fleksibel serta dapat beroperasi di wilayah pesisir dan laut."

Komandan senior angkatan laut Iran juga menyinggung riset komprehensif yang tengah dilakukan dalam rangka memproduksi massal hovercraft.

Menurutnya, hovercraft itu kian meningkatkan kekuatan pertahanan Angkatan Laut Republik Islam Iran dan meningkatkan secara drastis kemampuan pertahanan Iran menyusul kecepatan tinggi hovercraft tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah meraih prestasi besar di sektor pertahanan dan telah mandiri dalam memproduksi perlengkapan dan sistem militer penting.

Januari lalu, Iran berhasil mengujicoba rudal jarak menengah Hawk, dan Departemen Pertahanan Iran telah menyerahkan udal tersebut kepada pihak angkatan laut.

Sistem pada rudal itu dirancang dan diproduksi oleh pakar Iran. Rudal itu mampu mendeteksi dan menghancurkan target yang berbeda di laut.

Angkatan Laut Iran berhasil mengujicoba berbagai rudal berdaya hancur dahsyat yang dilengkapi dengan teknologi laser, yang mampu menghasilkan presisi tinggi dan dapat menjangkau radiu 45 km hingga 300 km.

Sumber: Irib

AS Dipaksa Tinggalkan Pangkalan Pakistan

IRIB-(IDB) : Pihak berwenang Pakistan dilaporkan telah menghentikan semua operasi Amerika Serikat di pangkalan udara Shamsi di Provinsi bergolak barat daya Baluchistan.
 
Langkah itu dilakukan hanya beberapa jam setelah dua pesawat AS menembakkan rudal ke wilayah adat, Waziristan Utara, menewaskan 25 orang termasuk perempuan dan anak-anak.

Dinas Intelijen Pusat AS (CIA) menggunakan pangkalan udara bagi terminal pesawat tanpa awak jenis predator. Pesawat-pesawat itu dioperasikan untuk menyerang sasaran di wilayah adat Pakistan hingga menewaskan beberapa ratus penduduk sipil.

Pangkalan tersebut juga sering digunakan pada tahun 2001 ketika AS memulai invasi ke Afghanistan.

Hubungan antara Islamabad dan Washington berulang kali memanas di tengah pelanggaran kedaulatan Pakistan oleh pasukan AS. Hubungan AS-Pakistan juga menegang terkait kasus Raymond Davis, kontraktor CIA yang menembak mati dua warga Pakistan di timur kota Lahore awal tahun ini.

Pangkalan udara Shamsi terletak sekitar 50 kilometer dari perbatasan Pakistan-Afghanistan. Lokasi strategis ini memungkinkan pasukan AS untuk melancarkan serangan udara dalam beberapa menit.

Sebuah investigasi yang dilakukan majalah Times pada tahun 2010 mengungkapkan bahwa CIA secara diam-diam menggunakan pangkalan Shamsi untuk memulai serangan terhadap sasaran-sasaran di sekitar Pakistan, yang berbatasan dengan Afghanistan.

Militer Pakistan dilaporkan telah mengizinkan AS untuk menggunakan pangkalan Shamsi, Jacobabad, dan dua pangkalan lainnya - Pasni dan Dalbadin - pada tahun 2001 ketika invasi ke Afghanistan.

Islamabad telah berulang kali meminta AS untuk menghentikan serangan udara di wilayah adat Pakistan, yang berbatasan dengan Afghanistan. Kemarahan publik meningkat atas serangan ilegal itu dan tidak ada tanda-tanda bahwa AS akan menghentikan aksinya di tengah protes rakyat Pakistan.

Pakistan baru-baru ini menuntut Amerika Serikat untuk mengurangi jumlah agen CIA dan menghentikan serangan udara di wilayahnya. Sementara itu, laporan mengatakan Presiden Barack Obama telah menolak seruan Islamabad untuk transparansi lebih lanjut mengenai operasi CIA di negara itu.

Sumber: Irib

Iran Paksa DK-PBB Hentikan Kejahatan Israel

TEHRAN-(IDB) : Republik Islam Iran menuntut tindakan segera Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK-PBB) sesuai yang diamanatkan oleh laporan Hakim Richard Goldstone terkait kejahatan perang rezim Zionis Israel di Gaza. Ishaq Aal-e Habib, Deputi Duta Besar Iran untuk PBB Kamis (21/4) dalam pertemuan musiman DK-PBB di New York mengutuk upaya sejumlah negara yang mengentengkan laporan Goldstone terkait agresi Israel ke Gaza. Aal-e Habib juga meminta kepada Sekjen PBB agar mempublikasikan laporan komprehensif mengenai kemajuan dalam melaksanakan rekomendasi tim pencari fakta PBB.
 
Benar, laporan Goldstone disampaikan sangat terlambat, tapi tetap saja laporan itu menceritakan sebagian dari kejahatan perang para pemimpin Zionis Israel di Gaza. Lebih dari 1400 warga sipil tewas dalam aksi kejahatan anti kemanusiaan yang dilakukan militer Zionis Israel pada Januari 2009 di Jalur Gaza selama 22 hari. Lebih dari separuh korban agresi brutal itu adalah wanita dan anak-anak. Sekalipun ada upaya untuk menyepelekan laporan Hakim Goldstone terkait kejahatan Israel di Gaza, namun laporan-laporan lembaga independen internasional tentang kondisi menyedihkan Gaza tidak memberi ampun bagi kebiadaban Israel.

Swasana saat Gaza di bombardir Israel
Rezim Zionis Israel pada dasarnya dibentuk lewat aksi teror dan kejahatan. Tapi tingkat kejahatan yang dilakukan terhadap Gaza telah melampaui segala kejahatan umat manusia selama ini. Kebiadan yang dilakukan mengeduk-ngeduk perasaan umat manusia. Itulah mengapa tidak terlalu berlebihan bila masyarakat internasional meminta PBB agar segera mengambil tindakan cepat setelah menerima laporan tim pencari fakta PBB.

Richard Goldstone dalam sebuah artikelnya yang dimuat surat kabar Washington Post menyatakan penyesalannya mengapa ia mempublikasikan kejahatan rezim Zionis Israel di Jalur Gaza. Goldstone bahkan menyebut apa yang dilakukan Israel itu harus diterima sebagai kejadian biasa. Apa yang dinyatakan Goldstone itu menjadi bukti ia mengizinkan rezim Zionis Israel melakukan kejahatan baru lagi di Gaza.

Dunia seakan-akan lupa bahwa masalah rezim Zionis Israel tidak terbatas pada Palestina. Karena rezim ini telah menjadi ancaman dunia berkat meluasnya terorisme, pemikiran rasialis dan senjata nuklir yang dimilikinya. Ironinya, sekalipun ada banyak kekhawatiran terkait bahaya Zionis Israel dan tuntutan masyarakat internasional terhadap PBB, Amerika justru memanfaatkan hak tidak adil bernama veto untuk mencegah dikeluarkannya resolusi anti Israel. Tidak cukup itu saja, Amerika juga akan memveto pelaksanaan segala bentuk resolusi terhadap Israel.

Namun yang lebih penting dari semua itu, upaya menyepelekan laporan Goldstone pada dasarnya menjadi lampu hijau bagi rezim Zionis Israel untuk melakukan lagi aksi kejahatan dan kebiadannya. Di sisi lain, upaya ini juga bermaksud menyalahkan upaya pembelaan diri yang dilakukan oleh bangsa Palestina. Apa yang dilakukan oleh Republik Islam Iran di PBB tidak lain untuk mengakhiri pembelaan terhadap Zionis Israel atas segala kejahatan perang yang dilakukannya di Gaza.

Sumber: Irib

Pangkalan AS dan Israel dalam Jangkauan Rudal Iran

Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), Brigadir Jenderal Mohammad Ali Jafari
TEHRAN-(IDB) : Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC), Brigadir Jenderal Mohammad Ali Jafari mengatakan, pangkalan militer Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel di Timur Tengah, semua berada dalam jangkauan rudal Iran.
 
"Meskipun kami mampu meningkatkan jangkauan rudal kami, tapi kami tidak berpikir itu diperlukan, karena saat ini musuh ekstra-regional, Zionis Israel, berada dalam jangkauan rudal kami," tegas Brigjend. Ali Jafari seperti dikutip Fars News Agency pada hari Jumat (22/4).

"Sedangkan untuk pasukan Amerika, mereka akan lebih dekat kepada kita daripada Israel, sehingga mereka juga berada dalam jangkauan daya tembak kami," tambahnya.

Selama ini, Israel dalam berbagai kesempatan mengancam akan menyerang Iran dan sasaran utama adalah fasilitas nuklir damai negara ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah menorehkan prestasi besar di bidang pertahanan dan mencapai swasembada peralatan penting militer. Sejak kemenangan Revolusi Islam Iran pada tahun 1979, negara ini telah memulai kampanye untuk kemandirian dalam industri pertahanan dan meluncurkan proyek-proyek militer.

Rudal terbaru Iran Sayyad-2 (Hunter II)
Pada tanggal 16 April lalu, Iran berhasil menguji coba sistem pertahanan rudal baru yang diberi nama Sayyad-2 (Hunter II) dan dalam waktu dekat akan dilibatkan dalam operasi militer. Rudal ini memiliki kemampuan bersaing dalam perang elektronik dan juga dapat diandalkan dalam menghadapi sistem radar musuh.

Sayyad-2 adalah versi penyempurnaan dari sistem pertahanan rudal Sayyad-1. Sistem ini terdiri dari rudal dua tahap yang dapat menarget semua jenis pesawat tempur, termasuk pesawat pembom, di jarak menengah dan tinggi. Sistem tersebut juga dilengkapi dengan hulu ledak 200 kilogram dan dapat bergerak menuju sasaran dengan kecepatan 1.200 meter per detik.

Iran menegaskan bahwa kekuatan militernya bukan ancaman bagi negara lain dan doktrin pertahanan negara didasarkan pada pertahanan.


Sumber: Irib