JAKARTA-(IDB): Pemerintah Indonesia bersama Pemerintah Arab Saudi menyetujui mengembangkan peluang kerjasama bidang pertahanan. Persamaan keinginan kedua Negara ini muncul pada saat Wamenhan RI, Sjafrie Sjamsoeddin berkunjung ke Saudi Arabia dan melakukan pertemuan dengan Prince Khalid bin Sultan pada tanggal 9 April lalu, .
Pada kesempatan pertemuan itu, kedua pejabat membahas upaya peningkatan hubungan kerja sama bilateral Indonesia-Saudi di bidang kegiatan pertahanan yang mencakup Pendidikan dan Pelatihan (Latma), tukar menukar personil dan kerja sama pengembangan industri pertahanan.
Sebagai langkah lanjutan dari upaya kerjasama ini dalam waktu dekat akan dilakukan inventarisasi ruang lingkup kerja sama pertahanan dengan membentuk suatu Working Group/ Military Joint Committee (WG/MJC) di bidang pertahanan yang dipayungi oleh suatu perangkat perjanjian bilateral (MoU) di bidang pertahanan.
Pertemuan pertama WG/MJC itu sendiri direncanakan akan diadakan di Riyadh, Saudi Arabia atau di Jakarta, Indonesia pada bulan Juni 2011. Selain itu, usai pertemuan forum WG/MJC nantinya juga akan diikuti dengan penandatanganan suatu MoU pada bulan Desember 2011.
Terkait dengan perkembangan situasi di kawasan Timur Tengah, Wamenhan RI menyampaikan penghargaan pemerintah Indonesia atas kemampuan Arab Saudi mengatasi stabilitas politik dan keamanannya, sementara di negara-negara sekitar Arab Saudi mengalami instabilitas politik. Menanggapi hal ini, Prince Khalid meyakinkan bahwa Arab Saudi merupakan milik masyarakat internasional dimana terdapat 2 masjid suci yang merupakan tanggung jawab seluruh umat muslim di dunia. Arab Saudi pun mempunyai peran sebagai stabilisator global di bidang energi (minyak). Oleh karena itu stabilitas di Kerajaan Arab Saudi sangat diperlukan dan dipahami oleh semua pihak.
Dalam kesempatan pertemuan itu juga Sjafrie Sjamsoeddin memperkenalkan sejumlah produk militer buatan Indonesia kepada Prince Khalid bin Sultan dengan memberikan sebuah senjata jenis rifle SS2 V1 produksi terbaru PT. Pindad dan sebuah miniatur model pesawat angkut medium jenis CN 235 produksi PT Dirgantara Indonesia sebagai cendera mata.
Selama berada di Riyadh, Wamenhan juga berkesempatan untuk berkunjung ke Shaqr Al-Jazeera MuseumAdvance Electronic Company yang merupakan perusahaan elektronik mutakhir milik Kemenhan Arab Saudi. atau dikenal dengan Museum Militer King Abdul Aziz yang merupakan museum sejarah aviasi Arab Saudi, serta
Selain itu Wamenhan RI dan rombongan juga berkesempatan melakukan kegiatan ramah tamah dengan masyarakat Indonesia di Riyadh di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Dihadapan lebih kurang 230 orang masyarakat Indonesia serta seluruh jajaran staf KBRI, Wamenhan RI menjelaskan mengenai paradigma Kemenhan RI di bidang pertahanan dimana sebelumnya lebih banyak difokuskan kepada penyelesaian konflik-konflik internal dan hal-hal yang sifatnya mengancam keutuhan NKRI. Sejak Kabinet Indonesia Bersatu I, orientasi Kemenhan telah go international untuk menjaga perdamaian dunia.
Disampaikan pula bahwa saat ini tengah dilakukan pembahasan RUU Keamanan Nasional dan RUU Intelijen, serta RUU Industri Pertahanan dengan DPR RI. Diharapkan pada akhir tahun dapat diselesaikan. Wamenhan juga menjelaskan kebijakan Kemenhan sekarang ini adalah Membangun pertahanan untuk ikut mendorong pembangunan ekonomi nasional, dan masyarakat adalah bagian dari kedaulatan dan keutuhan NKRI sistem pertahanan . Disebutkan pula 4 pilar yang menjadi landasan prinsip persatuan dan kesatuan bangsa, antara lain memegang teguh Pancasila, memegang teguh bhineka tunggal ika, berpedoman kepada konstitusi UUD45, dan menjaga NKRI.
Dalam lawatannya ke Arab Saudi, pada tanggal 8 s/d 12 April 2011, Wakil Menteri Pertahanan RI, Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin didampingi oleh Duta Besar RI untuk Kerajaan Arab Saudi, Drs. Gatot Abdullah Mansyur, Pangkostrad, Letjen TNI Pramono Edhi Wibowo dan Dirjen Strategi Pertahanan, Mayjen TNI Puguh Santoso serta Atase Pertahanan KBRI Riyadh, Kolonel Kav. Achmad Riad telah melakukan serangkaian pertemuan dengan Wakil Pertahanan Arab Saudi, Prince Khalid bin Sultan dan Direktur Jenderal Topografi, Mayjen Abdul Aziz Rubaida.